Krisna Margaretta Malau : Pemanfaatan Ampas Tebu Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan Papan Partikel, 2010.
Ditetapkan dengan cara yang sama pada semua standar, yaitu metode oven metode pengurangan berat. Walaupun persyaratan kadar air tidak selalu
sama pada setiap standar, perbedaannya tidak besar kurang dari 5. 3.
Daya serap air Merupakan sifat fisika papan yang menyatakan kemampuan papan untuk
menyerap air selama 2 jam dan 24 jam Hakim, 2002. 4.
Pengembangan tebal papan partikel Pengembangan tebal dihitung atas tebal sebelum dan sesudah perendaman
dalam air dingin selama 24 jam pada contoh uji berukuran 5 x 5 x 1 cm
3
.
b. Sifat Mekanis
1. Keteguhan kuat lentur umumnya diuji pada keadaan kering meliputi
modulus patah dan modulus elastisitas. 2.
Keteguhan rekat internal kuat tarik tegak lurus permukaan umumnya diuji pada keadaan kering, seperti pada Standar Indonesia tahun 1996.
3. Keteguhan kuat pegang skrup diuji pada arah tegak lurus permukaan dan
sejajar permukaan serta dilakukan pada keadaan kering saja. Kegunaan Papan Partikel
Penggunan papan partikel komposit dibedakan menjadi dua bagian, yaitu a.
Structural Composite Dipergunakan untuk dinding, atap, bagian lantai, tangga, komponen
kerangka, mebel, dan lain-lain. Bahan yang digunakan untuk memikul
Krisna Margaretta Malau : Pemanfaatan Ampas Tebu Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan Papan Partikel, 2010.
beban di dalam penggunaanya, penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior sedangkan pemakaian perekat
interior akan menghasilkan papan partikel interior. b.
Non Structural Composite Komposit ini tidak digunakan untuk memikul beban, penggunaan akhir
produknya untuk pintu, jendela, mebel, bahan pengemas, pembatas ubin, bagian interior mobil dan lain-lain.
Mutu Papan Partikel
Adapun faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah sebagai berikut Sutigno, 1994:
1. Berat jenis partikel, perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan
partikel dengan berat jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik. Pada keadaan tersebut proses pengempaan
berjalan optimal sehingga kontak antar partikel baik. 2.
Zat ekstraktif partikel, kayu yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik dibandingkan dengan papan partikel dari kayu
yang tidak berminyak. Zat ekstraktif semacam itu akan mengganggu proses perekatan.
3. Jenis partikel, keragaman jenis bahan baku dapat terjadi diantara jenis atau
di dalam jenis, yakni disebabkan oleh tingkat kerapatan, tingkat keasaman kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif.
4. Campuran jenis partikel, keteguhan lentur papan partikel dari campuran
jenis partikel ada diantara keteguhan lentur papan partikel dari jenis
Krisna Margaretta Malau : Pemanfaatan Ampas Tebu Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan Papan Partikel, 2010.
tunggalnya, karena itu papan partikel struktural lebih baik dibuat dari satu jenis kayu daripada dari campuran jenis kayu.
5. Ukuran partikel, papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik
daripada yang dibuat dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu, papan partikel struktural dibuat dari partikel yang
relatif panjang dan relatif lebar. 6.
Kulit, makin banyak kulit kayu dalam partikel kayu sifat papan partikelnya makin kurang baik karena kulit akan mengganggu proses perekatan antar
partikel. Banyaknya kulit kayu maksimum sekitar 10. 7.
Perekat, macam partikel yang dipakai mempengaruhi sifat papan partikel. Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior
sedangkan pemakaian perekat interior akan menghasilkan papan partikel interior. Penambahan perekat akan berperan juga untuk menghasilkan
papan pada tingkat kerapatan tertentu yang ditetapkan oleh standard. 8.
Pengolahan, proses produksi papan partikel berlangsung secara otomatis. Walaupun demikian masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat
mengurangi mutu papan partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan campuran partikel dengan perekat yang optimum adalah 10-14 , bila
terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat internal papan partikel akan menurun.
Proses Pembuatan Papan Partikel a. Proses pencampuran
Krisna Margaretta Malau : Pemanfaatan Ampas Tebu Sebagai Bahan Baku Dalam Pembuatan Papan Partikel, 2010.
Bahan baku ampas tebu yang telah dikeringkan dalam oven dimasukkan ke dalam blender drum. Perekat dan parafin dicampur di dalam blender drum yang
berisi ampas tebu dengan menggunakan mixer. Campuran selanjutnya dimasukkan ke dalam alat pencetak lembaran yang berukuran 25cm x 25 cm x 1
cm dan ditekan supaya adonan menjadi padat selanjutnya dilapisi dengan aluminium foil.
b. Pengempaan