PEMBATASAN MASALAH PERUMUSAN MASALAH HIPOTESA TUJUAN PENELITIAN. MANFAAT PENELITIAN Selulosa

dihasilkan merupakan katalis yang lebih efektif dan kurang terinhibisi oleh material yang telah terhidrolisis Ariffin et al, 2006. Pada penelitian ini bakteri yang digunakan adalah Bacillus sp. BPPT CC RK2 yang merupakan koleksi BPPT. Enzim selulase yang dihasilkan oleh Bacillus sp. BPPT CC RK2 mencapai kondisi optimum pada pH 7,0 dan temperatur 37° C dengan menggunakan media produksi dedak padi 40 dan air kelapa 20 Bakti, 2011; Marssada, 2011. Menurut Thakur dan Nakagoshi 2011, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dan laju hidrolisis enzim yaitu konsentrasi substrat, aktivitas selulase, dan kondisi reaksi seperti pH dan temperatur. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan terhadap kemampuan enzim selulase yang dihasilkan dari fermentasi Bacillus sp. BPPT CC RK2 dalam mengkonversi selulosa dari limbah pengolahan kertas menjadi glukosa. Selanjutnya juga akan diamati pengaruh jumlah enzim dan substrat terhadap konsentrasi glukosa yang dihasilkan.

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Penelitian ini dibatasi pada analisa produksi glukosa dari limbah pengolahan kertas secara enzimatis menggunakan enzim selulase yang dihasilkan Bacillus sp. BPPT CC RK2 dengan variasi konsentrasi enzim dan substrat.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah limbah pengolahan kertas dapat dikonversi menjadi glukosa melalui proses sakarifikasi dengan menggunakan enzim selulase yang dihasilkan bakteri Bacillus sp. BPPT CC ? 2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi enzim selulase dan substrat terhadap proses sakarifikasi?

1.4 HIPOTESA

Limbah pengolahan kertas merupakan limbah akhir pabrik kertas yang mengandung selulosa. Enzim selulase dari Bacillus sp BPPT CC RK2 dapat menghidrolisis selulosa dan menghasilkan glukosa. Konsentrasi glukosa yang dihasilkan akan mencapai optimum pada jumlah enzim dan substrat tertentu.

1.5 TUJUAN PENELITIAN.

1. Mengetahui potensi limbah pengolahan kertas untuk menghasilkan molekul glukosa melalui proses sakarifikasi dengan menggunakan enzim selulase dari Bacillus sp. BPPT CC RK2 2. Mengetahui pengaruh konsentrasi enzim selulase dan substrat terhadap proses sakarifikasi.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

1. Memanfaatkan limbah pengolahan kertas untuk dapat menghasilkan molekul glukosa. 2. Menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan limbah pengolahan kertas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Selulosa

Selulosa merupakan molekul sederhana dengan unit selubiosa yang berulang yang tersusun atas unit-unit glukosa-1,4 anhidrat yang dihubungkan oleh ikatan β 1,4-glikosidik. Ikatan rantai saling berinteraksi melalui ikatan hidrogen intramolekul dan intermolekul; dan ikatan van der walls OSullivan, 1997 dikutip dari Saxena dan Brown, 2007. Gambar 1. Struktur Selulosa P. Singh nee’ Nigam et al, 2009 Selulosa merupakan polimorfisme, dan perbedaan bentuk biasanya terdefinisi oleh bentuk kristal dan amorf. Bentuk kristal merupakan bentuk selulosa terbanyak, sedangkan bentuk amorf memiliki persentase yang sedikit Kondo, 2004 dikutip dari Saxena dan Brown, 2007. Selulosa berasal dari biopolimer yang disintesis oleh tumbuhan, alga, beberapa jenis bakteri termasuk golongan sianobakteri, dan jamur Brown, 1996. Selulosa merupakan bagian dari lignoselulosa. Lignoselulosa terdiri dari tiga komponen utama yaitu: Selulosa, Hemiselulosa dan Lignin. Ketiganya membentuk suatu ikatan kimia kompleks yang menjadi bahan dasar dinding sel tumbuhan. Selulosa berjumlah sekitar 30-60 dari total keseluruhan lignoselulosa. Hemiselulosa merupakan istilah umum bagi polisakarida yang larut dalam alkali. Hemiselulosa berjumlah sekitar 20-40 dari total keseluruhan lignoselulosa. Hemiselulosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel tanaman Fengel dan Wegener, 1984 dalam Hermiati et al, 2010. Lima gula netral, yaitu glukosa, mannosa, dan galaktosa heksosan serta xilosa dan arabinosa pentosan merupakan konstituen utama hemiselulosa Fengel dan Wegener, 1984 dalam Hermiati et al, 2010. Berbeda dari selulosa yang merupakan homopolisakarida dengan monomer glukosa dan derajat polimerisasi yang tinggi 10.000 – 14.000 unit, rantai utama hemiselulosa dapat terdiri atas hanya satu jenis monomer homopolimer, seperti xilan, atau terdiri atas dua jenis atau lebih monomer heteropolimer, seperti glukomannan. Rantai molekul hemiselulosa pun lebih pendek daripada selulosa. Lignin mempunyai struktur molekul yang sangat berbeda dengan polisakarida karena terdiri atas sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenil propana. Lignin berjumlah sekitar 15-25 dari total keseluruhan lignoselulosa Fengel dan Wegener, 1984 dalam Hermiati et al, 2010. Peran ketiga komponen kimia ini dalam dinding sel dapat dianalogkan seperti bahan konstruksi yang terbuat dari reinforced concrete, di mana selulosa, hemiselulosa,dan lignin berperan sebagai rangka besi, semen, dan bahan penguat yang memperbaiki ikatan di antara mereka. Tabel 1. Kandungan selulosa, hemiselulosa, lignin dalam berbagai lignoselulosa Kumar et al, 2009 Material Lignoselulosa Selulosa Hemiselulosa Lignin Batang Kayu keras 40 – 55 24 – 40 18 – 25 Batang Kayu lunak 45 – 50 25 – 35 25 – 35 Kulit Kacang 25 – 30 25 – 30 30 – 40 Tongkol Jagung 45 35 15 Rumput 25 – 40 35 – 50 10 – 30 Kertas 85 – 99 – 15 Jerami Gandum 30 50 15 Sampah sortiran 60 20 20 Daun 15 – 20 80 – 85 Kapas 80 – 95 5 – 20 Koran 40 – 55 25 – 40 18 – 30 Limbah Kertas Residu Pabrik 60 – 70 10 – 20 5 – 10 Limbah air padatan 8 – 15 Tdk diketahui Tdk diketahui Pupuk Hasil Ternak 1,6 – 4,7 1,4 – 3,3 2,7 -5,7 Kotoran Babi 6,0 28 Tdk diketahui Kandungan utama limbah kertas adalah selulosa yang merupakan homopolisakarida terdiri dari β –D- glukosa. Limbah kertas dapat digunakan untuk produksi glukosa setelah hidrolisis selulosa dengan enzim selulase Vynios et al, 2009. Adapun karakteristik limbah pengolahan kertas yang dipakai dalam penelitian ini adalah limbah akhir sisa pembuangan pabrik kertas yang didapatkan dari sebuah pabrik pembuatan kertas di wilayah Tangerang.

2.2 Enzim Selulase