3. Koefisien Ekspansi
Koefisien ekspansi adalah koefisien pemuaian linier. Koefisien ekspansi baja dapat diambil sebesar 12 x 10
-6
perºC. 4.
Tegangan leleh
l
Tegangan leleh ditentukan berdasarkan mutu baja. 5.
Sifat-sifat lain yang penting Sifat-sifat ini termasuk massa jenis baja, yang sama dengan 490 pcf atau 7,850 tm
3
; atau dalam berat satuan, nilai untuk baja sama dengan 490 pcf atau 76,975 kNm
3
. Berat jenis baja umumnya adalah sebesar 7,85.
B. Rencana Kap Portal dan Kemiringan Atap
Sebelum membuat sebuah konstruksi Kap Portal kita harus terlebih dahulu merencanakannya. Untuk itu kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari
kap portal tersebut yaitu: 1.
Rangka kuda-kuda Rangka kuda-kuda ialah konstruksi rangka batang rata yang merupakan pemikul
utama konstruksi atap. 2.
Gading-gading kap Gading-gading kap ialah konstruksi rangka batang ruang yang dibentuk oleh rangka
kuda-kuda, ikatan-ikatan angin dan gording untuk memikul atap. 3.
Konstruksi atap Konstruksi atap ialah konstruksi gading-gading kap termasuk penutup atap misalnya
genteng, seng dan lain-lain. Adapun langkah-langkah merencanakan kap portal adalah:
1. Rencana bentuk rangka kuda-kuda dan kemiringan atap
Beni Berutu : Efisiensi dan Optimalisasi Pemakaian Baja Sebagai Bahan Konstruksi, 2007. USU Repository © 2009
Dasar-dasar pertimbangannya : a
Jenis atap yang akan digunakan; b
Fungsi bangunan; c
Keadaan lokasi bangunan. 2.
Rencana jarak portal rangka kuda-kuda Merencanakan :
a Dimensi gording;
b Penyambung gording;
c Rencana ikatan angin.
3. Rencana diagonal rangka kuda-kuda
C. Gording
Gording merupakan gelagar yang sejajar dengan sumbu konstruksi kap, yang berfungsi untuk mendukung bidang atap. Untuk merencanakan gording diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menentukan jarak gording; 2.
Menentukan jarak portal; 3.
Mengetahui jumlah lapangan;
ng jarakgordi
cos angan
panjanglap Jlhlap
× α
=
4. Menghitung berat beban-beban yaitu berat sendiri, berat pekerja, beban angin dan
berat lainya; 5.
Kontrol lendutan.
Beni Berutu : Efisiensi dan Optimalisasi Pemakaian Baja Sebagai Bahan Konstruksi, 2007. USU Repository © 2009
D. Beban-Beban pada Portal Kap
Dalam menentukan bentuk dan ukuran-ukuran bagian-bagian suatu konstruksi baja, kita harus menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku di Indonesia dan ketentuan-
ketentuan yang memberi perintah, antara lain mengenai pengerjaan bahan, beban-beban yang diambil dan tegangan-tegangan yang diijinkan.
Beban suatu konstruksi bangunan dapat dibedakan dalam: 1.
Beban Matitetap Beban matitetap adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan atau unsur
bangunan termasuk segala unsur tambahan yang merupakan satu kesatuan dengannya. Dalam perencanaan kuda-kuda type “castellated beam” ini, beban mati
yang diperhitungkan antara lain: -
berat kuda-kuda sendiri -
berat gording -
berat trackstang sagrod -
berat bracing ikatan angin -
berat atap, dan -
berat penyambung seperti plat sambungan, baut, mur dan lain-lain 2.
Beban hidupbergunabergeraktidak tetap Beban hidupbergunabergeraktidak tetap adalah semua muatan tidak tetap, kecuali
muatan angin, gempa dan pengaruh-pengaruh khusus yang misalnya selisih suhu, susut dan lain-lain.
3. Beban angin
Beban angin ditentukan dengan anggapan adanya tekanan positif dan tekanan negatif isap yang bekerja tegak lurus bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan ini
diperoleh dengan mengalikan koefisien angin dengan tekanan tiup dari angin.
Beni Berutu : Efisiensi dan Optimalisasi Pemakaian Baja Sebagai Bahan Konstruksi, 2007. USU Repository © 2009
Tekanan tiup angin minimum 25 kgm
2
. Tekanan tiup untuk lokasi di laut atau tepi laut sampai jauh 5 km dari pantai minimum 40 kgm
2
. Untuk daerah-daerah dekat laut dan daerah lain dimana kecepatan-kecepatan angin mungkin menghasilkan tekanan tiup
yang lebih besar daripada yang ditentukan maka tekanan tiup harus ditentukan dengan menggunakan rumus:
P = 16
2
V kgcm
2
, dimana V adalah kecepatan angin Beban angin dibedakan atas 2 jenis yaitu beban angin dating positif dan beban
angin hisap negatif. Beban angin datang adalah beban angin yang searah dengan gravitasi bumi sedangkan angin hisap adalah beban angin yang berlawanan dengan
gravitasi bumi. Beban angin menjadi hisap berdasarkan sudut yang dibentuk antara kolom dan kuda-kuda bangunan sisi atap. Apabila sudut yang dibentuk lebih besar
dari 20 maka beban angin adalah datang, sedangkan sudut yang dibentuk lebih kecil
dari 20 maka beban angin yang terjadi adalah hisap. Karena rumusan koefisien beban angin yang diberikan pada struktur kuda-kuda adalah 0.02
α - 04. Selain itu untuk beban angin hisap sudah mendapatkan faktor reduksi seperti rumusan yang di atas.
E. Stabilitas Balok yang Dibebani Lentur KIP