Tegangan pada Pembebanan Ultimit

Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009 Karena hubungan antara dan , baik untuk baja maupu beton masih linier maka berlaku : c s dan c Es Ec σ σ ε ε = = ; kemudian c s c maka Es Ec σ σ ε ε = = dengan demikian tegangan baja adalah . Es s c Ec σ σ = Perbandingan Es Ec dikenal sebagai besaran n atau disebut angka ekivalensi, sehingga untuk tegangan baja yang terjadi berlaku rumus berikut : . s n c σ σ = untuk modulus runtuh beton tarik fr ditentukan sebagai berikut : fr=0.7 f c sesuai dengan SKSNI T15-1991-03 pasal 3.3.2-5 Untuk modulus elastis beton Ec ditentukan menjadi Ec=4700 f c , sedangkan modulus elastis baja beton menjadi Es ditentukan Es=200000 Mpa 6 2 2.10 kg cm . Pada saat retak awal berlaku rumus Mr = fr. . t retak W dengan Mr = momen retak pada saat diperkirakan akan terjadi retak awal fr = Modulus runtuh beton tarik . t retak W = 2 1 6 bh , momen lawan tahanan dari penampang yang retak.

II.6. Tegangan pada Pembebanan Ultimit

Pada beban yang lebih besar lagi, hingga mendekati pembebanan ultimit nilai regangan serta tegangan akan meningkat dan cenderung tidak sebanding lagi antara keduanya, dimana tegangan tekan beton akan membentuk kurva parabola. Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009 Distribusi tegangan pada kondisi ultimit yang berupa kurva parabola dapat diidealisasi menjadi bentuk tegangan segi empat ekivalen sebagaimana diusulkan Whitney lihat Gambar II.6.. σ σ σ σ β Gambar II.6. Distribusi Tegangan-Regangan Penampang Beton Bertulang Pada Beban Batas [Gideon, 1995] Pendekatan dan pengembangan metode perencanaan kekuatan didasarkan atas anggapan-anggapan sebagai berikut : 1. Bidang penampang rata sebelum terjadi lenturan, tetap rata setelah terjadi lenturan dan tetap berkedudukan tegak lurus pada sumbu bujur balok prinsip Bernoulli. Oleh karena itu, nilai regangan dalam penampang komponen struktur terdistribusi linear atau sebanding lurus terhadap jarak ke garis netral prinsip Navier. 2. Tegangan sebanding dengan regangan hanya sampai pada kira-kira beban sedang, di mana tegangan beton tekan tidak melampaui ± 1 2 f c ’. Apabila beban meningkat sampai beban ultimit, tegangan yang timbul tidak sebanding lagi dengan regangannya berarti distribusi tegangan tekan tidak lagi linear. Bentuk blok tegangan beton tekan pada penampangnya berupa garis lengkung dimulai dari garis netral dan berakhir pada serat tepi tekan terluar. Tegangan tekan maksimum Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009 sebagai kuat tekan lentur beton pada umumnya tidak terjadi pada serat tepi tekan terluar, tetapi agak masuk ke dalam. 3. Dalam memperhitungkan kapasitas momen ultimit komponen struktur, kuat tarik beton diabaikan tidak diperhitungkan dan seluruh gaya tarik dilimpahkan kepada tulangan baja tarik. Berdasarkan pada anggapan-anggapan seperti yang telah dikemukakan di atas, dapat dilakukan pengujian regangan, tegangan, dan gaya-gaya yang timbul pada penampang balok yang bekerja menahan momen batas, yaitu momen akibat beban luar yang timbul tepat pada saat terjadi hancur. Momen ini mencerminkan kekuatan dan di masa lalu disebut sebagai kuat lentur ultimit balok. Kuat lentur suatu balok beton tersedia karena berlangsungnya mekanisme tegangan-tegangan dalam yang timbul di dalam balok yang pada keadaan tertentu dapat diwakili oleh gaya-gaya dalam. N D adalah resultante gaya tekan dalam, merupakan resultante seluruh gaya tekan pada daerah di atas garis netral. Sedangkan N T adalah resultante gaya tarik dalam, merupakan jumlah seluruh gaya tarik yang diperhitungkan untuk daerah di bawah garis netral. Kedua gaya ini, arah garis kerjanya sejajar, sama besar, tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga membentuk kopel momen tahanan dalam di mana nilai maksimumnya disebut sebagai kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur terlentur. Berdasarkan bentuk empat persegi panjang, seperti tampak pada gambar, intensitas tegangan beton tekan rata-rata ditentukan sebesar 0,85 f c ’ dan dianggap bekerja pada daerah tekan dari penampang balok selebar b dan sedalam a, yang mana besarnya ditentukan dengan rumus : a = β 1 c ………………..................................… II.3 di mana, c = jarak serat tekan terluar ke garis netral, Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009 β 1 = konstanta yang merupakan fungsi dari kelas kuat beton. Standar SK SNI 03-xxxx-2002 menetapkan nilai β 1 diambil 0,85 untuk f c ’ ≤ 30 MPa, berkurang 0,05 untuk setiap kenaikan 7 MPa kuat beton, dan nilai tersebut tidak boleh kurang dari 0,65.

II.7. Geser dan Tarik Diagonal Balok