Sifat Bahan .1 Bahan Beton
Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009
b. Tidak mengandung garam-garamm yang dapat merusak beton asam, zat organik,
dan sebagainya lebih dari 15 gramliter. c.
Tidak mengandungf klorida Cl lebih dari 0,5 gramliter. d.
Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gramliter. Untuk air perawatan, dapat dipakai juga air yang dipakai untuk pengadukan,
tetapi harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang merusak warna permukaan beton. Besi dan zat organis dalam air umumnya sebagai penyebab utama
pengotoran atau perubahan warna, terutama jika perawatan cukup lama.
II.3 Sifat Bahan II.3.1 Bahan Beton
Karena beton mempunyai sifat yang kuat terhadap tekan dan mempunyai sifat yang relatif rendah terhadap tarik maka pada umumnya beton hanya
diperhitungkan mempunyai kerja yang baik di daerah tekan pada penampangnya dan hubungan regangan-regangan yang timbul karena pengaruh pengaruh gaya tekan
tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan. Nilai dari kuat tekan beton diwakili oleh tegangan tekan maksimum f
c
’ dengan satuan Nmm
2
atau MPa Mega Pascal. Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar antara nilai
± 10 – 65 MPa. Untuk struktur beton bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kuat tekan berkisar 17 – 30 MPa [Dipohusodo, 1999].
Nilai dari kuat tekan beton ditentukan dari tegangan tekan tertinggi f
c
’ yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan. Dengan
demikian, seperti tampak pada gambar, harap dicatat bahwa tegangan f
c
’ bukanlah tegangan yang timbul pada saat benda uji hancur melainkan tegangan maksimum
pada saat regangan beton ε
b
mencapai nilai ± 0,002. Kurva-kurva pada Gambar
Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009
II.3.1. memperlihatkan hasil percobaan kuat tekan benda uji beton berumur 28 hari untuk berbagai macam adukan rencana.
Secara umum kemiringan kurva regangan-regangan pada tahap awal menggambarkan nilai modulus elastis suatu bahan. Dengan mengamati bermacam
kurva tegangan-regangan kuat beton berbeda, tampak bahwa umumnya kuat tekan maksimum tercapai pada saat nilai satuan regangan tekan
ε’ mencapai ± 0,002. Selanjutnya nilai tegangan f
c
’ akan turun dengan bertambahnya nilai regangan sampai benda uji hancur pada nilai
ε’ mencapai 0,003 – 0,005. Beton kuat tinggi lebih getas dan akan hancur pada nilai regangan maksimum yang lebih rendah dibandingkan
dengan beton kuat rendah. Pada SK SNI 15-1991-03 pasal 12.2.3 menetapkan bahwa regangan kerja maksimum yang diperhitungkan di serat tepi beton tekan terluar
adalah 0,003-0,0035 sebagai batas hancur. Regangan maksimum tersebut boleh jadi tidak konservatif untuk beton mutu tinggi dengan nilai f
c
’ antara 55-80 Mpa.
Gambar II.3.1. Diagram Tegangan-Regangan Batang Tulangan Baja Terhadap Kuat Tekan Beton
[Dipohusodo, 1999]
Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009
Tidak seperti pada kurva tegangan-regangan baja, kemiringan awal kurva pada beton sangat beragam dan umumnya sedikit agak melengkung. Kemiringan awal
yang beragam tersebut tergantung pada nilai kuat betonnya, dengan demikian nilai modulus elastisitas beton pun akan beragam pula. Sesuai dengan teori elastisitas,
secara umum kemiringan kurva pada tahap awal menggambarkan nilai modulus elastisitas suatu bahan. Karena kurva pada beton berbentuk lengkung maka nilai
regangan tidak berbanding lurus dengan nilai tegangannya berarti bahan beton tidak sepenuhnya bersifat elastis, sedangkan modulus elastisitas berubah-ubah sesuai
dengan kekuatannya dan tidak dapat ditentukan melalui kemiringan kurva. Bahan beton bersifat elasto plastis dimana akibat dari beban tetap yang sangat kecil
sekalipun, di samping memperlihatkan kemampuan elastis bahan beton juga menunjukkan deformasi permanen.
Sesuai dengan SK SNI T-03-xxxx-2002 pasal 10.5.1 digunakan rumus modulus elastisitas beton sebagai berikut :
E
c
= 0,043 w
c 1,50
√f
c
’ ………………… II.1
di mana, E
c
= modulus elastisitas beton tekan MPa w
c
= berat isi beton kgm
3
f
c
’ = kuat tekan beton MPa Rumus empiris tersebut hanya berlaku untuk beton dengan berat isi berkisar antara
1500 dan 2500 kgfm
3
. Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi ± 23 kNm
3
dapat digunakan nilai : E
c
= 4.700 √f
c
’ …………………......II.2
Tabel II.3.1. Nilai modulus elastisitas beton E
c
berbagai mutu beton. f’
c
Mpa E
c
Mpa
Himsar M Gultom : Analisa Torsi Pada Balok Dengan Lubang Pada Badannya, 2009. USU Repository © 2009
17 19.500
20 21.000
25 23.500
30 25.700
35 27.800
40 29.700
Pada umumnya nilai kuat maksimum untuk mutu beton tertentu akan berkurang pada tingkat pembebanan yang lebih lamban atau slower rates of strain.
Nilai kuat beton beragam sesuai dengan umurnya dan biasanya nilai kuat beton ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari setelah pengecoran. Umumnya
pada umur 7 hari kuat beton mencapai 70 dan pada umur 14 hari mencapai 85 - 90 dari kuat beton umur 28 hari. Pada kondisi pembebanan tekan tertentu beton
menunjukkan suatu fenomena yang disebut rangkak creep.