Inisiasi sebagai media pendidikan Latihan ketangkasan sebagai media proses pembentukan calon pemimpin tradisional suku Balim Perang suku sebagai media proses pengakuan dan pengangkatan pemimpin tradisional. Ketrampilan dan prestasi sebagai kriteria dalam

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009 Kekacauan ini ditandai dengan adanya perselisihan yang meningkat menjadi pertengkaran antar kelompok, bahkan pembunuhan kemudian meluas menjadi peperangan. Peperangan sudah dimulai sejak berkembangnya manusia pertama di lembah balim. Karena situasi yang kacau dan peperangan tersebut, munculllah tokoh-tokoh yang kuat, berani,diakui, dan dipercayai untuk melindungi serta mengatur kehidupan mereka. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan spiritual dan kebutuhan jiwa mereka, para warga memerlukan beberapa pemimpin yang memiliki ketrampilan masing- masing. Para pemimpin ini biasa disebut kain atau kepala kampung.semua kepala kampong dipilih berdasarkan peraturan adat secara lisan, mitos dan kaneke. Hai ini dipedomani dari generasi ke generasi, sehingga terciptalah sistem kepemimpinan tradisional suku Balim.

b.Inisiasi sebagai media pendidikan

Menurut orang Balim, bayi adalah anugrah nenek moyang. Untuk itu mereka wajib memelihara, membesarkan dan memdidik.Proses pendewasaan dimulai dengan upacara inisiasi yang khusus untuk anak laki-laki yang berumur sekitar 5 hingga 15 tahun.

c.Latihan ketangkasan sebagai media proses pembentukan calon pemimpin tradisional suku Balim

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009 Latihan ketangkasan suku Balim biasanya dilakukan oleh anak laki-laki umur 5 hingga menjelang perkawinan. Latihan ini telah diciptakan para pendahulu mereka untuk melatih anak laki-laki menjadi perajurit. Melalui itulah awal laki-laki yang terampil, cekatan, cerdas, akan mengatur para perajurit yang berlatih bersama. Ada pun latihan ketangkasan tersebut adalah melempar ilalang, menembak pisang, memungut anak panah dan berburu binatang.

d.Perang suku sebagai media proses pengakuan dan pengangkatan pemimpin tradisional.

Hampir semua pemimpin Balim menghendaki agar anak-anak mereka menjadi pemimpin. Anak-anak lebih berpeluang menjadi pemimpin karena sejak kecil sudah mempelajari dan terlibat dalam upacara adapt yang dipimpin para pemimpin. Yang meliput i transaksi politik, ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan orang tua mereka.

e.Ketrampilan dan prestasi sebagai kriteria dalam proses mencapai karir pemimpin tradisi suku Balim.

Status-status kain dapat diperoleh karena ketrampilan dan prestasi dari seorang laki-laki. Misalnya, orang yang terampil dan sukses berkebun yang dihubungkan dengan luasnya kebun yang dikerjakan, kesuburan tanah dan produktivitas hasil kebunnya, maka ia akan diangkat menjadi kepala kesuburan tanah dan sebagainya.

f.Pengakuan resmi masyarakat Balim sebagai proses pengesahan pemimpin tradisional suku Balim