Latar Belakang Latar Belakang dan Masalah

M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas , 2009. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan universal yang memiliki banyak fungsi. Di antara banyak fungsi yang dimiliki oleh bahasa, fungsinya sebagai alat komunikasi menempati urutan pertama. Sementara komunikasi bertujuan mentransformasikan ide atau maksud di antara mereka yang melakukan komunikasi itu. Maka, apabila ide atau maksud tidak berhasil disampaikan dalam suatu komunikasi, komunikasi itu dianggap tidak efektif bahkan gagal. Kridalaksana dalam Chaer, 1994: 33 mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan hasil dari aktivitas manusia. Melalui bahasa akan terungkap suatu hal yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar, penulis kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Hal tersebut berupa informasi- informasi, baik yang berupa lisan maupun yang berbentuk tulisan. Adjektiva adalah salah satu jenis atau kelas kata yang sering muncul dalam ujaran ataupun bahasa tulis seseorang. Adjektiva memberikan informasi sifat terhadap nomina atau verba yang umumnya mendahuluinya dalam suatu frase atau kalimat. Penelitian terhadap adjektiva selama ini cenderung berorientasi pada sudut morfologi dan sintaksis saja. Padahal, dari sudut semantik adjektiva memiliki kasus makna yang unik. Dalam kalimat Dia adalah gadis yang cantik, M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas , 2009. USU Repository © 2009 misalnya, adjektiva cantik bila diteliti lebih lanjut sesungguhnya memiliki relativitas makna. Adjektiva cantik memiliki makna yang bertingkat sehingga dari kata cantik itu timbul interpretasi berbeda tentang keadaan yang disebut ‘cantik’ seperti ‘sangat cantik’, ‘cantik’, dan ‘agak cantik’, tergantung dari bagaimana dan ukuran apa yang digunakan dalam menilai hal ‘cantik’. Adjektiva seperti ini disebut adjektiva bertaraf, yakni adjektiva yang memungkinkan untuk diungkapkannya suatu kualitas sifat. Di samping itu, ada pula yang dinamakan adjektiva tidak bertaraf. Adjektiva tidak bertaraf adalah adjektiva yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan saja dan tidak mungkin mengungkapkan berbagai tingkat kualitas. Dalam kalimat Bilangan prima selalu beranggotakan bilangan ganjil , misalnya, adjektiva ganjil hanya memiliki satu makna yang statis saja. Tidak ada makna yang bertingkat dalam keadaan yang disebut ‘ganjil’ seperti ‘sangat ganjil’ atau ‘agak ganjil’, sehingga interpretasi yang timbul sama. Maka, kalau keadaannya ‘tidak ganjil’, pastilah keadaan itu disebut ‘genap’. Penelitian terhadap adjektiva bukanlah baru pertama kali ini dilakukan. Telah cukup banyak penelitian yang mengkaji adjektiva sebelumnya. Salah satu penelitian adjektiva sebelumnya adalah “Struktur Frasa Adjektiva dalam Bahasa Batak Toba” yang diteliti oleh July Fernando Siagian, seorang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Penelitian itu mendeskripsikan perilaku dan struktur frasa adjektiva bahasa Batak Toba pada prespektif teori X- Bar. Namun, hal itu berbeda dengan penelitian kali ini. Penelitian kali ini akan mencoba mendeskripsikan adjektiva yang lebih khusus dari segi perilaku semantisnya, yakni adjektiva bertaraf dan adjektiva tidak bertaraf. Penelitian kali M. Hisyam Kudadiri : Adjektiva Bertaraf Dan Adjektiva Tidak Bertaraf Pada Harian Kompas , 2009. USU Repository © 2009 ini juga tidak dilakukan dalam ranah tata bahasa generatif, tetapi dalam ranah semantik. Selain itu, penelitian kali ini tidak mengambil contoh kasus pada bahasa etnik, tetapi pada bahasa surat kabar yakni harian Kompas. Harian Kompas adalah salah satu harian berskala nasional dengan jumlah oplah terbanyak. Harian berbahasa Indonesia ini terbit pertama kali pada 28 Juni 1965. Dibandingkan dengan beberapa harian lokal, harian ini lebih taat terhadap kaidah-kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat-kalimat berita. Di dalam kalimat-kalimat berita itu, banyak dijumpai kelas kata adjektiva. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian adjektiva pada harian Kompas karena kelas kata adjektiva memiliki perilaku semantis yang unik seperti yang dipaparkan di atas, serta karena harian Kompas memiliki keunggulan-keunggulan bila dibandingkan dengan harian lain, terlebih harian lokal. Selain itu, karena suatu media massa mempunyai dampak besar bagi masyarakat, dalam hal ini harian Kompas memiliki dampak besar terhadap banyak pembacanya yang tersebar di nusantara, maka penulis merasa penelitian ini relevan untuk dilakukan.

1.1.2 Masalah