Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan faktor pendukung dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat di dunia. Sekarang ini energi dapat diciptakan atau dihasilkan
dengan mudah yaitu dengan memanfaatkan hasil dari limbah-limbah pabrik sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi seperti hasil limbah padat pada
pabrik kelapa sawit yaitu serabut dan cangkang yang digunakan sebagai bahan bakar ketel dan limbah hasil pertanian yaitu sekam padi dan masih banyak lagi
yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Jenis sumber energi
alternatif yang bisa dikembangkan antara lain : energi matahari, energi angin, energi panas bumi, energi panas laut OTEC dan energi
biomassa. Diantara sumber-sumber energi alternatif tersebut, energi biomass merupakan sumber energi alternatif yang perlu mendapat prioritas dalam
pengembangannya dibandingkan dengan sumber energi yang lain. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan limbah pertanian yang
kurang termanfaatkan. Limbah pertanian yang merupakan biomass tersebut
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
merupakan sumber energi alternatif yang melimpah, dengan kandungan energi yang relatif besar. Limbah pertanian tersebut apabila diolah bersama-sama dengan
batu bara dan zat pengikat polutan akan menjadi suatu bahan bakar padat buatan yang lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif yang di sebut
biobriket. Batubara sebagai sumber energi dimanfaatkan untuk mengoperasikan ketel
uap steam boiler pada industri-industri besar, kapal-kapal dagang maupun kapal perang, lokomotif uap dan PLTU.
Selain batubara yang digunakan dalam pengoperasian ketel uap sebagai sumber energi, limbah padat pabrik minyak sawit juga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi, yaitu sampah serabut, cangkang atau TBK, dapat dipakai sebagai bahan bakar ketel uap untuk memenuhi kebutuhan uap panas steam dan
listrik dan juga limbah padat pada penggilingan padi yang jumlahnya mencapai 20
÷23 dari gabah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk warung atau rumah tangga.
Bahan bakar yang umumnya dipakai untuk pabrik kelapa sawit adalah sampah serabut dengan penambahan cangkang sampai 15.
Dalam hal ini nilai kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar padat terdiri dari kandungan air internal atau air kristal, yaitu air yang terikat
secara kimiawi dan kandungan air eksternal atau air mekanikal, yaitu air yang menempel pada permukaan bahan dan terikat secara fisis atau mekanis.
Air yang terkandung dalam bahan bakar meyebabkan penurunan mutu bahan bakar karena dapat menurunkan nilai kalor dan memerlukan sejumlah kalor
untuk penguapan, menurunkan titik nyala, memperlambat proses pembakaran, dan
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
menambah volume gas buang. Oleh karena itu, keadaan tersebut dapat mengakibatkan pengurangan efisiensi ketel uap ataupun efisiensi motor bakar,
penambahan biaya perawatan ketel, menambah biaya transportasi, dan merusak saluran bahan bakar cair fuel line dan ruang bakar.
Untuk itu dilakukan percobaan atau eksperimental dengan cara mengeringkan serabut, cangkang dan sekam padi untuk mengurangi kadar air
yang terdapat pada masing-masing bahan bakar sesudah melalui proses pengering yang mempunyai pengaruh terhadap nilai pembakaran atau nilai kalor pada
serabut, cangkang dan sekam padi.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian