Ridwan Siregar: Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis -

A. Ridwan Siregar: Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis -

3 kesalahan selalu saja terjadi. Namun demikian, penulis harus memastikan bahwa tulisannya bebas dari kesalahan dan dapat dibaca semudah mungkin. Ammann 2007 memberikan tujuh saran bagi penulis professional dan nonprofessional, yang disadur seperti berikut ini. Tulis pertama, edit kemudian. Meskipun beberapa penulis dapat melakukan pekerjaan menyunting sambil menulis, tetapi kebanyakan penulis lebih kreatif dan efektif jika mereka membiarkan gagasan atau pemikiran mereka mengalir lebih dahulu sebelum mereka mencoba untuk menyuntingnya. Istirahat. Setelah bercokol dengan teks selama berjam-jam, kita cenderung kehilangan perspektif. Kadang kita mengira bahwa kita sedang meyunting padahal kita sedang membaca apa yang kita maksudkan. Jika berhenti sementara, kita akan kembali dengan mata yang segar dan pandangan yang segar dan selanjutnya dapat melakukan penyuntingan dengan lebih baik. Sunting bertahap. Berapa banyak tahapan yang diperlukan tergantung pada panjang, tingkat kompleksitas, dan pentingnya suatu dokumen. Untuk naskah sebuah buku, kita perlu membaca seluruh dokumen lebih dahulu. Kemudian, mungkin merasa perlu untuk memindahkan bagian tertentu, menambah atau menghapus materi. Setelah kita puas, lihat lagi dokumen secara keseluruhan sesering yang diperlukan. Penyuntingan konten meliputi struktur kalimat, pilihan kata, dan kejelasan. Kemudian mengoreksi tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. Jika menggunakan fitur pengecekan ejaan dan pengecekan tata bahasa yang terdapat dalam program pengolah kata, sebaiknya tidak bergantung pada rekomendasi yang ditawarkan. Program tahu aturan tetapi tidak tahu konteks, sehingga kita bisa salah mengubah kata yang tepat ke yang salah. Perhatikan hewan peliharaan sendiri. Banyak penulis menggunakan kata-kata tertentu berulang-ulang dan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Oleh karena itu, identifikasi kebiasaan buruk tersebut dan pastikan telah melakukan koreksi terhadap hal-hal seperti itu. Ulangi proses penyuntingan, penataan karya, dan sunting kembali sesering diperlukan. Hal ini mungkin tidak perlu untuk dokumen pendek, tetapi diperlukan puluhan kali dalam peyuntingan sebuah naskah buku yang panjang. Kita dapat mengkobinasikan penyuntingan di layar dengan penyuntingan cetak, tetapi kesalahan lebih sering terlihat pada kertas dari pada layar monitor. Baca karya dengan nyaring. Bila kita berpikir karya yang kita tulis sudah sempurna, cobalah membacanya dengan kuat-kuat. Ada kemungkinan kita akan tersandung pada sebuah kalimat yang pada cetakan atau layar kelihatannya bagus, tetapi ternyata janggal atau bahkan membingungkan. Mintalah pendapat seseorang yang dipercaya. Ketika kita mengerjakan penulisan sebuah buku, mintalah orang lain untuk menyuntingnya setelah kita selesai menyunting sendiri. Adakalanya seorang Universitas Sumatera Utara

A. Ridwan Siregar: Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis -