Penyuntingan Naskah Ridwan Siregar: Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis -

A. Ridwan Siregar: Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis -

2 PENYUNTINGAN NASKAH DAN PENCANTUMAN SITASI BIBLIOGRAFIS A. Ridwan Siregar Departemen Ilmu Perpustakaan, Universitas Sumatera Utara ridwanusu.ac.id

1. Penyuntingan Naskah

Penyuntingan naskah manuskrip dan pencantuman sitasi bibiliografis adalah bagian dari proses penulisan suatu karya. Penyuntingan naskah adalah proses pemilihan dan penyiapan bahasa, citra, suara, video, atau film melalui proses koreksi, kondensasi, pengorganisasian, dan modifikasi lainnya dalam bentuk berbagai media. Seseorang yang melakukan penyuntingan disebut penyunting atau editor. Proses penyuntingan berawal dari ide karya itu sendiri dan dilanjutkan dalam hubungan antara pengarang dengan penyunting. Oleh karena itu, penyuntingan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan keterampilan kreatif, hubungan manusia, dan serangkaian metode yang sesuai. Kegiatan penyuntingan bertujuan untuk memastikan bahwa sebuah buku teks yang ditulis memiliki struktur yang logis, transparan, dan akrab pengguna user friendly; suatu karya yang jelas, ringkas dan konsisten; dan memfasilitasi akses langsung terhadap informasi. Sebuah buku teks dengan asesmen sendiri self assessment dapat terdiri dari daftar isi, kata pengantar, bab tentang desain dan tujuan, dilanjutkan dengan metode asesmen, asesmen, pelaporan, survei, dan daftar sumber rujukan. Penyuntingan tidak sama dengan pengoreksian kesalahan proofread. Pengoreksian kesalahan adalah kegiatan memeriksa secara dekat suatu karya berkaitan dengan kesalahan ejaan, tanda baca, dan tipografi. Adakalanya kegiatan ini juga bertujuan untuk memastikan suatu karya mudah dibaca sehingga mencakup kegiatan memeriksa kata kerja, tata bahasa, fragmen kalimat, pilihan kata, dan sebagainya. Kegiatan penyuntingan dapat dibagi ke dalam dua tahapan. Pertama, penyunting berkonsentrasi pada alur logis, organisasi, struktur, transisi, frasa ganda, konsistensi retorika, tingkat pilihan kata, kosakata terdaftar, irama, dan ungkapan atau gaya bahasa sehari-hari. Kedua, penyunting lebih fokus pada konsistensi, tema, gaya, keringkasan, ketepatan nada dan sasaran audiens atau pembaca. Kegiatan ini juga termasuk mengevaluasi gaya sitasi untuk memastikannya sesuai dengan persyaratan gaya sitasi tertentu yang dipilih. Dalam dunia penulisan, seringkali penulis merasa bahwa mereka telah menyelesaikan karyanya ketika selesai mengetik penutup, dan selanjutnya mengirimkan naskah tersebut kepada penyunting. Tetapi kemudian mereka menyadari dan melihat sejumlah kesalahan seperti pada judul atau topik, kata yang hilang dan kesalahan lainnya. Walaupun penulis sudah melakukannya dengan teliti tetapi Universitas Sumatera Utara

A. Ridwan Siregar: Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis -