ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS DI BURSA EFEK INDONESIA)
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS DI BURSA EFEK INDONESIA)
Indra Gabe Simorangkir* dan Isfenti Sadalia**
*Alumnus FE USU **Dosen Manajemen FE USU
Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of the financial ratios which consists of the Profability ratio, Liquidity ratio, and Solvability ratio and also Growth Potential and Firm Size factors on Dividend Policy in Go Public Company as listing at Indonesia Stock Exchange during the 2006-2008 period. The results showed that the Financial Ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity ratio, Solvability ratio, and also Growth Potential and Firm Size factors are together have significant effect toward Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange. Partially, Growth Potential has a negative and significant influence on the Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange and the Firm Size has a positive and significant influence on Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange, while the Financial ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity and Solvability ratio influential positive but not significant to the Go Public Company Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange during the period 2006-2008.
Keywords: Profitability, Liquidity, Solvability, Growth Potential, Firm Size and Dividend Policy.
PENDAHULUAN Pada dasarnya ada dua keuntungan
yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yakni dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Capital Gain/Loss merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain diperoleh apabila harga jual lebih tinggi daripada harga beli sedangkan Capital Loss apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan dividen yang berbeda dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Kebijakan dividen yang berbeda ini didasarkan atas pertimbangan masing –
masing perusahaan dalam membagikan dividennya. Kebijakan dividen dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Laba ditahan (Retained Earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors” (Riyanto, 2001: 265).
Salah satu indikator yang menunjukkan besarnya nilai dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor (kebijakan dividen) adalah dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan persentase dari laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai cash dividend (Riyanto, 2001: 266). Dividend payout ratio juga merupakan salah satu komponen dasar kebijakan dividen.
1
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Tidak semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membagikan dividen dan bahkan dari sembilan sektor industri yang terdapat di BEI, tidak ada satupun sektor yang keseluruhan perusahaannya membagikan dividen (data BEI).
Menurut Sjahrial (2009: 305), faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, rencana perluasan usaha dan pengawasan terhadap perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi dividen selain faktor-faktor tersebut juga dapat berupa aturan-aturan hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, dan kemampuan untuk meminjam (Van Horne dan Wachowich, 2007: 282-283). Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:“Apakah faktor rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan faktor potensi pertumbuhan serta ukuran perusahaan berpengaruh baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia?”
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2008. b. Faktor-faktor yang diteliti dalam mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, potensi pertumbuhan dan ukuran perusahaan c. Faktor Profitabilitas diukur dari Return On Asset (ROA). d. Faktor Likuiditas diukur dari Cash Position Ratio. e. Faktor Solvabilitas diukur dari Debt to Equty Ratio (DER).
METODE Penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel terikat (variabel dependent; Y) dan variabel bebas (variabel independent; X).
1. Variabel Independen a. Profitabilitas (Return On Asset/ROA)
Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham & Houston, 2009: 109)
b. Likuiditas (Cash Position/CP) Likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah posisi kas (cash position). Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001: 5).
c. Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) Solvabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabilanya sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Riyanto, 2001: 32). Rasio utang yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER). (Van Horne & Wachowicz, 2005: 209)
d. Growth Potential (Potensi Pertumbuhan) Potensi pertumbuhan merupakan
kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total aset (Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001: 5)
e. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Firm Size mencerminkan ukuran
perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Firm Size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total aset (Alli et al, 1993 dalam Sutrisno, 2001).
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen) Variabel terikat (variabel dependen)
dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Salah satu indikator kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Rasio ini dihitung dengan rumus (Warsono, 2003: 275).
2
Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah populasi perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia hingga Maret 2009 sejumlah 402 perusahaan, sedangkan penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “non probability random sampling” dengan metode “purposive sampling”. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria (pertimbangan tertentu) (Sugiyono, 2003: 78).
Kriteria (pertimbangan) yang dilakukan penulis adalah: 1. Emiten yang memiliki data laporan
keuangan tahunan yang lengkap selama tahun 2006 - 2008. 2. Emiten yang terus-menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya selama tahun 2006 – 2008. 3. Dividend Payout Ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan gulung tikar bagi emiten.
Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
b. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yakni, profitabilitas (ROA), likuiditas (cash position), solvabilitas (DER), Growth Potential dan Firm Size terhadap variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen (DPR) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus:
=α + + + +
+ +e Keterangan:
= Dividend Payout Ratio perusahaan i pada tahun t.
= Profitabilitas (ROA)
= Likuiditas (Cash Position)
= Solvabilitas (DER)
= Potensi Pertumbuhan
= Ukuran Perusahaan α = intercept
= Koefisien regresi variable
e = error term atau variable yang tidak diteliti.
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Uji Serempak (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama dari
Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash
Position), Solvabilitas (DER), Potensi
Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas
(Cash Position), Solvabilitas (DER),
Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
(DPR).
Pada penelitian ini nilai
akan
dibandingkan dengan
pada tingkat
signifikan (α) = 5%, criteria penilaian
hipotesis pada uji-F ini adalah:
Terima bila
≤.
Tolak (terima ) bila
>.
b. Uji Secara Parsial (Uji – t) Pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah setiap variable bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat. Bentuk pengujian:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
3
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
(DPR).
: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Pada penelitian ini nilai
akan
dibandingkan dengan
pada tingkat
signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan
keputusan pada uji – t ini adalah:
diterima jika : -
≤
≤
.
diterima jika :
>.
HASIL
Ada beberapa syarat asumsi klasik
yang harus dipenuhi agar model persamaan
regresi berganda dapat digunakan dalam
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kebijakan dividen. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas,
Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.
Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian
menunjukkan bahwa persamaan model
regresi dapat dipergunakan karena data
berdistribusi normal dan tidak terkena
multikol, homoskedastisitas maupun
autokorelasi.
Tabel 1 berikut menunjukkan hasil pengolahan SPSS 16.0 for windows:
Uji Statistik t
Model
B Beta
t Sig
( Constant) -49.884
-2.113 .036
ROA
.179 .103 1.262 .209
CP .440 .084 1.002 .318
DER
.379 .064 .574 .567
GP -.096 -.187 -2.764 .006
SIZE
2.815
.305 3.241 .001
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows (diolah)
Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Yi = -49,884 + 0,179X1 + 0,44X2 + 0,379X30,096X4+ 2,815X5+ e
Dimana : Y = Dividend Payout Ratio X1 = Return On Asset X2 = Cash Position X3 = Debt to Equity Ratio
X4 = Growth
Potential
(Potensi
Pertumbuhan)
X5 = Firm Size (Ukuran Perusahaan)
1. Uji Hipotesis 1 Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Dengan menggunakan tingkat
signifikansi (α) = 5%, jika nilai
≤
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamasama dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Sebaliknya nilai
≤
maka H1 diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan), dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI selama periode 2006-2008, karena Fhitung = 8,121 lebih besar daripada Ftabel = 2,26 pada tingkat
signifikan (α ) = 5%. Maka H1 diterima dan H0 ditolak, dimana H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, terdapat
pengaruh secara simultan antara Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan), dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI.
Nilai sig.tabel 0,000 lebih kecil dari
signifikan (α ) = 0,05, sehingga H1 diterima, dimana H1 : b1 ≠ b2 ≠ b1 ≠ b2 ≠ 0, terdapat
pengaruh secara simultan dari Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan),
4
Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010
dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI.
2. Uji Hipotesis 2 Pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). : minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Peneliti menggunakan tingkat
signifikan (α ) = 5%, jika nilai sig. t > 0,05
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai sig. t < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
PEMBAHASAN Pada tabel dapat dilihat hasil uji
signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Return On Asset (ROA) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,209 (0,209>0,05) dan nilai thitung 1,262 < ttabel 1,980. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Return On Asset (ROA) dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini bertentangan dengan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan juga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang jauh berbeda, dimana baik penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila pada saat itu profitabilitas perusahaan
terbuka di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi kebijakan dividennya, maka hal itu tidak terjadi untuk periode tahun sekarang. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas yang diwakili oleh nilai Return On Asset (ROA) tidak mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Atau dengan kata lain, kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan tersebut. 2. Variabel Cash Position (CP) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,318(0,318>0,05) dan nilai thitung 1,002 0,05) dan nilai thitung 0,574 < ttabel 1,980 Artinya tidak terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini bertentangan dengan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan juga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
5
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001).
Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan
oleh periode penelitian yang jauh
berbeda, dimana baik penelitian yang
dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh
Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila
pada saat itu Debt to Equity Ratio
perusahaan terbuka di Bursa Efek
Indonesia mempengaruhi kebijakan
dividennya, maka hal itu tidak terjadi
untuk periode tahun sekarang.
Brigham mengatakan bahwa biaya emisi
saham yang rendah akan memungkinkan
adanya kebijakan dividen yang lebih
fleksibel karena ekuitas dapat diperoleh
melalui saldo laba ditahan atau dengan
menjual saham baru. Situasi yang sama
berlaku pula pada kebijakan utang
apabila perusahaan dapat menyesuaikan
rasio utangnya tanpa meningkatkan
biaya-biaya yang terjadi secara tajam.
Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan perusahaan terbuka di
Bursa Efek Indonesia dalam melakukan
kebijakan utang (Debt to Equity
Ratio/DER), belum mampu menahan
biaya-biaya yang terjadi dari rasio utang,
sehingga peningkatan rasio utang tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen
perusahaannya.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa solvabiltas yang diwakili oleh
nilai Debt to Equity Ratio (DER) tidak
mempengaruhi kebijakan dividen
(Dividend
Payout
Ratio/DPR)
perusahaan terbuka di Bursa Efek
Indonesia. Atau dengan kata lain,
kebijakan dividen perusahaan terbuka di
Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi
oleh kebijakan utang perusahaan
tersebut.
4. Variabel Growth Potential (GP)
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
karena tingkat signifikansinya lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,006 (0,006 ttabel 1,980, artinya terdapat
pengaruh antara Ukuran Perusahaan
(Firm Size) dan Dividend Payout Ratio
(DPR). Model regresi menunjukkan hasil
koefisien regresi sebesar 2,815. Artinya
setiap kenaikan Ukuran Perusahaan
(Firm Size) sebesar 1 kali akan
menyebabkan kenaikan Dividend Payout
Ratio (DPR) sebesar 2,815 kali.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
yang sesuai dengan kerangka pemikiran
sebelumnya yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan mempengaruhi
kebijakan dividen perusahaan tersebut.
Pengaruh ini dapat terjadi karena
perusahaan
apabila
semakin
besar/memiliki kapitalisasi pasar yang
besar, akan lebih mudah masuk ke pasar
modal. Akibatnya semakin mudah
6
Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010
memperoleh dana untuk pembiayaan perusahaan, tanpa harus mengandalkan laba ditahan, sehingga semakin tinggi rasio pembayaran dividennya. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) yang menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan tidak mempengaruhi secara signifikan Dividend Payout Ratio (DPR). Periode penelitian yang jauh berbeda mungkin salah satu alasan mengapa hasil penelitian ini bisa berbeda. Hal ini mungkin karena pada periode penelitian Sutrisno/penelitian sebelumnya, ukuran perusahaan suatu perusahaan terbuka tidak menjadi dasar atau faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Eek Indonesia.
KESIMPULAN Penelitian mengenai Analisis Pengaruh
Rasio Keuangan dan Potensi Pertumbuhan serta Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2008 ini menghasilkan kesimpulan yaitu bahwa: Rasio Keuangan yang terdiri dari rasio Profitabilitas (Return On Asset/ROA), Likuiditas (Cash Position/CP), dan Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) serta faktor Potensi Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan secara simultan mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Secara Parsial, dapat dinyatakan bahwa: 1) Profitabilitas yang dihitung dari Return
On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Profitabilitas (Return On Asset) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi. 2) Likuiditas yang dihitung dari Cash Position (CP) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Likuiditas (Cash Position) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.
3) Solvabilitas yang dihitung dari Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.
4) Potensi Pertumbuhan (Growth Potential) mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Potensi Pertumbuhan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) akan semakin turun.
5) Ukuran Perusahaan (Firm Size) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi ukuran perusahaan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.
SARAN
Setelah melakukan penelitian ini,
adapun saran yang dapat diberikan peneliti,
yakni:
1. Penelitian mengenai Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio) ini hanya
terbatas pada informasi-informasi
internal masing-masing perusahaan
terutama dari sisi laporan keuangan. Oleh
karena itu, disarankan agar penelitian
selanjutnya juga menggunakan variabel
eksternal yang menyangkut kondisi makro
ekonomi seperti Gross Domestic Product
(GDP), tingkat inflasi, suku bunga dan
nilai tukar.
2. Penelitian yang menyangkut faktor-faktor
yang mempengaruhi Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio) melalui rasio
keuangan
sebaiknya
dilakukan
penambahan rasio likuiditas antara lain:
Quick Ratio (Rasio Lancar), rasio
Leverage seperti : Long- Term Debt to
Equity Ratio dan Long-Term Debt to
Capitalization, rasio profitabilitas seperti :
Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Return on Equity (ROE) dan Operating
Ratio, rasio pasar antara lain: Price
Earning Ratio, Book Value per Share dan
Price to Book Value.
3. Keterbatasan penelitian ini terletak pada
penggunaan data hanya pada tahun 2006-
7
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
2008. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2009,
Dasar – dasar Manajemen Keuangan,
Buku1, Edisi kesepuluh, Jakarta:
Salemba Empat.
Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2006,
Dasar – dasar Manajemen Keuangan,
Buku2, Edisi kesepuluh, Jakarta:
Salemba Empat.
Hatta, Atika Jauhari, “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
Investigasi
Pengaruh
Teori
Stakeholder”, JAAI, Volume 6, Nomor
2, Desember (1-22).
Keown, Arthur J dkk, 2000, Dasar – dasar
Manajemen Keuangan, Buku 2. Edisi
ketujuh, Jakarta: Salemba Empat.
Prihantoro, 2003, “Estimasi Pengaruh
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan
Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, Nomor 1, Jilid 8 (7-14).
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta:
BPFE.
Situmorang, Syafrizal Helmi et al, 2008,
Analisis Data Penelitian (Menggunakan
Program SPSS), Medan: USU Press.
Sjahrial, Dermawan, 2009, Manajemen
Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian, 2002, Manajemen Keuangan Dua, Edisi Ketiga, Jakarta: PT Prenhallindo.
Suherly, Michell dan Sofyan S Harahap, 2003, “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4, Nomor 3, Desember (223-245).
Sutrisno. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia, TEMA, Volume 11, Nomor 1, Maret, 2001.
Van Horne, James C & John M Wachowicz, JR. 2005, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.
Van Horne, James c & John M Wachowicz, JR, 2009, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 2, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.
Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Ketiga, Malang: Bayumedia.
www.idx.co.id. Diakses oleh Indra Gabe pada tanggal 17 oktober 2009 pada pukul 10.00 WIB
www.e-bursa.com. Diakses oleh Indra Gabe pada tanggal 31 Januari 2010 pada pukul 14.00 WIB.
8
Indra Gabe Simorangkir* dan Isfenti Sadalia**
*Alumnus FE USU **Dosen Manajemen FE USU
Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of the financial ratios which consists of the Profability ratio, Liquidity ratio, and Solvability ratio and also Growth Potential and Firm Size factors on Dividend Policy in Go Public Company as listing at Indonesia Stock Exchange during the 2006-2008 period. The results showed that the Financial Ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity ratio, Solvability ratio, and also Growth Potential and Firm Size factors are together have significant effect toward Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange. Partially, Growth Potential has a negative and significant influence on the Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange and the Firm Size has a positive and significant influence on Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange, while the Financial ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity and Solvability ratio influential positive but not significant to the Go Public Company Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange during the period 2006-2008.
Keywords: Profitability, Liquidity, Solvability, Growth Potential, Firm Size and Dividend Policy.
PENDAHULUAN Pada dasarnya ada dua keuntungan
yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yakni dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Capital Gain/Loss merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain diperoleh apabila harga jual lebih tinggi daripada harga beli sedangkan Capital Loss apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan dividen yang berbeda dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Kebijakan dividen yang berbeda ini didasarkan atas pertimbangan masing –
masing perusahaan dalam membagikan dividennya. Kebijakan dividen dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Laba ditahan (Retained Earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors” (Riyanto, 2001: 265).
Salah satu indikator yang menunjukkan besarnya nilai dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor (kebijakan dividen) adalah dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan persentase dari laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai cash dividend (Riyanto, 2001: 266). Dividend payout ratio juga merupakan salah satu komponen dasar kebijakan dividen.
1
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Tidak semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membagikan dividen dan bahkan dari sembilan sektor industri yang terdapat di BEI, tidak ada satupun sektor yang keseluruhan perusahaannya membagikan dividen (data BEI).
Menurut Sjahrial (2009: 305), faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, rencana perluasan usaha dan pengawasan terhadap perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi dividen selain faktor-faktor tersebut juga dapat berupa aturan-aturan hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, dan kemampuan untuk meminjam (Van Horne dan Wachowich, 2007: 282-283). Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:“Apakah faktor rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan faktor potensi pertumbuhan serta ukuran perusahaan berpengaruh baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia?”
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2008. b. Faktor-faktor yang diteliti dalam mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, potensi pertumbuhan dan ukuran perusahaan c. Faktor Profitabilitas diukur dari Return On Asset (ROA). d. Faktor Likuiditas diukur dari Cash Position Ratio. e. Faktor Solvabilitas diukur dari Debt to Equty Ratio (DER).
METODE Penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel terikat (variabel dependent; Y) dan variabel bebas (variabel independent; X).
1. Variabel Independen a. Profitabilitas (Return On Asset/ROA)
Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham & Houston, 2009: 109)
b. Likuiditas (Cash Position/CP) Likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah posisi kas (cash position). Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001: 5).
c. Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) Solvabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabilanya sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Riyanto, 2001: 32). Rasio utang yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER). (Van Horne & Wachowicz, 2005: 209)
d. Growth Potential (Potensi Pertumbuhan) Potensi pertumbuhan merupakan
kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total aset (Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001: 5)
e. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Firm Size mencerminkan ukuran
perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Firm Size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total aset (Alli et al, 1993 dalam Sutrisno, 2001).
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen) Variabel terikat (variabel dependen)
dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Salah satu indikator kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Rasio ini dihitung dengan rumus (Warsono, 2003: 275).
2
Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah populasi perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia hingga Maret 2009 sejumlah 402 perusahaan, sedangkan penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “non probability random sampling” dengan metode “purposive sampling”. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria (pertimbangan tertentu) (Sugiyono, 2003: 78).
Kriteria (pertimbangan) yang dilakukan penulis adalah: 1. Emiten yang memiliki data laporan
keuangan tahunan yang lengkap selama tahun 2006 - 2008. 2. Emiten yang terus-menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya selama tahun 2006 – 2008. 3. Dividend Payout Ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan gulung tikar bagi emiten.
Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
b. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yakni, profitabilitas (ROA), likuiditas (cash position), solvabilitas (DER), Growth Potential dan Firm Size terhadap variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen (DPR) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus:
=α + + + +
+ +e Keterangan:
= Dividend Payout Ratio perusahaan i pada tahun t.
= Profitabilitas (ROA)
= Likuiditas (Cash Position)
= Solvabilitas (DER)
= Potensi Pertumbuhan
= Ukuran Perusahaan α = intercept
= Koefisien regresi variable
e = error term atau variable yang tidak diteliti.
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Uji Serempak (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama dari
Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash
Position), Solvabilitas (DER), Potensi
Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas
(Cash Position), Solvabilitas (DER),
Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
(DPR).
Pada penelitian ini nilai
akan
dibandingkan dengan
pada tingkat
signifikan (α) = 5%, criteria penilaian
hipotesis pada uji-F ini adalah:
Terima bila
≤.
Tolak (terima ) bila
>.
b. Uji Secara Parsial (Uji – t) Pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah setiap variable bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat. Bentuk pengujian:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
3
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
(DPR).
: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Pada penelitian ini nilai
akan
dibandingkan dengan
pada tingkat
signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan
keputusan pada uji – t ini adalah:
diterima jika : -
≤
≤
.
diterima jika :
>.
HASIL
Ada beberapa syarat asumsi klasik
yang harus dipenuhi agar model persamaan
regresi berganda dapat digunakan dalam
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kebijakan dividen. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas,
Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.
Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian
menunjukkan bahwa persamaan model
regresi dapat dipergunakan karena data
berdistribusi normal dan tidak terkena
multikol, homoskedastisitas maupun
autokorelasi.
Tabel 1 berikut menunjukkan hasil pengolahan SPSS 16.0 for windows:
Uji Statistik t
Model
B Beta
t Sig
( Constant) -49.884
-2.113 .036
ROA
.179 .103 1.262 .209
CP .440 .084 1.002 .318
DER
.379 .064 .574 .567
GP -.096 -.187 -2.764 .006
SIZE
2.815
.305 3.241 .001
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows (diolah)
Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Yi = -49,884 + 0,179X1 + 0,44X2 + 0,379X30,096X4+ 2,815X5+ e
Dimana : Y = Dividend Payout Ratio X1 = Return On Asset X2 = Cash Position X3 = Debt to Equity Ratio
X4 = Growth
Potential
(Potensi
Pertumbuhan)
X5 = Firm Size (Ukuran Perusahaan)
1. Uji Hipotesis 1 Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Dengan menggunakan tingkat
signifikansi (α) = 5%, jika nilai
≤
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamasama dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Sebaliknya nilai
≤
maka H1 diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan), dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI selama periode 2006-2008, karena Fhitung = 8,121 lebih besar daripada Ftabel = 2,26 pada tingkat
signifikan (α ) = 5%. Maka H1 diterima dan H0 ditolak, dimana H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, terdapat
pengaruh secara simultan antara Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan), dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI.
Nilai sig.tabel 0,000 lebih kecil dari
signifikan (α ) = 0,05, sehingga H1 diterima, dimana H1 : b1 ≠ b2 ≠ b1 ≠ b2 ≠ 0, terdapat
pengaruh secara simultan dari Return On Asset, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan),
4
Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010
dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI.
2. Uji Hipotesis 2 Pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). : minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Peneliti menggunakan tingkat
signifikan (α ) = 5%, jika nilai sig. t > 0,05
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai sig. t < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
PEMBAHASAN Pada tabel dapat dilihat hasil uji
signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Return On Asset (ROA) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,209 (0,209>0,05) dan nilai thitung 1,262 < ttabel 1,980. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Return On Asset (ROA) dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini bertentangan dengan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan juga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang jauh berbeda, dimana baik penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila pada saat itu profitabilitas perusahaan
terbuka di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi kebijakan dividennya, maka hal itu tidak terjadi untuk periode tahun sekarang. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa profitabilitas yang diwakili oleh nilai Return On Asset (ROA) tidak mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Atau dengan kata lain, kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan tersebut. 2. Variabel Cash Position (CP) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,318(0,318>0,05) dan nilai thitung 1,002 0,05) dan nilai thitung 0,574 < ttabel 1,980 Artinya tidak terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini bertentangan dengan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan juga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
5
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001).
Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan
oleh periode penelitian yang jauh
berbeda, dimana baik penelitian yang
dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh
Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila
pada saat itu Debt to Equity Ratio
perusahaan terbuka di Bursa Efek
Indonesia mempengaruhi kebijakan
dividennya, maka hal itu tidak terjadi
untuk periode tahun sekarang.
Brigham mengatakan bahwa biaya emisi
saham yang rendah akan memungkinkan
adanya kebijakan dividen yang lebih
fleksibel karena ekuitas dapat diperoleh
melalui saldo laba ditahan atau dengan
menjual saham baru. Situasi yang sama
berlaku pula pada kebijakan utang
apabila perusahaan dapat menyesuaikan
rasio utangnya tanpa meningkatkan
biaya-biaya yang terjadi secara tajam.
Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan perusahaan terbuka di
Bursa Efek Indonesia dalam melakukan
kebijakan utang (Debt to Equity
Ratio/DER), belum mampu menahan
biaya-biaya yang terjadi dari rasio utang,
sehingga peningkatan rasio utang tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen
perusahaannya.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa solvabiltas yang diwakili oleh
nilai Debt to Equity Ratio (DER) tidak
mempengaruhi kebijakan dividen
(Dividend
Payout
Ratio/DPR)
perusahaan terbuka di Bursa Efek
Indonesia. Atau dengan kata lain,
kebijakan dividen perusahaan terbuka di
Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi
oleh kebijakan utang perusahaan
tersebut.
4. Variabel Growth Potential (GP)
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
karena tingkat signifikansinya lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,006 (0,006 ttabel 1,980, artinya terdapat
pengaruh antara Ukuran Perusahaan
(Firm Size) dan Dividend Payout Ratio
(DPR). Model regresi menunjukkan hasil
koefisien regresi sebesar 2,815. Artinya
setiap kenaikan Ukuran Perusahaan
(Firm Size) sebesar 1 kali akan
menyebabkan kenaikan Dividend Payout
Ratio (DPR) sebesar 2,815 kali.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
yang sesuai dengan kerangka pemikiran
sebelumnya yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan mempengaruhi
kebijakan dividen perusahaan tersebut.
Pengaruh ini dapat terjadi karena
perusahaan
apabila
semakin
besar/memiliki kapitalisasi pasar yang
besar, akan lebih mudah masuk ke pasar
modal. Akibatnya semakin mudah
6
Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010
memperoleh dana untuk pembiayaan perusahaan, tanpa harus mengandalkan laba ditahan, sehingga semakin tinggi rasio pembayaran dividennya. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) yang menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan tidak mempengaruhi secara signifikan Dividend Payout Ratio (DPR). Periode penelitian yang jauh berbeda mungkin salah satu alasan mengapa hasil penelitian ini bisa berbeda. Hal ini mungkin karena pada periode penelitian Sutrisno/penelitian sebelumnya, ukuran perusahaan suatu perusahaan terbuka tidak menjadi dasar atau faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Eek Indonesia.
KESIMPULAN Penelitian mengenai Analisis Pengaruh
Rasio Keuangan dan Potensi Pertumbuhan serta Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2008 ini menghasilkan kesimpulan yaitu bahwa: Rasio Keuangan yang terdiri dari rasio Profitabilitas (Return On Asset/ROA), Likuiditas (Cash Position/CP), dan Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) serta faktor Potensi Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan secara simultan mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Secara Parsial, dapat dinyatakan bahwa: 1) Profitabilitas yang dihitung dari Return
On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Profitabilitas (Return On Asset) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi. 2) Likuiditas yang dihitung dari Cash Position (CP) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Likuiditas (Cash Position) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.
3) Solvabilitas yang dihitung dari Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.
4) Potensi Pertumbuhan (Growth Potential) mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi Potensi Pertumbuhan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) akan semakin turun.
5) Ukuran Perusahaan (Firm Size) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio), dimana semakin tinggi ukuran perusahaan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga akan semakin tinggi.
SARAN
Setelah melakukan penelitian ini,
adapun saran yang dapat diberikan peneliti,
yakni:
1. Penelitian mengenai Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio) ini hanya
terbatas pada informasi-informasi
internal masing-masing perusahaan
terutama dari sisi laporan keuangan. Oleh
karena itu, disarankan agar penelitian
selanjutnya juga menggunakan variabel
eksternal yang menyangkut kondisi makro
ekonomi seperti Gross Domestic Product
(GDP), tingkat inflasi, suku bunga dan
nilai tukar.
2. Penelitian yang menyangkut faktor-faktor
yang mempengaruhi Kebijakan Dividen
(Dividend Payout Ratio) melalui rasio
keuangan
sebaiknya
dilakukan
penambahan rasio likuiditas antara lain:
Quick Ratio (Rasio Lancar), rasio
Leverage seperti : Long- Term Debt to
Equity Ratio dan Long-Term Debt to
Capitalization, rasio profitabilitas seperti :
Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Return on Equity (ROE) dan Operating
Ratio, rasio pasar antara lain: Price
Earning Ratio, Book Value per Share dan
Price to Book Value.
3. Keterbatasan penelitian ini terletak pada
penggunaan data hanya pada tahun 2006-
7
Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
2008. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2009,
Dasar – dasar Manajemen Keuangan,
Buku1, Edisi kesepuluh, Jakarta:
Salemba Empat.
Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2006,
Dasar – dasar Manajemen Keuangan,
Buku2, Edisi kesepuluh, Jakarta:
Salemba Empat.
Hatta, Atika Jauhari, “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
Investigasi
Pengaruh
Teori
Stakeholder”, JAAI, Volume 6, Nomor
2, Desember (1-22).
Keown, Arthur J dkk, 2000, Dasar – dasar
Manajemen Keuangan, Buku 2. Edisi
ketujuh, Jakarta: Salemba Empat.
Prihantoro, 2003, “Estimasi Pengaruh
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan
Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, Nomor 1, Jilid 8 (7-14).
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta:
BPFE.
Situmorang, Syafrizal Helmi et al, 2008,
Analisis Data Penelitian (Menggunakan
Program SPSS), Medan: USU Press.
Sjahrial, Dermawan, 2009, Manajemen
Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian, 2002, Manajemen Keuangan Dua, Edisi Ketiga, Jakarta: PT Prenhallindo.
Suherly, Michell dan Sofyan S Harahap, 2003, “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4, Nomor 3, Desember (223-245).
Sutrisno. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia, TEMA, Volume 11, Nomor 1, Maret, 2001.
Van Horne, James C & John M Wachowicz, JR. 2005, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.
Van Horne, James c & John M Wachowicz, JR, 2009, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 2, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.
Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Ketiga, Malang: Bayumedia.
www.idx.co.id. Diakses oleh Indra Gabe pada tanggal 17 oktober 2009 pada pukul 10.00 WIB
www.e-bursa.com. Diakses oleh Indra Gabe pada tanggal 31 Januari 2010 pada pukul 14.00 WIB.
8