Pemanfaatan Limbah Pendederan Ikan Lele (Clarias sp.) untuk Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Gurame (Osphronemus goramy Lac.)

PEMANFAATAN LIMBAH PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp.)
UNTUK PENDEDERAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN
IKAN GURAME (Osphronemus goramy Lac. )

ACHMAD RIZKI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Limbah
Pendederan Ikan Lele (Clarias sp.) untuk Pendederan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) dan Ikan Gurame (Osphronemus goramy Lac.) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Achmad Rizki
NIM C14090061

ABSTRAK
ACHMAD RIZKI. Pemanfaatan Limbah Pendederan Ikan Lele (Clarias sp.)
untuk Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Gurame
(Osphronemus goramy Lac.). Dibimbing oleh DADANG SHAFRUDDIN dan
RIDWAN AFFANDI
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan limbah pendederan
ikan lele untuk pendederan ikan nila dan ikan gurame pada sistem pendederan
terintegrasi. Pada pendederan terintegrasi limbah dari pendederan ikan lele di bak
semen dimanfaatkan untuk pendederan ikan nila (NI) dan gurame (GI) di kolam
tanah. Sebagai pembanding (kontrol) di kolam tanah lain dipelihara ikan nila
(NK) dan gurame (GK) yang diberi pakan buatan. Padat penebaran ikan lele, nila,
dan gurame masing-masing adalah 2000 ekor/m3, 24 ekor/m2, 10 ekor/m2. Ikan
lele, nila, dan gurame yang digunakan masing-masing berukuran 0,94 g, 1,21 g,

dan 0,22 g. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa limbah pendederan lele yang
dihasilkan oleh biomassa lele 644,67 g/m2 pada awal hingga 1399,58 g/m2 pada
akhir penelitian dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan ikan nila dan gurame.
Hingga hari ke-22 ukuran ikan tetap sama pada pendederan sistem integrasi dan
kontrol, sedangkan pada hari ke-28 laju pertumbuhan NI lebih rendah 1,92%
dibanding NK, sedangkan pada GI lebih rendah 0,78% dibanding GK. Nilai
kelangsungan hidup NI lebih rendah 6,03% dibanding NK, sedangkan pada GI
lebih rendah 0,51%dibanding GK.
Kata kunci : limbah, pemanfataan, pertumbuhan, nila, gurame.

ABSTRACT
ACHMAD RIZKI. Utilization of rearing Catfish (Clarias Sp.) Waste for Rearing
Tilapia (Oreochromis niloticus) and Giant Goramy (Osphronemus goramy Lac.).
Supervised by DADANG SHAFRUDDIN and RIDWAN AFFANDI
This research was aimed to study the utilization of catfish waste for tilapia
and giant goramy in an integrated rearing system. In the research, waste from
catfish rearing in cemented tank was utilitized for tilapia (NI) and giant goramy
(GI) rearing in an earthen pond as integrated rearing. To compare (as a control) in
another earthen pond, tilapia (NK) and giant goramy (GK) were reared and fed
with artificial feed. Catfish, tilapia and giant goramy stocking density was 2000

fish/m3, 24 fish/m2, 10 fish/m2 respectively. Catfish, tilapia and giant goramy
which used had been measured and each size were 0.94 g, 1.21 g, and 0.22 g. The
research showed that The wastes produced by the catfish biomass of 644.67 g/m2
at initial and 1399.58 g/m2 at harvest could be used to grow tilapia and giant
goramy. Until day 22 fish size remains the same at integrated rearing system and
control, while at day 28, the growth rate of NI 1.92% lower than NK, whereas the
GI lower 0.78% compared to GK. Survival rate of NI was 6.03% lower than NK,
while GI was 0.51% lower than GK.
Keyword : waste, utilization, growth, tilapia, giant goramy.

PEMANFAATAN LIMBAH PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp.)
UNTUK PENDEDERAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN
IKAN GURAME (Osphronemus goramy Lac.)

ACHMAD RIZKI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Pemanfaatan Limbah Pendederan Ikan Lele (Clarias sp.) untuk
Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Gurame
(Osphron ernus goramy Lac.)
Nama
: Achmad Rizki
NIM
: C14090061

Disetujui oleh

If Dadang Shafruddin, MSi
Pembimbing I


DEA
Pembimbing II

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

1nOCT IOU

Judul Skripsi : Pemanfaatan Limbah Pendederan Ikan Lele (Clarias sp.) untuk
Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Gurame
(Osphronemus goramy Lac.)
Nama
: Achmad Rizki
NIM
: C14090061

Disetujui oleh


Ir Dadang Shafruddin, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Ridwan Affandi, DEA
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Mei sampai Juni 2013 dengan judul Pemanfaatan
Limbah Pendederan Ikan Lele (Clarias sp.) untuk Pendederan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dan Ikan Gurame (Osphronemus goramy Lac.).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Bapak Ir. Dadang Shafruddin,

MSi dan Dr. Ir. Ridwan Affandi, DEA selaku pembimbing, Dr. Ir. Kukuh
Nirmala, MSc sebagai pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya. Terima kasih pula kepada kang Abe, Bu Siti, Bang Aris, Mba Retno
yang telah membatu dalam menguji beberapa parameter di laboratorium. Tidak
lupa pula penulis menyampaikan terima kasih kepada Ferdianto yang banyak
membantu dan menemani dalam suka duka selama penelitian dan Udin yang
membantu dalam teknis di lapang. Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih
kepada teman-teman sistekers, malingers, LKI, lab nutrisi, pondok sahabat grup,
cibalagung grups, alays grup, the others, m2g, teman-teman BDP 45, 46, dan 47,
dan seluruh teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya
ilmiah kali ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2013
Achmad Rizki

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Rancangan Percobaan .......................................................................................... 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2
Analisis Data ....................................................................................................... 4
Prosedur Analisis Data ........................................................................................ 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8
Hasil..................................................................................................................... 8
Pembahasan ....................................................................................................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 21
Kesimpulan ........................................................................................................ 21
Saran .................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 35

DAFTAR TABEL

1 Parameter fisika kimia air ................................................................................. 6
2 Kisaran parameter fisika kimia air pada media budidaya ................................. 8
3 Analisis plankton pada media budidaya pada awal, pertengahan dan
akhir penelitian. .............................................................................................. 9
4 Kebiasaan makan ikan nila.............................................................................. 10
5 Pilihan makanan ikan nila integrasi terhadap plankton................................... 10
6 Hasil uji identifikasi bakteri ............................................................................ 12
7 Biomassa ikan pada awal dan akhir penelitian ............................................... 15
8 Rekapitulasi hasil ............................................................................................ 17

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

7
8

9

10
11
12

Skema percobaan .............................................................................................. 2
Kelangsungan hidup NK (nila kontrol), NI (nila integrasi), GK (gurame
kontrol), GI (gurame integrasi), dan ikan lele selama penelitian .................... 11
Kematian ikan lele selama penelitian.............................................................. 11
Panjang ikan nila (Oreochromis niloticus) selama penelitian......................... 12
Panjang ikan gurame(Osphronemus gouramy Lac.). ...................................... 13
Pertumbuhan panjang ikan nila (Oreochromis niloticus.), ikan gurame
(Osphronemus goramy Lac.), dan ikan lele (Clarias sp.) selama
penelitian ......................................................................................................... 13
Bobot ikan nila (Oreochromis niloticus.) selama penelitian........................... 14
Bobot ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) selama penelitian. ........... 14
Laju pertumbuhan bobot harian ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan
gurame (Osphronemus goramy Lac), dan ikan lele (Clarias sp.) selama
penelitian ......................................................................................................... 15

Jumlah nitrogen yang terbuang oleh ikan lele integrasi .................................. 16
Aliran nitrogen (N) pada budidaya dengan pendederan lele (a), sistem
integrasi (b), dan pendederan nila dan gurame (c) .......................................... 16
Efisiensi penyerapan nitrogen pada kedua sistem. ......................................... 17

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Prosedur pengukuran total nitrogen ................................................................ 23
Analisis statistik (Uji-t) ................................................................................... 24
Perhitungan aliran nitrogen ............................................................................. 28
Data kualitas air............................................................................................... 30
Volume isi lambung nila ................................................................................. 34

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perikanan budidaya terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan ikan
sebagi sumber protein. Ikan lele, nila, dan gurame merupakan komoditas air tawar
yang biasa dibudidayakan oleh petani. Peningkatan produksi ikan nila di
Indonesia dari tahun 2008 hingga 2012 mencapai 24,38% dengan nilai 684.400
ton pada tahun 2012 (KKP 2013). Ikan gurame merupakan primadona ikan air
tawar, pada tahun 2008-2012 produksi ikan gurami meningkat sebesar 17,59%
dengan nilai 69.500 ton pada tahun 2012 (KKP 2013). Ikan lele juga merupakan
komoditas utama Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Produksi ikan lele
selalu meningkat pada tiap tahunnya, pada tahun 2008 berjumlah 114.372 ton, dan
pada tahun 2012 yaitu 407.700 ton dengan kenaikan rata-rata 38,53% (KKP 2013).
Ikan lele merupakan komoditas yang dipelihara secara intensif (Yi et al.
2003). Budidaya intensif, yakni menebar benih dengan kepadatan tinggi disertai
dengan pemberian pakan buatan yang berprotein tinggi. Pada budidaya ikan lele
intensif, ikan lele hanya dapat meretensi protein dari pakan sekitar 31,84%35,15% (Gunadi 2012) dan sisanya terbuang menjadi limbah budidaya dalam
bentuk produk ekskresi, residu pakan, dan feses. Menurut Lin dan Diana (1995)
metabolit dan sisa pakan dari kegiatan budidaya ikan lele intensif dapat
menumbuhkan fitoplankton dan zooplankton yang dapat dimanfaatkan oleh ikan
filter feeder.
Ikan nila merupakan ikan omnivora yang cenderung herbivora. Menurut
Eliazar (1979) benih nila ukuran 3-5 cm memakan Navicula sp, Diatoma sp,
Scenedesmus sp, Rotifera sp, Synedra sp, dan Anabaena sp. Sedangkan benihbenih gurame lebih memilih larva insekta, crustacea, dan zooplankton. Setelah
beberapa bulan benih gurame memakan tumbuhan air lunak (Susanto 2009).
Menurut Yi et al. (2003) pada budidaya ikan lele yang terintegrasi dengan
ikan nila, ikan nila mendapatkan nutrien dari pemanfaatan pakan alami yang
diperoleh dari limbah budidaya ikan lele. Sistem integrasi (budidaya ikan nila
yang memanfaatkan limbah dari komoditas utama dan tanpa pemberian pakan
buatan) dapat menekan biaya produksi, dikarenakan biaya pakan dapat mencapai
40-70% dari biaya produksi (Surawidjaja 2006), sistem integrasi ini diharapkan
dapat menambah keuntungan usaha budidaya ikan lele. Sistem integrasi ini
menciptakan budidaya yang ramah lingkungan, dikarenakan limbah dari
komoditas utama ditransformasikan menjadi pakan alami yang dapat
dimanfaatkan oleh ikan nila, dan air yang telah tereduksi limbahnya dapat
digunakan kembali oleh komoditas utama (ikan lele).
Oleh karena itu diperlukan kajian sejauh mana limbah pendederan lele
dapat dimanfaatkan untuk pendederan nila dan gurame dalam sistem integrasi dan
seberapa besar pengaruh limbah pendederan lele terhadap pendederan nila
dibandingkan dengan pendederan nila pada umumnya.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan limbah pendederan
ikan lele untuk pendederan ikan nila dan ikan gurame.

METODE
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah uji komperasi dengan dua
perlakuan. Perlakuan pertama yaitu pendederan benih ikan nila (NK) dan ikan
gurame (GK) yang dilakukan seperti petani pada umumnya (Kontrol) yaitu
dipupuk dan diberi pakan. Perlakuan kedua berupa pendederan nila (NI) dan
gurame (GI) yang terintegrasi dengan pendederan lele membentuk sistem
resirkulasi pada sistem ini limbah pendederan lele dialirkan ke kolam nila dan
gurame, perlakuan ini merupakan modifikasi dari Yi et al. 2003 dan Lin 1995.
Ilustrasi penempatan perlakuan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Skema percobaan

Prosedur Penelitian

Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan pada penelitian ini berupa kolam tanah berukuran
49 m dan 70 m2 dan bak tembok berukuran 3x1x0,4 m sebanyak 3 buah. Kolam
tanah tempat pemeliharaan ikan nila dan gurame dikeringkan, kemudian dipupuk
dengan urea 7 g/m2 dan pupuk TSP 5 g/m2 diisi air yang berasal dari irigasi sawah.
Sebelum kolam ditebar ikan terlebih dahulu digenangkan selama tujuh hari.
2

3
Wadah pemeliharaan lele berupa bak tembok. Sebelum ditebari ikan,
dinding-dinding bak disikat dan diberi desinfektan klorin dengan dosis 20 mg/L
dilanjutkan dengan pengeringan dan pengisian air kembali dengan air yang
berasal dari kolam tanah tempat pemeliharaan nila dan gurame. Setelah itu pompa
air yang mengisi bak dijalankan terus menerus dengan debit air sebesar 1,5
lpm/m3 dan limpasan air dikembalikan ke kolam pemeliharaan ikan sehingga
terjadi integrasi antara bak dan kolam melalui sirkulasi air dari bak ke kolam.
Penebaran
Benih lele yang digunakan pada penelitian ini adalah benih yang memiliki
panjang dan bobot rata-rata masing-masing sebesar 4,42 ± 0,26 cm dan 0,94 ±
0,14 g, dengan padat penebaran 2000 ekor/m3. Ikan nila memiliki panjang dan
bobot rata-rata 4,12 ± 0,34 cm dan 1,21 ± 0,34 g dengan padat tebar 24 ekor/m2
dan ikan gurame 1,91 ± 0,05 cm dan 0,22 ± 0,05 g dengan padat tebar 10 ekor/m2.
Penebaran dilakukan pada sore hari dan dilakukan aklimatisasi suhu ±15 menit.
Pemberian Pakan
Selama pemeliharaan, pakan yang diberikan berupa pakan apung komersil
berkadar protein 35,47% untuk ikan lele dan pakan yang berkadar protein 28,57%
untuk ikan nila. Pada pendederan lele frekuensi pemberian pakan empat kali
sehari, yaitu pukul 08.00, 12.00, 16.00, dan 20.00 WIB dengan pemberian pakan
secara ad satiation. Pada kontrol ikan nila di berikan pakan 3 kali sehari dengan
Feeding Rate 10% pada awal percobaan hingga hari ke-7 dan 5% pada hari ke-8
hingga akhir percobaan.
Pengelolaan Kualitas Air
Pada perlakuan integrasi air di bak pemeliharaan mendapatkan pengaliran
air yang kontinyu dari kolam pemeliharaan nila dan gurame dengan debit air 1,5
lpm/m3 air bak. Selanjurnya air yang mengandung limbah dikembalikan ke kolam
lele dan gurame secara gravitasi, sehingga diharapkan terbentuk suatu
pemelihararn sistem resirkulasi dengan kolam nila dan gurame berperan sebagai
biofilter. Setiap minggu air di dalam bak dikuras, hingga tidak ada kotoran yang
mengendap di dasar, kemudian digantikan dengan air baru dari kolam nila dan
gurame.
Benih ikan lele yang terserang penyakit , ditanggulangi melalui perendaman
ikan dalam larutan Kalium Permanganat (PK) dengan dosis 1,5-3,0 ppm selama
30-60 menit, selain itu juga melalui pemberian pakan campuran dengan obat
menggunakan, Cyprofish dengan dosis 3 gram/kg pakan. Langkah yang dilakukan
untuk pencegahan penyakit adalah menjaga kebersihan alat–alat yang digunakan,
serta penggunaan alat yang berbeda untuk benih sehat dengan benih yang telah
terserang penyakit. Pencegahan penyakit juga dilakukan melalui manajemen
kualitas air yang baik, seperti membersihkan kotoran yang ada di dasar bak, dan
pengaliran air.

4
Pengamatan
Setiap minggu dilakukan pengukuran ikan untuk mendapatkan data
panjang dan bobot ikan, serta pengamatan bakteri pada ikan yang terserang
penyakit. Pengukuran kualitas air yang mencakup kekeruhan, pH, alkalinitas, DO,
TAN, nitrit, nitrat, dan ortophospat yang dilakukan setiap minggu. Pengukuran
dilakukan pada pukul 09.00 WIB, sedangkan untuk suhu pengukuran setiap hari
pada pukul 07.00, 12.00, 16.00 dan 20.00 WIB. Selain itu juga dilakukan
pengamatan cuaca jika terjadi hujan turun selama pemeliharaan. Pengamatan
plankton dilakukan pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan, sedangkan analisis
isi lambung dilakukan pada hari ke-21. Proksimat total nitrogen dilakukan pada
pakan lele, pakan nila, ikan lele, nila, dan gurame pada awal percobaan dan akhir
percobaan, prosedur proksimat total nitrogen dapat dilihat pada Lampiran 1.
Identifikasi bakteri patogen menggunakan ikan lele yang sudah terserang
penyakit yang dicirikan adanya luka borok di sekitar tubuh ikan. Sebelum
indentifikasi bakteri terlebih dahulu disiapkan cawan petri dan media TSA
(Trypticase Soy Agar). Media TSA dibuat dari 4 gram TSA yang dicampurkan
dengan 100 mL akuades steril dan selanjutnya dipanaskan hingga media tersebut
larut. Kemudian dimasukan ke cawan petri atau tabung dan disterilkan di autoklaf
pada suhu 120 0C selama 15 menit. Lalu dinginkan hingga media mengeras.
Identifikasi dilakukan pada ikan yang mati (segar) yaitu dengan
menempelkan kawat ose pada luka borok dan ginjal ikan lele, lalu digoreskan
pada media TSA. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang,
kemudian diamati koloni bakteri yang tumbuh pada media TSA keesokan harinya.
Analisis Data
Parameter Biologis
Parameter biologis ikan yang diukur selama pemeliharaan adalah
kelangsungan hidup, bobot ikan , laju pertumbuhan bobot harian, panjang ikan
dan, pertumbuhan panjang.
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (1997),
yaitu :

Keterangan : Kelangsungan hidup = Derajat kelangsungan hidup (%)
No
= Jumlah pada ikan awal percobaan (ekor)
Nt
= Jumlah ikan pada akhir percobaan (ekor)
Pertumbuhan Panjang
Pertumbuhan panjang dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (1997),
yaitu :

5

Keterangan : Lo
Lt

= Panjang rata-rata ikan pada awal percobaan (cm)
= Panjang rata-rata ikan pada waktu t (cm)

Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan bobot harian ikan yang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Huisman (1987):

Keterangan :
LPH
̅̅̅̅̅
̅̅̅̅
t

=
=
=
=

̅̅̅̅
̅̅̅̅̅

Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Berat pada awal percobaan (g)
Berat pada akhir waktu t percobaan (g)
Lama pemeliharaan (hari)

Retensi Nitrogen
Retensi nitrogen dihitung dengan menggunakan rumus Rohmana (2009),
yaitu:
Retensi nitrogen(%) =
Keterangan

:

= Jumlah nitrogen ikan pada awal percobaan (g)
= Jumlah nitrogen ikan pada akhir percobaan (g)
= Jumlah nitrogen pakan yang diberikan pada ikan (g)

Efisiensi nitrogen
Efisiensi nitrogen dihitung dengan menggunakan rumus (Rohmana 2009):
Efisiensi nitrogen (%) pendederan integrasi =
Efisiensi nitrogen (%) pendederan kontrol =
Keterangan:
Nlele
Nnila
Ngurame
Npakan

= jumlah nitrogen yang diretensi ikan lele (g)
= jumlah nitrogen yang diretensi ikan nila (g)
= jumlah nitrogen yang diretensi ikan gurame (g)
= jumlah nitogen pakan yang diberikan pada ikan (g)

Fisika Kimia Air
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 7 hari sekali selama 30 hari
pemeliharaan. Pengukuran kualitas air meliputi parameter fisik dan kimia air
seperti, suhu, kekeruhan,DO, pH, alkalinitas, TAN, nitrit, nitrat, dan ortophospat.
(Tabel 1)

6
Tabel 1 Parameter fisika kimia air
Parameter
Suhu
Kekeruhan
DO
pH
Alkalinitas
TAN
Nitrit
Nitrat
Ortophosphat

Satuan
o
C
Ntu
mg/l
mgCaCO3/l eq
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

Peralatan
Thermometer
Turbidimeter
DO meter
pH meter
Titrasi
Spektrometer
Spektrometer
Spektrometer
Spektrometer

Metode pengukuran
In Situ
Eks situ
In Situ
Eks situ
Eks situ
Eks situ
Eks situ
Eks situ
Eks situ

Waktu pengukuran
Setiap Hari
Satu minggu sekali
Satu minggu sekali
Satu minggu sekali
Awal, tengah, akhir
Satu minggu sekali
Satu minggu sekali
Satu minggu sekali
Satu minggu sekali

Identifikasi Plankton
Metode pengamatan plankton menggunakan Sedgwick-Rafter, mikroskop,
dan buku identifikasi plankton (Needham dan Needham 1962). Sedgwick-Rafter
Cell adalah suatu alat yang memiliki ukuran panjang 50 mm, lebar 20 mm, dan
tinggi 1 mm (Odum 1971). Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan
menggunakan plankton net dengan mess size 30 mikron.
Kelimpahan Plankton
Nilai kelimpahan plankton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Odum 1971).

Keterangan:

N
Vd
Vt
Vs
Fp
n

= Jumlah Plankton (sel/l)
= Volume air yang disaring (l)
= Volume air tersaring (ml)
= Volume air pada Sedgwick-Rafter Cell (ml)
= Faktor pengenceran
= Jumlah jenis plankton (sel)

Indeks Dominansi
Nilai indeks dominansi (Odum 1971) digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya genus tertentu yang mendominasi suatu komunitas. Nilai indeks
dominansi Simpson dihitung dengan rumus :

Keterangan:

c
ni
N
S

∑( )

= Indeks dominansi Simpson
= Jumlah jenis ke-i
= Jumlah total individu
= Jumlah taksa/jenis

7
Indeks Keragaman
Penentuan tingkat keragaman organisme fitoplankton digunakan indeks
keanekaragaman Shannon-weaner (Odum 1971):

Keterangan:

H’
Pi
ni
N
n
i



= Indeks keanekaragaman Shannon-Weaner
= ni/N
= Jumlah individu genus ke-i
= Jumlah total individu
= Jumlah genus
= 1,2,3,.....,n

Analisis Kebiasaan Makanan Ikan
Analisis kebiasaan makan ikan dilihat dari isi lambung palsu ikan nila.
Analisis ini menggunakan metode index of Preponderance (Indek Bagian
Terbesar) (Effendie 1997)dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : Vi
Oi
IP

= Persentase volume satu macam makanan
= Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
= Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan
= Index of Preponderance

Penentuan Indeks Pilihan
Analisis ini menggunakan metode index of Electivity (Indeks Pilihan)
(Effendie 1997) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : ri
pi
E

= Jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakan
= Jumlah relatif macam organisme dalam perairan
= Indeks pilihan

Prosedur Analisis Data
Analisis data menggunakan uji t pada selang kepercayaan 95% untuk
melihat perbedaan antar perlakuan dengan perbandingan nilai tengah (Junaidi
2012) menggunakan program Ms. Excel dan Minitab 16. Parameter yang
dibandingkan adalah panjang dan bobot. Analisis deskriptif digunakan untuk
melihat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan
panjang, efisiensi nitrogen, kualitas air, identifikasi plankton dan analisis
kebiasaan makan ikan.

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Fisika Kimia Air
Fisika kimia air yang diamati yaitu suhu, kekeruhan, pH, alkalinitas,DO,
amonia, nitrit, nitrat, dan ortophospat. Berikut merupakan kisaran nilai kualitas
air dari beberapa parameter yang diuji pada media budidaya yang disajikan pada
Tabel 2 dan Lampiran 4.
Tabel 2 Kisaran parameter fisika kimia air pada media budidaya
Parameter
Suhu

Satuan
o
C

NK
NI
Lele
29,9 ± 2,2
29,9 ± 2,2
29,3 ± 2
(26-34)
(26-34)
(25-33)
Kekeruhan
ntu
76 ± 12
82 ± 26
52 ± 10
(61-88)
(47-110)
(30-66)
pH
7,42-7,62
7,55-8,08
7,28-7,75
Alkalinitas
mg/l CaCo3
195 ± 40
181 ± 37
(152-232)
(152-232)
DO
mg/l
4,49 ± 2,22
5,18 ± 2,23
3,81 ± 2,13
(2,4-7,6)
(3,2-8,1)
(1-7,7)
TAN
mg/l
0,93 ± 1,23
0,86 ± 0,88
1,32 ± 1,09
(0,26-3,11)
(0,10-2,32)
(0,26-3,27)
Amonia
mg/l
0,03 ± 0,04
0,05 ± 0,04
0,04 ± 0,04
(0,005-0,09) (0,003-0,11) (0,006-0,11)
Nitrit
mg/l
0,70 ± 0,84
0,46 ± 0,40
(0,04-1,86)
(0,05-1,00)
Nitrat
mg/l
0,51 ± 0,70
0,40 ± 0,53
(0,096-1,75) (0,09-1,32)
Ortophospat
mg/l
0,83 ± 0,25
0,61 ± 0,31
(0,61-1,14)
(0,18-1,04)
Keterangan :
NK : air kolam nila kontrol NI: air kolam nila integrasi
Lele : air bak lele

Bedasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai rataan suhu pada NK
dan NI sama. Rataan kekeruhan pada media NI lebih tinggi dibanding NK.
Kisaran pH tertinggi terdapat pada NK dan terendah pada media lele yaitu. Rataan
alkalinitas, DO, nitrit, nitrat, dan ortophospat NK lebih tinggi dibanding NI.
Rataan TAN pada NI lebih rendah dibandingkan dengan NK.
Analisis Plankton
Analisis plankton diamati pada kolam kontrol dan kolam integrasi. Pada
pengamatan terhadap plankton diperoleh adanya 13 jenis fitoplankton dan 4 jenis
zooplankton. Tabel 4 merupakan hasil analisis plankton yang diambil pada awal,
tengah, dan akhir penelitian pada kolam pemeliharaan.

9
Tabel 3 Analisis plankton pada media budidaya pada awal, pertengahan dan akhir
penelitian.

0rganisme

Nila Kontrol

Nila Integrasi

Δ Ratarata

Awal

Tengah

Akhir

Rata
rata

Awal

Tengah

Akhir

Rata
rata

Pediastrum sp

53550

81525

15625

50233

62525

85850

42175

63517

13283

Scenedesmus sp

32150

22450

13500

22700

26575

61150

160500

82742

60042

Asterococus sp

11775

1375

2100

5083

11375

3300

550

5075

-8

Chlorella sp

6325

1150

7500

4992

2300

6025

4250

4192

-800

Tetraedron sp

2275

2275

300

1617

5375

425

475

2092

475

Oocystis sp

1100

0

500

533

1025

675

500

733

200

Fitoplankton

Navicula sp

50

0

50

33

125

225

300

217

183

Actinastrum sp

550

575

2650

1258

0

8400

1300

3233

1975

0scillatoria sp

200

500

0

233

325

0

0

108

-125

Westela sp

0

28583

22145

16909

0

61225

26265

29163

12254

Colastrum sp

0

2850

0

950

0

0

0

0

-950

Phacuss p

50

50

4400

1500

75

50

1325

483

1017

Spirulina sp

0

0

0

0

0

0

175

58

58

108025

141333

68770

106043

109700

227325

237815

191613

85571

0,3502

0,3997

0,2123

0,3208

0,3972

0,2898

0,4995

0,3955

0,0747

1,2900

1,2298

1,3706

1,2968

1,2013

1,3915

0,9979

1,1969

-0,1

Moina sp

158

19

60

79

109

23

0

44

-35

Branchionus sp

331

56

1975

787

335

26

200

187

-600

Nauplius sp

154

71

1875

700

816

147

750

571

-129

Cyclop sp

45

267

1850

721

162

542

1000

568

-153

Insekta

0

0

50

17

0

0

0

0

-17

688

414

5810

2304

1.421

737

1950

1370

-934

0,3384

0,4671

0,3213

0,3756

0,4038

0,5816

0,4214

0,4689

0,0933

1,2037

0,9981

1,1844

1,1287

1,1034

0,7735

0,9435

0,9401

-0,188

Kelimpahan
Fitoplankton
(sel/l)
Indeks
Dominansi
Indeks
Keragaman
Zooplankton

Kelimpahan
Zooplankton
(sel/l)
Indeks
Dominansi
Indeks
Keragaman

Keterangan : Δ Rata-rata adalah selisih antara rata-rata nila integrasi dengan
nila kontrol.
Berdasarkan Tabel 3 diatas kelimpahan fitoplankton nila integrasi lebih
tinggi 85571 sel/l dibandingkan dengan nila kontrol.
Komposisi Makan Ikan Nila
Berikut merupakan analisis kebiasaan makan yang diambil pada hari ke21. Pada nila kontrol sampel diambil 45 menit setelah pemberian pakan.

10
Tabel 4 Kebiasaan makan ikan nila
Nila kontrol

IP (%)
Nila integrasi

Δ

Actinastrum sp

0,0094

0,2077

0,1983

2.

Asterococcus sp

0,0006

0,0000

-0,0006

3.

Chlorella sp

0,5852

6,3713

5,7861

4.

Coelastrum sp

0,0012

0,0089

0,0078

5.

Detritus

0,0000

21,4056

21,4056

6.

Navicula sp

0,0877

0,5715

0,4837

7.

Osilatoria sp

0,0000

0,0176

0,0176

8.

Oocytis sp

0,0042

0,0030

-0,0012

9.

Pediastrum sp

0,0458

2,6527

2,6069

10.

Pelet

-92,5828

Phacus sp

92,5828
0,0002

0,0000

11.
12.

Scenedesmus sp

3,2394

13.

Spirogyra sp

14.
15.
16.

No

Jenis

1.

0,0000

-0,002

0,0704

68,4010
0,2396

65,1616

Tetraedron sp

0,0017

0,0960

0,0944

Tumbuhan air

3,3715

0,0127

-3,3588

Westela sp

0,0000

0,0123

0,0123

0,1693

Keterangan : Δ adalah selisih antara nila integrasi dengan nila kontrol
Indeks Pilihan Makanan Ikan Nila Integrasi
Berikut merupakan tabel 5 indeks pilihan makanan ikan nila integrasi
terhadap fitoplankton
Tabel 5 Pilihan makanan ikan nila integrasi terhadap plankton
No

Jenis fitoplankton

pi (%)

ri (%)

E (%)

1

Actinastrum sp

2,09

0,26

-0,78

2

Asterococus sp

0,83

0,00

-1,00

3

Chlorella sp

2,21

8,11

0,57

4

Coelastrum sp

0,00

0,01

1,00

6

Navicula sp

0,11

0,73

0,73

7

Oocystis sp

0,25

0,00

-0,97

8

Oscillatoria sp

0,00

0,02

1,00

9

Pediastrum sp

27,52

3,38

-0,78

10

Phacussp

0,30

0,00

-1,00

11

Scenedesmus sp

47,65

87,04

0,29

12

Spirogyra sp

0,00

0,30

1,00

13

Spirulina sp

0,04

0,00

-1,00

14

Tetraedron sp

0,19

0,12

-0,23

15

Westela sp

18,81

0,02

-1,00

100

100

Total

Keterangan : pi = fitoplankton di perairan, ri = fitoplankton dalam usus,
E = electivity

11
Bedasarkan tabel 6 diatas bahwa Actinastrum sp, Asterococus sp, Oocystis
sp, Pediastrum sp, Phacuss sp, Spirulina sp, Tetraedron sp, Westela sp. Memiliki
nilai indeks pilihan kurang dari 0.
Kelangsungan Hidup
Perlakuan nila kontrol memiliki nilai kelangsungan hidup yang lebih
tinggi 6,03% dibandingkan nilai kelangsungan hidup nila integrasi, sedangkan
pada gurame hilai ini relatif sama, gurme kontrol lebih tinggi 0,51%.
Kelangsungan hidup yang lebih rendah terjadi pada lele yaitu 35,62%. (Gambar 2)

Kelangsungan hidup (%)

100,00

96,94
85,97

96,43

79,94

80,00
60,00
35,62

40,00
20,00
0,00
NK

NI

GK

GI

Lele

Gambar 2 Kelangsungan hidup NK (nila kontrol), NI (nila integrasi), GK (gurame
kontrol), GI (gurame integrasi), dan ikan lele selama penelitian
Kematian ini akibat adanya serangan penyakit pada awal-awal pemeliharaan
yang diikuti dengan kematian mulai dari hari ke 5 hingga hari ke 18 (Gambar 3)
Mortalitas lele (%)

60
50
40
30

= terjadinya hujan

20
10
0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829
Waktu pemeliharaan (hari ke-)

Gambar 3 Kematian ikan lele selama penelitian
Identifikasi Bakteri Patogen
Berikut merupakan hasil uji identifikasi bakteri yang diambil dari luka borok
ikan lele.

12
Tabel 6 Hasil uji identifikasi bakteri
Jenis Uji Identifikasi
Pewarnaan gram
Bentuk koloni
Oksidatif Fermentatif
Katalase
Oksidase
Motilitas
Jenis bakteri

Luka Borok
Negatif
Basil
Fermentatif
Positif
Positif
Positif
Aeromonas hydrophila

Berdasarkan hasil uji identifikasi jenis bakteri yang didapatkan adalah
Aeromonas hydrophila yang menyebabkan penyakit Motile Aeromonas
Septicemia.
Panjang Ikan
Panjang ikan pada saat penebaran rata-rata 4,12 ± 0,34 cm Setelah melewati
masa pemeliharaan meningkat menjadi 7,15 ± 1,21 pada kontrol dan 6,05 ± 0,69
pada integrasi. Panjang ikan integrasi dengan nila kontrol hingga hari ke-22 tidak
berbeda (P>0.05). Perbedaan baru terlihat pada akhir penelitian, yakni nila
kontrol lebih panjang dibanding nila integrasi (P0.05). Perbedaan terlihat pada hari ke-8 dan 22 berbeda (P