Cadangan Karbon di Blok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna Cipta Sejahtera - Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010.

CADANGAN KARBON DI BLOK-C IUPHHK-HA
PT. FORTUNA CIPTA SEJAHTERA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010

DZIKRULLAAH AL KHAQ

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Cadangan Karbon di
Blok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna Caipta Sejahtera – Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013

Dzikrullaah Al Khaq
NIM E14090063

ii

ABSTRAK
DZIKRULLAAH AL KHAQ. Cadangan Karbon di Blok-C IUPHHK-HA PT.
Fortuna Cipta Sejahtera – Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010. Dibimbing
oleh Ir. Budi Prihanto, MS.
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai penyerap emisi CO2 di atmosfer yang
menyebabkan kenaikan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) pada pemanasan
global. IUPHHK-HA PT. FCS memiliki luas total area sebesar 53,960.00 ha dan
22,852.44 ha diantaranya berada di Blok-C yang menjadi objek dalam penelitian
ini. Penelitian ini bertujuan untuk menduga potensi volume, biomassa, cadangan
karbon dan serapan CO2 berdasarkan data Inventarisasi Hutan Menyeluruh
Berkala (IHMB) tahun 2010. Pendugaan potensi ini dilakukan dengan metode
penarikan contoh dengan dan tanpa stratifikasi. Stratifikasi didasarkan pada jenis

tutupan lahan, yaitu strata hutan primer (luas 14,654.31 ha) dan strata hutan bekas
tebangan (luas 8,198.13 ha). Metode dengan stratifikasi memberikan hasil yang
lebih akurat dibandingkan dengan metode tanpa stratifikasi. Potensi tegakan yang
digolongkan meliputi 3 strata tegakan yaitu tiang, pohon kecil dan pohon besar
yang memberikan hasil dugaan total potensi volume sebesar 5,478,498.45 m3,
biomassa sebesar 4,059,567.35 ton, cadangan karbon sebesar 1,907,996.65 ton
dan serapan CO2 sebesar 7,002,347.72 ton. Kesalahan penarikan contoh dalam
menduga potensi tersebut sebesar 8.00 % untuk tingkat tiang, 4.84 % untuk
tingkat pohon kecil dan 3.55 % untuk tingkat pohon besar.
Kata kunci : IHMB, volume, biomassa, cadangan karbon, serapan CO2, stratifikasi

ABSTRACT
DZIKRULLAAH AL KHAQ. Carbon Stock in Blok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna
Cipta Sejahtera – Central of Kalimantan Province on 2010. Supervised by Ir Budi
Prihanto, MS.
One of forest functions is as an absorbent CO2 emission in the atmosphere
that can increas the concentration of greenhouse gases and causes global warming.
Total area of IUPHHK-HA PT. FCS is about 53,960.00 ha and 22,852.44 ha from
total area is located in blok-C as the object of this research. This research aimed to
estimate the potential volume, biomass, carbon stock and CO2 sequestration based

on Periodical Comprehensive Forest Inventory (IHMB) on 2010. Estimating the
potention are using stratified and non-stratified sampling method. Stratification is
based on the land cover types which are virgin forest (14,654.31 ha) and logged
over area (8,198.13 ha). Stratified methode has better accuracy results than nonstratified method. The estimation based on 3 level of stumpage potention which
are pole, small trees and big trees obtain 5,478,498.45 m3 in total volume,
4,059,567.35 ton in total biomass, 1,907,996.65 ton in carbon stock and
7,002,347.72 ton in CO2 sequestration. These sampling errors are 8.00 % for pole,
4.84 % for small trees and 3.55 % for big trees.
Keywords : IHMB, volume, biomass, carbon stock, CO2 sequestration, stratified

iii

CADANGAN KARBON DI BLOK-C IUPHHK-HA
PT. FORTUNA CIPTA SEJAHTERA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010

DZIKRULLAAH AL KHAQ

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

iv

v
Judul Skripsi : Cadangan Karbon di Blok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna Cipta
Sejahtera - Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010.
Nama
: Dzikrullaah Al Khaq.
NIM
: E14090063.


Disetujui oleh,

Ir Budi Prihanto, MS
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc FTrop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Judul Skripsi : Cadangan Karbon di B1ok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna Cipta
Sejahtera - Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010.
Nama
: Dzikrullaah Al Khaq.
: E14090063.
NIM

Disetujui oleh,


Ir Budi Prihanto, MS
Dosen Pembimbing

.. ---

.,

Tanggal Lulus:

0 9 DEC 2013

vi

PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Cadangan Karbon di Blok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna Caipta Sejahtera –
Kalimantan Tengah Tahun 2010.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini
berisi tentang dugaan potensi serapan CO2 yang ada di wilayah IUPHHK-HA PT.
Fortuna Cipta Sejahtera (Blok-C).
Tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua Sumbono Hadi Suprapto dan Sumarsih, beserta kedua
kakak Affan Al Khafiz dan Faiq Al Syawaf dan seorang adik Hanief Al
Naufal atas dukungan, motivasi dan doa,
2. Ir. Budi Prihanto, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan, serta semangat dan motivasi kepada penulis,
3. Keluarga besar IUPHHK-HA PT. Fortuna Cipta Sejahtera atas bantuan
dan kerjasamanya selama kegiatan penelitian berlangsung,
4. Keluarga besar FORCI Development yang telah memberikan saran dan
kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,
5. Seta Asri Ameliah, atas inspirasi, dukungan dan motivasi kepada penulis,
6. Ruri, Syifa, Perti, Indra yang telah membantu penulis selama penelitian
berlangsung,
7. Keluarga besar Fakultas Kehutanan IPB,
8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharpkan saran, kritik dan masukan demi perbaikan tulisan ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bogor, Desember 2013
Dzikrullaah Al Khaq

vii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN

viii
viii


Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian





TINJAUAN PUSTAKA



Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
Volume Pohon
Biomassa dan Karbon
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi
Alat dan Bahan
Metode Penelitian
Persiapan dan Pengumpulan Data
Pengolahan Data

Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendugaan Tanpa Stratifikasi
Potensi Volume tanpa Stratifikasi
Potensi Biomassa, Cadangan Karbon dan Serapan CO2 tanpa Stratifikasi
Pendugaan Menggunakan Stratifikasi
Potensi Volume dengan Stratifikasi
Potensi Biomassa, Cadangan Karbon dan Serapan CO2 Dengan Stratifikasi
Perbandingan Hasil Pendugaan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran












11 
11 
11 
13 
13 
13 
16 
16 
17 
17 
17 

DAFTAR PUSTAKA

18 

RIWAYAT HIDUP

20

viii

DAFTAR TABEL










Luas dan jumlah plot IHMB di Blok-C IUPHHK-HA PT. FCS

Nilai dugaan potensi volume tanpa stratifikasi tiap tingkat permudaan
12 
Potensi biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2 tanpa stratifikasi
13 
Potensi volume berdasarkan stratifikasi jenis tutupan lahan pada tingkat
permudaan tiang
13 
Potensi volume berdasarkan stratifikasi jenis tutupan lahan pada tingkat
permudaan pohon kecil
14 
Potensi volume berdasarkan stratifikasi jenis tutupan lahan pada tingkat
permudaan pohon besar
15 
Nilai-nilai dugaan total potensi volume Blok-C PT. FCS pada tiap tingkat
permudaan
15 
Potensi biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2 berdasarkan stratifikasi
jenis tutupan lahan
16 
Rekapitulasi kesalahan penarikan contoh / Sampling Error (SE)
16 

DAFTAR GAMBAR
1  Diagram alur penelitian
2  Peta penutupan lahan Blok-C IUPHHK-HA PT. FCS
3  Ilustrasi disain plot Contoh IHMB





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan memiliki peranan dan fungsi yang banyak bagi kehidupan manusia
untuk masa kini dan juga masa yang akan datang meliputi fungsi ekonomi,
ekologi dan sosial. Perlu adanya upaya dalam rangka menjaga kelestarian hutan
agar pemenuhan kebutuhan hidup manusia bisa terjaga dan terpenuhi. Salah satu
fungsi ekologi yang sangat penting adalah fungsi hutan dalam penyerapan CO2
yang ada di atmosfer.
Manusia merupakan salah satu penyumbang gas CO2 terbesar di udara.
Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengeluarkan emisi CO2 terbanyak adalah
dari kegiatan pembakaran lahan, pemanfaatan hasil hutan kayu yang berlebihan,
emisi kendaraan bermotor, dan limbah pabrik. Beberapa upaya untuk mencapai
pengurangan emisi secara signifikan melalui program perluasan usaha penanaman
saja tidak cukup, karena jumlah pohon yang harus ditanam untuk mencapai target
pengurangan emisi akan membutuhkan areal seluas dua kali lipat wilayah
Indonesia, sekalipun jika penanaman dilakukan pada lahan-lahan yang
terdegradasi (Verchot et al. 2010). Peningkatan Gas Rumah Kaca di atmosfer
dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global (Global Warming). Pemanasan
global ini merupakan fenomena peningkatan temperatur rata-rata permukaan bumi
(Manuri et al. 2011).
Indonesia adalah salah satu negara penyumbang gas rumah kaca terbesar
setelah Amerika Serikat dan Cina. Posisi ini didapat dari emisi CO2 sebagai akibat
dari kegiatan deforestasi dan pemanfaatan hasil hutan kayu yang berlebihan.
Emisi tahunan dari perubahan tata guna lahan dan kehutanan diestimasi oleh IPCC
mencapai 2.563 MtCO2e dan sebagian besar diperoleh dari kegiatan deforestasi
(IPCC 2006).
Peningkatan GRK saat ini telah mencapai laju yang sangat
mengkhawatirkan bagi kehidupan di dunia, sehingga perlu adanya upaya khusus
untuk mengendalikannya. Salah satu faktor yang dapat menurunkan akumulasi
CO2 adalah penyerapan oleh vegetasi melalui proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis ini disimpan dalam bentuk biomassa. Menurut Elias (2002), biomassa
vegetasi hutan berisi cadangan karbon yang sangat besar yang dapat menjaga dan
memberikan keseimbangan siklus karbon. Tanaman atau pohon di hutan berfungsi
sebagai tempat penimbunan dan pengendapan karbon (rosot karbon). Perhitungan
biomassa merupakan salah satu langkah penting yang harus diketahui dan
dilakukan dalam suatu kegiatan mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan
sehubungan dengan pendugaan karbon.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan dalam pengelolaan hutan alam
diperlukan rencana pengelolaan yang baik agar tercapai hasil yang maksimal dan
menguntungkan baik secara ekonomi dan ekologi. Belum banyak dilakukan kajian
dan penelitian yang dilakukan di PT. Fortuna Cipta Sejahtera (PT. FCS) sebagai
pemegang IUPHHK-HA (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Alam) tentang potensi serapan CO2 yang ada di wilayah tersebut. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengukuran terhadap biomassa di PT. FCS, guna mengetahui

2
simpanan karbon yang ada sebagai dampak dari kegiatan pemanfaatan hasil hutan
kayu yang telah dilakukan.
Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menduga potensi volume, biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2 yang
tersimpan di areal Blok-C IUPHHK-HA PT. FCS,
2. Membandingkan metode pendugaan dengan stratifikasi dan tanpa stratifikasi.
Manfaat Penelitian
Harapan dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan
informasi mengenai potensi cadangan karbon yang tersimpan dalam areal
produksi PT. FCS sebagai akibat dari kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu yang
telah dilakukan. Sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
kebijakan dan perencanaan pengelolaan hutan.

TINJAUAN PUSTAKA
Hutan memiliki peranan yang sangat penting dalam menurunkan emisi gas
rumah kaca, karena hutan mampu memfiksasi karbon dan menyimpannya di
dalam vegetasi yang dikenal sebagai rosot karbon (carbon sink). Vegetasi hutan
mempunyai kemampuan untuk menyerap CO2 melalui proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis tersebut umumnya disimpan dalam bentuk biomassa akar, batang,
cabang dan ranting yang menjadikan vegetasi hutan tumbuh makin besar dan
semakin tinggi (Salisbury & Ross 1992 diacu dalam Salim 2005).
Menurut Manuri et al. (2011), pendugaan emisi karbon memerlukan 2
komponen data utama, yaitu Activity Data dan Emission Factor. Activity Data
adalah data perubahan tutupan lahan yang terjadi pada periode 1 hingga beberapa
dekade ke belakang. Untuk memperoleh data ini disarankan untuk menggunakan
pendekatan teknologi pengindraan jauh yang saat ini sudah sangat berkembang
pesat. Sedangkan Emission Factor merupakan data penting terkait dengan nilai
emisi karbon yang terjadi akibat terjadinya perubahan tutupan lahan. Data ini
dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain nilai default yang tersedia pada
IPCC Guidelines (2006), data hasil penelitian maupun pengukuran langsung di
lapangan. Pengambilan data di lapang juga telah disusun berdasarkan pengalaman
penerapan di lapangan yang disesuaikan dengan metode Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala (IHMB) yang telah diterapkan pada IUPHHK.
Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
IHMB merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang
kondisi sediaan tegakan hutan (timber standing stock), yang dilaksanakan secara
berkala 1 (satu) kali dalam 10 tahun pada seluruh petak di dalam kawasan hutan
produksi setiap wilayah unit pengelolaan/ manajemen (P.33/ Menhut-II/ 2009).
Menteri Kehutanan menetapkan pedoman IHMB sebagai pedoman dalam

3
pelaksanaan IHMB di lapangan oleh pemegang IUPHHK-HA atau IUPHHK-HT
dan pengelola Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Adapun tujuan dari dilaksanakannya IHMB ini antara lain (P.33/ Menhut-II/
2009) :
1. Untuk mengetahui kondisi sediaan tegakan pada hutan alam dan kondisi
sediaan tegakan tanaman pokok pada hutan tanaman secara berkala pada
tegakan hutan yang sama.
2. Sebagai bahan dasar dalam penyusunan RKUPHHK-HA atau
RKUPHHK-HT atau RKUPHHK-KPHP sepuluh tahunan, khususnya
dalam menyusun rencana pengaturan hasil dalam mewujudkan
pengelolaan hutan produksi lestari.
3. Sebagai bahan pemantauan kecenderungan kelestarian sediaan tegakan
hutan di areal IUPHHK-HA atau IUPHHK-HT atau KPHP.
Volume Pohon
Kegiatan inventarisasi hutan bertujuan untuk memperoleh data dan
informasi mengenai kondisi sumberdaya hutan yang nantinya akan dipakai untuk
mendukung kegiatan perencanaan hutan. Data potensi tegakan tersebut selain
digunakan dalam kegiatan perencanaan hutan juga dapat digunakan dalam
kegiatan penebangan. Untuk memperoleh data mengenai potensi tegakan, salah
satu data yang dicari adalah volume tegakan. Volume tegakan yang dimaksud
adalah jumlah volume pohon yang ada di dalam suatu tegakan.
Volume pohon diartikan sebagai suatu besaran tiga dimensi dari suatu benda
yang besarannya dinyatakan dalam satuan kubik yang didapatkan dari hasil
perkalian satuan dasar panjang (Husch 1963 diacu dalam Hardiansyah 2004).
Penghitungan volume pohon dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya
adalah melalui penghitungan per seksi, menggunakan persamaan volume dan
menggunakan model penduga volume. Pada perhitungan volume pohon yang
menggunakan persamaan volume, variabel yang digunakan antara lain adalah
diameter pohon (dbh), tinggi total pohon dan juga angka bentuk dari tiap jenis
pohon tertentu. Adapun rumus umum yang digunakan untuk menaksir besaran
volume suatu pohon adalah sebagai berikut (Dephut 1992) :
. .

Keterangan :
π : 3,14
d : diameter pohon setinggi dada (dbh) (cm)
h : tinggi total pohon (m)
f : faktor/ angka bentuk pohon

Angka bentuk merupakan faktor koreksi, yang dihitung dari perbandingan
antara volume batang sebenarnya dengan volume silinder pada diameter dan
tinggi yang sama. Apabila informasi angka bentuk untuk spesifik jenis yang
diduga tidak tersedia, nilai angka bentuk batang umum di hutan alam adalah 0,6
(Krisnawati dan Harbagung 1996).

4
Biomassa dan Karbon
Biomassa merupakan total berat kering dari bahan organik yang dinyatakan
dalam satuan kilogram atau ton. Menurut Brown (1997), biomassa didefinisikan
sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan
dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas. Biomassa vegetasi
merupakan berat bahan vegetasi hidup yang terdiri dari bagian atas dan bagian
bawah permukaan tanah pada suatu waktu tertentu (Robert et al. 1993). Biomassa
hutan dapat digunakan untuk menduga potensi serapan karbon yang tersimpan
dalam vegetasi hutan karena 50% biomassa tersusun oleh karbon (Brown 1997).
Kuantitas biomassa dalam hutan merupakan selisih antara produksi hasil
fotosintesis dan konsumsi hasil fotosintesis oleh tumbuhan. Perubahan kuantitas
biomassa dapat terjadi karena aktifitas manusia seperti pola dan sistem silvikultur,
pemanenan dan degradasi. Perubahan juga dapat terjadi karena proses suksesi
alam, seperti bencana alam.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menduga biomassa pohon
(Brown 1997). Yang pertama berdasarkan pendugaan volume kulit sampat batang
bebas cabang yang kemudian diubah menjadi jumlah biomassa (ton/ha) dan yang
kedua secara langsung dengan menggunakan regresi biomassa. Menurut Tiryana
(2005), potensi biomassa hutan juga dapat diketahui melalui data hasil
inventarisasi baik dengan menggunakan faktor konversi volume ke biomassa
maupun persamaan alometrik yang menghubungkan dimensi pohon (diameter
(dbh) dan tinggi) dengan biomassanya.
Menurut Ketterings et al. (2001), biomassa dapat dihitung berdasarkan data
volume pohon, kerapatan kayu dan faktor perluasan biomassa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
.

.

Keterangan :
W
: biomassa (kg)
Vt
: volume silinder terkoreksi (m3)
Wd
: kerapatan kayu (kg/cm3)
BEF
: biomass expansion factor
Manuri et al. (2011) menjelaskan bahwa karbon merupakan salah satu unsur
alam yang memiliki lambang “C” dengan nilai atom sebesar 12. Karbon juga
merupakan salah satu unsur utama pembentuk bahan organik termasuk makhluk
hidup. Hampir setengah dari organisme hidup merupakan karbon. Karbon
tersimpan dalam daratan bumi dalam bentuk makhluk hidup (tumbuhan dan
hewan), bahan organik mati ataupun sediment seperti fosil tumbuhan dan hewan.
Sebagian besar jumlah karbon yang berasal dari makhluk hidup bersumber dari
hutan.
Secara alami, pelepasan karbon hutan ke atmosfer yang disebut emisi,
terjadi malalui berbagai mekanisme seperti respirasi makhluk hidup, dekomposisi
bahan organik serta pembakaran biomassa. Di dalam suatu siklus karbon, vegetasi
melalui proses fotosintesis merubah CO2 dari udara dan air menghasilkan
karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat yang terbentuk disimpan oleh vegetasi dan

5
sebagian oksigen dilepaskan kembali ke atmosfer. Karbon menyusun 45-50%
berat kering dan biomassa (Whitmore 1985).
Menurut Dury et al. (2002) dalam Ginoga (2004), dalam tegakan hutan
karbon terdapat pada :
a. Pohon dan akar, yaitu biomassa hidup baik yang terdapat di atas
permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah dari berbagai jenis
pohon termasuk batang, daun, cabang dan akar.
b. Vegetasi lain, yaitu pada vegetasi bukan pohon (semak, belukar, herba dan
rerumputan).
c. Sampah hutan, yaitu pada biomassa mati di atas lantai hutan, termasuk sisa
pemanenan kayu.
d. Tanah, yaitu pada karbon yang tersimpan dalam bahan organik (humus)
maupun dalam bentuk mineral karbon. Karbon dalam tanah mungkin
mengalami peningkatan atau penurunan tergantung pada kondisi tempat
sebelumnya dan kondisi pengolahan.

METODOLOGI
Waktu dan Lokasi
Pengambilan data IHMB yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan di
Blok-C IUPHHK-HA PT. Fortuna Cipta Sejahtera, Kabupaten Barito Utara dan
Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2010. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari-April 2013.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data di lapang adalah
peta rencana IHMB skala 1:100,000, peta areal kerja PT. FCS, tally sheet dan
buku panduan, pita ukur 30 m, pita phi-band, tambang plastik, kompas, GPS
(Global Positioning System), Haga Hypsometer, kalkulator, parang, dan kamera.
Adapun alat yang digunakan dalam pengolahan data adalah seperangkat laptop
dengan Software ArcGIS v.9.3.1770 dan Software Ms. Excel 2007.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil kegiatan IHMB yang dilakukan
oleh IUPHHK-HA PT. FCS pada akhir tahun 2010. Secara umum, kegiatan
penelitian ini terdiri dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data
lapangan, dan analisis data untuk menduga biomassa di atas permukaan tanah
sampai dengan serapan CO2 oleh tumbuhan. Berikut digambarkan alur penelitian
yang dilakukan, dapat dilihat pada Gambar 1.

6

Mulai
Persiapan dan
pembuatan
rancangan sampling

Perencanaan dan
penentuan jumlah
tim pelaksana IHMB

Pengumpulan data
di lapangan

Tinggi total
pohon (Tt)

Diameter
pohon (Dbh)

Pendugaan Volume Pohon

Pendugaan dengan
stratifikasi

Pendugaan tanpa
stratifikasi

Virgin Forest
Logged Over Area

Pendugaan potensi
volume, biomassa, karbon
dan serapan CO2

Selesai
Gambar 1 Diagram alur penelitian
Persiapan dan Pengumpulan Data
Persiapan yang dilakukan dalam kegiatan IHMB ini antara lain adalah
pembuatan rancangan sampling dalam penempatan plot IHMB serta perencanaan
dan penentuan jumlah tim pelaksana IHMB di lapangan nantinya. Perencanaan
sampling ini didasarkan pada P. 33/ Menhut-II/ 2009 tentang pedoman
pelaksanaan IHMB di IUPHHK-HA.

7
Berdasarkan peta rancangan sampling IHMB (skala 1:70,000) diketahui
jumlah plot yang ada di blok-C IUPHHK-HA PT. FCS adalah sebanyak 416 plot
dengan Intensitas Sampling (IS) berkisar antara 0.25% - 0.50%. Penentuan plot ini
dilakukan dengan menggunakan sistem jalur, dengan jarak antar jalur sebesar
1,000 m dan jarak antar plot sebesar 519 m. Penempatan petak contoh di lapangan
dilakukan secara systematic sampling with random start. Stratifikasi tutupan lahan
yang ada terbagi menjadi 2, yaitu Hutan Primer (Virgin Forest) dan Hutan Bekas
Tebangan (Logged Over Area). Kondisi tutupan lahan dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Gambar 2 Peta penutupan lahan Blok-C IUPHHK-HA PT. FCS
Luasan untuk setiap strata yang didasarkan pada kelas tutupan lahan ini
diukur dengan menggunakan analisis citra. Tabel di bawah ini menyajikan data
luas dan jumlah sebaran plot di setiap masing-masing kelas tutupan lahan tersebut.
Tabel 1 Luas dan jumlah plot IHMB di Blok-C IUPHHK-HA PT. FCS
Stratifikasi
Luas (ha)
Jumlah Plot Efektif
Hutan Primer (VF)
14,654.31
275
Hutan Bekas Tebangan (LOA)
8,198.13
141
Total
22,852.44
416
Berdasarkan Permenhut No. 33/ Menhut-II/ 2009 tentang Pedoman
Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) Pada Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada Hutan Produksi, plot contoh untuk pengamatan pohon pada
hutan alam berbentuk empat persegi panjang (rectengular plot) berukuran paling
sedikit 0.25 ha dengan lebar 20 meter dan panjang 125 meter. Di dalam plot
contoh tersebut dibuat 3 buah sub-plot contoh, yaitu sub-plot contoh tiang (10 cm
≤ θ < 20 cm) berbentuk bujur sangkar berukuran 10 m x 10 m, sub-plot contoh

8
pohon kecil (20 cm ≤ θ < 35 cm) berbentuk bujur sangkar berukuran 20 m x 20 m,
dan sub-plot contoh pohon besar (θ ≥ 35 cm) berukuran persegi panjang
berukuran 20 m x 125 m. Pengambilan data dilakukan pada semua jenis tumbuhan
yang ada di tiap plot tersebut, baik pohon komersil ataupun non-komersil.
Tinggi total pohon ditentukan dengan menggunakan haga hypsometer,
berdasarkan jarak terpendek antara suatu titik dengan titik proyeksinya pada
bidang datar atau bidang horizontalnya. Diameter pohon merupakan panjang garis
lurus yang menghubungkan dua titik pada garis lingkaran luar pohon dan melalui
titik pusat penampang melintang suatu pohon (Noronhae 2007). Diameter yang
diukur adalah diameter setinggi dada (dbh) yaitu diameter pada ketinggian sekitar
1.3 meter dari banir pohon. Berikut ilustrasi dalam pembuatan plot contoh IHMB
di lapangan :
10 m

10 m

20 m

20 m
125 m
Gambar 3 Ilustrasi disain plot Contoh IHMB
Pengolahan Data
Pendugaan Volume
Pendugaan volume vegetasi baik pada tingkat permudaan tiang, pohon kecil
dan pohon besar dihitung berdasarkan data diameter (dbh) dan tinggi total dengan
menggunakan rumus silinder terkoreksi umum (Dephut 1992) :
. . ..................................... (1)
Keterangan :
π
: phi (3.14)
d
: diameter setinggi dada/ dbh (cm)
h
: tinggi total (m)
f
: faktor/ angka bentuk pohon (0.6)
Angka bentuk merupakan faktor koreksi, yang dihitung dari perbandingan
antara volume batang sebenarnya dengan volume silinder pada diameter dan
tinggi yang sama. Apabila informasi angka bentuk untuk spesifik jenis yang
diduga tidak tersedia, nilai angka bentuk batang umum di hutan alam adalah 0.6
(Krisnawati dan Harbagung 1996).

9
Pendugaan Biomassa
Menurut Ketterings et al. (2001), adapun perhitungan dalam pendugaan
biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) didasarkan pada data
volume pohon dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
.
.
...........................................(2)
Keterangan :
W
: biomassa (ton)
Vt
: volume silinder terkoreksi (m3)
Wd
: kerapatan kayu (ton/m3), sebesar 0.57 ton/m3
BEF
: biomass expansion factor (1.3)
Terdapat beberapa jenis pohon yang tidak diketahui kerapatan kayu
lokalnya, sehingga digunakan kerapatan pohon di Asia seperti yang dikemukakan
Brown (1997) diacu dalam Ketterings et al. (2001) yaitu sebesar 0.57 ton/m3.
Nilai BEF yang digunakan adalah sebesar 1.3 dengan asumsi bahwa jenis yang
ada tidak berpengaruh terhadap nilai BEF, yaitu sebesar 1.3 pada hutan alam
negara tropis (Novita 2010). Nilai BEF pohon diperoleh dari perbandingan atau
rasio biomassa di atas permukaan tanah terhadap biomassa batang (Krisnawati
1996).
Pendugaan Cadangan Karbon
Karbon menyusun 45 - 50% berat kering dan biomassa tumbuhan
(Whitmore 1985). Dan fraksi karbon dari biomassa di dalam suatu hutan adalah
sebesar 0.47 (IPCC 2006), sehingga untuk pendugaan cadangan karbon dalam
hutan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
. . ......................................................(3)
Keterangan :
C
: karbon (ton)
W
: biomassa (ton)
0.47
: fraksi karbon
Pendugaan Serapan CO2 oleh Tumbuhan
Menurut Mirbach (2000), pendugaan serapan CO2 oleh tumbuhan dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
. . ....................................(4)
Keterangan :
Serapan CO2 : karbon dioksida (ton)
C
: cadangan karbon (ton)
3.67
: fraksi CO2
Analisis Data
Dalam penelitian ini diterapkan 2 buah metode dalam analisis data yang
dilakukan, yakni metode pendugaan tanpa stratifikasi dan metode pendugaan
dengan stratifikasi. Menurut Shiver & Borders (1996) dalam Pranayudha (2013),
pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan rumus simple random
sampling (SRS) untuk metode pendugaan tanpa stratifikasi adalah sebagai berikut:

10
a. Pendugaan nilai tengah/ rata-rata populasi (

b. Ragam dugaan bagi

(

):

; dimana :
c. Penduga total populasi ( ) :
.



d. Ragam dugaan bagi total populasi (
.

):



):

; dimana :

e. Selang kepercayaan (1-α).100% bagi total populasi :
.

f. Kesalahan dalam penarikan contoh (sampling error,SE) :
.
%
%

Selain dengan menggunakan metode tersebut, analisis data juga dilakukan
untuk pendugaan dengan menggunakan metode stratifikasi. Stratifikasi yang
digunakan adalah berdasarkan tutupan lahan yang ada di Blok-C PT. FCS, yakni
terbagi menjadi 2 berupa virgin forest (VF) dan logged over area (LOA).
Penentuan stratifikasi di lapangan didasarkan pada peta rencana kerja IHMB.
Menurut Tiryana (2005), rumus-rumus yang digunakan dalam metode pendugaan
biomassa dan karbon dengan metode stratified sampling with random start adalah
sebagai berikut :
1. Pendugaan pada setiap stratum.
a. Rata-rata pada stratum ke-h :

,
b. Ragam rata-rata pada stratum ke-h :
; dimana :



2. Pendugaan pada keseluruhan populasi tegakan.
a. Rata-rata potensi pada populasi :

,



,

/

11

b. Ragam rata-rata pada populasi :
.
c. Taksiran selang bagi rata-rata potensi pada populasi :
.

.

d. Total potensi pada populasi :
.

e. Ragam bagi total potensi pada populasi :
.

f. Taksiran selang bagi total potensi pada populasi :
.

.

g. Kesalahan dalam penarikan contoh (sampling eror, SE) :
.

.

%

Keterangan :
: nilai potensi pada stratum ke-h dan plot contoh ke-i
,
: ragam contoh pada stratum ke-h
: ukuran contoh pada stratum ke-h
: ukuran stratum ke-h
N
: ukuran populasi
L
: jumlah stratum

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendugaan Tanpa Stratifikasi
Potensi Volume tanpa Stratifikasi
Pendugaan potensi volume, biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2
dari berbagai jenis tutupan lahan yang ada pada blok-C IUPHHK-HA PT. FCS
dengan metode tanpa stratifikasi ini, dilakukan berdasarkan data hasil pengukuran
yang dilakukan pada kegiatan IHMB (tahun 2010) dengan jumlah plot contoh
efektif sebanyak 416 plot. Berikut ini disajikan hasil pendugaan potensi volume
berdasarkan tingkat permudaannya dapat dilihat pada Tabel 2.

12

Tabel 2 Nilai dugaan potensi volume tanpa stratifikasi tiap tingkat permudaan
Tingkat Permudaan
Statistik
Tiang Pohon Kecil Pohon Besar
Luas total (ha)
22,852.44
22,852.44
22,852.44
Ukuran Plot Contoh (ha)
0.01
0.04
0.25
Jumlah Plot Contoh (plot)
416
416
416
Jumlah Plot Populasi (plot)
2,285,244
571,311
91,410
Intensitas Sampling (%)
0.02
0.07
0.46
Simpangan Baku (m3/ha)
0.49
1.10
11.94
Peduga Rata-rata :
a. Batas Atas (m3/ha)
b. Rata-rata (m3/ha)
c. Batas Bawah (m3/ha)
Penduga Total
a. Batas atas (m3)
b. Total Volume (m3)
c. Batas Bawah (m3)
Sampling error (%)
Koefisien Variasi (%)

0.62
0.57
0.53

2.24
2.13
2.03

33.38
32.24
31.09

1,420,814.79 1,277,773.91
1,313,361.03 1,217,503.44
1,205,907.28 1,157,232.96
8.18
4.95
4.17
2.53

3,051,352.43
2,946,709.00
2,842,065.57
3.55
1.81

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa volume per hektar pada tingkat
permudaan tiang memiliki nilai dugaan volume rata-rata berkisar antara 0.53
m3/ha sampai 0.62 m3/ha dengan dugaan rata-rata volume sebesar 0.57 m3/ha,
pada tingkat permudaan pohon kecil memiliki nilai dugaan volume rata-rata
berkisar antara 2.03 m3/ha sampai 2.24 m3/ha dengan dugaan rata-rata volume
sebesar 2.13 m3/ha, dan pada tingkat permudaan pohon besar memiliki nilai
dugaan volume rata-rata berkisar antara 31.09 m3/ha sampai 33.38 m3/ha dengan
dugaan rata-rata volume sebesar 32.24 m3/ha. Pendugaan potensi total volume
pada seluruh tegakan dengan luas total areal blok C (22,852.44 ha), pada tingkat
permudaan tiang memiliki dugaan total volume sebesar 1,313,361.03 m3, pada
tingkat permudaan pohon kecil memiliki dugaan total volume sebesar
1,217,503.44 m3 dan pada tingkat permudaan pohon besar sebesar 2,946,709.00
m3.
Jika dilihat dari presentase koefisien variasi yang ada (Tabel 2), pada tingkat
permudaan tiang memiliki variasi sebaran diameter yang sangat beragam begitu
juga pada tingkat permudaan pohon kecil, yang memiliki presentase koefisien
variasi masing-masing sebesar 4.17 % dan 2.53 %. Berbeda dengan tingkat
permudaan pohon besar yang memiliki variasi sebaran diameter yang tidak begitu
beragam jika dibandingkan dengan tingkat permudaan tiang dan pohon kecil,
dengan presentase sebesar 1.81 %. Kesalahan dalam penarikan contoh pada
pendugaan potensi volume, pada tingkat permudaan tiang sebesar 8.18 %, pohon
kecil sebesar 4.95 % dan pohon besar sebesar 3.55 %.

13
Potensi Biomassa, Cadangan Karbon dan Serapan CO2 tanpa Stratifikasi
Potensi biomassa tegakan yang diukur adalah potensi biomassa yang
terdapat di atas permukaan tanah dan tidak termasuk dengan biomassa serasah
serta tumbuhan bawah. Besaran nilai biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2
yang terdapat di areal blok C PT. FCS ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Potensi biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2 tanpa stratifikasi
Tingkat Permudaan
Konversi
Total
Tiang
Pohon Kecil
Pohon Besar
Biomassa (ton)
973,200.53
902,170.05
2,183,511.37 4,058,881.94
Karbon (ton)
457,404.25
424,019.92
1,026,250.34 1,907,674.51
Serapan CO2 (ton) 1,678,673.59 1,556,153.11
3,766,338.76 7,001,165.46
Dari Tabel 3 terlihat bahwa nilai biomassa yang tersimpan pada tingkat
permudaan tiang, pohon kecil dan pohon besar masing-masing memiliki nilai
dugaan sebesar 973,200.53 ton, 902,170.05 ton dan 2,183,511.37 ton. Sehingga,
nilai dugaan total potensi biomassa yang terkandung di seluruh areal blok C (luas
22,852.44 ha) adalah sebesar 4,058,881.94 ton. Potensi cadangan karbon dan
potensi serapan CO2 di seluruh luasan areal blok C (22,852.44 ha) masing-masing
adalah sebesar 1,907,674.51 ton dan 7,001,165.46 ton.
Pendugaan Menggunakan Stratifikasi
Potensi Volume dengan Stratifikasi
Stratifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratifikasi
berdasarkan jenis tutupan lahan yang ada di areal hutan produksi Blok C
IUPHHK-HA PT.FCS. Ada dua jenis tutupan lahan yang terdapat di areal ini,
yaitu Hutan Primer (VF) dan Hutan Bekas Tebangan (LOA). Hasil pendugaan
potensi volume berdasarkan tingkat permudaan pada tiap stratum disajikan dalam
Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 4 Potensi volume berdasarkan stratifikasi jenis tutupan lahan pada tingkat
permudaan tiang
Tiang
Statistik
VF
LOA
Jumlah Data (plot)
275
141
Luas Total (ha)
14,654.31
8,198.13
Kesalahan Baku (m3/ha)
0.5786
0.2265
Penduga Rata -rata
a. Batas Atas (m3/ha)
0.67
0.57
3
b. Rata-rata (m /ha)
0.60
0.53
c. Batas Bawah (m3/ha)
0.53
0.49
Penduga Total
a. Batas Atas (m3)
977,481.88 463,535.61
877,274.79 432,891.41
b. Total Volume (m3)
3
c. Batas Bawah (m )
777,067.69 402,247.20
Keterangan : VF (Virgin Forest) ; LOA (Logged Over Area)

14

Pada tingkat permudaan tiang (Tabel 4), terlihat bahwa potensi volume
tegakan pada jenis tutupan lahan VF memiliki nilai penduga rata-rata volume
sebesar 0.60 m3/ha dengan kisaran nilai penduga rata-rata volume 0.53 – 0.67
m3/ha dan dugaan total potensi volume di seluruh strata VF (luas 14,654.31 ha)
sebesar 877,274.79 m3 dengan kisaran nilai dugaan total potensi volume
777,067.69 – 977,481.88 m3. Potensi volume tegakan pada jenis tutupan lahan
LOA memiliki nilai penduga rata-rata volume sebesar 0.53 m3/ha dengan kisaran
nilai penduga rata-rata volume 0.49 – 0.57 m3/ha dan dugaan total potensi volume
di seluruh strata LOA (luas 8,198.13 ha) sebesar 432,891.41 m3 dengan kisaran
nilai dugaan total potensi volume 402,247.20 – 463,535.61 m3.
Tabel 5 Potensi volume berdasarkan stratifikasi jenis tutupan lahan pada tingkat
permudaan pohon kecil
Pohon Kecil
Statistik
VF
LOA
Jumlah Data (plot)
275
141
Luas Total (ha)
14,654.31
8,198.13
Kesalahan Baku (m3/ha)
1.1771
0.8878
Penduga Rata -rata
a. Batas Atas (m3/ha)
2.16
2.50
3
b. Rata-rata (m /ha)
2.02
2.35
c. Batas Bawah (m3/ha)
1.88
2.21
Penduga Total
a. Batas Atas (m3)
789,922.72 512,356.33
3
b. Total Volume (m )
738,973.56 482,334.06
3
c. Batas Bawah (m )
688,024.40 452,311.79
Keterangan : VF (Virgin Forest) ; LOA (Logged Over Area)

Pada tingkat permudaan pohon kecil (Tabel 5), terlihat bahwa potensi
volume tegakan pada jenis tutupan lahan VF memiliki nilai penduga rata-rata
volume sebesar 2.02 m3/ha dengan kisaran nilai penduga rata-rata 1.88 – 2.16
m3/ha dan total dugaan potensi volume di seluruh strata VF (luas 14,654.31 ha)
sebesar 738,973.56 m3 dengan kisaran nilai dugaan total potensi volume
688,024.40 – 789,922.72 m3. Potensi volume tegakan pada jenis tutupan lahan
LOA memiliki nilai penduga rata-rata sebesar 2.35 m3/ha dengan kisaran nilai
penduga rata-rata 2.21 – 2.50 m3/ha dan total dugaan potensi volume di seluruh
strata LOA (luas 8,198.13 ha) sebesar 482,334.06 m3 dengan kisaran nilai dugaan
total potensi volume 452,311.79 – 512,356.33 m3.

15

Tabel 6 Potensi volume berdasarkan stratifikasi jenis tutupan lahan pada tingkat
permudaan pohon besar
Pohon Besar
Statistik
VF
LOA
Jumlah Data (plot)
275
141
Luas Total (ha)
14,654.31
8,198.13
Kesalahan Baku (m3/ha)
12.2923
11.2627
Penduga Rata -rata
a. Batas Atas (m3/ha)
33.63
34.21
3
b. Rata-rata (m /ha)
32.18
32.35
30.73
30.50
c. Batas Bawah (m3/ha)
Penduga Total
a. Batas Atas (m3)
1,971,098.41 1,121,719.76
3
b. Total Volume (m )
1,886,136.28 1,060,888.36
3
c. Batas Bawah (m )
1,801,174.14 1,000,056.95
Keterangan : VF (Virgin Forest) ; LOA (Logged Over Area)

Pada Tabel 6 terlihat bahwa potensi volume tegakan pada jenis tutupan
lahan VF memiliki nilai penduga rata-rata volume sebesar 32.18 m3/ha dengan
kisaran nilai penduga rata-rata volume 30.73 – 33.63 m3/ha dan total dugaan
potensi volume di seluruh strata VF (luas 14,654.31 ha) sebesar 1,886,136.28 m3
dengan kisaran nilai dugaan total potensi volume 1,801,174.14 – 1,971,098.41 m3.
Potensi volume tegakan pada jenis tutupan lahan LOA memiliki nilai penduga
rata-rata volume sebesar 32.35 m3/ha dengan kisaran nilai penduga rata-rata
volume 34.21 – 30.50 m3/ha dan total dugaan potensi volume di seluruh strata
LOA (luas 8,198.13 ha) sebesar 1,060,888.36 m3 dengan kisaran nilai dugaan total
potensi volume 1,000,056.95 – 1,121,719.76 m3. Pada Tabel 7 disajikan nilai-nilai
dugaan total potensi volume pada Blok C PT. FCS dengan menggunakan
stratifikasi pada tiap tingkat permudaan yang ada.
Tabel 7 Nilai-nilai dugaan total potensi volume Blok-C PT. FCS pada tiap tingkat
permudaan
Total Potensi Volume
Statistik
Tiang
Pohon Kecil
Pohon Besar
3
0.57
2.14
32.24
Rata-rata volume (m /ha)
0.00054
0.00279
0.34016
Ragam rata-rata (m3/ha)2
S.K 95% bagi rata-rata
a. Batas Atas (m3/ha)
0.62
2.24
33.38
b. Batas Bawah (m3/ha)
0.53
2.03
31.10
3
Total dugaan Volume(m )
1,310,166.19
1,221,307.62
2,947,024.63
Ragam total dugaan (m3)2
2,858,321,927.74 910,337,767.74 2,842,311,651.14
S.K 95% bagi penduga total
a. Batas Atas (m3)
1,414,954.21
1,280,444.36
3,051,518.77
3
b. Batas Bawah (m )
1,205,378.17
1,162,170.89
2,842,530.49
Sampling Error (%)
8.00 %
4.84 %
3.55 %
Koefisien Variasi (%)
4.08 %
2.47 %
1.81 %

16

Nilai-nilai dugaan total volume Blok C PT. FCS, terlihat pada Tabel 7, ratarata volume untuk tingkat permudaan tiang adalah sebesar 0.57 m3/ha, total
dugaan potensi volume (luas 22,852.44 ha) sebesar 1,310,166.19 m3 dengan
presentase SE dan koefisien variasi masing-masing sebesar 8.00 % dan 4.08 %.
Rata-rata volume untuk tingkat permudaan pohon kecil adalah sebesar 2.14 m3/ha,
total dugaan potensi volume (luas 22,852.44 ha) sebesar 1,221,307.62 m3 dengan
presentase SE dan koefisien variasi masing-masing sebesar 4.84 % dan 2.47 %.
Selanjutnya, pada tingkat permudaan pohon besar memiliki rata-rata volume
sebesar 32.24 m3/ha, total dugaan potensi volume (luas 22,852.44 ha) sebesar
2,947,024.63 m3, dengan presentase SE dan koefisien variasi masing-masing
sebesar 3.55 % dan 1.81 %.
Potensi Biomassa, Cadangan Karbon dan Serapan CO2 Dengan Stratifikasi
Untuk potensi biomassa tegakan yang diukur adalah potensi biomassa yang
terdapat di atas permukaan tanah dan tidak termasuk dengan biomassa serasah
serta tumbuhan bawah. Besaran nilai biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2
yang terdapat di areal blok C PT. FCS ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Potensi biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2 berdasarkan
stratifikasi jenis tutupan lahanu
Tingkat Permudaan
Konversi
Total
Tiang
Pohon Kecil Pohon Besar
Biomassa (ton)
970,833.15
904,988.95 2,183,745.25 4,059,567.35
456,291.58
425,344.81 1,026,360.27 1,907,996.65
Karbon (ton)
Serapan CO2 (ton)
1,674,590.10 1,561,015.44 3,766,742.18 7,002,347.72
Dari Tabel 8 terlihat bahwa nilai biomassa yang tersimpan pada tingkat
permudaan tiang, pohon kecil dan pohon besar masing-masing memiliki nilai
sebesar 970,833.15 ton, 904,988.95 ton dan 2,183,745.25 ton. Sehingga, nilai
dugaan total potensi biomassa yang terkandung di seluruh areal blok C (luas
22,852.44 ha) adalah sebesar 4,059,567.35 ton. Adapun potensi cadangan karbon
yang tersimpan di seluruh luasan areal blok C dan potensi serapan CO2 masingmasing adalah sebesar 1,907,996.65 ton dan 7,002,347.72 ton.
Perbandingan Hasil Pendugaan
Perbandingan dilakukan pada pendugaan potensi volume dengan
menggunakan metode stratifikasi dan pendugaan potensi volume tanpa
menggunakan metode stratifikasi. Adapun stratifikasi yang digunakan adalah
berdasarkan pada jenis tutupan lahan yang ada di Blok C PT. FCS, yakni stratum
Hutan Primer / Virgin Forest (VF) dan stratum Hutan Bekas Tebangan / Logged
Over Area (LOA). Hasil perbandingan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Rekapitulasi kesalahan penarikan contoh / Sampling Error (SE)
SE (%) Volume pada Tiap Tingkat Permudaan
Metode
Tiang
Pohon Kecil
Pohon Besar
Tanpa Stratifikasi
8.18
4.95
3.55
Menggunakan Stratifikasi
8.00
4.84
3.55

17

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa presentase SE volume pada tingkat
permudaan tiang, pohon kecil dan pohon besar jika menggunakan metode tanpa
stratifikasi memiliki nilai masing-masing 8.18 %, 4.95 %, dan 3.55 %. Sedangkan
jika menggunakan stratifikasi memiliki presentase SE volume sebesar 8.00 %,
4.84 % dan 3.55 %. Analisis data yang telah dilakukan, dengan menggunakan
metode stratifikasi memiliki tingkat keakuratan perhitungan yang lebih tinggi
dibanding dengan metode tanpa stratifikasi. Hal ini terlihat dari besar SE volume
pada metode stratifikasi lebih kecil dibanding dengan metode tanpa stratifikasi.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perhitungan terhadap potensi volume, biomassa, cadangan karbon dan
serapan CO2 dengan menggunakan metode stratifikasi memberikan hasil dugaan
potensi volume sebesar 5,478,498.45 m3, potensi biomassa sebesar 4,059,567.35
ton, potensi cadangan karbon sebesar 1,907,996.65 ton dan potensi serapan CO2
sebesar 7,002,347.72 ton pada seluruh areal Blok – C IUPHHK-HA PT. FCS.
Analisis data pada metode pendugaan dengan stratifikasi memberikan
tingkat akurasi yang tidak signifikan berbeda dengan metode pendugaan tanpa
menggunakan stratifikasi.
Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan angka bentuk
dan kerapatan kayu untuk masing-masing jenis.
2. Penggunaan data-data dasar untuk stratifikasi yang lebih akurat.
3. Perlu dilakukan perhitungan secara periodik untuk melihat perubahan
potensi volume, biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2.

18

DAFTAR PUSTAKA
Australian Greenhouse Office. 1999. National Carbon Accounting Sistem,
Methods for Estimating Woody Biomass. Technical Report No. 3.
Australia: Commonwealth of Australia.
Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest. A
Primer. FAO. USA. FAO Forestry Paper No. 134.
Chave, J., Riera, B., and Dubois MA. 2001. Estimation of Biomass in Neotropical
Forest of Frence Guiana: Spatial and Temporal Variability. Journal of
Tropical Ecology 17:79-96.
Clark, A.I. 1979. Suggested Procedures for Measuring Tree Biomass and
Reporting Tree Prediction Equations. Forest Resource Inventories Vol.
2. Hal: 615-628. Colorado State University: Fort Collins, Co.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Jakarta: Departemen
Kehutanan Republik Indonesia.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2009. P. 33/ Menhut-II/ 2009 tentang pedoman
pelaksanaan IHMB di IUPHHK. Jakarta: Departemen Kehutanan
Republik Indonesia.
Dharmawan, I. W. S. dan C.A. Siregar. 2009. Teknik Evaluasi Kandungan
Karbon Hutan Alam Dipterocarpaceae. Pusat Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. Bogor. Manuskrip.
Dharmawan, I. W. S., I. Samsoedin dan C.A. Siregar. 2010. Dinamika Potensi
Biomassa Karbon pada Lanskap Hutan Bekas Tebangan. Jurnal
Penelitian Hutan. Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Manuskrip.
Elias. 2002. Reduced Impact Logging. Bogor: IPB Press.
Ginoga K. 2004. Beberapa Cara perhitungan Biomassa karbon. Jurnal Sosial
Ekonomi IV. Badan Penelitian Pengembangan Kehutanan Bogor.
Hardiansyah, R. 2004. Penentuan Panjang Seksi Batang Optimal dalam
Pendugaan Volume Batang Pohon dengan Menggunakan Persamaan
Taper (studi kasus pada jenis Pinus merkusii Jungh et de Vriese di
Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi) [skripsi]. Bogor: Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
[IPCC] Intergovemmental Panel on Climate Change. 2006. IPCC guidelines for
national greenhouse gas inventories, Eds : Simon E, Leandro B, Kyoto
M, Todd N, Kiyoto T. Agriculture, Forestry and Other Land Use.
Volume 4.
Ketterings, QM., Coe, R., Van Noordjwik, M., Ambagu, Y., Palm, CA. 2001.
Reducing Uncertainly in the Use of Allometric Biomass equations for
Predicting Above-Ground Tree Biomass in Mixed Secondary Forest.
Forest Ecology and Management 120: 199-209.
Krisnawati, H., dan Harbagung. 1996. Kajian angka bentuk batang untuk
pendugaan volume jenis-jenis hutan alam. Prosiding Diskusi Hasil-hasil
Penelitian dalam Menunjang Pemanfaatan Hutan yang Lestari, Cisarua,
Bogor, 11-12 Maret 1996. Hal 177-191.

19
Manuri, S., C.A.S. Putra dan A.D. Saputra. 2011. Tekhnik Pendugaan Cadangan
Karbon Hutan. Merang REDD Pilot Project, German International
Cooperation-GIZ Palembang.
Martin JG, Kloppel BD, Schafer TL, Kimbler DL and McNutly SG. 1998.
Aboveground Biomass and Nitrogen Allocation of Ten Deciduous
Southern Appalachian Tree Species. J. For. Res. 28: 1648-1659.
Mirbach VM. 2000. Carbon Budget Accounting at the Forest Management Unit
Level : an Overview of Issues and Method. http://www.modelforest.net.
[Agustus 2013]
Noronhae MD. 2007. Studi Teknik Pendugaan Potensi Tegakan Hutan Puspa
(Schima wallichii) dengan Simple Systematic With Random Start
dengan Unit Contoh Six Tree Sampling dan Circular Plot (studi kasus
di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi) [skripsi]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Novita, N. 2010. Potensi Karbon Terikat di Atas Permukaan Tanah pada Hutan
Gambut Bekas Tebangan di Merang, Sumatera Selatan [tesis]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Onrizal. 2004. Model Penduga Biomassa dan Karbon Tegakan Hutan Kerangas di
Taman Nasionat Danau Setarum, Kalimantan Barat [tesis]. Bogor :
Institut Pertanian Bogor Press.
Pranayudha, B. 2013. Volume, Biomassa, Cadangan Karbon dan Serapan CO2
Pada Areal Rehabilitasi Tanabe Foundation di Hutan Pendidikan
Gunung Walat [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Salim. 2005. Profil Kandungan Karbon Pada Tegakan Puspa (Schima
wallichiiKorth.) [Tesis]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Shiver BD, Borders BE. 1996. Sampling Techniques for Forest Resource
Inventory. New York: John Wiley & Sons, 356 pp.
Tiryana T. 2005. Pengembangan Metode Pendugaan Sebaran Potensi Biomassa
dan Karbon pada Hutan Tanaman Mangium (Acacia mangium Willd.).
Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Verchot, L.V., Petkova, E., Obidzinski, K, dkk. 2010. Mengurangi Emisi
Kehutanan di Indonesia. CIFOR, Bogor.
Whitmore TC. 1984. Tropical Rain Forest of The Far East Second Edition.
Oxford: University Press.

20

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Januari 1991 di Kebumen, Jawa
Tengah. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak
Sumbono Hadi Suprapto dan Ibu Sumarsih. Penulis menyelesaikan pendidikan
dasar di SD Negeri 2 Gombong lulus pada tahun 2003, pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 2 Gombong lulus tahun 2006, dan pendidikan menengah
atas di SMA Negeri 1 Gombong (2006-2007) dilanjutkan di SMA Negeri 11
Yogyakarta lulus tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis diterima di IPB
melalui jalur USMI di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah
Ekologi Hutan pada tahun ajaran 20011-2012. Penulis juga aktif sebagai Ketua
Divisi Informasi dan Komunikasi di FMSC (Forest Management Student Club)
periode 2011-2012, serta menjadi volunteer di FORCI Development pada tahun
2011 sampai sekarang. Penulis juga aktif berpartisipasi dalam berbagai
kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan di IPB.
Penulis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH)
di Sancang Timur dan Taman Nasional Gunung Papandayan, Jawa Barat pada
tahun 2011; Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung
Walat (HPGW), Sukabumi dan KPH Cianjur Jawa Barat pada tahun 2012; dan
Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK-HA PT. Fortuna Cipta Sejahtera,
Kalimantan Tengah pada tahun 2013.