Qualitative Risk Assessment on the Entering of Avian Influenza Virus (H5N1) into Pramuka Bird Market Jakarta through Birds.

PENILAIAN RISIKO KUALITATIF
PEMASUKAN VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1)
KE PASAR BURUNG PRAMUKA JAKARTA
MELALUI UNGGAS

M.D. WINDA WIDYASTUTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Penilaian Risiko
Kualitatif Pemasukan Virus Avian Influenza (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta Melalui Unggas adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013
M.D. Winda Widyastuti
NIM B251100061

RINGKASAN
M.D. WINDA WIDYASTUTI. Penilaian Risiko Kualitatif Pemasukan Virus
Avian Influenza (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka Jakarta Melalui Unggas.
Dibimbing oleh ETIH SUDARNIKA dan ABDUL ZAHID ILYAS.
Pasar tradisional atau pasar unggas telah diketahui menjadi salah satu
tempat sirkulasi virus avian influenza (AI) dan mempunyai potensi sebagai sarana
penyebaran virus kepada manusia. Kejadian infeksi virus AI di pasar tidak dapat
diketahui secara pasti, namun risikonya dapat dinilai atau diduga untuk
mengetahui kecenderungan kejadian infeksinya dan faktor-faktor yang perlu
diperhatikan untuk meminimalisasi risiko tersebut. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menduga nilai risiko tersebut adalah dengan suatu tindakan
penilaian risiko secara kualitatif.
Penilaian risiko kualitatif dilaksanakan di Pasar Burung (PB) Pramuka

Jakarta dengan tujuan untuk mengidentifikasi alur tapak risiko biologis (risk
biological pathways) dan mengestimasi tingkat risiko pemasukan virus AI (H5N1)
melalui unggas. Penilaian risiko kualitatif dilaksanakan berdasarkan metode
penilaian risiko yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia tahun
2009. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2012 dengan dukungan
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan lapang
dan wawancara kuesioner kepada 30 pedagang unggas dan 30 konsumen di pasar,
serta dari hasil wawancara mendalam kepada 17 responden ahli, tiga pedagang
perantara dan tiga institusi yang terlibat dalam kegiatan pemantauan perdagangan
burung.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya alur pemasukan enam kelompok
unggas ke PB Pramuka Jakarta yang diidentifikasi sebagai alur tapak risiko
biologis (risk biological pathways), yaitu pemasukan (1) unggas air domestik, (2)
unggas jenis ayam (ayam kampung, hias, atau hobi), (3) burung lahan basah
(wetlands birds), (4) burung jenis perantara (brigdes species), (5) burung kicauan
(singing birds), dan burung eksotis (exotic bird). Titik-titik kritis yang dapat
diidentifikasi dan ditemukan dalam alur pemasukan tersebut adalah tempat
penampungan unggas baik di tingkat penangkap maupun pengumpul, tempat atau
area penjualan unggas, area peternakan, dan pintu pemasukan dan pengeluaran
unggas antar wilayah. Sumber pemasukan unggas ke pasar berasal dari (1)

tangkapan alam, (2) peternakan, dan (3) negara lain (melalui proses importasi).
Secara umum, seluruh kelompok unggas dinilai penting untuk membawa risiko
masuknya virus AI ke PB Pramuka, namun kelompok unggas yang dinilai
berperan paling penting untuk kemungkinan masuknya virus AI ke pasar adalah
unggas air domestik dan unggas jenis ayam.
Nilai perkiraan risiko (risk estimation) pemasukan virus AI (H5N1) ke PB
Pramuka Jakarta melalui keenam kelompok unggas dari sumber tangkapan alam,
peternakan, dan negara lain adalah sedang, dengan nilai ketidakpastian
(uncertainty) sedang. Nilai estimasi risiko dalam kategori sedang berarti bahwa
sebelum pemasukan komoditi diizinkan, diperlukan penilaian secara teliti
terhadap tindakan atau usaha penurunan risiko yang meliputi kelayakan,
efektifitas dan penerapan mekanisme verifikasi. Dari sisi manajemen risiko, nilai

estimasi risiko dengan kategori sedang memerlukan upaya tindakan manajemen
risiko untuk mencapai level risiko yang diharapkan atau dapat diterima
(appropriate level of protection – ALOP), yaitu level risiko “dapat diabaikan
(negligible)”. Nilai ALOP ini ditetapkan berdasarkan sifat penyakit AI yang
zoonosis dan risiko bahaya kematian yang ditimbulkan akibat AI baik pada hewan
maupun manusia. Dengan status penyakit AI yang masih bersifat endemis di
Indonesia, sifat virus yang masih aktif bermutasi serta fakta tingginya pemasukan

dan pengeluaran unggas di pasar, maka tindakan manajemen risiko yang aplikatif
harus diterapkan pada setiap rantai pemasukan unggas dari sumber hingga ke
pasar. Program surveilans secara kontinyu, pembentukan dan penerapan aturan
standar dan sistem deteksi dini penyakit, penyediaan fasilitas biosekuriti pasar
yang memadai dan penerapan praktik biosekuriti yang lebih baik dengan
dukungan penegakan peraturan direkomendasikan sebagai tindakan manajemen
risiko yang memerlukan dukungan berbagai pihak, yaitu dinas teknis bidang
peternakan di tingkat pusat dan daerah, pemerintah daerah, pengelola pasar, dan
para pelaku perdagangan dari tingkat sumber hingga konsumen.
Kata kunci: kualitatif, Pasar Burung Pramuka, penilaian, risiko, unggas

SUMMARY
M.D. WINDA WIDYASTUTI. Qualitative Risk Assessment on the Entering of
Avian Influenza Virus (H5N1) into Pramuka Bird Market Jakarta through Birds.
Under supervision of ETIH SUDARNIKA and ABDUL ZAHID ILYAS.
Traditional market or poultry/live birds market was identified as one of
avian influenza (AI) virus spot circulation and very potential to contribute on
virus spreading to human. Virus infection at the market could not be defined, but
the risk value for virus infection can be estimated due to understand well its
likelihood and risk factors need to be managed. Qualitative risk assessment had

been known as a way to estimate its risk value.
Qualitative risk assessment was conducted at Pramuka Birds Market with
the purpose to identify biological risk pathways of the entering of Avian Influenza
virus (H5N1) and to estimate its risk level through birds. Risk assessment had
been done based on the qualitative risk assessment method published by
Organization of Internationale Epizootica (OIE) on 2009. The research was
conducted on February-June 2012 with primary and secondary data support.
Primary data were collected through field observation and questionnaire for 30
sellers and 30 consumers respondents, and through indepth interview with 17
expert respondents, three middlemans and three intstitutions who concern with
bird trading.
The result of this study identified that there were six pathways of birds
supplies to the market defined as risk biological pathways, which are entering of
(1) domestic waterfowl, (2) chickens (kampoong, ornamental, or hobbies/pet
chickens, (3) wetland birds, (4) “bridges species” birds, (5) songs birds, and (6)
exotic birds. Critical control points had been identified in each birds supplies
chain are birds collecting fascilities in catcher or collector level, kiosks or sale
fascilities, farms, and entry/exit point. Source of birds for the market were (1)
nature (capturing from nature), (2) farm, and (3) other country (through
importation process). Generally, all groups of birds were important for bringing

risk of AI virus entering to PB Pramuka, but both domestic waterfowl and
chickens had identified as very import group to bring the risk.
Risk estimation value of entering of AI virus (H5N1) to PB Pramuka Jakarta
through six groups of poultry/birds originally come from nature, farm and other
country was moderate, with the moderate uncertainty.
Moderate risk estimation means that before some commodities to be
approved for entering the area, it was mandatory to do assessment on risk
management implementation, included on its visibility, effectivity, and
mechanism of its verification. Based on risk management point of view, moderate
risk estimation needed an efforts for risk management implementation to achieve
the appropiate level of protection (ALOP) at “negligible” level. This ALOP’s
level determined based on characteristic of AI which were zoonotic and had big
risk included death both for animal and human. With AI endemic status for
Indonesia, still known that AI virus potentially active for mutation, and the
findings of high number on entering or selling birds at the market, implementation
of applicable risk management must be applied on the birds supplies chain, from

the origin until entry the market. Continous surveillance program, development
and implementation of operational standard procedures and diseases early warning
system, providing appropiate biosecurity fascilities at the market, and better

implementation of biosecurity practices with law enforcement support are
recommended as risk management actions that need support from all stakeholders,
which are livestock technical services in national and regional level, local
government, market management team, and all stakeholder who involved in bird
trading form origin level to consumers.
Key words: assessment, birds, Pramuka Bird Market, qualitative, risk

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

PENILAIAN RISIKO KUALITATIF
PEMASUKAN VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1)

KE PASAR BURUNG PRAMUKA JAKARTA
MELALUI UNGGAS

M.D. WINDA WIDYASTUTI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Kesehatan Masyarakat Veteriner

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr drh Retno D Soejoedono, MS

Tesis


. ama
_ ;r...{

Penilaian Risiko Kualitatif Pemasukan Virus Avian
Influenza (H5Nl) ke Pasar Burung Pramuka Jakarta
Melalui Unggas
M.D. Winda Widyastuti
B251100061

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

dイ セ

Dr Ir Etih Sudamika, MSi
Ketua

ZG@

Anggota


Diketahui

Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Veteriner

Dr med vet drh Denny Widaya Lukman, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 30 Juli 2013

Tanggal Lulus:

i. 7 AU G2013

Judul Tesis

:


Nama
NIM

:
:

Penilaian Risiko Kualitatif Pemasukan Virus Avian
Influenza (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka Jakarta
Melalui Unggas
M.D. Winda Widyastuti
B251100061

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Etih Sudarnika, MSi
Ketua

Drh Abdul Zahid Ilyas, MSi
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Veteriner

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr med vet drh Denny Widaya Lukman, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 30 Juli 2013

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang karena atas segala berkat dan karuniaNya sehingga studi dan tesis ini
dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dalam segi materi, tata bahasa maupun dalam
memberikan deskripsi.
Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Dr Ir Etih
Sudarnika, MSi selaku ketua komisi pembimbing, dan Drh Abdul Zahid Ilyas,
MSi selaku anggota komisi pembimbing, yang telah dengan sabar mencurahkan
waktu dan pemikiran selama proses pembimbingan dari awal kegiatan penelitian
dimulai hingga diselesaikannya penulisan tesis ini. Terimakasih juga penulis
sampaikan kepada seluruh staf pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat
Veteriner Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (PS KMV SPs IPB) yang
telah memberikan dorongan dan semangat belajar dalam penyelesaian pendidikan
S2, khususnya Dr med vet drh Denny Widaya Lukman, MSi, Drh Chaerul Basri,
MEpid dan Dr med vet drh Hadri Latif, MSi.
Terimakasih kepada Perusahaan Daerah Pasar Jaya dan Dinas Kelautan
dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta yang telah mendukung pelaksanaan studi
untuk tesis ini. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan PS KMV Reguler tahun
2010/2011 (KMV SRIWERS), rekan-rekan penelitian (drh. Ardilasusnu
Wicaksono, MSi dan drh. Dordia Anindita Rotinsulu, MSi), dan rekan-rekan
mahasiswa pascasarjana lainnya yang telah bersama-sama saling mendorong dan
memberikan semangat, membangun persaudaran dalam perjuangan
menyelesaikan program pendidikan S2. Secara khusus penulis menyampaikan
terimakasih kepada Colorado State University (CSU) - Prof Richard Bowen dan
Dr Kristy Pabilonia, serta Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
(FKH-IPB) - drh. Surachmi Setiyaningsih, PhD, yang telah memfasilitasi dan
memberikan kesempatan beasiswa untuk penyelesaian program S2 ini melalui
program kerjasama CSU, FKH-IPB dan Center for Indonesian Veterinary
Analytical Studies (CIVAS). Terimakasih kepada CIVAS dan seluruh rekan-rekan
yang selalu memberikan semangat dan dorongan, serta memberikan banyak
kesempatan dalam mengembangkan diri. Tak lupa, penulis ucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada seluruh keluarga tercinta: Mama, Mbah Uyut, Papa,
Mama Cicik dan Papa Oonk, suami tercinta - Papa Leo, dan anak-anak tersayang Luther dan Noel, yang telah dengan sabar memberikan cinta, perhatian, semangat
dan dukungan, serta merelakan hilangnya banyak waktu dan perhatian selama
penulis melalui proses penyelesaian studi ini.
Atas segala kebaikan yang telah penulis terima, semoga Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Murah berkenan melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada
kita semua. Semoga tesis ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang
berguna bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2013
M.D. Winda Widyastuti

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 14 Juni 1977 sebagai anak
kedua dari pasangan Bapak Norbertus Elisius Djadi dan Ibu Elizabeth Maria
Widji Mulyani. Pendidikan sarjana ditempuh di Fakultas Kedokteran Hewan
(FKH), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan lulus pada tahun 1999. Program
Pendidikan Profesi Dokter Hewan ditempuh sebagai program kelanjutan tingkat
sarjana pada perguruan tinggi yang sama dan lulus pada tahun 2001. Penulis
mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan pascasarjana pada Mayor
Kesehatan Masyarakat Veteriner (KMV) di Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB pada
tahun 2010. Kesempatan program pendidikan lanjutan tersebut diperoleh melalui
program beasiswa kerjasama antara Colorado State University (CSU), FKH IPB,
dan Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS).
Penulis bekerja sebagai staf di CIVAS sejak tahun 2006. Bidang pekerjaan
yang pernah menjadi tanggung jawab penulis adalah manajerial kantor dan
administrasi, koordinator kegiatan atau proyek, dan anggota badan pengarah
organisasi. Selama menyelesaikan pendidikan S2, penulis juga mendapatkan
tanggung jawab sebagai peneliti dan koordinator proyek mengenai program
pemberantasan rabies dengan pendekatan kesehatan ekosistem (ecohealth) di
Pulau Bali.
Artikel sebagai bagian tesis telah dinyatakan diterima dan akan
dipublikasikan di Jurnal Veteriner, Universitas Udayana, Bali pada tahun 2013.
Artikel tersebut berjudul Estimasi Risiko Kualitatif Pemasukan Virus Avian
Influenza (H5N1) Melalui Burung Kicauan ke Pasar Burung Pramuka Jakarta.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
2

2 METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Rancangan Penelitian
Penetapan Responden dan Teknik Pengambilan Data
Penetapan Alur Tapak Risiko Biologis (Biological Risk Pathways)
dan Tingkat Kepentingannya
Penilaian Risiko Kualitatif (Qualitative Risk Assessment)

2
2
3
3

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Rantai Perdagangan Unggas di Pasar Burung
Pramuka Jakarta
Penetapan dan Penilaian Tingkat Kepentingan Alur Tapak Risiko
Biologis (Biological Risk Pathways)
Penilaian Pelepasan (Realease Assessment)
Penilaian Pendedahan (Exposure Assessment)
Penilaian Dampak (Consequence Assessment)
Perkiraan Risiko (Risk Estimation)
Manajemen Risiko (Risk Management)

9

11
13
23
32
34
37

4 SIMPULAN DAN SARAN

43

DAFTAR PUSTAKA

45

LAMPIRAN

49

4
5

9

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kategori likelihood kualitatif penilaian pelepasan di tingkat penangkap,
peternak, importir dan pengumpul
Kategori likelihood kualitatif penilaian pelepasan di tingkat entry point
Kategori likelihood kualitatif penilaian pendedahan
Matriks penggabungan risiko pelepasan dan pendedahan dalam
penilaian risiko
Penilaian dampak berdasarkan cakupan wilayah
Penilaian akhir dampak secara keseluruhan
Matriks penggabungan penilaian pelepasan-pendedahan dan dampak
dalam penilaian risiko
Kategori ketidakpastian kualitatif dalam penilaian risiko
Pengelompokan unggas yang diperjualbelikan di Pasar Burung
Pramuka Jakarta
Hasil penilaian tingkat kepentingan alur tapak risiko biologis
pemasukan virus AI (H5N1) melalui unggas ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta menurut para ahli
Hasil penilaian ranking kepentingan alur tapak risiko biologis
pemasukan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka Jakarta
melalui unggas menurut para ahli
Hasil penilaian pelepasan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta melalui unggas air domestik
Hasil penilaian pelepasan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta melalui unggas jenis ayam (ayam kampung, hias, atau hobi)
Hasil penilaian pelepasan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta melalui burung lahan basah
Hasil penilaian pelepasan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta melalui burung jenis perantara
Hasil penilaian pelepasan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta melalui burung kicauan
Hasil penilaian pelepasan virus AI (H5N1) ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta melalui burung eksotis
Data pendukung penilaian pendedahan virus AI (H5N1) ke Pasar
Burung Pramuka Jakarta melalui unggas air domestik yang terinfeksi
Data pendukung penilaian pendedahan virus AI (H5N1) ke Pasar
Burung Pramuka Jakarta melalui unggas jenis ayam yang terinfeksi
Data pendukung penilaian pendedahan virus AI (H5N1) ke Pasar
Burung Pramuka Jakarta melalui burung lahan basah yang terinfeksi
Data pendukung penilaian pendedahan virus AI (H5N1) ke Pasar
Burung Pramuka Jakarta melalui burung jenis perantara yang terinfeksi
Data pendukung penilaian pendedahan virus AI (H5N1) ke Pasar
Burung Pramuka Jakarta melalui burung kicauan lokal yang terinfeksi
Data pendukung penilaian pendedahan virus AI (H5N1) ke Pasar
Burung Pramuka Jakarta melalui burung eksotis yang terinfeksi
Penilaian dampak masuknya virus AI (H5N1) melalui berbagai jenis

5
6
6
7
8
8
8
9
11

12

13
13
15
17
18
20
22
24
26
27
28
30
31

ungggas yang masuk ke Pasar Burung Pramuka Jakarta
25 Penilaian perkiraan (estimasi) risiko masuknya virus AI (H5N1) ke
Pasar Burung Pramuka Jakarta melalui unggas dari berbagai sumber
26 Tindakan-tindakan manajemen risiko dan efek yang ditimbulkannya

33
35
37

DAFTAR GAMBAR
1 Perumusan masalah dan kerangka konsep penelitian
2 Bagan analisa risiko (OIE 2009)
3 Ilustrasi rantai perdagangan unggas di Pasar Burung Pramuka
Jakarta berdasarkan observasi lapangan
4 Rantai perdagangan burung di Pasar Burung Pramuka Jakarta
(Basuni dan Setiyani 1989)
5 Rantai pemasukan unggas air domestik ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta
6 Rantai pemasukan kelompok burung lahan basah
7 Rantai pemasukan kelompok burung jenis perantara
8 Rantai pemasukan kelompok burung kicauan
9 Ilustrasi nilai estimasi risiko dan tindakan manajemen risiko untuk
mencapai level risiko yang diharapkan

2
3
10
10
13
16
18
20
36

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kategori kualitatif pemasukan unggas ke pasar
49
2 Kategori kualitatif kepadatan kandang dan kios
49
3 Kategori kualitatif fasilitas pendukung biosekuriti di pasar
49
4 Kategori kualitatif intensitas kontak langsung unggas dengan unggas lain 49
5 Kategori kualitatif intensitas kontak langsung unggas dengan hewan lain 50
6 Kategori kualitatif intensitas kontak langsung unggas dengan manusia
50
7 Intensitas kontak tidak langsung virus atau material yang diduga
mengandung virus dengan unggas lain, hewan lain dan manusia
50
8 Pilihan tindakan-tindakan manajemen risiko dari tingkat sumber
hingga pasar unggas
50

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Flu Burung (FB) atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit unggas
yang bersifat zoonosis dan disebabkan oleh virus influenza tipe A dari keluarga
Orthomyxoviridae. Berdasarkan patogenitasnya, virus dibedakan menjadi Low
Pathogenic Avian Influenza (LPAI) dan High Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
Sifat patogenitas virus ditentukan oleh kombinasi antigen haemaglutinin (H1H16) dan neuramidase (N1-N9) yang ada pada struktur genetik virus (Lupiani
dan Reddy 2009). Virus ini paling umum menyerang unggas peliharaan dan
berbagai jenis burung liar (Boyce et al. 2009). Virus AI (H5N1) telah
dikonfirmasi keberadaannya pada unggas atau burung liar di 59 negara di tiga
benua Asia, Afrika dan Eropa (FAO 2008). Beberapa virus AI juga dapat
menyerang mamalia, termasuk manusia (Cardona et al. 2009). Di Indonesia, AI
dideteksi pertama kali di Provinsi Jawa Barat (FKH IPB dan Deptan RI 2005),
sedangkan kasus kematian manusia pertama akibat AI terjadi di Kota Tangerang
pada tahun 2005. Hingga Juli 2012, kasus kematian manusia di Indonesia telah
terjadi sebanyak 158 dari 190 kasus suspect AI (Kemenkes RI 2012).
Wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan salah satu
wilayah dengan korban manusia akibat AI yang cukup tinggi. Kejadian AI pada
unggas di wilayah ini mulai terdeteksi pada bulan September 2004 dengan
ditemukannya virus AI (H5N1) pada ayam buras dan burung puyuh (Damayanti et
al. 2005). Kota Jakarta diketahui banyak memasukkan unggas dari luar wilayah,
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan tetapi juga untuk kebutuhan
hiburan atau hobi terhadap unggas-unggas tertentu terutama burung.
Pasar Burung (PB) Pramuka Jakarta dikenal sebagai pasar burung terbesar
di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Lokasi ini merupakan tempat bertemunya
berbagai unggas baik yang merupakan komoditi peternakan, unggas hobi maupun
peliharaan yang berasal dari berbagai wilayah dan habitat (Daniel 2011).
Setidaknya terdapat 65 jenis burung yang diperjualbelikan di PB Pramuka yang
berasal dari dalam maupun luar negeri, dan termasuk di dalamnya adalah spesies
burung yang dilindungi undang-undang (Basuni dan Setiyani 1989). Dengan
berkembang dan bertambah luasnya pasar dan jumlah kios, volume
perdagangannya diperkirakan sangat meningkat. Laporan investigasi yang
dilakukan oleh ProFauna dan beberapa peneliti terhadap perdagangan spesies
burung yang dilindungi juga menunjukkan adanya peningkatan (ProFauna 2004;
Nijman et al. 2009).
Pasar burung sebagai tempat bertemunya manusia dan unggas diketahui
berpotensi menjadi sarana penyebaran virus AI pada unggas atau kemungkinan
penularan dari unggas ke manusia. Virus AI (H5N1) telah banyak ditemukan pada
pasar unggas atau burung dan pasar makanan, baik pada unggasnya maupun pada
para pekerja di pasar (Wang et al. 2006; Amonsin et al. 2008). Perbedaan
kepekaan spesies terhadap AI, asal wilayah unggas, habitat, serta tingginya kontak
antara unggas dengan pedagang, pembeli dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
proses penjualan dan pemeliharaan sementara di pasar burung merupakan faktorfaktor yang berpotensi terhadap terjadinya infeksi AI. Kejadian infeksi virus tidak

2

dapat diketahui secara pasti, namun risikonya dapat dinilai atau diduga untuk
mengetahui kecenderungan kejadian infeksinya dan faktor-faktor yang perlu
diperhatikan untuk meminimalisasi risiko tersebut. Salah satu cara untuk
menduga nilai risiko tersebut adalah dengan suatu tindakan penilaian risiko secara
kualitatif. Perumusan masalah dan kerangka konsep yang menggambarkan
kondisi PB Pramuka sehingga perlu dilakukan penelitian ini ditampilkan dalam
Gambar 1.
Ada RISIKO
terinfeksi dan
membawa AI

Pemasukan Unggas
ke Pasar Burung Pramuka
Jakarta

Observasi, Wawancara,
Penelusuran Literatur

Penilaian Risiko Kualitatif

OUTPUT:
• Alur tapak risiko biologis
• Nilai Perkiraaan Risiko

Gambar 1 Perumusan masalah dan kerangka konsep penelitian

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tujuan, yaitu: (1) mengidentifikasi
alur tapak risiko biologis (biological risk pathways) kemungkinan terjadinya
infeksi virus AI (H5N1) di PB Pramuka Jakarta melalui unggas, dan (2) menduga
besarnya nilai perkiraan risiko (risk estimation) pemasukan virus tersebut ke pasar
secara kualitatif.

Manfaat Penelitian
Memberikan bahan masukan kepada pemerintah atau pihak pembuat
keputusan terkait risiko yang harus dipertimbangkan untuk menetapkan kebijakan
tindakan-tindakan manajemen risiko yang harus diterapkan untuk menurunkan
tingkat risiko yang ada.

2 METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan, yaitu bulan Februari–Juni 2012
di PB Pramuka Jakarta. Pasar tersebut dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Jaya
dan di bawah pengawasan dan pembinaan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi
DKI Jakarta dan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Administrasi Jakarta
Timur.

3

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam kegiatan studi ini adalah
metoda penilaian risiko secara kualitatif. Penilaian risiko merupakan salah satu
dari empat komponen analisa risiko yang memperkirakan kaitan antara risiko dan
bahaya (Deptan RI 2000; OIE 2009). Empat komponen analisa risiko tersebut
saling berkaitan, yaitu terdiri dari identifikasi bahaya, penilaian risiko,
pengelolaan risiko dan komunikasi risiko (Gambar 2). Metode dasar analisa risiko
merupakan metode yang sudah ditetapkan oleh World Organization for Animal
Health (WOAH) atau disebut juga Organization of Internationale Epizootica
(OIE) untuk digunakan secara luas di bidang kesehatan hewan dan telah
dipublikasikan dalam Terrestrial Animal Health Code OIE tahun 2009.
Suatu penilaian risiko harus bersifat fleksibel terhadap kompleksitas situasi
kehidupan nyata, berdasarkan atas informasi ilmiah yang diakui secara luas dan
terbaik (comprehensive), transparan dan bersifat logis (logically sound), praktis
dan terbuka untuk adanya evaluasi dan proses telaah ulang jika ada informasi
yang terbaru (OIE 2009).

Identifikasi Bahaya
(Hazard Identification)

Penilaian Risiko
(Risk Assessment)
- Penilaian Pelepasan
- Penilaian Pendedahan
- Penilaian Dampak
- Perkiraan Risiko

Pengelolaan Risiko
(Risk Management)
- Evaluasi pilihan
- Penerapan
- Pemantauan dan kaji
ulang

Komunikasi Risiko (Risk Communication)

Gambar 2 Bagan analisa risiko (OIE 2009)

Penetapan Responden dan Teknik Pengambilan Data
Responden Pedagang
Responden pedagang adalah individu yang memiliki kios di PB Pramuka
dan melakukan aktifitas penjualan unggas di pasar burung tersebut. Informasi
yang dikumpulkan dari pedagang meliputi karakteristik pedagang, jenis dan
perkiraan jumlah hewan yang dimiliki atau dijual pedagang, asal wilayah unggas,
lama unggas menetap di lokasi pasar dan asal pengadaan pakan, kandang serta
peralatannya selama berjualan di lokasi pasar. Jumlah responden pedagang adalah
30 orang dan ditentukan berdasarkan acuan jumlah responden dalam studi sosial.
Responden dipilih secara purposif (purposive) pada pedagang yang juga diambil
sebagai responden dalam kajian pengambilan sampel dan penilaian biosekuriti
pada penelitian payung yang sama di PB Pramuka.

4

Responden Konsumen
Responden konsumen adalah individu yang membeli langsung unggas di PB
Pramuka untuk dipelihara sendiri, diolah, atau dijual di luar lingkungan pasar
tersebut. Informasi yang dikumpulkan dari konsumen antara lain adalah
karakterisik konsumen, frekuensi pembelian, preferensi unggas yang dibeli, tujuan
dan cara pembelian dan tindakan-tindakan terkait alur proses setelah unggas
dibeli. Jumlah responden konsumen adalah 30 orang dan ditentukan dengan
teknik yang sama dengan penentuan responden pedagang.
Responden Para Ahli
Responden para ahli adalah individu-individu terpilih yang terlibat secara
langsung dalam kegiatan surveilans AI di PB Pramuka, terlibat secara tidak
langsung dalam surveilans AI terkait dengan rantai poses penyediaan unggas ke
pasar, mempunyai pengalaman kerja dalam kajian bidang AI secara umum
minimal dua tahun, atau berpengalaman dalam bidang analisa risiko terkait
dengan penyakit AI. Jumlah responden para ahli adalah 17 orang, terdiri dari
delapan orang mewakili instansi pemerintah (direktorat teknis, karantina dan
laboratorium), tujuh orang mewakili universitas dan dua orang merupakan
konsultan kesehatan hewan. Berdasarkan bidang keahlian, lima orang responden
ahli berpengalaman dalam bidang analisa risiko, sedangkan 12 orang lainnya
berpengalaman dalam bidang AI dan sistem surveilansnya.
Data dari responden para ahli dikumpulkan dengan teknik wawancara
terstruktur dan wawancara mendalam. Aspek informasi atau pendapat yang
diambil dari responden meliputi penilaian terhadap kepentingan alur tapak risiko
yang telah diidentifikasi, pendapat terkait kepentingan spesies unggas yang
diperjualbelikan di pasar dan potensinya dalam penyebaran AI, pendapat terkait
kondisi yang ada di PB Pramuka, penilaian dampak yang ditimbulkan akibat
masuknya virus ke pasar serta pilihan tindakan manajemen risiko yang aplikatif
untuk diterapkan di pasar tersebut.
Responden sebagai Sumber Informasi Lainnya
Jumlah responden ini adalah sembilan orang, meliputi tiga pedagang
pengumpul, tiga orang eksportir dan importir, pengelola pasar dan dua organisasi
pemerhati perdagangan burung. Aspek informasi yang didapatkan dari responden
ini adalah terkait dengan alur perdagangan, volume perdagangan, kebiasaan para
pelaku pasar dan berbagai aturan yaang diberlakukan di pasar burung.

Penetapan Alur Tapak Risiko Biologis (Biological Risk Pathways) dan
Tingkat Kepentingannya
Alur tapak risiko biologis diidentifikasi berdasarkan alur pemasukan unggas
ke PB Pramuka yang diidentifikasi terdapat titik-titik kritis yang dinilai berisiko
atau berperan dalam pemasukan dan penyebaran virus AI (H5N1) di dalam pasar.
Penetapan alur tapak risiko biologis dilakukan dengan survei lapang ke PB
Pramuka, wawancara terbuka dengan pedagang unggas, dan melakukan
penelusuran informasi dari berbagai sumber baik secara langsung maupun tidak
langsung. Alur tapak risiko yang teridentifikasi dikelompokkan berdasarkan jenis

5

unggas yang diperjualbelikan dan diberikan penilaian tingkat kepentingannya oleh
responden para ahli melalui kuesioner dan wawancara mendalam. Skala penilaian
yang diberikan berkisar dari satu (1) sampai dengan tiga (3) (1 = penting, 2 =
cukup penting, 3 = tidak penting). Selain itu, alur tapak risiko juga dinilai tingkat
kepentingannya dengan memberikan ranking atau peringkat kepentingan dari
yang paling penting hingga kurang atau tidak penting. Hasil ini kemudian
dihitung modusnya.

Penilaian Risiko Kualitatif (Qualitative Risk Assessment)
Penilaian Pelepasan (Release Assessment)
Penilaian pelepasan didasarkan pada kemungkinan (likelihood) kejadian
infeksi sepanjang rantai pemasukan dari daerah asal atau sumber hingga titik akhir
sebelum masuk ke pasar. Kategori likelihood kualitatif penilaian pelepasan
disajikan dalam Tabel 1 dan 2 yang merupakan modifikasi dari tabel likelihood
kualitatif penilaian risiko berdasarkan EFSA 2006. Peubah input yang dinilai
dalam penilaian pelepasan di tingkat penangkap, peternak, importir dan
pengumpul adalah status wilayah asal, keberadaan dokumen kesehatan hewan
atau status AI atau keterangan vaksinasi AI, kepekaan spesies, dan praktik
biosekuriti di sepanjang rantai pemasukan unggas ke pasar. Peubah input yang
dinilai dalam penilaian pelepasan di tingkat pintu pemasukan (entry point) adalah
ada atau tidaknya pemeriksaan AI di tingkat penangkap, peternak, importir,
pengumpul dan pasar.
Tabel 1 Kategori likelihood kualitatif penilaian pelepasan di tingkat penangkap,
peternak, importir dan pengumpul
Kategori Likelihood
Diabaikan

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Penafsiran
unggas berasal dari daerah bebas AI, tersedia dokumen kesehatan hewan,
status bebas AI atau keterangan vaksinasi AI, tidak ada data keberadaan AI
(H5N1) pada spesies yang diamati, praktik biosekuriti dalam kategori baik
unggas berasal dari daerah bebas AI, tersedia dokumen kesehatan hewan,
status bebas AI atau keterangan vaksinasi AI, tidak ada data keberadaan AI
(H5N1) pada spesies yang diamati, praktik biosekuriti dalam kategori
sedang
unggas berasal dari daerah bebas AI, tidak tersedia dokumen kesehatan
hewan, status bebas AI atau keterangan vaksinasi AI, tidak ada data
keberadaan AI (H5N1) pada spesies yang diamati, praktik biosekuriti dalam
kategori sedang atau baik
unggas berasal dari daerah endemis AI, tersedia dokumen kesehatan hewan,
status bebas AI atau keterangan vaksinasi AI, minimal ada satu data
keberadaan AI (H5N1) pada spesies yang diamati, praktik biosekuriti dalam
kategori sedang atau baik
unggas berasal dari daerah endemis AI, tidak tersedia dokumen kesehatan
hewan, status bebas AI atau keterangan vaksinasi AI, minimal ada satu data
keberadaan AI (H5N1) pada spesies yang diamati, praktik biosekuriti dalam
kategori sedang
unggas berasal dari daerah endemis AI, tidak tersedia dokumen kesehatan
hewan, status bebas AI atau keterangan vaksinasi AI, minimal ada satu data
keberadaan AI (H5N1) pada spesies yang diamati, praktik biosekuriti dalam
kategori buruk

6

Tabel 2 Kategori likelihood kualitatif penilaian pelepasan di tingkat entry point
Kategori Likelihood
Diabaikan
Sangat Rendah

Rendah

Sedang
Tinggi

Sangat tinggi

Penafsiran
selalu ada pemeriksaan AI pada 100% populasi di tingkat penangkap,
peternak, importir, pengumpul maupun pasar
selalu ada pemeriksaan AI pada 100% populasi di tingkat penangkap,
peternak, importir dan pengumpul, namun pemeriksaan dilakukan dengan
metode sampling di tingkat pasar
selalu ada pemeriksaan AI pada 100% populasi di tingkat pasar, namun
pemeriksaan dilakukan dengan metode sampling di tingkat penangkap,
peternak, importir dan pengumpul
selalu ada pemeriksaan AI dengan metode sampling di tingkat penangkap,
peternak, importir , pengumpul dan pasar
selalu ada atau kadang-kadang atau ada pemeriksaan AI dengan metode
sampling di tingkat penangkap, peternak, importir dan pengumpul, namun
tidak ada atau kadang-kadang ada pemeriksaan AI di pasar
tidak ada pemeriksaan AI baik di tingkat penangkap, peternak, importir dan
pengumpul, maupun di tingkat pasar

Penilaian Pendedahan (Exposure Assessment)
Penilaian pendedahan didasarkan pada likelihood terjadinya kontak dan
likelihood kontak yang menyebabkan infeksi sehingga dapat terdedah kepada
spesies lain maupun lingkungan. Kategori likelihood kualitatif pemasukan dan
penilaian pelepasan disajikan dalam Tabel 3 yang merupakan modifikasi dari
tabel likelihood kualitatif penilaian risiko berdasarkan EFSA 2006. Peubah input
yang dinilai dalam penilaian pendedahan adalah 1) praktik biosekuriti pedagang,
2) frekuensi penjualan atau pemasukan unggas ke pasar, 3) keberadaan unggas
reservoir, unggas peka atau unggas spesies lain di kios, 4) kepadatan kandang atau
kios, 5) kondisi biosekuriti di kios, 6) fasilitas pendukung biosekuriti pasar (unit
pengolahan limbah, sistem drainase, fasilitas air bersih), 7) intensitas kontak
langsung jenis unggas tertentu dengan unggas lain, 8) intensitas kontak langsung
jenis unggas tertentu dengan hewan lain, 9) intensitas kontak langsung jenis
unggas tertentu dengan manusia, dan 10) intensitas kontak tidak langsung virus
atau material yang diduga mengandung virus dengan unggas lain, hewan lain dan
manusia. Sumber data untuk peubah input praktik biosekuriti pedagang dan level
biosekuriti kios adalah berdasarkan Wicaksono 2012. Sumber data untuk
kedelapan peubah input lainnya adalah data primer hasil observasi dan
wawancara. Pembagian kategori kualitatif untuk peubah input praktik biosekuriti
pedagang dan kondisi biosekuriti kios pedagang didasarkan pada Wicaksono
2013, sedangkan pembagian kategori kualitatif untuk peubah-peubah input
lainnya ditampilkan dalam Lampiran 1-7.
Tabel 3 Kategori likelihood kualitatif penilaian pendedahan
No.
1

2

Penafsiran
Praktik biosekuriti pedagang
Baik
Sedang
Buruk
Frekuensi penjualan / pemasukan ke pasar
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

D

SR










Kategori Likelihood
R
S
T
















ST





7

Tabel 3 Kategori likelihood kualitatif penilaian pendedahan (lanjutan)
No.
3

4

5

6

7

8

9

10

Penafsiran
Keberadaan unggas lain, reservoir dan ayam di
kios
Tidak
Ya
Kepadatan kandang atau kios
Baik
Sedang
Buruk
Kondisi biosekuriti kios
Baik
Buruk
Fasilitas pendukung biosekuriti pasar (unit
pengolahan limbah, sistem drainase, fasilitas air
bersih)
Baik
Sedang
Buruk
Intensitas kontak langsung unggas dengan unggas
lain
Rendah
Sedang
Tinggi
Intensitas kontak langsung unggas dengan hewan
lain
Rendah
Sedang
Tinggi
Intensitas kontak langsung unggas dengan manusia
Rendah
Sedang
Tinggi
Intensitas kontak tidak langsung virus atau material
yang diduga mengandung virus dengan unggas
lain, hewan lain dan manusia
Rendah
Sedang
Tinggi

Kategori Likelihood
R
S
T

D

SR



















































ST




















































Keterangan: DA = dapat diabaikan; SR = sangat rendah; R = Rendah; S = sedang; T = tinggi; ST = sangat tinggi

Hasil penilaian pelepasan dan pendedahan dikombinasikan dalam matriks
penilaian pelepasan-pendedahan berdasarkan Metras et al. 2009, sehingga
didapatkan nilai akhir pelepasan-pendedahan (Tabel 4).
Tabel 4 Matriks penggabungan risiko pelepasan dan pendedahan dalam penilaian
risiko
Pendedahan
Pelepasan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Dapat Diabaikan

Dapat
Diabaikan
DA
DA
DA
DA
DA
DA

Sangat
Rendah
SR
SR
SR
DA
DA
DA

Rendah

Sedang

Tinggi

R
R
SR
SR
SR
DA

S
S
R
SR
SR
DA

T
T
S
R
SR
DA

Sangat
Tinggi
ST
T
S
R
SR
DA

Keterangan: DA = dapat diabaikan; SR = sangat rendah; R = Rendah; S = sedang; T = tinggi; ST = sangat tinggi

8

Penilaian Dampak (Consequence Assessment)
Penilaian dampak meliputi dampak langsung (kesehatan mahluk hidup dan
lingkungan) dan tidak langsung (sosial dan ekonomi), dan dinilai berdasarkan
kategori wilayah, yaitu lingkup lokal (PB Pramuka), kotamadya, provinsi maupun
nasional. Penilaian dampak berdasarkan wilayah dikategorikan sesuai dengan
Tabel 5, dan selanjutnya penilaian dampak secara keseluruhan dikategorikan
sesuai dengan Tabel 6 (DAFF 2005).
Tabel 5 Penilaian dampak berdasarkan cakupan wilayah
Kategori
G
F
E
D
C
B
A

Deskripsi
dampak bersifat sangat signifikan di tingkat nasional
dampak bersifat signifikan di tingkat nasional
dampak bersifat cukup signifikan di tingkat nasional
dampak bersifat cukup signifikan di tingkat negara bagian / provinsi
dampak bersifat cukup signifikan di tingkat distrik / wilayah
dampak bersifat cukup signifikan di lokasi tertentu
dampak bersifat sangat minor atau dapat diabaikan

Tabel 6 Penilaian akhir dampak secara keseluruhan
Deskripsi
Ada dampak langsung atau tidak langsung termasuk kategori ‘G’
Lebih dari satu dampak termasuk kategori ‘F’
Dampak tunggal termasuk kategori ‘F’ sedangkan dampak lainnya termasuk
kategori ‘E’
Dampak tunggal termasuk kategori ‘F’ dan dampak lainnya tidak seluruhnya
termasuk kategori ‘E’
Semua dampak termasuk kategori ‘E’
Satu atau lebih dampak termasuk kategori ‘E’
Semua dampak termasuk kategori ‘D’
Satu atau lebih dampak termasuk kategori ‘D’
Semua dampak termasuk kategori ‘C’
Satu atau lebih dampak termasuk kategori ‘C’
Semua dampak termasuk kategori ‘B’
Satu atau lebih dampak termasuk kategori ‘B’
Semua dampak termasuk kategori ‘A’

Dampak secara
keseluruhan
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Dapat Diabaikan
Dapat Diabaikan

Perkiraan Risiko (Risk Estimation)
Perkiraan risiko ditentukan dengan menggabungkan hasil penilaian
pelepasan-pendedahan dan hasil penilaian dampak dengan pedoman penilaian
berdasarkan Metras et al. (2009) (Tabel 7).
Tabel 7

Matriks penggabungan penilaian pelepasan-pendedahan dan dampak
dalam penilaian risiko

Pelepasan
dan Pendedahan
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Dapat Diabaikan

Dampak
Dapat
Diabaikan
DA
DA
DA
DA
DA
DA

Sangat
Rendah
SR
SR
SR
SR
DA
DA

Rendah

Sedang

Tinggi

R
R
R
SR
SR
DA

S
S
S
R
SR
DA

T
T
T
S
R
DA

Sangat
Tinggi
ST
ST
ST
T
S
DA

Keterangan: DA = dapat diabaikan; SR = sangat rendah; R = Rendah; S = sedang; T = tinggi; ST = sangat tinggi

9

Penilaian Ketidakpastian (Uncertainty)
Pada setiap tahap penilaian, uncertainty dinilai tingkatannya untuk
mendukung penilaian menjadi lebih obyektif. Kategori ketidakpastian meliputi
rendah, sedang dan tinggi yang didasarkan pada keberadaan data dan
kekonsistenan kesimpulan dari berbagai sumber (EFSA 2006) (Tabel 8).
Tabel 8 Kategori ketidakpastian kualitatif dalam penilaian risiko
Kategori Ketidakpastian
Rendah
Sedang

Tinggi

Penafsiran
Data lengkap dan solid tersedia, bukti kuat disajikan oleh berbagai
referensi, dan berbagai penulis memiliki kesimpulan yang sama.
Ada beberapa data yang tidak lengkap, bukti disajikan pada referensi
yang terbatas dan kesimpulan penulis bervariasi satu dengan yang
lainnya.
Data sangat jarang atau tidak tersedia data, bukti tidak tersedia di
referensi tetapi pada laporan yang tidak terpublikasi berdasarkan
pengamatan atau komunikasi.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Rantai Perdagangan Unggas di Pasar Burung Pramuka
Jakarta
Alur pemasukan unggas sampai kepada pedagang di PB Pramuka
melibatkan setidaknya empat komponen pelaku pasar, yaitu (1) penangkap, (2)
peternak, (3) importir, dan (4) pedagang pengumpul. Sedangkan alur pengeluaran
unggas sampai kepada konsumen melibatkan setidaknya satu komponen pelaku
pasar, yaitu pedagang perantara (Gambar 3). Sumber unggas yang
diperjualbelikan di pasar berasal dari tiga sumber, yaitu (1) tangkapan alam, (2)
peternakan, dan (3) negara lain (melalui proses importasi).
Pedagang yang mengambil unggas dari peternakan, biasanya sudah
merupakan pelanggan dari peternak, namun ada juga yang melalui pedagang
pengumpul. Kondisi ini sangat tergantung pada spesies unggas yang diternakkan
dan wilayah asal unggas. Pedagang yang mengambil unggas dari tangkapan alam
umumnya melalui pedagang pengumpul, namun ada juga yang langsung
terhubung dengan para penangkap. Hubungan langsung pedagang di pasar dengan
penangkap biasanya terjadi jika memang unggas berasal dari wilayah sekitar desa
pedagang tersebut. Biasanya pedagang menugaskan salah satu pekerjanya untuk
berperan sebagai pengumpul di desanya dan mengirimkan unggas dari para
penangkap ke kios di pasar. Pedagang yang mengambil unggas dari negara lain,
biasanya mengambil melalui importir atau melakukan sendiri proses importasi.
Unggas impor biasanya juga dibeli oleh pedagang pengumpul untuk dijual
kembali kepada konsumen lewat pasar burung atau berdasarkan pesanan.

10
Peternak

Peternakan

Importir

Alam

Pedagang Pengumpul

Pedagang

Pedagang

PB
Pramuka

Penangkap

Pedagang
Besar

Pedagang
Besar

Pedagang

Pedagang

Pedagang Perantara / Calo

KONSUMEN

Gambar 3 Ilustrasi rantai perdagangan unggas di Pasar Burung Pramuka Jakarta
berdasarkan observasi lapangan
Rantai perdagangan di dalam PB Pramuka diketahui melibatkan hubungan
yang intensif antar para pedagang terutama pada proses pengadaan komoditi
unggas. Pedagang besar dengan kemampuan permodalan yang memadai dan jalur
kerjasama dengan para penangkap di daerah-daerah asal burung berperan sebagai
pemasok bagi pedagang lain di pasar. Kondisi ini biasanya berlaku untuk spesiesspesies tertentu. Pada rantai pengeluaran unggas dari pedagang di PB Pramuka
sampai kepada konsumen diketahui dapat melibatkan peran pedagang perantara
atau calo. Pedagang perantara biasanya akan menanyakan jenis unggas yang ingin
di beli, menawarkan harga dan kemudian mengantarkan pembeli kepada pedagang
yang mempunyai jenis unggas yang dimaksud. Keterlibatan pedagang perantara
ini juga dinyatakan oleh Basuni dan Setiyani (1989) dalam kajiannya, dimana
rantai penyediaan unggas di PB Pramuka setidaknya melibatkan tiga komponen,
yaitu penangkap, pedagang pengumpul dan calo (Gambar 4).
Pedagang
di Pasar Burung
Pramuka Jakarta

Penangkap

Calo

Pembeli

Pengumpul

Gambar 4 Rantai perdagangan burung di Pasar Burung Pramuka Jakarta
(Basuni dan Setiyani 1989)

11

Unggas yang diperjualbelikan di PB Pramuka sangat bervariasi.
Berdasarkan hasil temuan ilmiah terkait kepekaan spesies dan potensi risikonya
membawa atau menularkan virus AI, unggas yang diperjualbelikan di pasar dalam
penelitian ini dikelompokkan menjadi enam kelompok unggas berisiko (Tabel 9).
Tabel 9 Pengelompokan unggas yang diperjualbelikan di Pasar Burung Pramuka
Jakarta
No.
1
2

Kelompok Unggas
Unggas air domestik
Ayam (ayam kampung, hias, atau hobi)

3

Burung lahan basah (wetlands birds)

4

Burung jenis perantara (brigdes species)

5

Burung kicauan (singing birds)

6

Burung eksotis (exotic birds)

Jenis Unggas yang Dijual
itik (lokal, bengal, mandarin), entok, angsa
ayam kampung, kedu, cemani, kate, pelung,
bangkok, serama, ketawa, kapas, mutiara, kalkun
burung pantai (cerek, trinil), cangak /bangau, ibis,
kuntul, titihan, mandar, tikusan, kruwok
pipit, emprit, kacamata, trucuk, merpati (pos, lokal,
kipas), jalak (hitam, kapas), ciblek, puyuh, gagak
beo, gelatik (batu, biru), kutilang, anis (merah,
kembang), murai, kacer, punai, perkutut, kenari,
cucak (rawa, wilis, kembang, ijo), puter, tekukur,
love bird, samperling, shi-suan, kenari Taiwan, robin
kakatua (putih, jambul kuning, hitam), hantu, elang,
bayan, merak, jalak bali, kasturi raja

Penetapan dan Penilaian Tingkat Kepentingan Alur Tapak Risiko Biologis
(Biological Risk Pathways)
Titik-titik kritis yang dapat diidentifikasi dan ditemukan pada setiap alur
atau rantai pemasukan unggas ke PB Pramuka Jakarta, adalah (1) tempat
penampungan unggas, (2) peternakan, (3) tempat atau area penjualan unggas, dan
(4) pintu pemasukan dan pengeluaran unggas antar wilayah atau area. Dengan
keberadaan titik-titik kritis tersebut dalam alur pemasukan keenam kelompok
unggas ke pasar, maka seluruh alur pemasukan unggas tersebut ditetapkan sebagai
alur tapak risiko biologis. Pada setiap titik kritis diidentifikasi adanya kondisi
atau praktik-praktik yang dinilai berisiko untuk mendukung masuk dan
menyebarnya virus di setiap tahap rantai pemasukan unggas hingga ke pasar.
Faktor-faktor risiko yang diamati dalam penelitian ini adalah status AI dari
wilayah asal unggas, keberadaan dan pelaksanaan sistem pemeriksaan unggas
terhadap AI pada tempat penampungan, peternakan dan penjualan, sistem
pengawasan di pintu pemasukan dan pengeluaran, penerapan tindakan pencegahan
AI, penerapan praktik biosekuriti dan higiene personal selama pemeliharaan atau
penampungan, kondisi dan ketersediaan fasilitas biosekuriti, volume unggas yang
masuk ke pasar dan kerentanan atau sifat alami spesies tertentu untuk berperan
sebagai pembawa (carrier) dan penyebar (reservoar) terhadap virus AI.
Menurut responden para ahli, kelompok unggas yang dinilai berperan paling
penting untuk kemungkinan masuknya virus AI ke pasar adalah unggas air
domestik (94%) dan unggas jenis ayam (82%) (Tabel 10). Unggas air telah
terbukti sebagai reservoir semua virus AI. Unggas air dapat terinfeksi oleh virus
AI tanpa menunjukkan gejala klinis sakit atau mati tetapi tetap dapat secara aktif
mensekresikan virus ke lingkungan dan menjadi sumber penularan bagi unggas
lainnya (Hulse et al. 2006). Spesies ayam diketahui mempunyai reseptor terhadap
virus AI dan merupakan spesies unggas yang peka sehingga dengan mudah

12

menyebarkan infeksi ke unggas lainnya (Nidom 2012). Secara umum, seluruh
kelompok unggas dinilai penting untuk membawa risiko masuknya virus AI ke PB
Pramuka, terutama jika dilihat dari aspek sumber wilayah unggas yang endemis
AI, atau tidak mempunyai data yang jelas tentang status penyakit tersebut. Hal ini
dinyatakan berdasarkan pertimbangan kewaspadaan yang tinggi dan belum
optimalnya penerapan biosekuriti.
Tabel 10

No.
1
2
3
4
5
6

Hasil penilaian tingkat kepentingan alur tapak risiko biologis
pemasukan virus AI (H5N1) melalui unggas ke Pasar Burung
Pramuka Jakarta menurut para ahli
Alur Tapak Risiko

Pemasukan melalui unggas air domestik
Pemasukan melalui ayam (ayam kampung, hias, atau
hobi)
Pemasukan melalui burung lahan basah
Pemasukan melalui burung jenis perantara
Pemasukan melalui burung kicauan
Pemasukan melalui burung eksotis

Tingkat Kepentingan*
( N=17 )
1
2
16 ( 94 % )
1(6%)
14 ( 82 % )
3 ( 35 % )
9 ( 53 % )
9 ( 53 % )
7 ( 41 % )
5 ( 29 % )

3 ( 35 % )
6 ( 35 % )
5 ( 29 % )
6 ( 35 % )

3
0
0

5 ( 29 % )
2 ( 12 % )
5 ( 29 % )
6 ( 35 % )

*Tingkat Kepentingan: 1 = penting, 2 = cukup penting, 3 = tidak penting

Kelompok burung lahan basah dinilai penting dalam kemungkinan risikonya
membawa virus AI ke pasar karena diketahui mempunyai habitat yang sama
dengan itik sebagai reservoir, sehingga dimungkinkan adanya mekanisme kontak
yang dapat menjadi faktor risiko. Burung jenis perantara dinilai penting karena
juga diketahui berbagi habitat dengan unggas peliharaan masyarakat misalnya
ayam dan unggas air lainnya. Sedangkan burung kicauan, banyak diketahui
berasal dari hasil tangkapan liar dimana belum banyak diketahui kondisinya
terhadap AI, namun berbagai temuan di tingkat pemeliharaan rumah sudah banyak
ditemukan positif terhadap virus tersebut.
Kelompok burung kicauan yang diimpor dan kelompok b