Fluktuatif Harga Minyak Dunia

Dari gambar-gambar diatas terlihat jelas bahwa dunia masih sangat bergantung kepada minyak, minyak lebih dominan daaripada energi yang lain seperti gas maupun nuklir. Padahal kita tahu bahwa energi minyak termasuk energi yang tak terbarukan dan cadangannya semakin lama semakin menipis. Perkiraan cadangan Indonesia akan habis beberapa tahun kedepan. Disinilah kreatifitas manusia ditantang kembali untuk mengatasi krisis energi.

3. Fluktuatif Harga Minyak Dunia

9 Crude Oil atau sering kita sebut sebagai minyak mentah untuk saat ini masih dikatakan sebagai barang yang sangat penting dalam pemenuhan energi dunia. Fungsinya masih sangat dominan dan belum tergantikan oleh sumber enrgi lain. Sehingga wajar hingga terjadi kelangkaan minyak mentah maka harga minyak akan mengalami fluktuasi. Fluktuasi minyak bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya: 1. Produksi minyak dunia menurun. Produksi minyak dunia turun dan tidak bisa memenuhi permintaan pasar biasnya dipengaruhi faktor cuaca atau politik. Misalnya kasus libya vs Nato akhir-akhir ini sedikit banyak mempengaruhi suplai minyak mentah dunia atau sebelumnya perang Afghanistan vs As, Irak vs AS. 2. Distribusi tersumbat. Distribusi ini terhambat biasanya disebabkan oleh ulah para spekulan yang menimbun minyak pada waktu minyak murah dan mengadakan aksi profit taking ketika harga Crude Oil melonjak tajam. Fluktuasi harga minyak biasanya sangat merugikan banyak Negara, terutama negara-negara yang pemenuhan konsumsi minyaknya masih tergantung import, seperti Indonesia. Hal ini karena selisih antara produksi dan konsumsi dalam negeri harus ditutupi dengan impor BBM tantunya dengan dengan haraga pasar dunia yang telah melonjak. Berikut contoh perhiitungan dampak fluktuasi harga minyak mentah dunia terhadap APBN Indonesia. Jika harga minyak dunia tidak turun dalam sebulan saja sampai April 2011 maka setidaknya kas Negara akan jebol sebesar 77 milyar x 30 hari = 2.31 triliyun perbulan. Disinilah urgensi untuk menjadikan Indosnesia swasembada energi dan tidak bergantung dengan impor Crude Oil. Fakta Indonesia pernah menjadi negara pengekspor minyak tak bisa di pungkiri. Indonesia pernah menjadi negara OPEC, Indonesia mampu mengekspor lebih dari 500 milyar rupiah perhari. Perubahan status Indonesia dari eksportir minyak ke Importir tarjadi setelah liberalisasi sektor migas dengan lahirnya UU 22 tahun 2001 yang dipaksakan IMF yang membawa konsekwensi industri hulu migas Indonesia tidak 100 dikuasai pertamina. Bahkan membuat pertamina hanya menguasai 15 migas Indonesia.

B. NUKLIR SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI KRISIS ENERGI