Psikogeriatri Yoko Irawan., S.Ked 406080079
Kesadaran merupakan indikator yang peka terhadap disfungsi otak. Namun menurut ilmu penyakit jiwa, gangguan kesadaran dapat bermacam-macam
jenis, seperti: disorientasi, stupor, delirium, koma, somnolen, dll. 8.Orientasi
Gangguan orientasi terhadap waktu, orang, dan tempat, sering ditemukan pada gangguan kognisi, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, terutama
selama periode stres fisik atau lingkungan yang tidak mendukung. 9.Memori
Daya ingat memori dinilai dalam hal daya ingat jangka panjang, pendek, dan segera. Daya ingat jangka pendek adalah yang pertama kali memburuk
pada gangguan kognitif. Bila pasien memiliki defisit daya ingat, seperti amnesia, tes yang cermat harus dilakukan apakah merupakan amnesia retrograd
atau anterograd.
10. Membaca dan menulis Penting bagi klinisi untuk memeriksa kemampuan membaca dan menulis
untuk menentukan apakah penderita mempunyai defisit bicara khusus. 11. Judgement
Pertimbangan judgement adalah kapasitas untuk bertindak sesuai dengan berbagai situasi. Untuk memeriksanya, pasien dihadapkan pada berbagai
jumlah kasus yang mudah, tapi memerlukan suatu solusi. Penilaian dilakukan berdasarkan cara pasien mengambil keputusan untuk menentukan solusi.
Tes tentang fungsi kognitif sekarang yang paling banyak digunakan adalah Mini Mental State Examination MMSE, yang menilai tentang orientasi, atensi,
berhitung, daya ingat segera dan jangka pendek, bahasa dan kemampuan untuk mengikuti perintah sederhana.
MMSE digunakan untuk mendeteksi gangguan sederhana, mengikuti perjalanan penyakit, dan memonitor respon pasien terhadap terapi. Tes ini tidak
digunakan untuk menegakkan diagnosa. Usia dan tingkat pendidikan adalah mempengaruhi kinerja kognitif yang diukur oleh MMSE.
WAIS - R Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised
- Tes fungsi intelektual - Pemberian score verbal
- Tes bender gestalt dan halstad- reitan test - Peka terhadap proses ketuaan normal
- Pencakupan informasi kognitif
Geriatrik depresion test Instrumen penyaring untuk mengeluarkan keluhan somatis dari daftar untuk
menegakkan diagnosa dalam psikogeriatri, digunakan diagnosa multiaksial yang terdiri dari 5 aksis:
Aksis I = Gangguan klinis psikiatris Aksis II = Gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III = Kondisi medik umum biologis Aksis IV = Masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V = GAP score
III. MASALAH PSIKOGERIATRI
Kepaniteran Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
111
Psikogeriatri Yoko Irawan., S.Ked 406080079
Masalah psikogeriatri yang sering dihadapi lanjut usia adalah depresi, demensia, gangguan tidur, skizofren, gangguan delusional, gangguanecemas, gangguan
somatoform, gangguan pengggunaan alkohol dan zat lain, Palliative and Long Term Treatment.
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang semua masalah psikososial yang dihadapi lansia, kecuali depresi, demensia, dan gangguan tidur. Untuk depresi, demensia dan
gangguan tidur akan dibahas tersendiri dalam bab selanjutnya.
Skizofrenia Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir dewasa muda dan
menetap seumur hidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria. Perbedaan onset lambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada
tipe onset lambat.
Sekurang-kurangnya satu gejala berikut : 1. Thought echo, insertion, broadcasting.
2. Delution of control, influence, passivity, perseption 3. Halusinasi auditorik
4. Waham yang menetap
Paling sedikit 2 gejala berikut : 1. Halusinasi panca indera yang menetap
2. Arus pikir yang terputus 3. Perilaku katatonik
4. Gejala negatif
Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
Terapi dapat diberikan obat anti psikotik seperti haloperidol, chlorpromazine, dengan pemberian dosis yang lebih kecil. Obat-obat atipical lainnya seperti
olanzapine, clozapine, quetiapine
Gangguan Delusional
Onset usia pada gangguan delusi adalah 40–55 tahun, tetapi dapat terjadi kapan saja. Pada gangguan delusi terdapat waham yang tersering yaitu: waham kejar dan
waham somatik. Pencetus terjadinya gangguan delusi adalah :
- Kematian pasangan
- Isolasi sosial
- Finansial yang tidak baik
- Penyakit medis
- Kecacatan
- Gangguan pengelihatan pendengaran
Pada gangguan delusional terdapat jenis lain yang onset lambat yang dikenal sebagai parafrenia yang timbul selama beberapa tahun dan tidak disertai demensia.
Terapi yang dapat diberikan yaitu: psikoterapi yang dikombinasi dengan farmakoterapi.
Gangguan Cemas Gangguan cemas adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan obsesif
konvulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan stres pasca traumatik. Onset awal gangguan panik pada lanjut usia adalah jarang, tetapi dapat
terjadi. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada dewasa muda,
Kepaniteran Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
112
Psikogeriatri Yoko Irawan., S.Ked 406080079
tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi pada pasien lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak terdapat stimulus yang dapat
diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang cemas secara kronis. Kecemasan yang tersering pada lanjut usia adalah tentang kematiannya. Orang mungkin
menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas “Erik Erikson”. Kerapuhan sistem saraf
anotomik yang berperan dalam perkembangan kecemasan setelah suatu stressor yang berat.
Gangguan stres lebih sering pada lanjut usia terutama jenis stres pasca traumatik karena pada lanjut usia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat
disesuaikan secara individu tergantung beratnya dan dapat diberikan obat anti anxietas seperti: hydroxyzine, buspirone.
Gangguan Somatoform Gangguan somatoform ditandai oleh gejala yang sering ditemukan apada pasien
60 tahun. Gangguan biasanya kronis dan prognosis adalah berhati-hati. Untuk mententramkan pasien perlu dilakukan pemeriksaan fisik ulang sehingga ia yakin
bahwa mereka tidak memiliki penyakit yang mematikan.Terapi pada gangguan ini adalah dengan pendekatan psikologis dan farmakologis.
Gangguan penggunaan Alkohol dan Zat lain Riwayat minum ketergantungan alkohol biasanya memberikan riwayat minum
berlebihan yang dimulai pada masa remaja dewasa. Mereka biasanya memiliki penyakit hati. Sejumlah besar lanjut usia dengan riwayat penggunaan alkohol terdapat
penyakit demensia yang kronis seperti ensefalopati wernicke dan sindroma korsakoff. Presentasi klinis pada lansia termasuk terjatuh, konfusi, higienis pribadi yang
buruk, malnutrisi dan efek pemaparan. Zat yang dijual bebas seperti kafein dan nikotin sering disalah gunakan. Di sini harus diperhatikan adanya gangguan
gastrointestiral kronis pada lansia pengguna alkohol maupun tidak obat-obat sehingga tidak terjadi suatu penyakit medik.
IV. TERAPI FARMAKOLOGIS DAN PSIKOTERAPI PADA LANJUT USIA