PROSEDUR DAN KELENGKAPAN 02PERSESI2007 JUKLAK DIPA

8. Penggantian UP, diajukan ke KPPN dengan SPM-GUP, dilampiri SPTB, dan fotocopi Surat Setoran Pajak SPP yang dilegalisir oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk untuk transaksi yang menurut ketentuan harus dipungut PPN dan Pph. 9. Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp. 10.000.000,- sepuluh juta rupiah kecuali untuk pembayaran honor.

BAB V PROSEDUR DAN KELENGKAPAN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN KEGIATAN Pasal 7 Prosedur Pengajuan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Kegiatan 1. Prosedur pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan SPP-UP a. Pejabat pembuat Komitmen mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan SPP-UP, format sebagaimanalampiran 1.a dan i.b, yang besarannya sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 kepada Pejabat Penguji SPP dengan tembusan disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran KPA melalui Tata Usaha KPA. b. Pejabat Penguji SPP melakukan pengujianpengecekan atas kelengkapan dankebenaran persyaratan dan menyampaikan kepada Pejabat Penerbit SPM bila SPP telah memenuhi persyaratan atau mengembalikan SPP kepada pejabat Pembuat Komitmen bila SPP tersebut dinyatakan tidak memenuhi persyaratan. c. Penggantian Uang Persediaan SPP-GUIsi dapat diberikan apabila dana Uang Persediaan telah dipergunakan sekurang-kurangnya 75 dari dana UP yang diterima. 2. Prosedur pengajuan pengadaan barangjasa a. Penanggungjawab Kegiatan mengajukan rencana pelaksanaan kegiatan triwulanan tentang proses pengadaan barangjasa kepada Kuasa pengguna anggaran memerintahkanmendisposisikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen PPK untuk memproses pengadaan-pengadaan tersebut. b. Berdasarkan disposisi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen mendisposisikan kepada Panitia Pengadaan barangjasa untuk melakukan proses pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Setelah proses pengadaan selesai dilaksanakan, Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pembayaran sesuai termin dalam kontrak, melalui mekanisme Surat Permintaan Pembayaran langsung SPP-LS yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Pengadaan Barang dan Jasa Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dan fungsional atas pengadaan barangjasa yang dilaksanakannya.

a. Pengadaan barang pemborongan dan jasa lainnya : I. Penyedia BarangJasa

1. Semua pemilihan pengadaan barangjasa pemboronganjasa lainnya pada prinsipnya dilakukan dengan pelelangan umum yaitu metoda pemilihan penyedia barangjasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa, e-announcement dan papan pengumuman resmi untuk DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 11 penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya; 2. Untuk pekrjaan yang kompleks dan jumlah penyedia barangjasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas, maka pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui media massa, e-announcement dan papan pengumuman resmi; 3. Pemilihan Langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah; 4. Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal memenuhi kriterian sebagai berikut :  Penaganan darurat keamanankeselamatan masyarakat, segera,bencana alam; atau Pekerjaan yang perlu dirahasiakan untuk keamanankeselamatan negara yang ditetapkan presiden; atau  Pekerjaan berskala dengan maksimum Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah untuk keperluan sendiri, atau berteknologi sederhana, atau beresiko kecil, atau dilaksanakan peroranganusaha kecilkoperasi; atau  Pekerjaan yang memiliki tarif resmi pemerintah; atau  Pekerjaabarang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh penyedia barangjasa tunggalpabrikanpemegang hak paten; atau  Pengadaan barangjasa hasil produksi usaha kecilkoperasi kecilpengrajin industri yang mempunyai pasarharga relatif stabil; atau  Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus danatau hanya ada satu penyedia barangjasa yang mampu menghasilkannya.

II. Swakelola

 Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh penanggungjawab kegiatan dan koordinator Kegiatan dengan menggunakan tenaga sendiri danatau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan, dengan ketentuan tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50 lima puluh per seratus dari tenaga sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh :  Pengguna barangjasa;  Instansi Pemerintah lain;  Kelompok masyarakatlembaga swadaya masyarakat penerima hibah.  Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola :  Pekerjaan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumberdaya manusia Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan sesuai dengan ruang lingkup program dan kegiatan;  Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat;  Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau besaran tidak diminati oleh penyedia barangjasa;  Pekerjaan yang secara rinci tidak dapat dihitungditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barangjasa akan menanggung resiko yang besar;  Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 12  Pekerjaan untuk proyek percontohan pilot project yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologimetoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barangjasa;  Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di Laboratorium, pengembangan sistem tertentu, dan penelitian oleh perguruan tinggilembaga ilmiah pemerintah;  pekerjaan yang bersifat rahasia bagi Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

b. Pengadaan jasa konsultasi dilaksanakan melui :

1. Semua pengadaan jasa konsultasi pada prinsipnya dilakukan dengan seleksi umum; 2. Untuk pekerjaan yang kompleks dan jumlah penyedia barangjasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas, maka pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan metoda seleksi terbatas; 3. Seleksi langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah; 4. Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut :  Penanganan darurat untuk ketahanan pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditundaharus dilakukan segera; danatau Pekerjaan yang perlu dirahasiakan untuk keamanankeselamatan negara yang ditetapkan Presiden; atau  Penyedia jasa tunggal; danatau  Pekerjaan yang perlu dirahasiakan menyangkut pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden; danatau  Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan : untuk keperluan sendiri, mempunyai resiko kecil, menggunakan teknologi sederhana, dilaksanakan oleh penyediajasa usaha orang perseorangan dan badan usaha kecil, danatau bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah; danatau  Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh pemegang hak paten atau pihak yang telah mendapat izin.

c. Pejabat yang berwenang menetapkanmenunjuk penyedia barangjasa

Pejabat Pembuat Komitmen untuk pengadaan barangjasa yang bernilai di bawah Rp. 50.000.000.000,- lima puluh milyar rupiah. Untuk nilai diatas Rp. 50.000.000.000,- lima puluh milyar rupiah, harus persetujuan KPA.

d. Perikatan antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia barangjasa dilakukan dengan :

 Untuk pengadaan dengan nilai Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 50.000.000,- bentuk kontrak berupa Surat Perintah Kerja SPK tanpa jaminan pelaksanaan.  Untuk pengadaan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- dengan menggunakan Surat perjanjian Kontrak antara PPK dan Penyedia barangjasa dengan jaminan pelaksanaan. DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 13

e. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

 Anggota Panitia Pengadaan barang dan jasa berjumlah gasal dengan rincian :  Untuk nilai di atas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,- sebanyak 3 orang  Untuk nilai di atas Rp. 500.000.000,- sampai dengan Rp. 10.000.000.000,- sebanyak 5 orang  Untuk nilai di atas Rp. 10.000.000.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000.000.000,- sebanyak 7 orang  Panitia Pengadaan Jasa non konstruksi  Untuk nilai di atas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 200.000.000,- sebanyak 3 orang.  Untuk nilai di atas Rp. 200.000.000,- sampai dengan Rp. 10.000.000.000,- sebanyak 5 orang  Untuk nilai di atas Rp. 10.000.000.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000.000.000,- sebanyak 7 orang.  Anggota Panitia Pengadaan barang dan jasa berasal dari pegawai negeri bukan Penanggungjawab ProgramKegiatan, bendaharawan, pegawai Inspektorat, penyedia, pengguna barangjasa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam tugasnya. 2. Memahami tata cara pengadaan 3. Memahami Substansi pekerjaankegiatan yang bersangkutan 4. Memahami hukumperaturan perjanjian kontrak 5. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkatnya 6. Memiliki tanda bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barangjasa pemerintah. 7. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Panitia pengadaan Barang dan jasa ditetapkan sebagai berikut : • Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan; • Menyusun dan menyiapkan harga prakiraan sendiri; • Menyusun dokumen pengadaan, dokumen prakualifikasi termasuk kriteria dan tata cara penilaian penawaran dan dokumen pengadaan lainnya; • Mengumumkan pengadaan barangjasa melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan jika memungkinkan melalui media elektronik; • Melalui kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi; • Menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi; • Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk; • mengusulkan calon pemenang; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 14 • membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada PPK. 3. Prosedur Pertanggungjawaban Pengadaan barangjasa melalui Surat Permintaan Pembayaran langsung SPP-LS a SPP-LS yang telah ditanda tangani PPK disampaikan ke Pejabat Penguji SPP dengan tembusan kepada Kuasa Pengguna Anggaran melalui petugas tata usaha KPA disertai dengan bukti tanda terima SPP; b Pejabat penguji SPP melakukan pengujian kelengkapan SPP-LS sesuai persyaratan- persyaratan yang telah ditetapkan; c Pejabat penguji SPP wajib mencatatkan penerimaan SPP dalam buku pengawasan, dan mengadministrasikan seluruh dokumen SPP secara tertib; d Pejabat penguji meneruskan kepada Pejabat Penerbit SPM bila dalam SPP tersebut telah memenuhi persyaratar disertai tanda terima SPP dan mencatat dalam buku pengawasan pagu anggaran kegiatan, atau menolak SPP tersebut belum sesuai dengan persyaratan dan mengembalikan SPP dimaksud kepada PPK dengan tanda bukti pengembalian; e Batas waktu pengujian SPP paling lambat 2 hari kerja sejak SPP diterima, baik untuk yang telah memenuhi persyaratan maupun yang ditolak. 4. Prosedur Pengajuan Pertangungjawaban uang muka a Penanggungjawab Kegiatan mengajukan memo permintaan uang muka dengan dilampiri rincian rencana penggunaan dana untuk Program, kegiatan, sub kegiatan dan MAK untuk disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran KPA dengan tembusan Pejabat Pembuat Komitmen PPK. b Kuasa Pengguna Anggaran memerintahkanmendisposisikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen PPK untuk melakukan pengecekanmeneliti kebenaran rencana penggunaan uang muka; c Pejabat Pembuat Komitmen menyampaikan hasil pengecakan KPA; d KPA memerintahkanmendisposisikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk melakukan pembayaran uang muka, bila hasil pengecekan PPK menyebutkan bahwa permintaan uang muka tersebut telah memenuhi persyaratan, atau menolak bila belum sesuai dengan persyaratan. e Berdasarkan disposisi dari Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk diteruskan kepada Pejabat PenanggungjawabKoordinator Kegiatan, dan Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Panitia Pengadaan barangjasa untuk memproses pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f Setelah proses pengadaan selesai dilaksanakan, Pejabat Pembuat Komitmen PPK dan Bendahara Pengeluaran menandatangani bukti-bukti pertanggungjawaban; g Atas dasar bukti-bukti pertangungjawabab tersebut, Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan Surat Pembayaran Penggantian Uang Persediaan IsiNihil SPP-GU kepada Pejabat Penguji SPP dengan tembusan disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran melalui Tata Usaha KPA. 5. Prosedur pembayaran belanja pegawai tidak mengikat dengan menggunakan pembayaran langsung LS a. Koordinato Kegiatan mengajukan usulan daftar personil pelaksan kegiatan berikut besaran honornya kepada penanggungjawab Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan. DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 15 b. Pejabat Pembuat Komitmen membuat daftar stafpersonil pelaksan kegiatan dan besaran honor yang diterima, dengan Surat Keputusan, atas dasar usulan dari penanggungjawab Kegiatan dan disampaikan kepada Biro Umum c.q. Bagian kepegawaian tembusan Biro Perencanaan Keuangan. c. Koordinator Kegiatan mengajukan pembayaran honor pelaksan kegiatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen. d. Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pengecekan terhadap usulan honor pelaksana kegiatan dari koordinator kegiatan dan PPK wajib menolak bila daftar usulan pembayaran honor tidak sesuai dengan Sk yang diterbitkan, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 Ayat 4 Huruf a. e. Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pembayaran atas honor pelaksna kegiatan bila telah sesuai dengan Surat Keputusan melalui mekanisme Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS yang telah ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang diajukan kepada Pejabat Penguji SPP dengan tembusan disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran melalui petugas Tata Usaha KPA. Pasal 8 Kelengkapan Berkas Pengajuan SPP Kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran SPP untuk penerbitan SPM sebagai berikut : 1. Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan SPP-UP SPP-UP dapat diajukan dengan kelengkapan sebagai berikut : a Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan SPP-UP, format sebagaimana lampiran 1.a dan 1.b, yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen. b Surat Pernyataan dan KPA atau Pejabat yang ditunjuk, menyatakan bahwa UP tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan harus dengan LS c Bila terdapat peningkatan pagu Up, SPP-UP harus dilampiri dengan dokumen persetujuan kenaikan pagu UP sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat 1. d bagi Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa pemegang uang muka PUM, dalam pengajuan SPM-UP diwajibkan melampirikan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing PUM. 2. Surat Permintaan pembayaran tambahan Uang Persediaan SPP-TUP SPP-TUP dapat diajukan setelah mendapat ijin sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 5 Ayat 3 peraturan ini dengan kelengkapan sebagai berikut : a. Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan SPP-TUP, format sebagaimana lampiran 1.a dan 1.b, yang ditandatangani oleh Pejabat pembuat Komitmen. b. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran bahwa : b.1. Dana tambahan tersebut akan habis digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkannya SP2D. b.2. Tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran dengan LS. b.3. Apabila terdapat sisa dana setelah satu bulan terhitung sejak tanggal SP2D, maka sisa dana tersebut harus disetorkan ke rekening Kas Negara. c. Rekening Koran yang menunjukkan sissaldo terakhir d. Rincian rencana penggunaan dana TUP per Program-Kegiatan-Subkegiatan-MAK dari KPA atau pejabat yang ditunjuk. DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 16 3. Surat Permintaan Pembayaran Penggantian Uang Persediaan SPPP-GUP IsiNihil Kelengapan SPP-GU IsiNihil adalah sebagai berikut : a Surat Permintaan Pembayaran Penggantian uang Persediaan SPP-GUP, format sebagaimana lampiran 1.a dan 1.b, yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen. b Surat Pernyataan Tanggungjawab belanja SPTB,format sebagaimana lampiran 4 dalam hal bukti-bukti pengeluaran sampai dengan Rp. 5.000.000,- lima juta rupiah untuk setiap kuitansi atau untuk daftar pembayaran honor dengan jumlah tidak terbatas. c Untuk pengeluaran baik yang menggunkan SPTB atau kuitansi format sebagaimana lampiran 2tanda bukti pembayaran lainnya harus mempertimbangkan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Surat Setoran Pajak SPP yang telah dilegalisir oleh Pejabat Pembuat Komitmen harus dilampirkan pada SPTB. d Surat Perintah Perjalanan Dinas SPPD, Rincian Biaya Perjalanan Dinas, dan kuitansitanda terima biaya perjalanan dinas untuk pembayaran diatas Rp. 5.000.000,-, khusus untuk perjalanan dinas dengan MAK yang dapat menggunakan Uang Persediaan. 4. Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS Belanja Pegawai Kelengkapan SPP-LS belanja Pegawai mengikat adalah sebagai berikut: a. Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS untuk Gaji IndukGaji SusulanKekurangan GajiGaji TerusanUang Duka WafatTewas ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara PengeluaranPemegang Uang Mula, dilengkapai dengan : a.1. Daftar Gaji IndukGaji SusulanKekurangan GajiGaji Terusan Uang Duka Wafat Tewas; a.2. SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan Pangkat, SK Pengangkatan dalam Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas; a.3. Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan masih Menduduki Jabtan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas; a.4. Daftar Keluarga KP4, Fotokopi Surat Nikah, Fotokopi Akte Kelahiran, Surat Kematian, Surat Keterangan Masih SekolahKuliah; a.5. SPP untuk Pajak penghasilan Pph pasal 21; a.6. SKPP, Surat Pindah; a.7. Daftar Potongan Sewa Rumah Dinas; Catatan: Kelengkapan lampiran diatas disesuaikan dengan peruntukannya. b. Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS Lembur dilengkapi dengan : b.1. Surat Perintah Kerja lembur SPK Lembur b.2. Daftar pembayaran perhitungan lembur yang sudah ditandatangani oleh KPAPejabat yang ditunjuk; b.3. Daftar hadir kerja, daftar hadir lembur; b.4. Surat Setoran pajak SPPPPH pasal 21 c. Surat Permintaan Pembayaran langsung SPP-LS HonorVakasi mengikat dilengkapi dengan: c.1. Surat Keputusan tentang pemberian honorvakasi yang sudah ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran; c.2. Daftar pembayaran honorvakasi yang sudah ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 17 c.3. Surat Setoran Pajal SPP Pph Pasal 21 d. Surat Permintaan Pembayaran langsung SPP-LS Honor Tidak tetap tidak mengikat dilengkap dengan : d.1. Surat Keputusan tentang pengangkatan personil dan pemberian honor; d.2. Daftar pembayaran honor yang sudah ditandatanganidisahkanoleh pejabat d.3. Surat Setoran pajak SSP Pph pasal 21; d.4. Undangan rapat Narasumber 5. Surat Permintaan pembayaran Langsung SPP-LS Non Belanja Pegawai Kelengkapan SPP-LS Non Belanja Pegawai format sebagaimana lampiran 1.a dan 1.b dikelompokkan sebagai berikut :

I. Pembayaran pengadaan barangjasa:

a.1. Memo perseyijuan KPA atas usulan kegiatan Pejabat Penanggungjawab Kegiatan a.2. Surat Permintaan Pembayaran langsung SPP-LS yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen a.3. KontrakSurat Perintah Kerja SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan; a.4. Surat Pernyataan Pejabat Pembuat Komitmen mengenai penetapan rekanan; a.5. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; a.6. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan; a.7. Berita Acara Pembayaran; a.8. Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa pengguna Anggaran atau Pejabat yang ditunjuk format sebagaimana lampiran 3; a.9. Faktur Pajak beserta SSP yang telah ditandatangani wajib pajak; a.10. Referensi Bank rekanan nomor nama rekening; a.11. Fotocopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP a.12. Jaminan bank atau yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjamanhibah luar negeri. a.13. Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjamanhibah luar negeri. a.14. Ringkasan Kontrak format sebagaimana lampiran 5 Berita Acara yang dimaksud di atas dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 5 lima dan disampaikan kepada : 1. Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM 2. Masing-masing satu tembusan untuk para pihak yang membuat kontrak 3. Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksa pekerjaan.

II. Pembayaran biaya langganan daya dan jasa listrik, telepon dan air

b.1. Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen. b.2. Daftar nominatif pejabat yang akan melakukan perjalanan yang ditandatangani PPK memuat informasi mengenai: nama, tujuan, tanggal berangkat, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan masing-masing pejabat Catatan: Waktu pencairan dana paling cepat 5 hari kerja terhitung dari sebelum tanggal keberangkatan DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 18 Pasal 9 Prosedur Penerbitan SPM 1. Surat permintaan Pembayaran SPP UP, TUP, LS,GU IsiNihil yang telah dilakukan pengujianpengecekan oleh Pejabat Penguji dan telah memenuhi persyaratan, disampaikan ke Pejabat Penerbit Surat PerintahMembayar SPM melalui petugas Tata Usaha SPM disertai dengan bukti tanda terima SPP; 2. Pejabat Penerbit Surat Perintah membayar SPM melakukan pengujianpengecekan terhadap : a. Pengujian Substansi, meliputi: a.1. Memeriksa kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPP a.2. Memeriksa ketersediaan dana pada sub kegiatankegiatanMAK dalam DIPA yang ditunjuk dalam SPP tersebut. a.3. Memeriksa kontrakSPK pengadaan barangjasa. a.4. Memeriksa bukti pengeluaran danatau Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja SPTB dari Pejabat Pembuat Komitmen terhadap kebenaran pelaksanaan. b. Pengujian Formal, meliputi: b.1. Memeriksa tanda tangan Pejabat Pembuat Komitmen terhadap kebenaran pelaksanaan. b.2. Memeriksa cara penulisanpengisian jumlah uang dalam angka dan huruf dalam kuitansi termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan c. Pejabat Penrbit SPM menerbitkan Surat pernitah membayar SPM bila dalam hasil pengecekan SPP telah memenuhi persyaratan, atau mengembalikan SPP tersebut bila belum sesuai dengan persyaratan kepada Pejabat Penguji SPP untuk diteruskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen guna melengkapi kekurangan dan perbaikan. 3. Pejabat Penrbit SPM wajib mencatat penerbitan SPM dalam buku pengawasan, dan mengadministrasikan seluruh dokumen SPM secara tertib; 4. Batas waktu penerbitan SPM paling lambat 9 jam kerja sejak SPP diterima, dan pengiriman SPM dilakukan masing-masing Satker. 5. SPM yang telah diterbitkan SP2D-nya oleh KPKN dan telah dicairkan telah dilakukan pendebetan ke rekening kas negara tidak dapat dibatalkan. a Perbaikan hanya dapat dilakukan terhadap kesalahan administrasi sebagai berikut : a.1. Kesalahan pembebanan pada MAK a.2. Kesalahan pencantuman kode fungsi, sub fungsi, kegiatan, dan sub kegiatan; a.3. Uraian pengeluaran yang tidak berakibat jumlah uang pada SPM. b Perbaikan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan oleh Penerbit SPM. Selanjutnya SPM perbaikan dimaksud dilampiri dengan Surat Keterangan tanggung jawab Mutlak SKTJM disampaikan kepada kepala KPPN. DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 19

BAB VI PROSEDUR DAN PERBAIKAN