110
biasanya karena dianggap Kontekstual yang sebenarnya untuk jaman sekarang sudah tidak relevan lagi.
Roh kesombongan dan merasa sebagai theolog hebat sudah menutupi mata rohaninya, untuk yang bersikap seperti ini
hanya mujizat dari Yahweh saja yang mampu mengubahnya, untuk itu perlu didoakan karena seseorang bisa berubah karena
diberi hati oleh Bapa Yahweh untuk mengerti akan kebenaran ini YirmeyahuYeremia 24: 7.
2. Menunggu Waktu
Sikap menunggu
waktu untuk
mensosialisasikan kepada
jemaat yang digembalakan oleh pemimpin rohani ini, disebabkan karena melihat dari jarak jauh , bahwa setiap nama
Yahweh disosialisasikan di sebuah gereja, ternyata terjadi permasalahan di gereja, walaupun sebenarnya itu merupakan
konsekuensi yang harus dilalui dan memang harus terjadi karena adanya perubahan dari hal yang salah menjadi hal yang
baik biasanya memang harus terjadi permasalahan,
Sikap menunggu ini sebenarnya dilakukan para pemimpin rohani karena takut gereja yang digembalakannya
mengalami kegoncangan, bagi sang pemimpin tersebut sebenarnya sudah tahu masalah nama Yahweh ini, tetapi
penulis nilai baru hanya sampai sebatas tahu saja, belum sampai ke pemahaman yang pasti, bahwa Yahweh sendiri tidak
mau namanya diubah-ubah, melainkan harus diagungkan dan sebagainya.
Dengan alasan masih belum banyak gereja mengubah, maka sikap pasif akan dirasa lebih aman untuk gerejanya,
setelah semakin banyak baru akan disosialisasikan kepada jemaat.
Bisa juga hal ini disebabkan dengan alasan karena Lembaga Alkitab Indonesia yang sudah dianggap sebagai tolok
ukur kebenaran firman Tuhan, belum mengubahnya. Jadi prinsip yang dilakukan oleh gembala sidang seperti ini adalah
menunggu Lembaga Alkitab Indonesia mengubah.
Padahal untuk kebenaran firman Tuhan, khususnya masalah nama Yahweh ini, tidak seharusnya menunggu dari
Lembaga Alkitab Indonesia, sebab bisa direvisi sendiri agar
111
sesuai dengan apa yang terdapat di dalam Kitab Suci bahasa Ibrani dan sesuai dengan kehendak Yahweh, yaitu jika
kedapatan kata-kata sebagai berikut : TUHAN
diganti dengan
YAHWEH tuhan
tidak usah
diganti ALLAH
diganti dengan
YAHWEH Allah
diganti dengan
Elohim allah
diganti dengan
Illah. TUHAN
ALLAH diganti
dengan YAH
YAHWEH Tuhan ALLAH
diganti dengan Tuhan YAHWEH . TUHAN
Allah diganti
dengan YAHWEH
Elohim. Tuhan
tidak usah
diganti. Tuhan Allah Tuhan Elohim
Namun ada juga terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia yang tidak sesuai dengan kebiasaan terjemahan LAI sendiri
yaitu mengganti nama Yahweh menjadi Tuhan bukan TUHAN dalam huruf kapital semua, contohnya dalam Kitab Kisah Para
Rasul 2: 21, Roma 10: 13 dan mungkin masih ada yang lain lagi.
Jika Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan Kitab Kisah Para Rasul 2: 21 dan Roma 10: 13 yang dalam Haverit
Hakadasha ditulis sebagai berikut :
j l My h wh y o v B a r qy-r v a l K h yh w
Wehaya kol asher-yiqra beshem Yahweh yimaloth Barang siapa berseru dalam nama YAHWEH akan
diselamatkan, lalu diterjemahkan menjadi barang siapa berseru dalam nama Tuhan, berarti akan bertentangan dengan Kitab
Kisah Para Rasul 4: 12, namun puji Tuhan karena di dalam foot note ternyata Lembaga Alkitab Indonesia mengakui jika hal
tersebut identik dengan Kitab Yoel 2: 32, yang tentu saja terjemahannya bukan Tuhan melainkan Nama Yahweh.
Lebih lanjut, penulis buku Kontroversi Nama Allah mengatakan Kitab Suci itu memang penting Tetapi atas dasar
apakah kelompok SY, BYH, JGGPNY, berani menerbitkan Kitab Suci mereka, ketika sementara umat Kristen di Indonesia telah
memiliki Kitab Suci dalam bahasanya sendiri? Atas wewenang siapakah mereka berani menerbitkan Kitab Suci ini, sementara
umat protestan telah memiliki sebuah lembaga resmi bernama LAI Lembaga Alkitab Indonesia yang memiliki hak sepenuhnya
untuk menerbitkan Kitab Suci di Indonesia; Dan juga umat