EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
19
1. Pada tahun 2015 bersifat rintisan 2. Jenjang SMP, SMAMA, dan SMK
ada proses verifikasi kelayakan 3. Rasio komputer PC dan siswa
adalah 1:3 dan cadangan 10 dari jumlah PC yang ada
5. Memiliki UPS yang memadai untuk PS server dan client
6. Diutamakan memiliki genset.
CBT
1. Proktor 2. Teknisi
Ujian Nasional
teknis, seperti ketersedian computer, sumber daya listrik dan
lain—lainnya di sekolah, menyebabkan sebagian besar
sekolah di Sumatera Selatan menyatakan belum siap untuk
melaksanakannya.
Dalam rapat tersebut, disepakati hanya beberapa SMK
saja yang siap melaksanakan UN dengan sistem CBT, sedangkan
SMA belum ada yang siap.
SMK yang siap untuk melaksanakan UN dengan CBT
tersebut berjumlah 13 sekolah, yaitu sebagai berikut:
1. SMKN 2 Palembang 2. SMKN 3 Palembang
3. SMKN 4 Palembang 4. SMKN 5 Palembang
5. SMKN 6 Palembang 6. SMK Swakarya Palembang
7. SMKN 1 Indralaya 8. SMKN 1 Kayuagung
9. SMKN1 OKU Selatan 10.SMKN 1 Martapura
11.SMK Muh. 3 Sukaraja 12.SMKN 1 Lahat
13. SMKN Lubuk Linggau
Selanjutnya, Dalam rapat teknis yang kedua pada hari
Kamis tanggal 12 Maret 2015, jumlah sekolah yang menyatakan
siap untuk melaksanakan UN-CBT bertambam menjadi 15 sekolah.
2 dua sekolah yang baru menyatakan siap untuk
melaksanakan UN-CBT tersebut adalah SMA Xaverius 1
Palembang dan SMA Kusuma Bangsa Palembang.
Dengan demikian, sekolah penyelenggaran UN-CBT di
Sumatera Selatan, tidak hanya diwakili oleh sekolah menengah
kejuran SMK, tetapi juga ada sekolah menengah atas SMA
Namun demikian, ke 15 sekolah yang akan menyelenggara
kan UN-CBT tersebut belum bersifat final, karena masih
menunggu hasil verifikasi dari Pusat Penilaian Pendidikan
Puspendik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
UN dengan sistem CBT dapat dilakukan dalam 2 cara, yaitu
offline luar jaringan dan online dalam jaringan. UN CBT offline,
dapat dilakukan oleh sekolah yang memenuhi syarat dengan terlebih
dahulu menginstall aplikasi UN CBT tahun 2015 ke komputer di
sekolahnya. UN CBT offline tidak membutuhkan adanya jaringan
internet. Sedangkan UN CBT online membutuhkan ketersedian
jaringan internet yang baik.
UN dengan sistem CBT, akan diselenggarakan lebih awal
daripada UN PBT, yaitu pada tanggal 7—15 April 2015,
sedangkan UN PBT pada tanggal 13—15 April 2015.
Perubahan kebijakan penting lainnya dari Kemdikbud dalam
pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014 2015 adalah
tentang kegunaan hasil UN.
Dalam pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,
kegunaan hasil Ujian Nasional UN berbunyi sebagai berikut :
1. Pemetaan mutu program danatau satuan pendidikan
2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya
3. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
4. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan
Pada tahun 2013, PP tersebut direvisi menjadi Peraturan
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
20
Ujian Nasional
Pemerintah Nomor 32 tahun 2013. Dalam peraturan yang baru ini,
poin keempat dari pasal 68 PP 19 tahun 2005 tersebut isinya diuabh
menjadi “penentu kelulusan peserta didik dari program dan
atau satuan pendidikan.
Perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan UN tahun
pelajaran 20142015 ini, bukan hanya terbatas pada kegunaan
hasil UN dan uji coba penggunaan CBT saja, tetapi juga pada aspek-
aspek lainnya, seperti teknis pengawasan pelaksanaan UN,
pencetakan naskah soal, sistem pengiriman naskah soal dan
lainnya.
Pada UN tahun pelajaran 2014 2015 ini, peran Perguruan Tinggi
Negeri PTN dikurangi. Sebelumnya, peran PTN adalah
koordinator pengawasan dan koordinator pemindaian, menjadi
koordinator pemindaian saja.
Begitu juga dengan peran pihak kepolisian, mereka tidak lagi
terlibat langsung dalam pelaksanaan UN, terutama pada
saat pelaksanaan UN ditingkat satuan pendidikan.
Perubahan besar kebijakan dalam pelaksanaan UN tahun
pelajaran 20142015 ini, dilatar belakangi oleh keinginan
kemdikbud untuk: 1. Memperbaiki mutu
pendidikan melalui berbagai alat
pengukuran bukan hanya UN
2. Memberikan otonomi pada sekolah dan
mengurangi tekanan tidak perlu
3. Memperbaiki sistem penilaian sehingga lebih
bermakna 4. Ujian nasional wajib
diambil minimal satu kali
5. Mendorong pembelajaran dan
integritas
Kelima keinginan tersebut lahir karena adanya perbedaan antara
harapan dan kenyataan dalam pelaksanaan UN sebelumnya.
Dalam pelaksanaan UN sebelumnya, diharapakan :
1. Siswa termotivasi untuk belajar
2. Guru termotivasi menuntaskan kompetensi
3. Menjadi standar kompetensi minimum nasional
4. Dapat dipakai sebagai acuan antar provinsi
5. Adanya ukuran capaian kompetensi pendidikan yang
dapat dipakai antar negara Namun kenyataan yang terjadi
adalah : 1. Lahirnya perilaku negatif
kecurangan 2. Lahirnya perilaku negatif
teaching-to-the-test 3. Siswa menjadi korban
4. Siswa alami distress 5. Pembelajaran tidak tuntas
6. Keterbatasan standaraized
tests 7. Sifat high-stake testing
Sehubungan dengan hal tersebut, Kemdikbud telah
merancang roadmap perbaikan penyelenggaraan UN tahun 2015
- 2020, sebagai berikut :
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
21
Ujian Nasional
Dalam rapat teknis tersebut, pihak KemdikbudBSNP dan
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan telah
mensosialisasikan draft Standar Operasional Prosedur SOP
pelaksanaan UN tahun pelajaran 20142015 kepada pihak Dinas
Pendidikan Kabupaten Kota se- Sumatera Selatan.
SOP pelaksanaan UN tersebut diharapakan dapat dipahami oleh
seluruh penyelenggaran UN dari seluruh jenjangnya, agar
pelaksanaannya dapat berjalan dengan epektif dan efesien.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Selatan Drs. Widodo, M.Pd, berpesan kepada pihak
Dinas Pendidikan KabupatenKota agar dengan segera
mensosialisasikan POS UN 2015 tersebut kepada satuan
pendidikan sekolah di lingkungannya masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sumsel juga berpesan, agar Dinas
Pendidikan KabupatenKota segera menyiapkan segala
sesuatunya sehubungan dengan pelaksanaan UN tahun pelajaran
20142015.
Persiapan tersebut, baik bagi sekolah yang akan melaksanakan
UN tahun pelajaran 20142015 dengan Paper Based System
PBT maupun yang akan melaksanakannya dengan
Computer Based System CBT.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, juga
berharap penyelenggaraan UN tahun pelajaran 20142015 di
Sumatera Selatan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dan peserta UN tahun pelajaran 20142015, terutama
peserta UN sekolah menengah yang jumlahnya sebanyak 99.715
orang dan berasal dari 968 sekolah semuanya dapat meraih
hasil yang memuaskan.
Tingkat Pusat: Penyelenggara dan Pelaksana
Pelaksana Tingkat Provinsi
Pelaksana Tingkat KabupatenKota
Pelaksana Tingkat Satuan Pendidikan
PANITIA UN
UN Luar Negeri
SKMendikbud
SK Gubernur
SK Bupati Walikota
SK Ka Dinas Pendidikan
Peserta UN SMAMA dan SMK Prov. Sumsel Tahun pelajaran 20142015
SMA : 60.327 Peserta SMK : 26.057 Peserta
MA : 13.331 Peserta Penyelenggaran UN SMAMA dan SMK
Prov. Sumsel Tahun pelajaran 20142015 Negeri : 371
Swasta : 597
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
22
K
ebijakan penyeleggaraan UN 2015 telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan dan Penyelenggaraan Ujian Nasional.
Kebijakan ini diperkuat dengan hasil rapat koordinasi yang dipimpin Deputi Bidang Pendidikan dan Agama
UN 2015
Uji Coba CBT
Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP sebagai badan independen
dan professional memiliki tugas menyelenggarakan Ujian Nasional
UN. Demikian yang disampaikan Sekretaris BNSP Bambang Suryadi
dalam bulletin BSNP Vol. IXNo. 4 Desember 2014. UN 2015 tetap
dilaksanakan dengan berbagai perbaikan untuk meningkatkan
kredibilitas dan kualitas penyelenggaraan UN.
Ujian Nasional
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
23
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan PMK tanggal 11 November 2015 di Jakarta.
Namun dengan adanya perkembangan pemikiran dan
perubahan situasi pada Kabinet Kerja dibawah kepemimpinan
Jokowi—JK, beberapa kebijakan Ujian Nasional UN mengalami
perubahan. Sampai berita ini ditulis, perubahan kebijakan
tersebut masih dalam proses pembahasan antara BSNP dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BSNP sebagai penyelenggara UN selalu melakukan evaluasi
untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan kualitas
penyelenggaraan UN. Kebijakan ini ditetapkan dalam bentuk
Permendikbud Nomor 1442014 dan Prosedur Operasional Standar
POS UN. Ada beberapa kebijakan UN 2015, diantaranya
adalah sebagai berikut.
Pertama, kisi-kisi UN 2015 disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan satuan pendidikan. Mengingat peserta UN
2015 masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP, maka kisi-kisi UN 2015 sama dengan kisi-kisi
UN 2014 sesuai dengan Surat Keputusan BSNP Nomor 0027P
BSNPIX2014 tanggal 30 September 2014.
Kisi-kisi tersebut menjadi acuan guru dalam melakukan
proses belajarmengajar di kelas. Berdasarkan kisi-kisi tersebut,
Pusat Penilaian Pendidikan Puspendik Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, mengembangkan soal UN dengan
melibatkan guru yang berpengalaman dan dosen dari
perguruan tinggi.
Kedua, pelaksanaan UN 2015 selain dalam bentuk ujian tulis
paper based test, juga akan dilakukan melalui sistem daring
Computer Based Test. Namun, pelaksanaan CBT ini masih
bersifat uji coba. Tujuannya adalah untuk meng optimalkan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam
proses penilaian sehingga dapat dilakukan efisienasi dari segi
‘ ’ Untuk sekolahmadrasah yang belum memenuhi kriteria atau
persyaratan tersebut, pelaksanaan UN masih menggunakan Paper
Based Test PBT”, ungkap Bambang Suryadi Sekretaris
BSNP dalam rapat koordinasi dengan Deputi Bidang Koordinasi
Pendidikan dan Agama Kementerian Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan di Jakarta.
Dengan diterapkannya CBT, tambah Bambang, dapat dilakukan
efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Waktu pelaksanaan ujian tidak
mesti harus serentak seperti sekarang ini. Hasil ujian bisa
diketahui lebih cepat dan biaya ujian juga semakin murah. Yang
lebih penting lagi, permasalahan penggandaan dan distribusi bahan
ujian dapat diminimalisir.
Secara terpisah, Suprananto mengatakan bahwa sebagai
langkah awal persiapan pelaksanaan CBT, Pusat
Penilaian Pendidikan Puspendik Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah melakukan uji coba CBT dibeberapa SMK dan
SMA di Jakarta.
”Siswa-siswa sangat antusias mengikuti CBT dan UN bukan lagi
sesuatu yang menakutkan bagi mereka”, ungkap Suprananto
dalam rapat Pleno BSNP di Jakarta, belum lama ini.
Dalam hal ini, tambah Suprananto, Puspendik perlu
menyiapkan bank soal yang lebih baik. Selain itu, pihak Direktorat
terkait perlu melakukan pendataan kesiapan sekolah untuk
melaksanakan CBT
Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan UN SMA dan yang
sederajat dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 13 sampai
dengan 15 April 2015 dengan dua mata pelajaran di ujian setiap hari.
UN SMP dan yang sederajat dilaksanakan selama empat hari,
mulai tanggal 4 sampai dengan 7 Mei 2015, dengan satu mata
pelajaran diujikan setiap hari.
Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan UNPK Program
Paket C dan Program Paket B dilaksanakan bersamaan dengan
UN formal. waktu, tenaga, dan biaya.
Ketiga, UN untuk Sekolah Keagamaan Katolik dan Kristen.
Pada tahun 2015, untuk pertama kali, diadakan UN bagi siswa dari
Sekolah Menengah Atas Katolik SMAK dan Sekolah Menengah
Theologi Kristen.
Dalam pelaksanaannya, BSNP bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Bima Katolik dan Kristen Kementerian Agama, dan
puspendik. Untuk SMA Katolik, selain Bahasa Indonesia,
Matematika, dan Bahasa Inggris, materi yang diujikan adalah Kitab
Suci, Doktrin Gereja Katolik dan Moral Kristiani, dan Liturgi.
Sedangkan, untuk SMT Kristen, mata pelajaran ke agamaan yang
diujikan meliputi Alkitab, Etika Kristen, dan Sejarah Gereja.
Keempat, peran perguruan tinggi. Berbeda dengan peran PTN
Pada tahun 2014 yang meliputi pengawasan dan pemindaian
Lembar Jawaban UN LJUN, pada tahun 2015, peran PTN dibatasi
pada pemindaian LJUN untuk SMA sederajat. Salah satu asalan
yang mendasar dilibatkannya PTN dalam pemindaian adalah nilai
hasil UN akan digunakan dalam seleksi masuk ke perguruan
tinggi.
Computer Based Test dilaksanakan secara bertahap
atau uji coba dengan sasaran sekolahmadrasah yang telah
memenuhi infrastruktur dan kriteria atau persyaratan tertentu.
Ba mba ng S urya di S e kre ta ris BN S P
Ujian Nasional
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
24
T
ak hanya siswa normal pada umumnya yang
mengikuti Ujian Nasional UN tingkat SMA
sederajat yang akan dilaksanakan pada 13-15 April mendatang.
Namun siswa yang mengikuti Sekolah Luar Biasa SLB pun
turut serta. Dan semuanya terdaftar untuk mengikuti UN
Paper Based Test PBT.
Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur SOP dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud,
pelaksanaan UN tahun ini dilakukan dengan dua cara, yakni
PBT dan Computer Based Test CBT. Mereka SLB-red tidak
ikut UN CBT, karena menyesuaikan dengan keadaan
fisik, ungkap Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Drs. Widodo
M.Pd melalui Sekretaris UN
Siswa SLB Tetap
Gunakan PBT
kekurangan fisik yang dialami siswa
SLB tentu akan menyulitkan mereka
untuk mengikuti pelaksanaan CBT.
Sumsel, Zawawi, Senin 93. Menurutnya, kekurangan fisik
yang dialami siswa SLB tentu akan menyulitkan mereka untuk
mengikuti pelaksanaan CBT. Guna mengantisipasi supaya tidak
terjadi permasalahan pelaksanaan UN bagi siswa SLB di Sumsel
diseragamkan untuk mengikuti UN dengan sistem CBT. Tidak ada
batasan, tetapi untuk keseragaman supaya pelaksanaan
UN siswa LB berjalan lancar saja, ujarnya, seperti dilansir laman
tribunpalembang.com.
Ia menambahkan, untuk koli soal dan LJUN bagi siswa LB
nantinya akan disesuaikan dengan kekurangan fisik yang dialami oleh
masing-masing siswa. Dan tentu saja aturannya tidak seketat
pelaksanaan sekolah normal. Misalnya siswa tuna netra tentu
akan mendapatkan soal dengan huruf braille, semuanya tentu
disesuaikan, tidak mungkin sama, jelasnya.
Untuk siswa SLB yang mengikuti UN di Sumsel tercatat
ada sebanyak 62 siswa yang tersebar di 9 KabupatenKota yaitu
Palembang, Lubuk Linggau, Prabumulih, OKU, Muara Enim,
Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan OKU Timur.
Sedangkan di Palembang Sendiri ada lima sekolah SLB yang siap
mengikuti UN.
Lanjutnya, kategori siswa SLB yaitu diantaranya tuna netra, tuna
rungu, tuna grahita ringan, tuna daksa ringan, dan tuna laras. Dan
pada saat ujian juga tetap mendapat pengawasan. Paket
soal nantinya tetap berbeda, dan diberikan perlakuan yang sama
dengan siswa normal lainnya, Ujarnya.
Siswa Tuna Netra ketika mengikuti Ujian
Nasional: tetap menggunakan
Paper Based Test filustrasi
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
25
UK tersebut dilakukan sesuai dengan program keahilan yang
diambil siswa tersebut sebagai salah satu syarat menyelesaikan
akademik di sekolah kejuruan.
Kepala SMK Negeri 2, Drs Selamat MM mengatakan UK
yang digelar di sekolahnya merupakan salah satu syarat
kelulusan bagi siswa disamping nilai dari ujian nasional. SMK
Negeri 2 Sekayu sendiri yang
Siswa SMK di Sekayu
Ikuti Uji Kompetensi
terdiri dari 5 program keahlian ini antara lain Teknik Pengelasan,
Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Konstruksi Kayu, Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik dan Teknik Komputer Jaringan.
“Ujian kompetensi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
ilmu yang telah didapat oleh peserta selama menempuh
sekoloah,” kata Selamat, seperti dilansir tribunpalembang.com
ketika ditemui, Rabu 113. Lanjut Selamat, mengenai
hasil UK nantinya akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan
untuk mempekerjakan siswa lulusan SMK. Karena UK sendiri
merupakan ketentuan pemerintah pusat.
Mereka bisa memilih. Jika ingin langsung bekerja maka bisa
bekerja. Atau kalau mau lanjut kuliah juga tidak apa-apa. Intinya
kami mengimbau siswa untuk serius dalam ujian praktik UK ini
walaupun ini ujian praktik tidak kalah jauh dengan ujian nasional,
ujarnya. UK untuk siswa SMK dijalankan sebanyak empat hari,
dilakukan secara bertahap. Peserta UK ada 218 orang siswa
kelas XII.
“Dengan UK ini diharapkan para siswa lebih memahami apa
yang mereka kerjakan. Nantinya kemampun seperti inilah yang
sangat dibutuhkan di dunia kerja,” ungkapnya.
Siswa SMK Negeri 2 Sekayu tengah melakukan ujian praktik ketrampilan
Menjelang ujian nasioanal UN, seluruh Sekolah Menengah Kejuruan SMK negeri
dan swasta di Sekayu akan melaksanakan Ujian Kompetensi UK terlebih dahulu.
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
26
Kembali ke Konsep
Ki Hajar Dewantara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Anies Baswedan, sangat
menyayangkan, karena konsep
pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara
tidak dimanfaatkan secara optimal di Indo-
nesia. Padahal, tiga pilar pendidikan dan
sekolah Taman Siswa yang diciptakan Ki
Hadjar sudah dipraktikkan dengan
baik di Finlandia.
Ki Hajar Dewantara Nama Asli: Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat Lahir: Yogyakarta, 2 Mei 1889. Wafat: Yogyakarta, 28
April 1959
Khasanah
Anies menuturkan, pendidikan di Finlandia sangat maju dan
berkembang. Mereka melakukan reformasi pada sistem pendidikan
sejak 1980 hingga 2000-an. Dan pada tahun 2003, menurut hasil
survei internasional yang komprehensif oleh Organization
for Economic Cooperation and Development OECDPISA, yang
mengukur kemampuan siswa di bidang sains, membaca, dan juga
matematika, menetapkan bahwa sistem pendidikan di Finlandia
Eropa Utara, sebagai sistem pendidikan terbaik dunia
jurnas.com 2 Desember 2014.
Pengembangan pendidikan yang tidak instan itu bisa
diterapkan dengan baik saat ini. ’ ’ Finlandia telah mempraktikkan
dengan baik konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang berupa
Taman Siswa’ ’ . Begitulah pernyataan Mendikbud yang
dikutip dari jawapos.com pada tanggal 6 Desember 2014.
Dalam kesempatan yang lain, sebagaimana dikutip dari Antara
News pada tanggal 1 Desember 2014. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Anies Baswedan mewajibkan kalangan pendidik
yang ada di Tanah Air untuk membaca buku yang ditulis Bapak
Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.
Jika kita sering menyebut
Oleh : Novi Cahyadi, M.Pd
Ki Hajar Dewantara Ketika bertemu
Soekarno. fdoknas
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
27
Khasanah
sistem pendidikan yang diterapkan di Finlandia hebat, jauh sebelum
itu pada 1930 konsep yang diterapkan disana telah ditulis oleh
Ki Hajar Dewantora dalam bukunya Pendidikan, kata Anies
Baswedan.
Ia menyampaikan hal itu saat bersilaturahim dengan sekitar 650
kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia
di Aula Ki Hajar Dewantara Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Menurut Anies konsep pendidikan yang dijalankan di
Finlandia sudah lama ditulis oleh Ki Hajar Dewantara, namun di
Indonesia tidak dibaca, sementara di Finlandia malah dipraktikan.
Kita semua melupakan apa yang ditulis Ki Hajar Dewantara, salah
satunya pendidikan itu adalah sesuatu yang menyenangkan
makanya lembaga pendidikannya diberi nama taman artinya tempat
yang membahagiakan, kata Mendikbud.
Begitulah pesan-pesan yang disampaikan oleh Mendikbud
tentang betapa pentingnya mengenal dan menerapkan Kosep
Pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Pesan - pesan tersebut
bahkan diulanginya di berbagai kesempatan dan berbagai tempat.
Berdasarkan hal diatas, kita dapat memahami bahwa Mendikbud
menginginkan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat
diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, marilah kita pelajari dan
kita kenali lebih mendalam,
Di bawah pendudukan Jepang, pada 1943 ketika Jepang membentuk Pusat
Tenaga Rakyat Putera, Ki Hadjar duduk sebagai salah seorang pemimpin
di situ bersama Soekarno, Hatta, K.H Mas Mansyur. Setelah proklamasi
kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan,
Pengadjaran dan Kebudajaan PP dan K Indonesia yang pertama. Secara resmi
dunia akademik pun memberikan penghormatan kepada Ki Hadjar dengan
memberikan gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Gadjah Mada UGM
pada 1957. Dua tahun setelah itu, tepatnya pada 26 April 1959 Ki Hadjar
Dewantara meninggal dunia. Sebelum wafat ia pernah berkata pada anaknya,
Bambang Sukowati dalam Rahardjo, 2009: 21:
[ ] apapun yang dikatakan orang tentang diriku kau wajib menerimanya.
Namun, kalau suatu ketika ada orang meminta pendapatmu, apakah Ki Hadjar
seorang nasionalis, radikalis, sosialis, humanis, tradisionalis ataupun
demokrat? Maka katakanlah, aku hanya orang Indonesia biasa yang bekerja
untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.
PESAN SEBELUM WAFAT
pedagogikritis.wordpress.com
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
28
Khasanah
bagaimana sebenarnya konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara
tersebut. Konsep pendidikan Ki Hajar
Dewantara adalah Pendidikan Humanistik.
Teori humanistik adalah suatu teori yang bertujuan memanusia
kan manusia. Artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu
sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya
sendiri. Seperti halnya dalam Paradigma pendidikan
humanistik memandang manusia sebagai ”manusia”, yakni makhluk
ciptaan Tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu Makin, 2009: 22.
Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik dalam arti yang
sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia
humanisasi, yakni peng angkatan manusia ke taraf insani. Di Dalam
mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi
manusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki,
dilanjutkan dan disempurnakan. Jadi sesungguhnya pendidikan
adalah usaha bangsa ini membawa manusia Indonesia
keluar dari kebodohan, dengan membuka tabir aktual-transenden
dari sifat alami manusia humanis Setyo Hartanto; 4.
Pendidikan yang menjadi cita- cita Ki Hajar Dewantara adalah
membentuk anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan
batin. Luhur akal budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang berguna dan bertanggungjawab atas
kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada umumnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka Ki Hajar
Dewantara menawarkan beberapa konsep dan teori pendidikan di
antaranya “Panca Darma”, yaitu: kemerdekaan, kodrat alam,
kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan Adurrahman
Soerjomiharjo, 1986 ; 52
Pemikiran Ki Hajar Dewantara, tentang metode yang sesuai
dengan sistem pendidikan di Indonesia adalah sistem among
yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada
asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi
kepala, hati dan panca indra.
Metode Asah
yaitu metode pendidikan yang hanya
mengembangkan aspek intelektual.
Metode Asih
yaitu metode pendidikan yang mengembangkan
sikap hidup bersama dengan sesama umat dan sesama
makhluk ciptaan tuhan di muka bumi, sebab setiap individu tidak
akan dapat memisahkan diri dari orang kebanyakan dilingkungan
sekitarnya, selain itu pendidikan juga hendaknya memperkaya
berbagai hal aspek pada setiap individu yang mau menerima
perbedaan diantara masing- masing pribadi keunikan dan
mau menerima perbedaan latar belakang individu inklusi; ras,
suku, agama, jenis kelamin dll
Metode asuh yaitu metode guru dalam mendidik hendaknya
mampu dan mau serta rela mengorbankan kepentingan-
kepentingan hidup pribadinya demi kebahagian para peserta didiknya.
Setyo Hartanto ; 6
Untuk merealisasikan, konsep- konsepnya tersebut, Ki Hajar
Dewantara mendirikan lembaga
Para guru Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara. fdoknas
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
29
Penulis adalah Staf Sub Bagian Ketenagaan
Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Ki Hajar Dewantara, di usai senja tetap aktif. dok
Keterampilan
pendidikan yang sekarang ini kita kenal dengan nama Taman Siswa.
Taman Siswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki
Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta
Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa
berarti murid. Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah
Taman Siswa ini diberi nama National Onderwijs Institut.
Taman Siswa, yang merupakan realisasi gagasan dia bersama-
sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah
Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan
Majelis Luhur di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan
mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Prinsip dasar dalam sekolah pendidikan Taman Siswa yang
menjadi pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap
Triloka.
Patrap Triloka memiliki unsur- unsur dalam bahasa Jawa,
yaitu : 1. Ing ngarso sung tulodo di
depan memberi teladan 2. Ing madyo mangun karso
di tengah memberi bimbingan 3. Tut wuri handayani di
belakang memberi dukungan. Semboyan tersebut, sampai
sekarang masih relevan untuk diterapkan di dunia pendidikan,
terutama bagi guru-guru dalam pelaksanaan tugas proses belajar
mengajarnya. Sedangkan maksud pendirian Taman Siswa adalah
membangun budayanya sendiri, jalan hidup sendiri dengan
mengembangkan rasa merdeka dalam hati setiap orang melalui
media pendidikan yang berlandaskan pada aspek-aspek
nasional.
Landasan filosofisnya adalah nasionalistik dan universalistik.
Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang
merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis, maupun
spiritual. Universal artinya berdasarkan pada hukum alam
natural law, segala sesuatu merupakan perwujudan dari
kehendak Tuhan.
Prinsip dasarnya adalah kemerdekaan, merdeka dari
segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan
kedamaian tumbuh dalam diri hati manusia http:yayasan
soebono.org . Dalam operasional penyelenggaraannya,
Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:
1. Menjadi hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri
dengan mengingat tertibnya persatuan
2. Pengajaran harus mem bimbing anak menjadi manusia
yang merdeka 3. Pendidikan harus didasarkan
atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa mengesampingkan ke
budayaan bangsa—bangsa lain. 4. Pendidikan harus merata
untuk seluruh rakyat 5. Taman siswa harus hidup
dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
6. Pendidik harus berhamba pada anak, atas dasar sikap
tampa pamrih KESIMPULAN
1. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah Pendidikan
Humanistik, yaitu proses pendidikan yang memanusiakan
manusia.
2. Untuk melaksanakan konsep tersebut, Ki Hajar
Dewantara Mendirikan lembaga pendidikan yang diberi nama
Taman Siswa.
3. Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan di Taman Siswa yaitu Asah, Asih Asuh.
4. Prinsip dasar dalam penyelenggaraan sekolah
pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi guru adalah
Patrap Triloka Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso,
Tut wuri Handayani.
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
30
Bimtek
S
ejak diberlakukanya peraturan ini, Dinas
pendidikan telah beberapakali melaksana kan
sosialisasi. Dan untuk semakin menambah pengetahuan pegawai
tentang SKP dan P2KP, Dinas Pendidikan Prov. Sumsel
melaksanakan lagi Bimbingan Teknis Bintek SKP dan P2KP.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 25
Februari 2015 di Ruang Aula Handayani Dinas Pendidikan Prov.
Sumsel. Kegiatan di hadiri oleh 292 Orang peserta, dengan rincian
sebagai berikut : Dinas Pendidikan Prov. Sumsel 165 orang, UPTD
BLPT 22 orang, Graha Teknologi 26 orang, Balai Tekkom 16
orang,
BP3NFI 13 orang, serta Tenaga Fungsional pengawas,
arsiparis, pranata humas, pustakawan, pamong bebalajar,
guru SONS dan guru SLB seluruhnya 50 orang.
SKP sangat penting untuk dipahami dan dilaksanakan oleh
Bimbingan PNS Supaya Bisa
Menyusun SKP dan P2KP
Sasaran Kerja Pegawai SKP dan Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai P2KP, diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
PP No. 46 Tahun 2011. Peraturan ini mulai
berlaku sejak diundangkan pada
tanggal 11 November 2011, dan mulai wajib
untuk dilaksanakan terhitung 1 Januari 2014
sesuai bunyi pasal 11.
seluruh Pegawai Negeri Sipil, karena SKP merupakan rencana
kerja PNS selama satu tahun yang disusun secara sistematis
dan dapat diukur baik secara kuantitas, kualitas, waktu dan
biaya.
SKP ini wajib dibuat oleh seorang PNS, hal ini sebagaimana
diatur dalam pasal 5 ayat 1 PP No. 46 Tahun 2011 yang bunyinya
sebagai berikut “Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a berdasarkan rencana kerja
tahunan instansi”.
Karena bersifat wajib, maka ada aturan sanksi jika seorang
PNS tidak melaksanakannya. Hal tersebut sebagaimana diatur
dalam pasal 5 ayat 6, yang bunyinya sebagai berikut “PNS
yang tidak menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan
peraturan per undang— undangan yang mengatur
mengenai disiplin PNS .
Bertitik tolak dari pasal 5 ayat 1 dan pasal 6 PP No. 6 Tahun
2011 tersebut, di pandang penting untuk terus
mensosialisaikan dan melaku kan kegiatan bintek tentang SKP dan
P2KP kepada PNS Dinas Pendidikan Prov. Sumsel.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Drs.
Widodo MPd, dalam sambutannya pada saat membuka kegiatan
tersebut mengatakan bahwa seluruh PNS Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Selatan, wajib memiliki kemampuan
pengetahuan dan keterampilan dalam membuat SKP.
Dalam kesempatan tersebut, Kadisdik Sumsel juga berpesan
agar seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan Bintek SKP
dan P2KP dengan baik dan tertib, sehingga nanti memperoleh
pegatahunan dan keterampilan yang baik untuk membuat SKP
dan juga memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Penilaian
Presasi Kerja Pegawai P2KP.
Nara sumber utama dalam kegiatan tersebut adalah Kepala
Badan Kepegawaian Daerah BKD Prov. Sumsel yang diwakili
oleh Kepala Bidang Administrasi dan Pengolahan Sistem Ibu DR.
O le h: D rs. Kusdina wa n, M . S i
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
31
Bimtek
Sri Sulastri, SH, M,Si Dalam kesempatan tersebut,
Ibu Sri Sulastri menjelaskan secara sistematis dan mendetail
tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS dan Sasaran Kerja Pegawai.
Materi beliau dimulai dengan dasar hukum penerapan PP No.
46 Tahun 2011. Dasar hukumnya yaitu sebagai berikut :
1. UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 43 tahun 1999,
2. PP No. 10 tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaa
pekerjaan PNS, 3. PP no. 46 tahun 2011
tentang penilaian prestasi kerja PNS dan
4. Perka BKN nomor 1 tahun 2013 tentang petunjuk
pelaksanaan PP 46 tahun 2011 Sebelum menjelaskan secara
rinci tentang SKP dan P2KP, Ibu Sri Sulastri terlebih dahulu
menjelaskan tentang Reformasi Birokrasi Pegawai Negeri Sipil,
sebagai berikut : Berdasarkan hal diatas, tujuan
reformasi birokrasi adalah untuk meningkatkan profesionalisme
PNS. Dan salah satu instrumen untuk meningkatkan
profesionalisme PNS tersebut adalah dengan melakukan
pengukuran kinerja individu Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
P2KP.
Menurut ibu Sulastri, P2KP adalah penilaian terhadap hasil
kerja PNS pada suatu satuan organisasi sesuai dengan Sasaran
Kerja Pegawai SKP dan Penilaian Perilaku Kerja.
SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS, dan menurut PP No. 46 Tahun 2011 pasal 5 ayat 2,
SKP adalah memuat kegiatan tugas jabatan
dan target yang harus dicapai dalam kurun
waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat
diukur.
Dalam menyusun SKP, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1. Jelas, yaitu kegiatan yang
dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas
2. Dapat diukur, yaitu kegiatan yang
dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas
dan kualitas
3.Relevan, yaitu kegiatan yang
dilakukan harus berdasarkan lingkup
tugas jabatan masing- masing.
4. Dapat dicapai, yaitu kegiatan yang
dilakukan harus disesuaikan dengan
kemampuan 5. PNS Memiliki target waktu,
yaitu kegiatan yang dilakukan harus dapat
diselesaikan dalam waktu tertentu’
Selain target
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
32
Bimtek
sasaran dalam SKP, penilaian SKP juga meliputi tugas tambahan
dan kreativitas. Tugas tambahan adalah tugas tambahan
yang berkaitan dengan tugas pokok jabatan,
hasilnya dinilai sebagai bagian dari capaian
SKP. Sedangkan kreativitas adalah
kreativitas yang bermanfaat bagi
organisasi, hasilnya dinilai sebagai bagian
dari capaian SKP.
Sedangkan perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap
atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa SKP wajib dibuat oleh
seluruh PNS untuk dinilai. Sehubungan dengan hal tersebut
diatur pula sanksi jika tidak membuatnya dan atau target
sasaran yang ingin dicapai terealisasi dengan nilai yang
dibawah standar.
Sesuai PP No. 53 Tahun 2010, sanksinya adalah sebagai berikut :
Pegawai peserta Bimtek serius memperhatikan pembicara memberikan materi
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
33
Bimtek
Apabila pencapaian SKP pada akhir tahun hanya mencapai 25
s.d. 50, dapat diberikan sanksi ; Penundaaan kenaikan gaji
berkala selama 1 satu tahun Penundaan kenaikan pangkat
selama 1 satu tahun Penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 1 satu tahun
2. Apabila pencapaian SKP pada akhir tahun kurang dari
25, dapat diberikan sanksi; Penurunan pangkat setingkat l
ebih rendah selama 3 tiga tahun
Pemindahan dalam rangka penurunan pangkat setingkat
lebih rendah Pembebasan dari jabatan
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS Pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS
Dalam P2KP, penilaian SKP adalah dengan membandingkan
realisasi kerja dengan target kerja dari aspek kuantitas, kualitas,
waktu dan biaya.
Sedangkan penilaian perilaku kerja adalah hasil pengamatan
terhadap perilaku kerja pegawai bersangkutan yang meliputi
aspek:
Orientasi pelayanan Integritas
Komitmen Disiplin
Kerjasama dan Kepemimpinan
P2KP, berfungsi juga untuk melihat kinerja PNS, semakin tiggi
nilai prestasi kerja, semakin tinggi pula kinerjanya. Selain itu, P2KP
SKP dan perilaku kerja bermanfaat untuk :
Pengembangan karier atau promosi
Menentukan training Menentukan standar
penggajian Menentukan mutasi dan
perpindahan pegawai Meningkatkan produktivitas
dan tanggung jawab pegawai Meningkatkan motivasi kerja
pegawai Menghindari pilih kasih dan
Mengukur keberhasilan kepemimpinan seseorang.
Sebelum mengakhiri paparan materinya, Ibu Sri Sulastri,
menyampaikan kesimpulan dari SKP dan P2KP sebagai berikut :
1. P2KP dimaksudkan untuk mewujudkan PNS yang
professional dan berkinerja baik dalam rangka mendukung
reformasi birokrasi 2. Agar pelaksanaan P2KP
dapat berjalan efektif, diharapkan pimpinan instansi
menerapkan langka-langka yang diperlukan
3. P2KP dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian
SKP dan Perilaku Kerja 4. Seluruh PNS diwajibkan
membuat SKP.
Apakah Saya PNS yang BERKINERJA?
60 x Nilai SKP 40 x Nilai PKP
Tergantung Nilai Prestasi Kerja ANDA. Semakin tinggi Nilai PK PNS, semakin baik kinerja ANDA.
PK PNS = Penilaian Kerja PNS SKP = Standar Kerja Pegawai
PKP = Perilaku Kerja Pegawai
Nilai PK PNS =
DR. Sri Sulastri, SH, M,Si
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
34
Kinerja
D
alam Warta Pendidikan Edisi Juni 2014, saya
pernah menulis tentang Permeneg PAN RB
Nomor 16 tahun 2009, dengan judul “Asa Untuk Menjadi Guru
Pembina Utama dengan Golongan Ruang IVe”.
Melengkapi artikel sebelumnya tersebut, saya ingin berbagi
sedikit pengetahuan tentang Permeneg PAN RB, khususnya
tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB.
Dengan terbitnya Permeneg PAN RB Nomor 16 tahun 2009,
banyak orang yang ber anggapan bahwa peningkatan karier
kepangkatan guru akan terhambat, karena kewajiban untuk dapat
melakukan pengembangan profesi tidak lagi di mulai sejak pangkat
Golongan PembinaIV.a melainkan di mulai sejak guru pertama
berpangkat Golongan Penata Muda TK.IIII.b.
Wijaya Kusumah, salah seorang Pengurus Pusat Ikatan
Guru Indonesia, mengatakan bahwa guru sudah sangat sibuk
dengan tugas utama mengajar 24 jam per minggu dan tugas
administrasinya. Dengan kondisi demikian, guru sudah tidak mudah
untuk bisa me luangkan waktu melakukan pengembangan
keprofesian berkelanjutan, terutama melakukan publikasi
ilmiah dan karya inovatif. dikutif dari Kompas.com 6 November
2014.
Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Federasi Guru
Independen Indonesia, menambahkan, secara teori
kebijakan pemerintah bagus. Namun, mengingat sumber daya
guru di Indonesia yang masih rendah, pembuatan publikasi
ilmiah tentu saja memberatkan,
Peningkatan Karier Kepangkatan Guru
Melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB
Oleh : Novi Cahyadi, M.Pd
terutama untuk guru di jenjang pendidikan dasar.
Secara realitas, untuk memenuhi empat kompetensi
dasar saja belum mampu, ditambah lagi publikasi ilmiah dan
karya inovatif.
Apalagi, selama ini tidak ada pelatihan yang intensif bagi guru,
tetapi tuntutan pemerintah pada guru amat tinggi, kata Iwan
Kompas.com 6 November 2014.
Berdasarkan hasil uji kompetensi guru secara nasional
yang dilaksanakan Kemdikbud beberapa tahun belakangan, guru
TK-SMASMK masih sangat butuh peningkatan di kompetensi
pedagogik kemampuan mengajar dan profesional penguasaan
materi yang diampunya.
Kompetensi terendah justru dimiliki guru SD dan pengawas
sekolah. Iwan mengatakan, ketentuan
publikasi ilmiah dan karya inovatif sebagai bagian pengembangan ke
profesian berkelanjutan PKB yang sulit ini akan mendorong
timbulnya kecurangan.
Dimana, guru akan ter goda untuk membeli karya tulis ilmiah
pada layanan jasa pembuatan karya ilmiah bagi guru yang
banyak bermuncunlah secara online.
Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru
Indonesia, mengatakan, sulit bagi guru untuk memenuhi ketentuan
pemerintah. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya pelatihan
menulis publikasi ilmiah yang berkesinambungan bagi guru.
Kompas.com 6 November 2014.
Berdasarkan pendapat- pendapat diatas, banyak sekali
pandangan yang bernada pesimis untuk dapat meningkat
karier kepangkatan guru berdasarkan PermenpanRB Nomor
16 tahun 2009.
Tetapi, sebagaimana tulisan saya terdahulu, dengan motivasi
yang tinggi Bapak Suprobo mampu meng optimalkan segala
peluang dan meminimalisir kekurangannya sehingga dapat
mengatasi segala kendala yang ada dan akhirnya berhasil
mencapai kerier kepangkatan guru tertinggi yaitu Pembina Utama
IV.e.
“Belajar dari apa yang telah diraih Bapak Suprobo tersebut,
kita harus bersikap optimis dan mempersiapkan diri untuk
mengikuti jejaknya. Salah satu hal yang perlu kita persiapkan adalah
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita tentang
pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan PKB adalah pembaharuan
secara sadar akan pengetahuan dan dan
peningkatan kompetensi guru
sepanjang kehidupan kerjanya.
PKB berkaitan dengan pengembangan diri dalam rangka
peningkatan kinerja dan karir guru, dan PKB harus dilakukan secara
terus menerus.
Tujuan umum dari PKB, untuk meningkatakan kualitas layanan
pendidikan di sekolahmadrasah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
D an secara khusus, P KB be rtujua n:
1. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi
yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya.
2. Memotivasi guru agar memiliki komitmen melaksanakan
EDISI : MARET 2015
WARTA
PENDIDIKAN
35
Kinerja
tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional
3. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat
dan bangga kepada penyandang profesi guru.
Kegiatan guru yang tergolong PKB dalam Permeneng PAN dan
RB nomor 16 Tahun 2009 pasal 11 ayat c, adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan diri 2. Publikasi Ilmiah
3. Karya Inovatif
Tahapan Pelaksanaan PKB, yaitu sebagai berikut :
1. Repleksi 2. Perencanaan
3. Implementasi 4. Evaluasi
KOMPONEN PKB
Pasal 11 ayat c, Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009
PKB
PKB
Tahapan Pelaksanaan PKB
G u r u m e n g e v a lu a s i d ir i
m e n je la n g a k h ir t a h u n a ja r a n ,
F o r m a t - 1 G u r u m e la lu i
p r o s e s P e n ila ia n K in e r ja
K o o r d in a t o r P K B d a n G u r u
m e m b u a t
p e r e n c a n a n P K B G u r u m e n y e t u ju i
r e n c a n a k e g ia t a n P K B , F o r m a t - 2
G u r u m e n e r im a r e n c a n a f in a l
k e g ia t a n P K B , F o r m a t - 2
G u r u m e n ja la n k a n p r o g r a m P K B
s e p a n ja n g t a h u n K o o r d in a t o r P K B
m e la k s a n a k a n m o n e v. k e g ia t a n
P K B G u r u m e n e r im a
p e r k ir a a n a n g k a k r e d it d a r i
k e g ia t a n P K B G u r u m e la k u k a n
r e f le k s i k e g ia t a n
P K B F o r m a t - 3
T A H A P P E L A K S A N A A N P K B
PERBEDAAN UTAMA KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI ANTARA
PERATURAN LAMA DENGAN YANG BARU
Peraturan lama Peraturan baru
1 Berdasar pada
Kepmenpan nomor : 841993 tanggal 24
Desember 1993 tentang: Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Kepmenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun
2009 tertanggal 10 Nopember 2009, tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
2 Sebutan
Pengembangan Profesi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan PKB 3
Macam Pengembangan
Profesi Guru 1. Karya Tulis Ilmiah
2. Teknologi Tepatguna 3. Alat Peraga
4. Karya Seni 5. Pengembangan
Kurikulum 1. Pengembangan Diri
2. Publikasi Ilmiah 3. Karya Inovatif
LANJUTAN…
4 Jenis Pengembangan Diri
Tidak ada pada peraturan lama 1.
diklat fungsional 2.
kegiatan kolektif guru 5
Macam Publikasi I lmiah 1.
KTI hasil penelitian 2.
Tinjuan I lmiah 3.
Tulisan I lmiah Popoler 4.
Prasaran I lmiah 5.
Buku Modul 6.
Diktat 7.
Karya Terjemahan 1.
presentasi di forum ilmiah 2.
hasil penelitian 3.
tinjauan ilmiah 4.
tulisan ilmiah populer 5.
artikel ilmiah 6.
buku pelajaran 7.
modul diktat 8.
buku dalam bidang pendidikan 9.
karya terjemahan 10. bukupedoman guru
6 Macam Karya I novatif
1. Teknologi Tepatguna
2. Alat Peraga
3. Karya Seni
4. Pengembangan Kurikulum
1. menemukan teknologi tetap guna
2. menemukan menciptakan karya
seni 3.
membuat memodifikasi alat pelajaran
4. mengikuti pengembangan
penyusunan standar . pedoman., soal dan sejenisnya
7 Prasayarat dalam kenaikan
golongan Wajib sebagai syarat kenaikan
pangkat golongan VIa ke atas dengan minimal jumlah angka
kredit 12. Wajib sebagai syarat kenaikan
pangkat golongan I I I b ke atas dengan minimal jumlah angka kredit yang
bervariasi berdasar jenjang pangkat golongannya.
Jenis-jenis kegitan PKB: A. P engembangan diri
Diklat Fungsional Kegiatan Kolektif Guru
B. P ublika si Ilmiah: Presentasi pada forum ilmiah
Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu
bidang pendidikan formal