Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan

(1)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

WARTA

WARTA

PENDIDIKAN

PROPINSI SUMATERA SELATAN

Kurikulum 2013

POLEMIK

Kurikulum 2013

POLEMIK

tak harus

DIAKHIRI

tak harus

DIAKHIRI

EVALUASI

EVALUASI

Wawancara

M. Nuh

Hal. 8-9


(2)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

2

Melayani Semua Dengan Amanah

Drs. Widodo, MPd

Dapur Redaksi

E D I T O R I A L

Penampilan Baru, Spirit Baru

Peminatan peserta didik SMA, MA dan SMK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam seluruh upaya pendidikan. Upaya ini mengacu kepada pelaksanaan kurikulum tahun 2013. Dalam konstruk dan isi kurikulum tahun 2013 mementingkan

terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan peserta didik. Untuk itu, selain memuat isi kurikulum dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, kurikulum tahun 2013 menyajikan kelompok mata pelajaran wajib dan kelompok mata pelajaran peminatan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang masa studi mereka. (*)

Penanggungjawab :

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

Pemimpin Umum

- Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

Pemimpin Redaksi :

Drs. Widodo M.Pd

Anggota Dewan Redaksi

H. Bonny Safrian SE, MM Hj. Melia Rosani, SH MM Drs. H. Aridi Akuan, MM Dr. Arwan, S.Ag, M.Pdi

Dra. Erlina, MM

Koordinator Liputan :

Ka. UPTD Balai Tekkom

Tim Liputan :

Rusdi wahyudi M. Nur Insan Pratama

Umum :

Kasubag UKP

Sekretariat:

Jln. Kapten A. Rivai No. 47 Telp (0711) 354137 -311089

PALEMBANG e-mail:

warta_pendidikan@yahoo.co.id

WARTA

P E N D ID IK A N

PROPINSI SUMATERA SELATAN

dari Pembaca


(3)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

3

Indeks

Siswa SMK Miliki

Peluang untuk Kerja

Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki peluang besar dalam bersaing merebut simpati perusahaan yang ada saat ini kerena telah memiliki kemampuan mumpuni di bidangnya sebelum terjun kemasyarakat.

Prestasi

...

Hal 32

Amanat

...

Hal 10

Pendidikan, Bangun

Peradaban Unggul

Pendidikan tidak hanya menyelesaikan atau menjawab persoalan-persoalan yang sifatnya sangat teknis dan bersifat kekinian semata, melainkan lebih jauh dari itu, yaitu bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia untuk membangun peradaban yang unggul.

Kurikulum

...

Hal 16

Jangan Beli Buku

di Pasar Bebas

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Kasim menegaskan, pihaknya akan segera mengatasi

keterlambatan pengiriman buku kurikulum

2013. Siswa jangan beli buku di pasar bebas.

Wisata

...

Hal 17

Berwisata Sambil

Menimba Ilmu

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Graha Teknologi Sriwijaya merupakan salah satu Science Center di Indonesia yang mempunyai fungsi dan peran untuk memasyarakatkan dan

membudayaan IPTEK guna menciptakan generasi yang inovatif dan kreatif dalam bidang IPTEK serta mendukung sistem inovasi nasional untuk kemajuan, kesehjateraan dan kejayaan bangsa Indonesia.

Ajang FLS2N dan LCSP Jenjang SD/MI dan SMP

Supaya Siswa

Mampu Berinovasi

& Berkompetisi

Lomba

...

Hal 26

Pustaka

...

Hal 46

Siswa SMA/SMK pun

Kejar Prestasi Nasional

Lomba

...

Hal 28

Satu Buku

Segudang Ilmu

Dewasa ini perpustakaan telah berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan akan informasi pengetahuan dan perkembangan teknologi informasi.


(4)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

4

M

enteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Bas wedan sempat menya yangkan, kurikulum ini belum mendapatkan uji publik yang layak.

Sehingga menurutnya, kuri-kulum yang sedang berjalan adalah kurikulum yang tak siap sepe-nuhnya. Jika dibandingkan dengan negara lain, yang memiliki kajian kurikulum dalam waktu 4-5 tahun, Indonesia sangat gegabah dengan menggulirkan kurikulum, hanya dalam satu tahun uji. Pihaknya tak

menyalahkan begitu banyak protes yang dilayangkan.

"Diuji di 6.000 sekolah, tapi belum ada feedback-nya sudah dijalankan seluruh sekolah dalam waktu setahun. Kasihan anak-anak, kuri-kulum ini setengah matang," ujar Anies, di Gedung RRI, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Anies menyatakan, pihak Ke-menterian Pendidikan dan Kebu-dayaan sedang mendalami kuriku-lum 2013. Karena, kurikukuriku-lum ber-basis karakter ini sedang dievaluasi oleh tim ahli dan tim pembuat

kuri-kulum 2013.

Dengan demikian, untuk ke-lanjutan pemakaian kurikulum 2013 sendiri, pihaknya mengaku belum bisa menentukan dengan pasti.

"Saya tidak mau sekadar ber-henti. Harus dievaluasi dulu di mana kurangnya. Masih bisa diperbaiki dalam jangka pendek atau tidak," tuntasnya.

Sebenarnya, saat ini tim evaluasi kurikulum 2013 yang dibentuk dua pekan lalu sedang fokus melakukan evaluasi tahap pertama. Tahap pertama ini lebih dipusatkan pada

Topik Utama

DIREVISI

tak harus

DIAKHIRI

Kurikulum 2013 (K13) yang telah diimplementasikan pada

tahun pelajaran 2014 merupakan kurikulum yang telah diuji di

6.000 sekolah di Indonesia. Namun, belum genap satu semester

masa implementasi kurikulum ini terus menjadi polemik.


(5)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

5

mereview implementasi kurikulum. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, tahap awal ini dijadwalkan dapat selesai kurang dari sebulan dan dilanjutkan pada tahapan berikutnya. Evaluasi dila-kukan karena berbagai permasalahan kurikulum 2013. Permasalahan lebih pada implementasi kurikulum yang menyeluruh, tapi belum siap, bukan pada isi kurikulum.

"Kurikulum 2013 dari sisi isi tidak ada masalah tapi masalahnya pada implementasi yang masif, bukunya belum ada, gurunya belum terlatih lalu bagaimana menjalankannya. Tim sekarang fokus pada review soal implementasi dulu saat ini. Saya mau lihat kurikulum 2013 ini seberapa siap," ujarnya.

Setelah menyelesaikan review,

Anies melanjutkan, tim evaluasi akan melakukan review pada konten, desain isi kurikulum hingga dampak dari kurikulum 2013 dan bagaimana konsistensinya. Dia memastikan, evaluasi tahap pertama dapat selesai dalam waktu dekat dan tidak akan memakan waktu lama. Ini supaya tim dapat melanjutkan melakukan evaluasi ke tahap-tahap selanjutnya. "Kami berharapan ada hasil awal atas pelaksanaan kurikulum 2013. Ini harus segera karena semester dua mau jalan," ucapnya.

Adapun tim evaluasi merupakan dari para ahli bidang pendidikan. Di antaranya Weilin Han, Suyanto, Baskoro, Diah Harianti, Hamid Hasan, Hendra Gunawan,

Heri-widiastono, Sugito, Sururi Azis, Sutjipto Sumadi, dan Udin Wiranata Putra.

Mereka merupakan para pakar yang dipercaya kementerian, karena dianggap mengikuti perkembangan pendidikan. "Semuanya saya kata-kan harus objektif dalam menilai kurikulum 2013," ungkapnya.

Tiga Usulan

Saat ini Tim Evaluasi Kurikulum 2013, sudah mengajukan tiga usulan agar dipilih untuk melanjutkan jenjang penerapan pendidikan di Indonesia.

Pilihannya antara lain, Kuri-kulum 2013 dihentikan sama sekali, diterapkan di sekolah-sekolah


(6)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

6

pilih yang sudah siap, atau dijalankan sambil dilakukan penyempurnaan melalui prototipe di sekolah-sekolah agar hasilnya lebih baik.

"Saya kira penyempurnaan merupakan pilihan yang paling moderat. Tidak ada pro dan kontra yang terlalu tajam sebab semua diwadahi aspirasinya," kata Ketua Tim Evaluasi Kurikulum 2013 Suyanto.

Ia menganalisa pilihan itu dari pantauan pelatihan guru yang merasa tidak mampu menggunakan Kurikulum 2013. Lantaran mereka merasa konten kurikulum yang terlalu padat.

Namun, ujar Suyanto, ada juga guru yang pro Kurikulum 2013. "Untuk menjembatani guru yang tak suka Kurikulum 2013, maupun guru yang suka dengan kurikulum ini dibuat di tengah-tengah, jelasnya.

Sekolah prototipe yang jadi contoh, diyakininya, memudahkan sekolah lain untuk mempraktekkan pelaksanaan Kurikulum 2013.

Tetap Dipakai

Polemik Kurikulum 2013 memperkuat anggapan masyarakat bahwa setiap pergantian menteri akan diikuti perubahan kurikulum. Anggota Seknas Jokowi Pokja Pendidikan, yakni Hilmar Farid

mengatakan Jokowi-JK tidak akan mengubah kurikulum 2013. Namun akan ada evaluasi cepat dan menyeluruh terhadap kurikulum 2013.

"Kurikulum saya kira pasti akan ada evaluasi menyeluruh karena silang pendapat dan kontroversi di sekitarnya sudah berkepanjangan. Hanya saja kalau itu diubah total menyulitkan lagi. Tentu akan ada revisi yang mengarah pada penyempurnaan dengan melihat kekurangan-kekurangan yang sangat mendasar," ujar Hilmar selepas Dialog Kurikulum 2013 di Gedung Guru PGRI, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014).

Evaluasi yang dimaksud misalnya terkait organisasi penyiapan logistik dan infrastruktur sebelum menerapkan di tingkat nasional. Perlu ada penyiapan guru, kepala sekolah, dan pengawas.

"Dugaan saya dari diskusi-diskusi yang muncul arahnya penangguhan pemberlakuan. Karena terasa seperti kebijakan yang terburu-buru dikerjakan, tapi kembali ke persoalan mendasar, yaitu evaluasi. Lebih baik mundur selangkah untuk maju dua langkah daripada terburu-buru tapi mandek," urai Pakar dan Peneliti Pendidikan itu.

Walaupun, lanjutnya, ada

persoalan-persoalan teknis karena sudah ada siswa yang mulai menggunakan kurikulum 2013. Tidak mungkin diumumkan ke siswa jika mereka akan mendapatkan kurikulum baru lainnya pada tahun depan.

"Untuk penangguhan, sekolah yang belum menggunakan kuri-kulum 2013 masih yang lama, akanmn berjalan seperti sebelumnya. Hanya saja penyempurnaan kurikulum 2013 harus secara cepat," jelas Hilmar.

Menurut Dosen S-2 Kajian Budaya Universitas Indonesia itu, memang ada kebutuhan akan kurikulum yang jauh lebih sesuai dan lebih baik. Bukan hanya tuntutan zaman tapi keadaan di masyarakat. Lagipula Indonesia tidak ketinggalan tapi basisnya ada yang tidak tersentuh pendidikan.

"Jadi orientasinya harus lihat ke depan dan bawah. Tantangan ada, khususnya terkait pendidikan inklusi. Sebanyak 11 persen orang Indonesia difabel atau berkemampuan beda yang kalau tidak dibantu maka bisa jadi disabel," ungkapnya.

Terhambat Buku

Mengapa kurikulum 2013 perlu disempurnakan? Jawabnya karena hingga kini masih tersandung


(7)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

WARTA

PENDIDIKAN

7

No. 001/WP/Set-3/Disdik.SS/2014

EDISI: JULI - SEPTEMBER 2014 - ISSN : 2252-4746

masalah distribusi buku. Sampai sekarang masih banyak kabupaten belum menandatangani kontrak untuk mencetak buku kurikulum 2013.

Padahal, menurut Mendikbud, urusan buku merupakan masalah serius. Pasalnya, belum semua sekolah menerima buku teks kurikulum baru tersebut.

Dia memaparkan, 22 persen buku SMA belum sampai di sekolah. Sedangkan di tingkat SMP, masih 32 persen sekolah belum menerima buku, dan 19 persen SD mengalami kondisi yang sama.

"Sebagian besar permasalahan buku yang belum dicetak karena sekolah belum menandatangani berkas percetakan. Hampir seperempat kabupaten di Indonesia yang belum kontak dengan percetakan. Baru 77 persen distribusi yang sampai," ujarnya.

Selain buku, implementasi kurikulum 2013, juga masih bermasalah karena para tenaga pendidik masih menemukan berbagai kendala. Di antaranya soal penilaian dan pelatihan guru.

Seorang Guru di Palembang, Tarmizi, menyebut sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 masih cukup rumit. Ia pun mengalami kesulitan dalam hal ini.

"Seperti penilaian terhadap anak yang tidak salat. Penilaian tersebut lebih banyak ke karakter siswa," ujar tenaga pengajar di sebuah SMP di

kawasan BUkit Besar Palembang. Karena rumit itulah, Tarmizi terkadang harus mengeluarkan lebih banyak kertas untuk lembar penilaian. "Satu anak bisa memakai 11 lembar kertas," imbuhnya.

Sedangkan menurut Nanik, seorang guru dari sebuah SMA Negeri di Palembang mengatakan pelatihan guru tentang kurikulum 2013 masih belum merata. Bahkan, di Sumsel saja masih banyak guru belum mendapat pelatihan.

"Sehingga untuk sementara di beberapa sekolah masih memakai kurikulum yang lama," tutur Herman.

Guru pendidikan agama Islam itu berharap, pelatihan guru di seluruh Sumsel harus merata pada tahun ini. Terutama untuk guru kelas X. "Bagaimanapun juga, tahun ini harus selesai. Karena masih banyak guru mendominasi 80 persen dalam pengajarannya, sedangkan kurikulum 2013 guru hanya 20 persen sebagai fasilitator," katanya.

Praktisi pendidikan dari Teacher Trainer and School Consultant, Weilin Han mengatakan kurikulum 2013 yang diterapkan di seluruh sekolah yang ada di Indonesia harus dihentikan. Karena konsep dan indikator kurikulum 2013 masih belum terlalu jelas sehingga membingungkan guru dan murid.

Ia menjelaskan kurikulum 2013 diciptakan hanya dengan

meng-Topik Utama

gabungkan dan menyalin beberapa konsep dan indikator dari kurikulum sebelumnya. Perubahan tersebut tidak dilakukan berdasarkan kajian yang mendalam. Sehingga konsep dan indikator yang dihasilkan menjadi tidak jelas.

Menurutnya, untuk tahun ajaran sekolah 2014/2015 pemerintah dapat kembali menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

"Saya tidak mengatakan KBK dan KTSP kurikulum yang sem-purna. Tetapi jika dibandingkan kurikulum 2013, KBK dan KTSP lebih baik. Karena jika harus menciptakan kurikulum baru perlu waktu yang cukup panjang," ujar Weilin Han kepaa media ini.

Menurut Weilin, yang tepat untuk Indonesia adalah kurikulum yang dapat memberikan kebebasan pada setiap daerah untuk mengembangkan potensi masing-masing. Karena potensi dan kemampuan guru serta siswa di setiap daerah berbeda-beda.

Sehingga sistem pemerataan dan paten nasional yang diterapkan pada kurikulum 2013 tidak tepat. Untuk jangka panjang ia meminta agar pemerintahan Jokowi segera merumuskan konsep dan landasan kurikulum yang baru. Caranya, dengan melibatkan praktisi dan guru-guru yang ada.(tim)

Nurid Sekolah melihat dan mempejari buku kurikulum 2013


(8)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

Apa awal gagasan dari K-13 ?

Tingkat kompleksitas (kehi-dupan) dalam 20 30 tahun ke depan bisa naik 35 kali. Alasannya, Pertama, karena makin banyak jumlah penduduk maka makin banyak pula persoalan. Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) juga menambah kompleksitas tersendiri, termasuk pola interaksi sosial yang harus dicarikan solusi. Secara kebangsaan-pun menghadapi tantangan dan persoalan baru, sehingga perlu pendekatan baru dalam membangun nasionalisme. Dari situ, anak-anak kita harus mampu berpikir kritis, berpikir orde tinggi, kreatif dan

K-13 Siapkan Anak Bangsa

Jamin Keutuhan Kompetensi

berkepribadian, sehingga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang semakin rumit.

Konsep K-13 ini darimana ?

Tentu bermula dari potensi, permasalahan dan tantangan yang kita hadapi, baik yang sifatnya evaluatif maupun antisipatif, termasuk fenomena negatif (tawuran dan korupsi), hasil PISA dan TIMSS. Dari situlah dirumuskan K13 yang berisikan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran dan penilaian. Keempat aspek tersebut dikem-bangkan dalam K13.

Sebagai contoh, dalam piramida pembelajaran, ada dua kelompok; yaitu passive teaching methods dan participatory teacing methods. Dari belajar sendiri, anak hanya menye-rap 5%. Itu mengapa kita memer-lukan guru. Jadi kalau membaca serapannya hanya 10%, audio visual 20% dan mendemonstrasikan 30%.

Sebaliknya, jika anak-anak diaktifkan untuk berperan dalam pembelajaran, maka yang mampu terserap mencapai 50%. Kalau dipraktekan, bisa mencapai 75%. Dan yang luar biasa kalau anak dibiasakan dengan menyampaikan ke orang lain, daya serapnya akan meningkat sampai 90%.

Lalu kaitan dengan K-13 ?

Nah, inilah yang kita kem-bangkan dalam K13. Dari sisi kompetensi lulusan, anak-anak, kita harapkan memiliki keutuhan kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari sisi isi, kita lakukan penataan ulang materi pembelajaran, diperluas dan diperdalam.

Kedudukan bahasa Indonesia, PPKN dan sejarah kita pertegas, termasuk kita tambah Agama dan Budi Pekerti. Proses pembelajaran kita gunakan pendektan saintifik-partisipatif dengan anak dilatih dan dibiasakan untuk mengamati dan bertanya, mencoba dan bernalar,

hingga mengkomunikasikan baik lisan maupun tulisan.

Sedangkan penilaian pun juga kita kembangkan, tidak semata kuatitatif-numerik, tetapi juga kualitatif-deskriptif. Terlepas dari kritik apapun mengenai konsep tersebut, kami sangat berterima kasih, dan kami berharap anak-anak mampu berpikir orde tinggi dan kreatif untuk menjawa persoalan yang makin rumit, serta toleran, cinta dan bangga menjadi Indonesia.

Siapa saja sesungguhnya sasaran dari K-13 ?

Desain K13 ini untuk mem-persiapkan anak-anak kita menuju kejayaan Indonesia. 100 tahun Indonesia merdeka (2045). Dalam sensus penduduk 2013 lalu, total anak usia sekolah mencapai 90 juta jiwa, ini terdiri dari anak usia 0-9 tahun sebanyak 45,9 juta dan anak usia 10-19 sekitar 43,7 juta jiwa.

Mereka semua, pada tahun 2045 nanti akan berusia 35-55 tahun. Mereka akan menjadi tulang pung-gung bangsa kedepan. Untuk itulah, mereka harus kita persiapkan de-ngan baik.

Sejauh ini bagaimana hasil implementasi K-13 ?

Pada tahun ajaran 2013/2014, K13 telah diterapkan secara ber-tahap dan terbatas yaitu di 6.300 an sekolah tingkat SD, SMP dan SMA/SMK tersebar diseluruh Provinsi. Lalu kita lakukan sensus, bukan survey lho, semua sekolah yang menerapkan K13, kita lihat dampaknya terhadap murid, guru, orang tua, kepala sekolah dan pengawas.

Kita tanyakan dampak K13 terhadap daya nalar murid, hasrat membaca, motivasi melakukan observasi. Lalu dalam proses pembe-lajaran lebih menarik, lebih terampil, inovatif dan produktif. Juga dalam semangat bertanya dan berpendapat. Dari semua pertanyaan yang

Kurikulum 2013 atau

lazim disebut K-13.

merupakan kebijakan

mendasar. Sebab

menyangkut rencana

aksi untuk membangun

Indonesia ke depan.

Pola pendidikan

karakter yang dibentuk

pada K13 sudah sejalan

dengan revolusi mental

yang tengah

didengungkan oleh

Jokowi-JK saat debat

publik di televisi

menjelang Pemilu.

Berikut adalah sebuah

wawancara dengan

Mendikbud di era SBY,

Mohammad Nuh,

sebagaimana dilansir

Majalah LIONMAG

Edisi September 2014

lalu. Petikannya :


(9)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

diajukan, rata-rata menjawab keberhasilannya mencapai 75%. Berangkat dari hasil tersebut, maka ditahun 2014/2015 diterapkan secara menyeluruh dan bertahap. Di seluruh sekolah, tapi belum semua kelas.

Apa yang telah dipersiapkan untuk penerapan K-13 ?

Yang paling mendasar dua hal yaitu, penyiapan guru dan bahan ajar. Sekarang sudah dilatih 1,3 juta guru. Ini sejarah tersendiri, sepanjang sejarah belum pernah melatih guru dengan standar tertentu dan dan dalam waktu tertentu dengan jumlah yang sangat massif. Lantas, bagaimana hasilnya? Alhamdulillah, nilai rata-ratanya 71 (dari 100). Memang ya masih ada guru yang belum sepenuhnya paham tentang K-13, tapi jangan lupa yang sudah paham dan siap jauh lebih banyak. Untuk itulah, bagi yang belum paham betul, dan ingin memperdalam diberikan pendampingan, kita buka klinik dan konsultasi pembelajaran, baik di pusat maupun di daerah, On-Line maupun Off-Line.

Yang kedua adalah bahan ajar (buku), kita telah menyiapkan buku pegangan guru dan buku

siswa. Kita ingin membagikan secara gratis kepada seluruh guru dan siswa, 245 juta eksemplar. Juga telah dibagikan CD yang berisi materi pembelajaran tersebut ke seluruh sekolah dan materi tersebut juga bisa diunduh (didownload) di rumah belajar kemdikbud. Sampai tanggal 11 Agustus, sudah 820 ribu buku. Sehingga kalau ada keterlambatan pengiriman buku, bisa meman-faatkan CD dan hasil unduhan tersebut. Kami juga sedang mem-persiapkan alternative pemanfaatan buku elektronik (e-book), sehingga semakin banyak media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak dan guru kita.

Lalu bagaimana dengan masa transisi pemerintahan ?

Prinsipnya adalah, kita berikan kewenangan secara penuh kepada pemerintahan mendatang. Kami siapkan segala sesuatunya dengan baik, agar transisi dan alih pemerinthan bisa berjalan dengan baik. Karena kita memiliki orientasi yang sama, yaitu bagaimana memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kelanjutan dan keber-langsungan merupakan salah satu prinsip dalam memberikan layanan. Kami juga siap untuk berbagi berbagai persoalan yang terkait dengan pendidikan dan kebudayaan. Kami juga

sedang mempersiapkan RPJMN 2015 2019 yang

terkait pendidikan dan kebudayaan. Dan tentu, kami yakin, berharap dan berdoa, Insya Allah

pemerintahan yag baru akan jauh lebih baik.

Bagaimana visi dan misi ke depan ?

Saya yang mempelajari dengan baik visi misi calon Presiden dan Wakil Presiden yang telah disam-paikan ke KPU, tentu juga Presiden dan Wakil Presiden terpilih (Ke-putusan KPU). Alhamdulillah, visi misi tersebut saling memperkuat apa yang sekarang ini kita kerjakan. Sebagai contoh tentang wajib belajar 12 ahun. Sejak 2012, kita telah memulai pendidikan menengah universal, bahasa lain dari wajib belajar 12 tahun.

Revolusi mental, juga memiliki esensi yang sama dengan pentingnya pembangunan karak-ter dan sikap, itu yang telah kita rancang dalam K13. Program Indonesia pintar, untuk mem-bebaskan pendidikan dasar dan menengah dari pungutan, itu juga telah sejalan dengan prinsip BOS. Untuk itu, kita usulkan dalam RAPBN 2015, satuan biaya BOS dinaikan, untuk memastikan tidak ada pungutan. (*)


(10)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

10

T

ema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1 menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21yang berdasarkan ciri abad 21 dan model pembelajaran yang harus dilakukan.

 Sedang gambar 1 adalah posisi kurikulum 2013 yang terintegrasi sebagaimana tema pada pengem-bangan kurikulum 2013. Sudah barang tentu untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas.

 Itu sebabnya perlu merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Pertanyaannya, pada pengembangan kurikulum 2013 ini, apa saja elemen kurikulum yang berubah?

Empat standar dalam kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian akan berubah sebagaimana ditunjukkan dalam skema elemen perubahan.

Perubahan yang Diharapkan

Pengembangan kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006,

Pergeseran Paradigma

Belajar Abad 21


(11)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

11

bertujuan juga untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempre-sentasikan), apa yang di peroleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran

Melalui pendekatan itu di-harapkan siswa kita memiliki kom-petensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kepe-ndidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan. Skema 2 menggambarkan perubahan yang diharapkan pada masing-masing entitas.


(12)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

12

Ahmad Tarmizi Ramadhan, M.Pd.

Guru SMPN 1 Air Kumbang Banyuasin Dosen LB FKIP Universitas Tridinanti Palembang

K

urikulum 2013 sudah diberlakukan secara nasional pada seluruh sekolah, namun dalam perjalanannya kurang dari 6 bulan ini dianggap masih rumit, terutama dalam sistem penilaian, khususnya penilaian terhadap kompetensi dasar siswa. Dalam penilaian kompetensi itu guru dihadapkan dengan kesulitan karena kebanyakan penilaian dilakukan di luar kelas, baik dalam sikap pergaulannya antara teman, sikap keagamaannya terhadap Tuhan, kesenian atau keterampilan dan sistem penilaian jurnal keseharian.

Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 ini terdapat banyak perbedaan dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Perbedaannya tampak dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga aspek tersebut dibahas lebih detail lagi dalam Kurikulum 2013, sehingga guru harus benar-benar paham mengenai anak untuk melakukan penilaian.

Ada lima format penilaian yang mesti diisi oleh guru, yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, penilaian diri siswa, dan penilaian antarteman.

1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau merespons dengan cara tertentu terhadap objek

sikap tertentu. Kecenderungan bertindak ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap seseorang. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah keper-cayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Kendala di lapangan, yaitu tidak semua siswa terkena sasaran dalam penilaian sikap? Perekapan penilaian sikap masih menimbulkan kerancuan untuk setiap kali pertemuan. Mengingat keterbatasan waktu, guru sulit menerapkan penilaian sikap setiap kali pertemuan tata muka.

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, mene-rapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/ madrasah. Hal ini berarti bahwa penilaian pengetahuan merupakan bagian dari penilaian autentik. Penilaian autentik muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pengukuran kecerdasan yang hanya berdasarkan aspek pengetahuan.

Dalam penerapan penilaian pengetahuan dikaitkan dengan pencapaian kompetensi dasar. Namun dalam penerapannya guru-guru saat masih terlihat kesulitan dalam melakukan penilaian kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Beberapa guru di sekolah belum banyak mengerti sistem penilaian yang diterapkan kurikulum 2013, sebab setiap mata pelajaran ada beberapa sistem penilaian kompetensi dasar dengan kategori yang berbeda.

Meskipun beberapa guru di sekolah itu sudah mendapat pelatihan nasional selama seminggu, namun mereka belum mengerti dengan sistem penilaian tersebut. Pelatihan yang dilakukan secara nasional terkait sistem penilaian itu dirasa kurang cukup dan guru kurang menguasai sehingga harus lebih diperdalam lagi pelatihan itu dengan instruktur yang lebih mengerti dan profesional.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, penilaian proses, dan penilaian portofolio. Pendidik menilai

Kerumitan Sistem

Penilaian K13

Gagasan


(13)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

13

kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik men-demonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

4. Penilaian Diri Siswa

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik meng-ungkapkan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks penca-paian kompetensi. Peni-laian diri ini meng-gunakan instrumen daftar cek (checklist) dan skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.

5. Penilaian antarteman

Penilaian ini digunakan untuk melengkapi data penilaian diri siswa.

Siswa biasanya kesulitan dalam mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya. Mereka memiliki kecenderungan bersikap subjektif. Untuk membantu siswa menemukan kelebihan dan kekurangannya inilah dilakukan penilaian antarteman. Penilaian antar teman ini ternyata memiliki kelemahan. Masih banyak unsur subjektif dalam hasil penilian sikap temannya.

Kurikulum 2013 ini bagus dan tidak perlu diganti dengan yang baru hanya saja harus lebih diperdalam agar para guru lebih memahami terutama dalam melakukan sistem

penilaian.

Gagasan atau ide untuk mem-bangun sistem baru di dunia pendidikan, seperti kurikulum 2013 merupakan kebijakan yang baik. Kurikulum pendidikan di Indonesia yang digunakan sebelum kurikulum baru itu diberlakukan tahun 2004. Namun pelaksanaannya tidak boleh terburu-buru, seperti yang terjadi sekarang sehingga banyak guru yang tidak paham, takut salah, dan belum berani melaksanakan kurikulum 2013 tersebut. Ketidakpahaman para guru itu disebabkan terjadi perubahan yang mendasar.

Kemendikbud seharusnya mem-berlakukan kebijakan itu secara

sistematis, terarah dan terpadu. Pihak kementerian tidak boleh memaksakan kebijakan baru itu dilaksanakan. Apalagi kurikulum 2013 belum dilengkapi dengan buku. Banyak sekolah yang belum mendapatkan buku itu sehingga sulit menerapkannya.

Tantangan Baru sebagai Wali Kelas/Guru Kelas

Sistem penilaian yang rumit tanpa disosialisasi kepada seluruh guru menyebabkan kebijakan itu sulit berhasil dilaksanakan. Apalagi pada akhir semester ini wali kelas sibuk

Gagasan

mengisi rapor yang telah meng-gunakan Kurikulum 2013. Selain nilai-nilai tadi harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi huruf-huruf A+, A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, dan seterusnya, guru harus menuliskan deskripsi pencapaian kompetensi siswa.

Betapa rumitnya dalam pengisian rapor Kurikulum 2013. Kadang-kadang timbul terjadi pengulangan penulisan deskripsi yang sama. Bagi sekolah yang kreatif, rapor dibuat dalam lembaran kemudian deskripsi nilai siswa akhirnya di-copypaste-kan oleh pihak sekolahnya. Inilah realita yang terjadi di tiap-tiap sekolah dalam menyikapi sistem penilaian

Kurikulum 2013.

Pada akhir tulisan ini, penulis mempunyai usul bahwa sistem penilaian dalam rapor siswa sebaiknya cukup ditulis dalam bentuk huruf (penilaian kaulitatif) saja tanpa disertai deskripsi pencapaian kompetensi. Menurut hemat penulis penilaian deskripsi pencapaian kompetensi cukup dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran atau guru kelasnya saja, tidak perlu dicantumkan dalam rapor. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya copy paste deskripsi penilaian. (*)


(14)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

Ny. Hj. Eliza Alex Noerdin

P2TP2A Siap Lindungi Wanita

dan Anak dari Kekerasan

Oleh karna itu, Pemerintah Prov. Sumsel melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) terus melakukan upaya untuk menekan hal tesebut. Seperti diungkapkan Hj. Eliza Alex Noerdin dalam sambutannya saat membuka sosialisasi P2TP2A di Graha Bina Praja (Auditorium) Pemerintah Provinsi Sumsel, Selasa (2/12).

Menurut Hj. Eliza Alex Noerdin mengatakan, saat ini masih banyak kalangan yang belum memahami arti kekerasan terhadap perempuan dan anak secara utuh, masih banyak menilai, kekerasan terhadap perempuan dan anak hanya pelanggaran kesusilaan semata, padahal tak sesederhana itu.

Pengalaman perempuan dan anak korban kekerasan seksual utamanya pemerkosaan dan penyiksaan seksual dapat menghancurkan seluruh integritas hidupnya. Tak sedikit korban yang putus asa dan merasa tidak mampu melanjuti

hidupnya.

Lanjutnya, di sisi lain, kekerasan terhadap perempuan dan anak justru dikaitkan pada p e n i l a i a n

tentang jejak moralitas dan latar belakang korban, mereka dituduh sebagai penyebab atau setidaknya memberi peluang terjadinya peristiwa itu. Itulah peluang mengapa, korban kekerasan masih yang enggan melaporkan masalahnya kepihak berwajib, jelasnya.

Bantuan Hukum

Dikesempatan ini, Hj Eliza Alex juga mengatakan bahwa P2TP2A Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memberikan bantuan pendampingan manakala kasus-kasus yang dihadapi oleh masyarakat mendapatkan kesulitan ditengah perjalanan.

Selain masyarakat mendapat bantuan dari para penegak hukum, P2TP2A juga dapat memberikan pendampingan manakala kasus-kasus yang mereka hadapi mendapatkan kesulitan ditengah perjalanan. Kadang kasus-kasus itu terhenti ditengah perjalanan jadi salah satu tugas dari P2TP2A ini untuk pendampingan ke aparat penegak hukum ke pengadilan dan juga ke bagian kesehatan ucap Eliza Alex.

Lanjutnya, tujuan diberikannya sosialisasi tersebut kepada masyarakat agar masyarakat merasa lebih aman bahwa kasus yang tidak terselesaikan dapat dibantu pendampingannya oleh P2TP2A.

Semenjak didampingi oleh P2TP2A, dari beberapa kasus yang sempat terhenti selama beberapa tahun, bisa di follow up sampai akhir. Kami memberikan bantuan pendampingan kalau masyarakat datang dan Contohnya kasus perkosaan yang dilakukan oleh salah seorang guru terhadap siswi didiknya. Kasus ini telah berjalan kurang lebih 2 tahun tapi terhenti entah dimana. Setelah kami melakukan pendampingan dan dengan gigih kami

Kekerasan terhadap

perempuan dan anak saat

ini menjadi isu yang sangat

penting dan rumit serta

memiliki dimensi yang

sangat khas karena

perempuan dan anak

sering dikaitkan dengan

isu moralitas, padahal

tidak sesederhana itu.

Ny. Hj. Eliza Alex Noerdin

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

Kiprah


(15)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

membantu akhirnya berhasil dan tersangka sudah mendapatkan vonis selama 11 tahun penjara jelas Eliza. Sambungnya, sejak P2TP2A ini diaktifkan sudah 4 sampai 5 kasus yang telah terselesaikan. Diantara beberapa kasus tersebut, yang paling banyak adalah kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur dan juga terhadap remaja.

Sementara itu Kepala Bidang Perlindungan Perempuan Provinsi

Sumsel, Sititin S.Sos mengatakan, tujuan diadakan acara ini yaitu untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), untuk memberikan pendampingan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan, untuk mengadvokasi hak-hak perempuan dan anak serta untuk

menginformasikan ciri-ciri keaslian uang Rupiah.

Kegiatan ini diikuti sekitar 800 peserta terdiri dari seluruh SKPD di lingkungan pemerintah provinsi Sumsel serta organisasi perempuan se provinsi Sumsel, guru dan murid SMP SMA di Kota Palembang. Acara ini dilaksanakan di Graha Bina Praja (Auditorium) Pemerintah Provinsi Sumsel dari tanggal 2 sampai dengan 5 Desember 2014 jelasnya. (tim)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

Kiprah


(16)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

16

Program Peminatan Pada Jenjang Pendidikan Menengah

Arahkan Siswa Sesuai

Minat dan Potensinya

dan karakter peserta didik.

Kurikulum 2013 juga lebih sensitif dan respek terhadap per-bedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, pada jenjang

SMA/MA dan SMK memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran dan mengem-bangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik kepribadian tanpa dibatasi dengan sekat-sekat penju-rusan yang terlalu kaku.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 2 Juli 2014, Mendikbud telah mengeluarkan Permendikbud

Implementasi Kurikulum tahun 2013 menekankan

penilaian berbasis proses dan hasil, serta tidak

menyederhanakan upaya pendidikan sebagai

pencapaian target-target kuantitatif berupa

angka-angka hasil ujian sejumlah mata pelajaran

akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya

yang dilakukan oleh peserta didik.

K

ejujuran, kerja keras dan disiplin adalah hal yang integral pada penilaian proses. Hasil penilaian juga harus serasi dengan perkembangan akhlak

Oleh : Drs. Nova Widiyanto, M.Pd


(17)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

17

RI Nomor 64 Tahun 2014 Tentang peminatan pada pendidikan menengah.

Konsep peminatan pada pendidikan menengah sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 ini memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengem-bangkan kompetensi sikap, penge-tahuan dan keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik.

Dan berdasarkan Buku Pedoman Peminatan Peserta Didik yang dikeluarkan oleh Badan Pengem-bangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud, Peminatan Peserta Didik memiliki Fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Pemahaman,yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta lingkungan untuk menentukan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.

2. Fungsi Pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitannya dengan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.

3. Fungsi Pengentasan,yaitu berkaitan dengan terentaskannya masalah-masalah peserta didik yang berhubungan dengan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.

4. Fungsi pemeliharaandan Pengembangan, yaitu berkaitan dengan terkembangnya dan terpelihara nya kemampuan, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitannya dengan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendala-mam mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.

5. Fungsi Advokasi, yaitu ber-kaitan dengan upaya terbelanya peserta didik dari berbagai kemung-kinan yang mencederai hak-hak me-reka dalam pengembangan kemam-puan, bakat, minat dan kecen-derungan masing-masing peserta didik secara optimal dalam pemi-lihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan penda-laman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan.

Berdasarkaan tujuan dan fungsi program peminatan tersebut, terlihat bahwa peserta didik akan dapat berkembang dengan lebih optimal karena program pendidikan yang diikutinya sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.

Minat merupakan gejala psiko-logis, berkaitan dengan pikiran dan perasaan terhadap sesuatu objek. Perhatian, pemahaman dan pera-saan yang mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat.

Minat merupakan perasaan

suka, rasa tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan yang tinggi seseorang terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan program peminatan peserta didik, objek yang dimaksud adalah mata pelajaran.

Pemilihan peminatan yang tepat mempunyai arti penting bagi prospek kehidupan peserta didik di masa depan. Dan untuk mewujud-kan hal tersebut, peserta didik perlu mendapatkan bantuan pengarahan dan pembimbingan baik oleh guru, orang tua dan pihak terkait lainnya dalam menentukan program pemi-natan yang akan diikutinya.

Selain itu, dalam melakukan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :

1. Prestasi Belajaryang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki. Prestasi belajar peserta didik merupakan profil kemampuan akademiknya yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar yang dicapai dapat menjadi bahan prediksi keberhasilan belajar selanjutnya. Kesungguhan dan keajegan belajar dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar pada program selanjutnya.

2. Prestasi Non Akademik

merupakan bakat tertentu pada diri peserta didik. Prestasi non akademik


(18)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

18

yang telah dicapai merupakan indikasi bahwa peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu.

3. Nilai Ujian Nasional (UN)

yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional, Prestasi belajar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik.

4. Pernyataan Minat Peserta Didik dalam belajar yang tinggi ditunjukan dengan pera-saan senang yang men-dalam terhadap pemi-natan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar. Per-nyataan mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan kesungguhan dalam belajar, karena aktivitas belajar berka-itan erat dengan minat-nya.

5. Cita - Cita Peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan dan jabatan erat hu-bungan dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil

pengamatan terhadap figur dan ke berhasilan seseorang/kelompok dalam kehidupannya. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kemampuan belajar untuk mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semagat belajar pada program yang dipilihnya.

6. Perhatian Orang Tua,

fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif terhadap ke-sungguhan-ketekunan, kedisiplinan dalam belajar.

Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang

dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar.

Untuk itu, perhatian, fasilitasi dan harapan orang tua terhadap peminatan pesera didik penting dipertimbangkan, namun bukan sebagai penentu peminatan. Bila terdapat perbedaan antara pemi-natan peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu dikaji lebih mendalam adalah prospek pemi-natan dan kesiapan belajar anak. Orang tua diharapkan lebih pada

memberikan dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya.

7. Diteksi Potensi meng-gunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan bagi calon peserta didik/peserta didik yang sudah diterima tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim khusus yang memiliki kemampuan dan kewenangan.

Dalam konteks tersebut, guru BK (Bimbingan Konseling) harus menjalankan fungsinya dengan bijak. Guru BK harus mampu memfasilitasi siswa agar menemu-kan bidang, jurusan serta karier yang sesuai minat dan potensinya. Pilihan yang tepat akan membantu siswa

mencapai perkembangan yang optimum.

Menurut Prof Dr Sugiyo MSi saat memberikan penjelasan tentang implementasi bimbingan konseling dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Bukateja Purbalingga, guru BK memiliki tugas yang mulia yakni membimbing siswa supaya terarah. Dan dalam menjalankan fungsinya tersebut guru BK harus berkola-borasi dengan guru mata pelajaran dan orang tua siswa.

Prof Sugiyo juga mengemukakan, pelaksa-naan implementasi kuri-kulum 2013 dapat me-nimbulkan masalah besar bagi peserta didik SMA. SMK dan MA yang tidak mampu menentukan pilihan peminatan secara tepat. Dampaknya peserta didik akan kesulitan belajar dan kecenderungan gagal dalam belajar. Oleh karena itu, guru BK sangat menentukan dalam pemi-lihan peminatan.

Prof Sugiyo juga mengemukakan, bahwa pelayanan peminatan pada peserta didik akan membantu dalam memilih dan menetapkan mata pelajaran yang akan diikuti, memahami dan memilih arah pengem-bangan karier, menyi-apkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sam-pai ke jenjang perguruan tinggi sesuai dengan minat dan potensi dirinya

Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, arahkan dan bimbing mereka untuk memilih dan menetapkan peminatan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan akademiknya.

Peran guru BK perlu diopti-malkan dan harus berkolaborasi dengan guru mata pelajaran, orang tua siswa dan pihak terkait lainnya. Dan orang tua peserta didik tidak boleh memaksakan keinginan mereka, melainkan hanya meng-arahkan, mendukung dan memfa-silitasi pilihan anaknya. (*)


(19)

(20)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

20

Kegiatan ini dilaksanakan untuk membentuk karakter generasi muda yang berwawasan kebangsaan dan memiliki kesadaran bela negara yang baik, dengan dijiwai kecinta-annya kepada NKRI yang berda-sarkan Pancasila dan UUD 1945

Namun, nilai-nilai karakter kebangsaan di tengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini

Parade Cinta Tanah Air SLTA 2014

Bangun Karakter Belanegara

Bagi Generasi Muda

Sejak tahun 2012, Kementerian Pertahanan

Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal

Strategi Pertahanan bekerjasama dengan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap

tahunnya melaksanakan kegiatan Lomba Parade

Cinta Tanah Air (PCTA) untuk Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas (SLTA).

semakin luntur, ditandai dengan maraknya sikap-sikap anomali sosial, seperti tawuran pelajar, premanisme dan sikap kurang meng-hargai budaya asli Indonesia yang kesemuanya itu menunjukkan bahwa pembinaan dan perhatian khusus dibutuhkan dalam pembentukan karakter anak muda sekarang ini.

Maka kegiatan Parade Cinta Tanah Air berupa lomba melalui diskusi atau uji argument diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan ilmu pengetahuannya serta mampu mengekspresikan pemikiran dan pengetahuan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang ulet, tangguh, berwawasan kebangsaan dan memiliki kesadaran Bela Negara dalam rangka menjaga kelangsungan hidup bangsa dan Negara.

Pada tahun 2014 ini, Kemenhan menetapkan tema kegiatan lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yaitu Cinta Tanah Air untuk memper-tahankan NKRI .

Kegiatan PCTA Tingkat Nasional akan diikuti oleh peserta yang merupakan pemenag peringkat pertama Lomba PCTA pada masing-masing Provinsi se-Indonesia.

H. Bonny Syafrian, SE., MM


(21)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

21

Untuk provinsi Sumatera Selatan sendiri, Lomba PCTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas telah dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 10 September 2014 di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.

Kegiatan Lomba Parade Cinta Tanah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Provinsi Sumatera Selatan diikuti oleh 69 Orang Siswa dari 23 sekolah (masing-masing sekolah diwakili oleh 3 orang siswa) utusan Kabupaten/Kota,

Banyuasin Menang

Setelah melalui perjuangan dan persaingan yang ketat, akhirnya

Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 dimenangkan oleh SMA Negeri Plus Banyuasin III.

Sebagai pemenang Peringkat I, SMA Negeri Plus Banyuasin III berhak mendapatkan piagam penghargaan, serta berhak mewakili Sumatera Selatan untuk mengikuti Lomba PCTA Tingkat Nasional di Jakarta pada tanggal 22 s.d. 26 September 2014.

Dalam kegiatan PCTA di tingkat nasional, para peserta akan mengikuti beberapa kegiatan tambahan berupa wisata ke Monumen Nasional (Monas), ancol

dan istana bogor serta mengikuti kegiatan pengarahan dari para pakar dan menteri pertahanan.

Para peserta akan ditempatkan dan menginap di penginapan Pu-sat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di kawasan Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul Bogor, Jawa Barat.

Penempatan di PMPP tersebut dengan harapan para peserta dapat secara langsung memperoleh gam-baran bagaimana peran Indonesia khususnya TNI dalam misi per-damaian dunia.

selain itu para peserta juga mendapat kesempatan secara langsung melihat bagaimana kawasan IPSC yang merupakan kawasan seven in one sebagai kawasan berkelas internasional diresmikan oleh Presiden RI pada bulan April 2014. (*)

1 Kota Palembang SMA Negeri Sumsel

2 SMA Kusuma Bangsa

3 SMA Negeri Plus 17

4 SMA Xaverius 1

5 SMA Negeri 21

6 SMA Negeri 19

7 Kab. Ogan Ilir SMAN 1 Tanjung Batu 8 Kab. OKI SMAN 1 Kayuagung

9 SMAN 3 Kayuagung

10 Kab. OKU SMAN 1 Baturaja 11 Kab. OKU Timur SMAN 1 OKU Timur 12 Kab. OKU Selatan SMAN 1 Muaradua 13 Kota Prabumulih SMAN 3 Prabumulih 14 Kab. Muara Enim SMAN 1 Unggulan 15 Kab. Lahat SMA Negeri 4 Lahat 16 Kota Pagaralam SMAN 4 Pagaralam 17 Kab. Banyuasin SMAN Plus Banyuasin III 18 Kab. MUBA SMA Negeri 2 Sekayu 19 Kab. Musi Rawas SMAN 1 Muara Kelingi 20 Kota Lubuk Linggau SMAN 1 Lubuk Linggau 21 Kab. Empat Lawang SMAN 4 Empat Lawang 22 Kab. Muratara SMAN Surulangun 23 Kab. PALI SMAN 1 Tanah Abang No Kabupaten/Kota Sekolah

PESERTA LOMBA PCTA

SMA Plus Banyuasin III Ambar Dewi Mardiunti I SMA Plus Banyuasin III Irene Putri I

SMA Plus Banyuasin III I

SMA Negeri Kayuagung II

SMA Negeri Kayuagung II

SMA Negeri Kayuagung II

SMAN Plus 17 Palembang III SMAN Plus 17 Palembang III SMAN Plus 17 Palembang III Sekolah Nama Peserta Juara


(22)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

22

S

etelah berlomba dalam persaingan yang sangat ketat pada babak final Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Ber-negara Tingkat Provinsi Sumatera Selatan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2014, akhirnya SMA Negeri 1 Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang dinobatkan sebagai pemenang.

SMA Negeri 1 Muara Pinang dapat mengalahkan 2 kompeti-tornya, yaitu dari SMK Negeri 3

Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

SMAN 1 Muara Pinang

Melangkah ke Nasional

Kabupaten Ogan Komering Ulu dan SMA Negeri 1 Muara Dua Kabu-paten OKU Selatan.

Sebagai Juara I pada Tingkat Provinsi, SMA Negeri 1 Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang berhak mewakili Provinsi Sumatera Selatan pada putaran Final Tingkat Nasional akan diselenggarakan pada November 2014.

Kepala SMA Negeri 1 Muara Pinang (Dedi Damhuri, S.Pd., M.Pd) menyatakan sangat bangga dengan prestasi anak didiknya, dan berjanji

akan membimbing dan memper-siapkan anak didiknya lebih baik lagi dalam menghadapi LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di tingkat nasional. Beliau juga memohon dukungan dan doa agar anak didiknya yang mewakili Su-matera Selatan di tingkat nasional dapat meraih prestasi yang tinggi.

Pada putaran Final Tingkat Nasional, akan diikuti oleh 33 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas perwakilan dari 33 Provinsi, yaitu

Prestasi

1 Sulawesi Tengah SMKN 2 Bungku Barat 2 Sulawesi Barat SMAN 1 Polewali 3 Sulawesi Selatan SMAN 21 Makasar 4 Sulawesi Tenggara SMAN 1 Kolaka 5 Kalimatan Timur SMAN 1 Longkali 6 Kalimantan Tengah SMAN 1 Sampit 7 Kalimantan Selatan SMAN 3 Banjarmasin 8 Kalimantan Barat MAN 2 Pontianak 9 Jawa Barat SMAN 2 Bogor 10 D.I Jogjakarta SMAN 1 Yogyakarta 11 Jawa Tengah SMAN 1 Pati 12 Jawa Timur SMAN 1 Kepanjen 13 Banten SMAN 2 Kota Serang 14 Aceh SMAN Modal Bangsa 15 Sumatera Utara SMAN 1 Pangururan 16 Riau SMAN 1 Tembilahan Hulu 17 Sumatera Barat SMAN 1 Banuhampu 18 Jambi SMAN Titian Teras H.A.S 19 Bengkulu SMAN 3 Seluma 20 Sumatera Selatan SMAN 1 Muara Pinang 21 Lampung SMAN 1 Metro 23 Bangka Belitung SMAN 1 Simpang Pesak 24 Kepulauan Riau SMKN 1 Tanjung Pinang 25 Bali SMAN 1 Kerambitan 26 DKI Jakarta SMAN 26 Jakarta 27 NTT SMAN 6 Kupang 28 NTB SMAN 1 Praya 29 Maluku SMAN 12 Ambon 30 Papua SMAN 2 Jayapura 31 Papua Barat SMKN 2 Manokwari 32 Sulawesi Utara SMA KR. Eben Haezar 33 Gorontalo SMAN 1 Gorontalo


(23)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

23

sebagai berikut :

Kepala Dinas Pendidikan Pro-vinsi Sumatera Selatan Drs. Widodo, M.Pd memberikan apresiasi yang tinggi kepada sekolah yang menjadi pemenang dan akan mewakili Provinsi Suma-tera Selatan pada putaran Final Tingkat Nasional. Be-liau juga ber-janji akan mem berikan dukungan dan fasilitasi kepa-da pemenang tingkat provinsi dalam rangka persiapan dan pelaksanaan LCC 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Nasional.

Kegiatan LCC 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara disel-enggarakan dengan tujuan, untuk memasyarakatkan dan membu-dayakan pentingnya penyeleng-garaan kehidupan berkonstitusi melalui pemahaman aturan dasar bernegara khususnya di kalangan generasi muda.

Selain itu, kegiatan lomba cerdas cermat 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara ini untuk

mem-bangun dan membina persahabatan antara generasi muda yang dapat memperkokoh persatuan bangsa serta memahami pentingnya kebhi-nekaan dalam program budaya dan hidup berbangsa di kalangan SLTA. Dalam lomba Kegiatan LCC 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Nasional, ada 6 materi yang diperlombakan, yaitu sebagai berikut :

Pancasila

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Bhineka Tunggal Ika

Ketetapan MPR RI, dan

Undang-Undang yang merupakan

penjabaran lebih lanjut dari

Dedi Damhuri, S.Pd.,

Prestasi

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Di Tingkat Nasional, selain mengikuti Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan berbagsa dan bernegara, para peserta akan mengikuti beberapa agenda kegiatan lainnya, yaitu sebagai berikut :

Pembukaan

Pengarahan teknis perlombaan

Lomba Cerdas Cermat

Wisata pendidikan

Pentas seni masing-masing

sekolah

Lokakarya bagi guru

pendamping

Penutupan

Kegiatan lain yang ditentukan


(24)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

24

Lagi, Siswa Siswi Sumsel Ukir Prestasi

MAN 3 Palembang, Juara II

Kontes Robot Nasional

Wakili Indonesia di Tingkat Asia

M

ereka adalah Khusnul Masyitoh (Ketua Tim Robotik MAN 3 Pa lembang), M. Rafi Prasetyo dan Nico Satria Adi.

Pertanian Bogor pada 12 Oktober 2014.

Keberhasilan para pelajar ini, tentu saja menambah panjang deretan siswa berprestasi dari Sumsel. Sebagaimana dilansir majalah ini edisi lalu, kedua pelajar berprestasi Asal Sekayu, berhasil maraih Grand Award for 3rd place dan Special Award pada ajang Intel-International Science Enginering Fair (Intel-ISEF) 2014 pada bulan Mei 2014 di Los Angeles Amerika Serikat.

Penghargaan kepada kedua pelajar tersebut diberikan, karena

Menyusul dua siswi dari SMA Negeri 2 Sekayu,

Kabupaten Musi Banyuasin (Muhtaza Aziziya

Syafiq dan Anjani Rahma Putri) yang telah

mengukir prestasi gemilang dan mengharumkan

nama Sumatera Selatan ditingkat Nasional dan

Internasional, kini muncul lagi siswa-siswi

berprestasi di tingkat nasoional, yang juga akan

berlaga di kancah Asia.

Ketiganya adalah peneliti-peneliti muda asal Sumatera Selatan yang berhasil menjadi runner up (juara II) pada ajang Kontes Robot Nasional (KRON) yang diadakan oleh Institut


(25)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

25

mereka telah berhasil mencipatkan sebuah karya ilmiah yang mereka beri judul Green Refrigerent Box (Kulkas tanpa Freon dan listrik).

Green Refrigerent Box buatan mereka ini mampu menurunkan suhu dari 28 derajat celcius menjadi 5,5 derajat celcius. Penelitian ini mereka lakukan selama 1 tahun di laboratorium SMA Negeri 2 Sekayu. Sementara penghargaan yang diraih pelajar MAN 3 Palembang, lantaran mereka menciptakan robot yang diberi nama VECENDOR A. Dalam kontes ini, robot yang mereka ciptakan mampu melampaui ketentuan minimal spesifikasi robot yang dilombakan, yaitu sebagai berikut :

Robot yang dilombakan jenis:

Line Follower Digital dengan tema Agriculture Robot

Dimensi robot maksimum : Panjang : 250 mm

Lebar : 200 mm Tinggi : 200 mm

3. Robot menggunakan sensor untuk mendeteksi jalan dengan jumlah sensor maksimal adalah 6 buah, dan 2 sensor infra merah untuk kanan dan kiri (panjang gelombang infra merah 890-960 nm)

4. Robot ditugaskan untuk menerima beban dari loader dan meletakannya di tempat yang telah ditentukan (garis finish).

5. Untuk proses loading, robot diwajibkan berhenti dalam area loader selama 10 detik.

6. Sensor yang digunakan adalah kategori sensor optic (photodiode, phototransistor, dll), bukan penggunaan sensor yang sudah terintegrasi (transmitter dan receiver dalam satu kit buatan pabrik). 7. Panitia tidak menjamin track lomba bebas dari interferensi cahaya luar (misal lampu blitz kamera, lampu sorot ruangan, atau cahaya matahari).

8. Robot berjalan secara otomatis tanpa bantuan operator dan meng-gunakan sumber energi sendiri, tegangan maksimal 12 Volt toleransi 0.5 Volt mampu menerima dan meletakan suatu objek.

Namun yang berhasil mereka ciptakan adalah robot yang mampu menangkap, melepas serta berjalan mengikuti line atau garis. Robot yang

mereka ciptakan mampu melampaui spesifikasi minimal sebagaimana yang diatur dalam peraturan dan ketentuan kontes robot nasional tingkat SMA tahun 2014, khususnya pada hurup C angka 4.

Dalam lomba yang digelar oleh Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) Kemdikbud bekerjasama dengan Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor tersebut (IPB)

tersebut diikuti oleh Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Perwakilan seluruh Provinsi di Indonesia. Tema yang diangkat dalam ajang ini adalah tentang pertanian (Robot Agrikultur) dan seluruh peserta diminta menciptakan robot yang mampu membantu kegiatan para petani. Kontes Robot 2014 ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing generasi muda Indonesia (*)

Prestasi

Khusnul Masyitoh (Ketua Tim Robotik MAN 3 Palembang - tengah), bersama M. Rafi Prasetyo dan Nico Satria Adi, usai menerima piala dari panitia penyelenggara.


(26)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

26

dalam bidang inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai salah satu wadah bagi pelajar Indonesia yang mempunyai perhatian khusus pada teknologi perobotan dalam menuangkan inspirasi dan inovasi iptek yang dimilikinya melalui suatu ajang kontes yang mempertunjukan performa robot hasil dari rancangannya sendiri.

Kontes Robot 2014 yang mengusung tema Robot Agrikultur ini dilakukan dalam beberapa taha-pan, dimulai dari tahap pendaftaran, pengiriman proposal desain dan video robot, tahap uji spesifikasi robot dan tahap presentasi yang dilakukan di hadapan para dewan juri dan dinilai.

Kemudian menampilkan ke-mampuan robot masing-masing peserta untuk dipertontonkan kepada peserta lainnya di atas track

atau jalur yang sudah disiapkan. Dari track/jalur yang telah tersedia dan disampaikan sebe-lumnya pada ketentuan Kontes Robot 2014 terdapat beberapa alternatif jalur yang harus dilalui oleh robot masing-masing tim, oleh karena itu tiap tim harus melakukan pemrograman pada robotnya agar sampai pada tujuan / garis finish.

Penilaian dalam kontes ini dilakukan berdasarkan penilaian pada tahap presentasi yang menun-jukan originalitas robot yang dibuat oleh tiap tim dan penilaian pada kecepatan waktu robot mencapai garis finish.

Menurut khusnul (Ketua Tim Robotic MAN 3 Palembang), robot yang mereka ciptakan ini, dibuat dalam waktu yang singkat (hanya lebih kurang 1 bulan) dan hanya menghabiskan biaya 2,5 juta rupiah. Proses pembuatannya mereka

lakukan dengan kerja keras Tim Robotic MAN 3 dibantu oleh guru pembimbingnya serta meminta bantuan tenaga ahli dari Balai Teknologi.

Setelah ajang tingkat nasional ini, mereka selanjutnya akan mengikuti kontes robot tingkat ASIA yang akan diselengarakan di Malaysia pada bulan Desember 2014.

Untuk mengikuti kontes robot tingkat Asia tersebut, Tim robotic MAN 3 Palembang akan berusaha lebih keras lagi agar dapat menjadi pemenang. Mereka akan menyem-purnakan kemampuan-kemampuan robot Vecendornya, serta akan memodifikasinya lagi agar menjadi lebih ringan sehingga bisa berlari atau menambahkan kipas angin sebagai alat pemadam api.

M. Rafi Prasetyo (anggota tim robotic MAN 3 Palembang) juga menyampaikan, bahwa dalam ajang kontes robot tingkat Asia nanti, mereka akan terus belajar dan akan terus berlatih serta berkreasi menciptakan inovasi yang kreativif agar menghasilakan robot yang lebih handal dan mampu bersaing.

Atas prestasi yang dicapai siswanya ini, Kepala MAN 3 Palembang (Ahmad Zainuri) mengucapkan syukur dan bangga atas prestasi yang dicapai siswanya. Selanjutnya, Ahmad Zainuri berharap siswanya dapat berprestasi lebih tinggi lagi, dan akan memberikan dukungan penuh serta memfasilitasi segala kebutuhan siswanya dalam rangkah persiapan mengikuti kontes robot tingkat Asia yang akan diselenggarakan di Malaysia pada bulan Desember 2014 nanti. (*)

Peserta mempresentasikan robot buatan mereka di hadapan dewan juri. (*)


(27)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

27

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah telah ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudho-yono pada tanggal 30 September 2014 dan telah diundangkan oleh Menteri Hukum HAM Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2014.

Undang-Undang tersebut dimak-sudkan untuk menyempurnakan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang pernah mengalami perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta sekaligus

Kembali ke Propinsi

Pengelolaan Pendidikan Menangah

menyempurnakan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan restribusi daerah

(khususnya pasal 157, pasal 158 ayat 2 s.d. 9 dan pasal 159) serta penyempurnaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Khususnya pasal 1 angka 4, pasal 314 sampai pasal 412, pasal 418 dan pasal 421.

Berkaitan dengan pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan, dalam matriks pem-bagian urusan pemerintah konkruen antara Pemerintah Pusat, Provinsi serta Kabupaten/Kota dirinci sebagai berikut :(lihat tabel)

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Selanjutnya berkaitan dengan serah terima pengelolaan dari Kabupaten/ Kota ke Provinsi diatur dalam pasal 404 yang berbunyi serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen sebagai akibat pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang diatur berdasarkan Undang-Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan .

Drs. Nova Widiyanto, M.Pd

Kabid Dikmenti Disdik Prov. Sumsel


(28)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

28

Presfektif

Menurut menteri, "Sehebat apapun kurikulum dan gedung pendidikan, tapi yang menjadi kunci utamanya guru". Adapun kunci kualitas pendidikan yang kedua, menurut Mendikbud adalah kepala sekolah. Karena kepemimpinan kepala sekolah akan mempengaruhi kualitas sekolah itu. "Kalau kepemimpinan kepala sekolah bagus, ya sekolahnya bagus".

Selain itu, menurutnya kurikulum pendidikan di Indonesia juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Sejalan dengan pendapat tesebut, Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap 16 negara berkembang (India, Mesir, Botswana, Thailand, Cheile, El Savador, Kolumbia, Meksiko, Brazil, Argentina, Peru, Uganda, Hongaria, Paraguei, Iran & Bolivia), dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah dapat ditentukan oleh :

-. Guru : 34 % -. Manajemen : 22 % -. Waktu belajar : 18 % -. Sarana : 26 %

Kualitas Guru dan

Kepemimpinan Kepsek

Kunci Utama Keberhasilan Pendidikan

Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan

Menengah di Kabinet Kerja (Anies Rasyid

Baswedan) menyampaikan bahwa Kualitas guru

merupakan kunci utama keberhasilan

pendidikan di Indonesia.  

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontribusi guru dalam mendukung keberhasilan belajar ternyata sangat dominan (Nursisto, 2002, Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah, p.5).

Moh. Uzer Usman juga mengatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dengan guru sebagai pemegang peran utama (Moh Uzer

Usman, 2002, Menjadi Guru Profesional, 2002, p.4).

Pendapat lainnya dari Winkel, Ia juga mengatakan bahwa semua siswa me-ngetahui dari pengalaman sendiri, bahwa guru berperan sekali dalam keseluruhan proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa m e n g h a r a p k a n banyak sekali bimbingan dan bantuan dari guru untuk dapat m e n g e m b a n g k a n seluruh potensi yang ada dalam dirinya (W.S Winkel, 1996, Psikologi Pengajaran, p.194).

Dengan demikian, guru sebagai salah satu komponen pendidikan di sekolah merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lalu, guru bagaimanakah yang dapat menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan melahirkan Sumber Daya Manusia berkualitas tersebut? Tentunya, adalah guru yang professional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab

Oleh : Novi Cahyadi, M.Pd

Staf Subbag Umum dan

Perlengkapan

Disdik Prov. Sumsel


(29)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

29

Presfektif

XI pasal 40 ayat 2a, 2b dan 2c, bahwa tugas guru adalah :

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dan guru yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama dan terintegrasi dalam kinerja guru, yaitu : Kompetensi pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi social, dan Kompetensi profesional.

Kompetensi Profesional Guru, yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran, harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.

Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pem-belajaran dapat diamati dari aspek perofesional, yaitu sebagai berikut :

- Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

- Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

- Mengembangkan materi

pelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Senada dengan hal di atas, Mortensen dan Schmuler yang dikutip oleh Sutjipto dan Raflis Kosasi mengungkapkan bahwa: peranan profesional guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Untuk maksud tersebut, maka peranan profesional itu mencakup tiga bidang layanan, yaitu : layanan instruksional, layanan adminestrasi dan layanan bantuan akademik-sosial-pribadi.

Ketiga bidang layanan tersebut menjadi tugas pokok seorang guru yang dapat digambarkan seperti gambar berikut :

Tugas profesional guru dalam gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Penyelenggaraan proses belajar

mengajar, menempati porsi terbesar dari profesi keguruan. Tugas ini menuntut guru untuk menguasai isi atau materi bidang studi yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi itu. Kemampuan mengemas materi sesuai dengan latar perkembangan dan tujuan pendidikan, serta menyajikan sedemikian rupa materi itu dengan menggunakan krea-tivitasnya.

Tugas yang berhubungan dengan bantuan kepada murid dalam meng atasi masalah belajar pada khususnya, dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap ke berhasilan belajarnya. Bagaimana sebenarnya proses belajar murid di kelas sangat erat kaitannya dengan berbagai masalah di luar kelas yang sering kali bersifat non akademik. Masalah yang dihadapi dalam lingkungan kehidupan anak perlu dibantu pemecahannya melalui program bimbingan dan konseling.

Disamping kedua hal tersebut, guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelolah, apa peranan guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme pegelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru. Disamping itu, guru juga harus memahami bagaimana bertindak sesuai dengan etika jabatannya dan bagaimana guru bersikap terhadap tugas mengajar serta dengan personalia pendidikan atau orang-orang di luarnya yang ikut menentukan keberhasilan tugas mengajar-nya.

Seorang Guru juga memiliki kewajiban yang sangat besar, yaitu : mendidik yang berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar yang berarti meneruskan dan mengem-bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melatih yang berarti menyediakan dan menggunakan fasilitas untuk bermacam-macam kegiatan belajar secara bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis agar mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk

La ya na n In st ru ks io na l La ya na n B an tu an La ya na n Ad m in st ra si

1. Kuri kul um dan Proses Bel ajar Mengajar 2. Bi mbi ngan dan

Konseli ng 3. Ad mi nestrasi

Pendidikan P e rk e m b an ga n Si sw a Se ca ra O p ti m al

Bidang Layanan Profesional Guru di Sekolah


(30)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

30

Presfektif

memperoleh hasil yang diharapkan. Selain itu, agar dapat melak-sanakan perannya menyeleng-garakan pendidikan yang ber-kualitas, guru juga harus bersikap empatik (menyelami alam pikiran dan perasaan siswa), menjadi inspirator yang memberikan semangat kepada siswa untuk berkembang lebih jauh, serta menjadi korektor yang tidak menuruti semua keinginan siswa begitu saja dengan cara-cara yang solutif.

Berdasarkan deskripsi di atas, terlihat dengan jelas bahwa tugas dan peranan guru dalam proses pencapaian tujuan pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didik secara optimal agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang tercermin dari kualitas kerja, inisiatif kerja dan tanggung jawabnya.

Dengan demikian, apa yang disampaikan oleh Mendikbud (Anies Rasyid Baswedan) bahwa kunci utama terwujudnya pendidikan berkualitas adalah guru, memang sangat beralasan dan benar adanya. Selanjutnya, dalam menjalankan tugas, peran dan tanggung jawab tersebut, guru sangat memerlukan dukungan/motivasi agar kompetensi yang dimilikinya dapat diimplementasikan secara optimal

melalui kinerja yang baik.

Motivasi yang dapat mendukung lahirnya kinerja guru yang baik tersebut, antara lain adalah kepemimpinan kepala sekolah yang profesional, Kurikulum, iklim sekolah yang baik, sarana prasarana yang lengkap dan lainnya.

Kepala sekolah dalam hal ini merupakan pemimpin pendidikan yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan sekolah yang dipimpinnya dalam rangkah mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran tersebut.

Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan belajar mengajar, melainkan juga terhadap keadaan lingkungan sekolah serta hubungan dengan masyarakat sekitar yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan sekolah (H.M Daryanto, adminestrasi Pendidikan, 1998, p.80 - 81).

Sebagai pimpinan pendidikan, kepala sekolah memiliki dua tugas pokok yang menjadi beban kewa-jibannya, yaitu :

1. Tugas yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai, terdiri dari:

Memikir, merumuskan dengan

teliti tujuan yang akan dicapai oleh sekolah.

Memberi dorongan kepada seluruh personal sekolah agar dapat membantu pemimpin dalam

mencapai tujuan sekolah.

Membantu seluruh personal sekolah dalam mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat menghasilkan pertimbangan pertimbangan yang tepat dan bijaksana.

Memberi dorongan kepada seluruh personal sekolah untuk melahirkan pikiran dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pencapaian tujuan yang hendak dicapai.

Memberi kepercayaan dan

menyerah kan tanggung jawab kepada seluruh personal sekolah dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing demi kepentingan bersama. 2. Tugas yang berhubungan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat, terdiri dari:

Memupuk dan memelihara kesedian kerja sama yang baik demi tercapainya tujuan

Menanamkan dan memupuk

perasaan masing-masing personal sekolah bahwa mereka merupakan anggota kelompok.

Semangat tersebut dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap usaha-usahanya dan sifat yang ramah tamah dari pemimpin akan mempengaruhi seluruh personal sekolah agar memiliki dedikasi yang tinggi dalam


(1)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

47

akan mengalami perubahan sikap

dari hasil pemahamannya tersebut. Dan menurut teori perkembangan jiwa anak, pada dasarnya anak itu sangat menggemari fantasi dan khayalan.

Mengingat dongeng berupa fantasi/khayalan yang dalam penceritaannya dapat juga diselipkan ide-ide yang baik agar anak terbawa dan larut dalam cerita dongeng.

Kebiasaan orang tua men-dongeng kepada anak-anak sebelum tidur atau pada waktu luang sangat baik. bagi berkembangnya jiwa anak akibat pengaruh dongeng atau lingkungan nya. Kebiasaan ini dapat juga menciptakan hubungan yang baik antara orang tua dengan anak. Selain itu, pengaruh lain dari dongeng, antara lain: anak akan mengalami perubahan tingkah laku yang baik akibat penekanan antara tokoh yang baik dan tokoh yang tidak baik, anak akan menjadi pemberani dan menghilangkan kecerobohan serta ketulusan hati dengan mengenal watak dan kepribadian tokoh dalam dongeng, apabila dongeng dibacakan dari buku, seca-ra tidak langsung anak diperke-nalkan dengan huruf-huruf yang berguna bagi anak mempersiapkan mental menghadapi bangku sekolah. Bagi anak yang telah dapat membaca, apabila dongeng dibacakan akan merangsang minat baca anak. Dengan dongeng yang berisi berbagai jenis cerita dapat digunakan menelusuri dan mengembangkan minat anak, meningkatkan daya bayang (khayalan) anak terhadap suatu permasalahan atau meningkatkan daya apresiasi anak terhadap suatu cerita, meningkatkan keterdekatan antara orang tua (pendongeng) dan anak.

Nyanyian - nyanyian yang dise-lipkan dalam dongeng mendorong anak dapat berlatih mengucapkan kata-kata dan dapat bernyanyi dengan gembira. Dongeng yang diselipkan dengan nyanyian, misalnya dongeng Kancil Mencuri Mentimun, selipan dengan nyanyian sebagai berikut. Si Kancil anak nakal, Suka mencuri ketimun, Ayo cepat dikejar, Jangan dikasih ampun. Selain dapat dinyanyikan dapat

juga dipantunkan karena nyanyian ini berupa karya sastra yang berbentuk pantun. Secara tidak langsung anak telah diajak untuk bernyanyi dan berpantun.

Dengan dongeng, perkembangan anak mengalami proses belajar baik aspek koqnitif, afektif, dan psikomotor.

Kebiasaan orang tua mendo-ngeng kepada anak-anak erat hu-bungannya dengan proses belajar mengajar. Aspek koqnitif, anak dapat dan memiliki pemahaman terhadap dongeng yang meningkat terhadap tingkah laku tokoh. Tokoh yang kejam dapat dipahami melalui percakapannya yang kasar dan begitu pula tokoh-tokoh yang lain menggambarkan tingkah lakunya masing-masing.

Diharapkan anak dapat mema-hami dengan mendengar dari pencerita atau pembawa dongeng yaitu orang tua atau yang lain. Aspek afektif anak dapat menggambarkan bentuk salah satu tokoh atau tokoh-tokoh dalam dongeng tersebut.

Misalnya, bentuk seekor kancil atau buaya dalam dongeng Kancil dan Buaya. Aspek psikomotorik anak dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan meniru tokoh dalam dongeng. Misalnya, menepati janji dalam dongeng Kancil, Harimau, dan Kerbau atau Banteng. Ini merupakan sebagian kecil dari manfaat atau pengaruh-pengaruh yang didapat dari dongeng-dongeng

tersebut.

Fantasi dan khayalan sangat berperan pengaruhnya dalam kehidupan/perkembangan jiwa anak, walaupun hanya diwujudkan dalam komunikasi melalui bahasa. Karena anak sulit membedakan antara dunia nyata dan dunia khayal.

Dunia nyata dapat diamati oleh anak secara langsung tetapi dunia khayal biasa dituangkan atau diungkapkan melalui cerita rekaan yang benar-benar tidak terjadi atau dongeng.

Kebiasaan orang tua men-dongeng pada anak-anaknya, secara langsung atau tidak langsung memberi pengaruh terhadap per-kembangan jiwa anak. Hal ini mengingat bahwa anak mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi. Dengan mendongeng dapat men-ciptakan keakraban antara orang tua (Pendongeng) dan anak (pendengar). Anak mengembangkan imajinasi dan memperluas minat ketika anak sedang mendengarkan cerita atau dongeng. Dengan dongeng anak dapat mengenal manusia, ling-kungan, dan dirinya sendiri.

Dongeng juga sangat berkaitan erat dengan pendidikan dan perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagi orang tua atau pendongeng dalam pemilihan dongeng hendaknya dapat memilih dongeng yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. (*)


(2)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

48

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan - Rabu 5 November 2014

menyelnggarakan kegiatan pembukaan Bimbingan Teknis (BIMTEK) PTK tingkat PCT Pendidikan Penyelenggaraan kegiatan tersebut berlangsung mulai tanggal 5 hingga 8 November 2014 bertempat di Hotel Grand Duta, Palembang.

Kegiatan Bimtek PTK tingkat PCT jenjang Sekolah Dasar ini, dihadiri 162 orang Kepala Sekolah jenjang Sekolah Dasar yang merupakan utusan dari 17 Kabupaten/Kota se-Provinsi Sumatera Selatan.

Bimtek PTK Tingkat PCT

Pendidikan Dasar 2014

Oleh : Drs. Aridi Akuan, MM

Kepala Seksi TK/SD Disdik Prov. Sumsel

Penyelenggaraan kegiatan Bimtek PTK tingkat PCT jenjang Sekolah Dasar ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk menjamin terlaksananya percepatan pelaksanaan Kurikulum 2013.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini antara lain, melakukan pembimbingan/ pelatihan kepada para kepala sekolah jenjang Sekolah Dasar Kabupaten/Kota. Meningkatkan pemahaman tentang kebijakan Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis tentang Kurikulum 2013.

Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap

yang diperlukan untuk memberikan bimbingan teknis kepada satuan pendidikan. Kemudian memberikan pemahaman dan keterampilan tentang proses dan penilaian hasil belajar Memberikan pemahaman dan keterampilan dalam menyusun rencana kegiatan ekstra kurikuler implementasi kurikulum 2013 pada satuan pendidikan dasar

Dari penyelenggaraan kegiatan ini, diharapkan akan menambah/memberikan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada para kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. (*)


(3)

EDISI

50

: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

49

Nara Sumber dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

Nara Sumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(4)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

Ishak Mekki dalam sambutanya mengatakan, dengan kepengurusan yang baru ini akan lebih aktif lagi dalam meningkatkan kesadaran

Jabat Ketua

YJI Sumsel

Wagub Ishak Mekki

Wakil Gubernur Sumsel H

Ishak Mekki resmi

menjabat Ketua pengurus

Yayasan Jantung

Indone-sia Cabang Utama

Provinsi Sumsel periode

2014-2019 setelah dilantik

oleh Ketua Umum Yayasan

Jantung Indonesia Pusat

Syahlina Zuhal, Kamis (04/

12) di Griya Agung

Palembang. Hadir dalam

kesempatan ini Kadis

Kesehatan Provinsi Sumsel

Lesti Nurainai beserta

seluruh kader yayasan

Jantung Indonesia cabang

Utama Sumsel.

masyarakat akan pentingnya menjaga jangtung sehat. Dikatakanya, Dengan kepengurusan yang baru ini akan mengajak yayasan jantung sehat yang ada di Kabupaten/ kota di Sumsel untuk lebih aktif lagi. Selain itu, "Untuk Kabupaten/Kota yang belum ada akan dilakukan upaya pembentukan," Terangnya.

Ishak Mekki menambahakan, Kendala yang dihadapi oleh yayasan jantung indonesia cabang Sumsek adalah terkain masalah dana. Kedepan dengan kepengurusan yang baru ini juga akan meningkatkan dan mengajak BUMD dan BUMN yang ada di Sumsel untuk menggalang dana membantu operasi jantung dari

keluarga tidak mamupu. "Kedepan akan di tingkatkan lagi kerja sama dengan mengajak BUMN dan BUMD yang ada di Provinsi Sumsel," Ujarnya.

Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Pusat Syahlina Zuhal dalam sambutanya mengatakan, Pihaknya sangat berterima kasih kepada Wakil Gubernur Ishak Mekki karena telah berkenan menjadi ketua yayasan jantung Indonesia cabang Sumsel. " Kami sangat senang dan bangga, ditengah kesibukan sebagai Wakil Gubernur Beliau masih mau menjadi ketua yayasan jantung Indonesia cabang utama Sumsel," Ungkapnya.

Syahlina Zuhal menambahkan, Yayasan Jantung Sehat indonesia bertujuan membangun masyarakat sumsel yang sehat dengan menyelaraskan pansa usaha jantung sehat. Dengan Kepengurusan Baru di Sumsel target tahun depan 25 persen berkurang angka kematian akibat penyakit jantung

" Selamat bekerja kepada pengurus yang baru dengan semangat dan darah yang baru diharapkan dapat memberikan warna yang lebih baik bagi yayasan jantung indonesia," Ujrnya.

Dalam kesempatan ini, setelah resmi dilantik wakil Gubernur Ishak Mekki juga melakukan pelantikan Pengurus ikatan pelatih Club Jantung sehat dan club jantung remaja cabang Provinsi Sumsel. (*)


(5)

EDISI : OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

51

Upacara Peringatan

Hari Kesaktian

Pancasila


(6)

EDISI: OKTOBER - DESEMBER 2014

WARTA

PENDIDIKAN

Sosialisasi

Dir Reskrimsus

Polda Sumsel

Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi

di Dinas Pendidikan

Propinsi Sumsel