Hubungan antara Tingkat Kecukupan Energi dan Protein dengan Status Kesehatan dan Status Gizi pada Lansia di Kota Bandung

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECUKUPAN ENERGI
DAN PROTEIN DENGAN STATUS KESEHATAN DAN
STATUS GIZI PADA LANSIA DI KOTA BANDUNG

IKA ROHMAH SEKARAYU

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Hubungan antara
Tingkat Kecukupan Energi dan Protein dengan Status Kesehatan dan Status Gizi
pada Lansia di Kota Bandung” ialah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Ika Rohmah Sekarayu
NIM I14090112

________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian yang terkait.

ABSTRAK
IKA ROHMAH SEKARAYU. Hubungan antara Tingkat Kecukupan Energi dan
Protein dengan Status Kesehatan dan Status Gizi pada Lansia di Kota Bandung.
Dibimbing oleh ALI KHOMSAN dan DADANG SUKANDAR.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara tingkat
kecukupan energi dan protein dengan status kesehatan dan status gizi pada lansia
di Kota Bandung. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini ialah penelitian
menggunakan data sekunder. Contoh berjumlah 334 orang lansia di Kota

Bandung. Rata-rata konsumsi energi dan protein lansia ialah sebesar 1090 kkal
dan 35.8 g. Rata-rata tingkat kecukupan energi dan protein ialah berturut-turut
51.9% dan 68.9%. Sebanyak 42.5% lansia mengalami overweight. Hasil uji
korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
(p>0.05) antara TKE dan TKP dengan status kesehatan. Selain itu, adanya
hubungan yang negatif antara TKE dengan status gizi dan adanya hubungan yang
positif antara TKP dengan status gizi.

Kata kunci: konsumsi pangan, lansia, status gizi, status kesehatan

ABSTRACT
IKA ROHMAH SEKARAYU. Association between Energy and Protein
Sufficiency Level with Health Status and Nutritional Status of Elderly in Bandung
City. Supervised by ALI KHOMSAN and DADANG SUKANDAR.
The objective of this study is to analyze the association between energy and
protein sufficiency level in elderly in Bandung City. The study used secondary
data. The total number of sample in this study were 334 elderly in Bandung City.
The average consumption of energy and protein of elderly was 1090 kcal and 35.8
g. The average sufficiency levels of energy and protein was 51.9% and 68.9%
respectively. As many as 42.5% elderly had overweight nutritional status. The

Spearman correlation analysis showed that there was no significant correlation
(p>0.05) between energy and protein sufficiency level with health status. In
addition, there was negative correlation between energy sufficiency level with
nutritional status and positif correlation between protein sufficiency level with
nutritional status.
Keywords: elderly, food consumption, health status, nutritional status

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECUKUPAN ENERGI
DAN PROTEIN DENGAN STATUS KESEHATAN DAN
STATUS GIZI PADA LANSIA DI KOTA BANDUNG

IKA ROHMAH SEKARAYU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi
pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Hubungan antara Tingkat Kecukupan Energi dan Protein dengan
Status Kesehatan dan Status Gizi pada Lansia di Kota Bandung
Nama
: Ika Rohmah Sekarayu
NIM
: I14090112

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS
Pembimbing I

Prof Dr Ir Dadang Sukandar M. Sc
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi berjudul “Hubungan antara Tingkat
Kecukupan Energi dan Protein dengan Status Kesehatan dan Status Gizi pada
Lansia di Kota Bandung” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1)
Gizi di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor, dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan masukan dari banyak
pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS dan
Prof Dr Ir Dadang Sukandar M. Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran senantiasa meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan
bimbingan, arahan, dorongan, saran, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS selaku dosen

pemandu seminar sekaligus dosen penguji sidang yang telah memberikan
semangat, masukan, kritik, dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua dan keluarga
besar yang selalu mendoakan penulis, memberikan semangat, motivasi, dan
dukungan baik moril maupun materi selama masa pendidikan. Di samping itu,
terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman sesama tim penelitian Liza
dan Babang, serta sahabat dan teman terdekat Tami, Hanum, Lativa, Evi, Weni,
Ibet, Michel, Risa, Ilya, Siti dan Fera serta teman-teman Gizi Masyarakat
angkatan 46 atas semua saran, motivasi, bantuan, dan dukungannya selama ini,
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Bogor, Maret 2014
Ika Rohmah Sekarayu

DAFTAR ISI
PRAKATA


i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


2

Kegunaan Penelitian

2

Hipotesis

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

5

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian


5

Teknik Penarikan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengolahan dan Analisis Data

6

DEFINISI OPERASIONAL

8

HASIL DAN PEMBAHASAN


9

Karakteristik Lansia

9

Konsumsi Pangan

11

Status Gizi

13

Status kesehatan

13

Hubungan antar Variabel


16

SIMPULAN DAN SARAN

20

Simpulan

20

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

24

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Peubah dan cara pengumpulan data
Sebaran dan statistik lansia
Rata-rata konsumsi, angka kecukupan dan tingkat kecukupan
lansia
Sebaran lansia menurut tingkat kecukupan energi dan protein
Sebaran lansia menurut status gizi
Sebaran lansia menurut persepsi kondisi kesehatan
Sebaran lansia menurut penyakit yang dialami
Sebaran lansia menurut disabilitas fisik
Sebaran lansia menurut aktivitas sehari-hari
Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan
Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendapatan dan TKE
Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendapatan dan TKP
Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendidikan dan TKE
Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendapatan dan TKP
Sebaran lansia berdasarkan status gizi dan status kesehatan
Hasil uji korelasi Spearman antara TKE dan TKP dengan status
kesehatan dan status gizi

5
10
12
12
13
14
14
15
15
16
17
17
18
18
19
19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Kuesioner Penelitian
Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan
3 Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendapatan dan TKE
4 Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendapatan dan TKP
5 Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendidikan dan TKE
6 Sebaran lansia berdasarkan tingkat pendidikan dan TKP
7 Sebaran lansia dan hasil uji korelasi Spearman berdasarkan status
gizi dan status kesehatan
8 Hasil uji korelasi Spearman antara TKE dan TKP dengan status
kesehatan dan status gizi

24
28
28
28
28
28
29
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan kesejahteraan manusia bergantung dari kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Peningkatan SDM berhubungan langsung dengan fenomena
terjadinya perbaikan status kesehatan akibat kemajuan teknologi dan ilmu
kedokteran, transisi epidemiologi dari penyakit infeksi menuju penyakit
degeneratif, dan perbaikan status gizi. Status kesehatan yang baik berdampak pada
peningkatan masa hidup manusia dan banyaknya lansia di Indonesia. Pada
umumnya lansia diartikan sebagai usia saat memasuki masa pensiun yang di
Indonesia dapat berkisar antara usia di atas 55 tahun (Darmojo dan Boedhi 2006).
Akan tetapi, batasan lansia menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lansia ialah individu yang memiliki umur 60 tahun ke atas.
Menjadi tua ialah sebuah konsekuensi orang hidup dan tidak bisa dihindari.
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan
normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut
tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihalangi (Stanley 2006).
Pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah yang nantinya
akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi (Nugroho
2000).
Pertambahan jumlah lansia di beberapa negara, salah satunya Indonesia,
telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Data Badan
Pusat Statistik tahun 2010 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk lansia di
Indonesia ialah 18.57 juta jiwa, meningkat sekitar 7.93% dari tahun 2000 yang
sebanyak 14.44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan
terus bertambah sekitar 450000 jiwa per tahun. Dengan demikian, pada tahun
2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan sekitar 34.22 juta jiwa (BPS
2010).
Pertambahan jumlah lansia tersebut merupakan tantangan besar dalam
masalah kesehatan dan gizi. Lansia merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita gizi kurang dan diperburuk oleh adanya penyakit degeneratif. Lansia
yang menderita malnutrisi, respon kekebalan tubuhnya buruk dan lebih mudah
terserang infeksi. Di samping itu lansia dengan malnutrisi juga berisiko terhadap
beberapa komplikasi penyakit yang mempengaruhi kualitas hidup dan terhadap
meningkatnya risiko kematian. Saat ini angka kesakitan akibat penyakit
degeneratif meningkat jumlahnya di samping masih adanya kasus penyakit infeksi
dan kekurangan gizi. Selain masalah gizi lebih yang berdampak pada peningkatan
penyakit degeneratif pada lansia, masalah gizi lain yang sering diderita lansia
ialah masalah gizi kurang.
Pada umumnya masalah gizi kurang yang dialami lansia tersebut dapat
terjadi secara mendadak akibat adanya gangguan kesehatan pada lansia. Keadaan
ini membuat lansia cenderung digolongkan sebagai salah satu kelompok yang
rentan gizi. Timbulnya kerentanan terhadap masalah gizi pada lansia disebabkan
oleh penurunan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Penambahan
usia menimbulkan beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental.
Perubahan ini mempengaruhi kondisi seseorang baik aspek psikologis dan

2
fisiologis. Selain itu, penurunan angka metabolisme basal tubuh dan gangguan
gigi dapat berpengaruh pada kemampuan mengunyah. Hal ini menyebabkan
perubahan asupan makanan, sehingga dapat terjadi defisiensi zat gizi
(Wirakusumah 2001).
Meningkatnya jumlah penduduk lansia dengan berbagai masalah gizi dan
kesehatan menyebabkan bertambah besarnya kebutuhan perawatan dan
pengawasan yang lebih intensif, khususnya perawatan dan pengawasan dari
keluarga lansia. Keluarga merupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan lansia. Peran keluarga salah satunya ialah merawat lansia
baik makanan, pemeliharaan kesehatan, dan pakaian. Keluarga harus
memperhatikan makanan lansia, agar kebutuhan zat gizinya tercukupi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan
status kesehatan dan status gizi lansia di Kota Bandung.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara tingkat
kecukupan energi dan protein dengan status kesehatan dan status gizi pada lansia
di Kota Bandung.
Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan:
1. Mengidentifikasi karakteristik lansia meliputi usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan pada lansia di Kota
Bandung.
2. Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan protein pada lansia di Kota
Bandung.
3. Mengidentifikasi status gizi pada lansia di Kota Bandung.
4. Mengidentifikasi status kesehatan meliputi persepsi kondisi kesehatan,
penyakit yang dialami, disabilitas fisik dan aktivitas sehari-hari pada lansia
di Kota Bandung.
5. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pendapatan.
6. Menganalisis hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan
dengan tingkat kecukupan energi dan protein pada lansia di Kota Bandung.
7. Menganalisis hubungan antara status gizi dengan status kesehatan pada
lansia di Kota Bandung.
8. Menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein
dengan status kesehatan dan status gizi pada lansia di Kota Bandung.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat
kecukupan energi dan protein, status kesehatan dan status gizi lansia di Kota
Bandung serta hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan

3
status kesehatan dan status gizi lansia di Kota Bandung. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan sebagai acuan mengenai pola
makan yang aman dan seimbang untuk mengatasi masalah gizi ganda pada lansia
agar derajat kesehatan meningkat. Selain itu hasil penelitian ini diharapakan dapat
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Hipotesis
1.
2.
3.
4.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah :
Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pendapatan pada
lansia di Kota Bandung.
Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan dengan
tingkat kecukupan energi dan protein pada lansia di Kota Bandung.
Terdapat hubungan antara status gizi dengan status kesehatan pada lansia di
Kota Bandung.
Terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status
kesehatan dan status gizi pada lansia di Kota Bandung.

KERANGKA PEMIKIRAN
Status gizi pada lansia dipengaruhi oleh dua faktor ialah faktor langsung
dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yang mempengaruhi status gizi ialah
konsumsi pangan, status kesehatan, dan aktifitas fisik. Faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi ialah karakteristik sosial ekonomi pada lansia.
Karakteristik lansia meliputi usia dan jenis kelamin, sedangkan karakteristik sosial
ekonomi lansia yang diteliti meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat
pendapatan.
Usia dan jenis kelamin berhubungan dengan konsumsi energi dan protein.
Setiap individu memiliki kebiasaan makan yang berbeda satu sama lain. Salah
satu faktor yang mempengaruhinya ialah usia. Kebiasaan makan biasanya terkait
dengan jumlah energi yang diperlukan oleh individu untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Jumlah energi yang diperlukan tubuh akan mengalami
penurunan pada saat usia lanjut.
Tingkat pendidikan berhubungan dengan pengetahuan gizi. Pengetahuan
gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Semakin
tinggi pengetahuan tentang gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan
mempertahankan kesehatan individu. Selain itu tingkat pendidikan akan
berhubungan dengan jenis pekerjaan individu. Tingkat pendidikan yang tinggi
akan memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
layak.
Suatu pekerjaan akan menghasilkan pendapatan. Tingkat pendapatan
merupakan salah satu faktor ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi pangan.
Kemampuan individu dalam penyediaan makanan dalam jumlah yang cukup dan

4
berkualitas dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan daya beli yang dimilikinya.
Karakteristik sosial ekonomi akan mempengaruhi konsumsi pangan pada lansia
serta status kesehatan pada lansia. Konsumsi pangan akan mempengaruhi tingkat
kecukupan zat gizi lansia yang kemudian akan berpengaruh juga pada status gizi
dan status kesehatan lansia. Status gizi akan mempengaruhi status kesehatan pada
lansia. Skema kerangka pemikiran hubungan antara tingkat kecukupan energi dan
protein dengan status kesehatan dan status gizi pada lansia di Kota Bandung dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut.

Karakteritik lansia
- Usia
- Jenis kelamin
- Pekerjaan

Aktivitas
sehari-hari

Tingkat
pendidikan lansia

Tingkat
pendapatan lansia

Konsumsi pangan
Tingkat kecukupan
energi dan protein

Status gizi

Status kesehatan
- Kondisi kesehatan
- Penyakit yang dialami
- Disabilitas fisik

Gambar 1 Skema kerangka pemikiran
Keterangan :
: Variabel yang diteliti

: Hubungan yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Hubungan yang tidak diteliti

5

METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul “A
Study of Nutritional Status, Health Characteristics and Psychososial Aspects of
the Elderly Living with Their Family and of Those Living in Nursing Home” yang
dibiayai oleh Neys-van Hoogstaren Faoundation the Netherlands dan diketuai oleh
Rita Patriasih S. Pd, M. Si. Desain penelitian tersebut ialah cross sectional.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2012. Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti saat ini ialah penelitian menggunakan data sekunder. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dari proses pengolahan, analisis dan interpretasi data
penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013 sampai Februari 2014 di
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, Jawa Barat.

Teknik Penarikan Contoh
Contoh dalam penelitian ini adalah lansia. Lansia yang diambil ialah lansia
yang memenuhi kriteria inklusi, ialah lansia berusia ≥55 tahun, mampu makan
menggunakan mulut, tidak ada bagian tubuh yang diamputasi, dapat
berkomunikasi dengan baik, tidak mempunyai gangguan ingatan, tidak
mempunyai gangguan pendengaran, tinggal dengan keluarga dan bersedia
diwawancara sebagai responden. Jumlah lansia pada penelitian ini ialah 334 orang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Berikut ini tabel peubah dan cara pengumpulan data yang terdiri atas: 1).
Karakteristik lansia meliputi usia dan jenis kelamin; 2). Karakteristik sosial
ekonomi, meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan; 3). Konsumsi
pangan, yang meliputi jumlah dan jenis; 4). Status kesehatan, meliputi persepsi
status kesehatan, penyakit yang dialami dan disabilitas dan aktivitas sehari-hari; 5).
Status gizi, meliputi berat badan dan tinggi badan. Peubah, cara pengumpulan data
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1 Peubah dan cara pengumpulan data
1.

2.

Peubah
Karakteristik lansia
 Usia
 Jenis kelamin
Karakteristik sosial ekonomi
 Tingkat pendidikan
 Pekerjaan
 Tingkat pendapatan

Cara pengumpulan
Wawancara langsung dengan lansia

Wawancara langsung dengan lansia

6
Tabel 1 Peubah dan cara pengumpulan data (lanjutan)
Peubah
Konsumsi pangan
 Jumlah
 Jenis
4. Status kesehatan
 Persepsi kondisi kesehatan
 Penyakit yang dialami
 Disabilitas fisik
5. Aktivitas sehari-hari
6. Status gizi
 Berat badan (kg)
 Tinggi badan (cm)

Cara pengumpulan

3.

Wawancara langsung dengan lansia

Wawancara langsung dengan lansia
Wawancara langsung dengan lansia
Pengukuran langsung
Penimbangan dengan timbangan injak
Pengukuran menggunakan meteran

Pengolahan dan Analisis Data
Tahapan pengolahan data dimulai dari proses editing, coding, entry,
cleaning dan selanjutnya dianalisis. Proses editing dilakukan untuk pengecekan
data. Selanjutnya, dilakukan coding untuk penggolongan sesuai dengan peubah
dan dilakukan entry data sesuai dengan coding yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah selesai, dilakukan cleaning yang bertujuan mengecek data untuk melihat
kesesuaian pada kode yang telah ditentukan dan melihat data yang tidak sesuai.
Untuk pengolahan dan analisis data, digunakan program Microsoft Excell 2007
dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16.0 for windows.
Karakteristik lansia meliputi usia dan jenis kelamin, sedangkan
karakteristik sosial ekonomi meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat
pendapatan diolah dengan memberikan pengelompokan atau skala pada setiap
peubah. Pengelompokkan usia lansia dikelompokkan menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, ialah kelompok usia lanjut dini (55–64 tahun),
kelompok usia lanjut (>65 tahun), dan usia lanjut (>70 tahun) (Notoatmodjo 2007).
Pengkategorian jenis kelamin lansia dibedakan menjadi dua, ialah laki-laki dan
perempuan. Tingkat pendidikan lansia dikategorikan menjadi dua, ialah rendah
(tidak sekolah (TS), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP)),
tinggi (sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi (PT)). Pekerjaan
lansia dikategorikan menjadi delapan, ialah tidak bekerja, pedagang, PNS/ABRI,
swasta, pensiunan, buruh, petani, dan lain-lain. Tingkat pendapatan didapatkan
berdasarkan standar Bank Dunia sebesar 2 dolar/hari dan dibedakan menjadi dua
kategori, ialah miskin (

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Analisis Hubungan antara Kecukupan Gizi dan Status Gizi dengan Tingkat Kebugaran Mahasiswa IPB

0 2 184

Keterkaitan Konsumsi Pangan, Status Gizi dan Status Kesehatan Lansia di Kota Bandung

0 4 62

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI PENGASUH DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN DAN STATUS GIZI BATITA Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Pengasuh dengan Tingkat Konsumsi Energi Protein dan Status Gizi Batita di Wilayah Puskesmas Undaan Kabupaten Kudus.

0 2 18

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU II KABUPATEN Hubungan Status Ekonomi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 12

SKRIPSI Hubungan Status Ekonomi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Dengan Hubungan Status Ekonomi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Colomadu Ii Kabupaten Karanganyar.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER NASOFARING HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 4 15

Kata Kunci: kecukupan energi, protein dan status gizi 1. PENDAHULUAN - HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL – AZHAR KEDIR

0 1 5

Tingkat Pendapatan, Kecukupan Energi dan Hidden Hunger dengan Status Gizi Balita

0 0 13