Pemanfaatan Limbah Padat Nata De Coco untuk Produksi Bioetanol oleh Saccharomyces cerevisiae

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT NATA DE COCO
UNTUK PRODUKSI BIOETANOL OLEH
Saccharomyces cerevisiae

HOLIANA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Limbah
Padat Nata De Coco untuk Produksi Bioetanol oleh Saccharomyces cerevisiae
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Holiana
NIM F34100117

ABSTRAK
HOLIANA. Pemanfaatan Limbah Padat Nata De Coco untuk Produksi Bioetanol
oleh Saccharomyces cerevisiae. Dibimbing oleh MUHAMMAD ROMLI
Dalam pengolahan nata de coco dihasilkan limbah padat berupa kulit ari,
sisa potongan, dan bagian produk yang ukuran dan bentuknya tidak memenuhi
spesifikasi produk yang dapat mencapai 10% dari total produksi. Limbah ini
mengandung selulosa yang dapat dikonversi menjadi bioetanol. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi potensi pemanfaatan limbah padat nata de coco
untuk produksi bioetanol sebagai sumber energi alternatif. Hidrolisis nata
dilakukan secara enzimatis. Fermentasi dilakukan selama 72 jam dengan analisis
produk setiap 12 jam. Dalam penelitian ini dievaluasi pengaruh penggunaan jenis
inokulum, yaitu kultur murni Saccharomyces cerevisiae dan ragi komersial dan
pengaruh penambahan urea untuk memperbaiki rasio C/N media. Hidrolisis
menghasilkan hidrolisat sebesar 1.77 L/kg bahan dan meningkatkan gula

pereduksi dari 0.08 g/L menjadi 6.8 g/L. Fermentasi dengan kadar gula pereduksi
6.95 g/L dan inokulum kultur murni Saccharomyces cerevisiae menghasilkan
kadar etanol lebih tinggi, yaitu 0.33%(v/v) dengan yield 0.46g/g dibandingkan
0.20%(v/v) dengan yield 0.35g/g pada inokulum ragi komersial. Penambahan urea
sebesar 2.9 g/L meningkatkan kadar etanol dari 0.20%(v/v) menjadi 0.25%(v/v)
dengan yield 0.40 g/g pada jenis inokulum ragi komersial dan dari 0.33%(v/v)
menjadi 0.37%(v/v) dengan yield 0.46g/g pada jenis inokulum kultur murni
Saccharomyces cerevisiae. Waktu optimum fermentasi menggunakan kultur
murni Saccharomyces cerevisiae adalah 48 jam dengan tingkat penggunaan gula
83% dan 91%. Sedangkan waktu optimum fermentasi menggunakan ragi
komersial adalah 60 jam dengan tingkat penggunaan gula 65% dan 68%. Hasil
analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa produksi bioetanol mengalami
kerugian sebesar Rp. 201 458, sedangkan melalui analisis penerimaan per biaya
didapatkan hasil R-C ratio