Perilaku Bidan Terhadap Kebijakan Menyusui Serta Hubungannya Dengan Cakupan Asi Eksklusif Dan Status Kesehatan Bayi Di Kota Bogor.

PERILAKU BIDAN TERHADAP KEBIJAKAN MENYUSUI
SERTA HUBUNGANNYA DENGAN CAKUPAN ASI
EKSKLUSIF DAN STATUS KESEHATAN BAYI DI BOGOR

NINING TYAS TRIATMAJA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Perilaku Bidan
terhadap Kebijakan Menyusui serta Hubungannya dengan Cakupan ASI Eksklusif
dan Status Kesehatan Bayi di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Nining Tyas Triatmaja
NIM I151130191

RINGKASAN
NINING TYAS TRIATMAJA. Perilaku Bidan terhadap Kebijakan Menyusui
serta Hubungannya dengan Cakupan ASI Eksklusif dan Status Kesehatan Bayi di
Kota Bogor. Dibimbing oleh M. RIZAL MARTUA DAMANIK dan IKEU
EKAYANTI.
Gizi buruk pada balita di Indonesia merupakan masalah gizi yang
prevalensinya mengalami peningkatan antara tahun 2010 dan 2013. Gizi buruk
pada balita dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah masih
tingginya angka kesakitan atau morbiditas pada bayi maupun balita, terutama
akibat infeksi. Infeksi pada bayi berkaitan dengan pemberian ASI secara noneksklusif. Salah satu penyebab masih dijumpainya pemberian ASI non-eksklusif
adalah kurangnya pengetahuan ibu terkait menyusui. Bidan, sebagai tenaga
kesehatan yang paling banyak memberikan pelayanan antenatal care (ANC)
mempunyai peranan penting dalam mendukung keberhasilan program ASI
Eksklusif melalui pemberian edukasi menyusui. Namun, bidan juga dapat
berperan sebagai faktor penghambat pemberian ASI Eksklusif jika bidan

menawarkan atau memberikan susu formula bayi tanpa ada indikasi medis.
Pemberian susu formula oleh bidan atau tenaga kesehatan telah mendapat
perhatian pemerintah baik di tingkat global melalui International Code of
Marketing of Breastmilk Subtitues 1981 maupun tingkat nasional melalui
beberapa kebijakan seperti Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.
Walaupun telah dikeluarkan kebijakan baik yang bersifat nasional maupun global,
namun masih dijumpai berbagai pelanggaran di kalangan tenaga kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku bidan terhadap kebijakan
menyusui serta hubungannya dengan cakupan ASI Eksklusif dan status kesehatan
bayi. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) Menganalisis karakteristik bidan dan
ibu bayi, 2) Menganalisis praktek pemberian ASI eksklusif dan susu formula, 3)
Menganalisis faktor-faktor pemberian susu formula pada bayi berusia kurang dari
6 bulan, 4) Menganalisis pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan terhadap pesanpesan dalam kebijakan, 5) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tindakan bidan, 6) Menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan
terhadap kebijakan dengan cakupan ASI eksklusif, 7) Menganalisis hubungan
penggunaan susu formula pada bayi dengan status kesehatan bayi, dan 8)
Menganalisis hubungan penggunaan susu formula pada bayi dengan kerugian
ekonomi keluarga bayi.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Desember 2014-April 2015 di Kota Bogor. Contoh penelitian ini
terdiri atas 39 bidan dan 76 ibu bayi serta bayi yang dipilih secara purposive.
Kriteria inklusi yang ditetapkan untuk bidan adalah 1) bersedia terlibat dalam
penelitian, dan 2) mempunyai tempat praktek sendiri. Ibu bayi yang terlibat dalam
penelitian ini berperan sebagai sumber klarifikasi untuk memperoleh informasi
praktek bidan. Kriteria inklusi yang ditetapkan untuk ibu bayi adalah 1)
mempunyai bayi berusia 6-12 bulan, 2) melahirkan di sekitar lokasi penelitian, 3)

proses persalinan dibantu oleh bidan yang menjadi contoh dalam penelitian, dan
4) bersedia terlibat dalam penelitian. Kriteria inklusi yang ditetapkan untuk bayi
adalah 1) berusia 6-12 bulan, 2) tidak mempunyai penyakit kronis, dan 3)
mempunyai kemampuan menyusu yang baik. Data dikumpulkan dengan
wawancara menggunakan kuesioner, pengamatan tempat praktek secara langsung,
serta penimbangan dan pengukuran terhadap berat dan tinggi badan bayi. Analisis
statistic yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat menggunakan uji Chi
Square dan multivariat menggunakan Regresi Logistik.
Mayoritas bidan mempunyai pengetahuan terhadap pesan-pesan kebijakan
dalam kategori rendah sedangkan sikap dan tindakan yang dimiliki dalam kategori

baik dan telah sesuai dengan kebijakan. Variabel lama pengalaman praktek,
tempat kerja, pengetahuan, dan sikap merupakan variabel yang berhubungan
dengan tindakan bidan (p