Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas Kerusakan Bangunan di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS
KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN TAMAN
DARMAGA PERMAI I, CIAMPEA, BOGOR

SARI DEWI WIDI LESTARI

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas Kerusakan
Bangunan di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Sari Dewi Widi Lestari
NIM E24090053 

ABSTRAK
SARI DEWI WIDI LESTARI. Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas Kerusakan
Bangunan di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor. Dibimbing
oleh ARINANA dan NOOR FARIKHAH HANEDA.
Serangan rayap pada bangunan menyebabkan masa pakai bangunan menjadi lebih
pendek. Komponen bangunan yang diserang rayap berupa bahan berlignoselulosa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan sebaran rayap tanah serta
intensitas kerusakan bangunan. Identifikasi jenis rayap menggunakan metode
umpan rayap (ASTM D 1758-06 2008) dengan mengubur ±250 kayu pinus.
Intensitas kerusakan bangunan dilakukan dengan mensurvei komponen bangunan
pada lokasi penelitian di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor.
Terdapat lima jenis rayap tanah pada lokasi penelitian yaitu Macrotermes gilvus,
Odontotermes javanicus, Coptotermes curvignathus, Schedorhinotermes
javanicus, dan S. sarawakensis. Jenis rayap dengan sebaran terluas adalah O.
javanicus yang merupakan anggota dari famili Termitidae. Sebagian besar kondisi

bangunan berada dalam kondisi sedang (87.91 %). Faktor mekanis memiliki
persentase tertinggi (40.75 %) sebagai penyebab kerusakan bangunan
dibandingkan dengan faktor biologis (37.36 %) dan faktor fisis (21.13 %).
Kata kunci: Intensitas kerusakan bangunan, keragaman jenis, sebaran jenis, rayap.

ABSTRACT
SARI DEWI WIDI LESTARI. Termite Species Diversity and Intensity of
Building Damage in Taman Darmaga Permai I Residence, Ciampea, Bogor.
Supervisied by ARINANA and NOOR FARIKHAH HANEDA.
Termites attack make building service life of being shorter. Building components
which are attacked by termites are made of lignocellulose. The objective of this
research is to understand the species of termites, distribution of termites and
intensity of the damage building. Identification of termites species used baiting
method (ASTM D 1758-06 2008) with burying ±250 pine woods. The Intensity
of building damage was done by components building survey in Taman Darmaga
Permai I Residence, Ciampea, Bogor. There were five species of termites in
research location such as Macrotermes gilvus, Odontotermes javanicus,
Coptotermes curvignathus, Schedorhinotermes javanicus, dan S. sarawakensis.
The widest spreading of termites species was O. javanicus from Termitidae family.
Most of home building conditions were in medium conditions (87.91 %).

Mechanical factors had the highest percentage (40.75 %) as a cause of the damage
building than biological (37.36 %) and physical factors (21.13 %).
Keywords: Building damage intensity, diversity, distribution of types, termites

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS
KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN TAMAN
DARMAGA PERMAI I, CIAMPEA, BOGOR

SARI DEWI WIDI LESTARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

Judul Skripsi: Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas Kerusakan Bangunan di
Perurnahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor
:
Sari Dewi Widi Lestari
Nama
: E24090053
NIM

Disetujui oleh

Arinana, SHut, Msi
Pembimbing I

Tanggal Lulus:

1 0 OCT 2013

Dr Noor Farikhah Ha eda MSc

Pembimbing II

Judul Skripsi : Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas Kerusakan Bangunan di
Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor
Nama
: Sari Dewi Widi Lestari
NIM
: E24090053

Disetujui oleh

Arinana, SHut, Msi
Pembimbing I

Dr Noor Farikhah Haneda, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir I Wayan Darmawan, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas
Kerusakan Bangunan di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Arinana, SHut, MSi dan Dr Noor
Farikhah Haneda, MS selaku pembimbing. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada seluruh warga Perumahan Taman Darmaga Permai I serta Bapak Giyo
selaku ketua RT dan Bapak Budi selaku ketua RW yang telah membantu dalam
terlaksananya penelitian tersebut. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Ayah, Ibu, Mbah Uti, Mbah Kakung, Mas Iyan, Adik Ivon dan Adik Dela
atas doa serta dukungannya. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada kawan-kawan THH 46, terutama Evie, Cucu, dan Rizka, serta untuk
teman-teman Wisma QQ terutama Allsay dan Basa Nova yang telah memberikan
bantuan dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi perbaikan tulisan ini selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Oktober 2013
Sari Dewi Widi Lestari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2


Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Alat dan Bahan

2

Prosedur Analisis Data

2

Identifikasi Jenis Rayap pada Perumahan

2

Intensitas Kerusakan Bangunan Perumahan

3


Pengukuran Suhu, Kelembaban (RH), dan Intensitas Cahaya Matahari

5

Pengambilan Sampel Tanah

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor

6

Keragaman Jenis Rayap

6


Frekuensi Kondisi Bangunan Rumah

11

Jenis dan Bentuk Kerusakan Bangunan Rumah

12

Jenis dan Mineral Tanah

18

Suhu

18

Kelembaban (RH)

18

Intensitas Cahaya Matahari

19

SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

19
20
20

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Kriteria penilaian tingkat kerusakan bangunan
Teknik pembobotan pada tiap kelompok pekerjaan
Kategori nilai kondisi bangunan
Keragaman dan sebaran jenis rayap di Perumahan Taman Darmaga
Permai I, Ciampea, Bogor
Hasil identifikasi kasta prajurit
Persentase bentuk kerusakan komponen bangunan rumah di Perumahan
Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor

4
4
5
7
9
14

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

7
8
9

10
11
12
13
14
15
16
17
18

Pemasangan kayu umpan
Titik lokasi pengukuran suhu, RH, intensitas cahaya matahari dan
pengambilan sampel tanah
Sebaran famili Termitidae dan Rhinotermitidae di lokasi penelitian
Denah sebaran rayap
Persentase jenis rayap yang menyerang lokasi penelitian
Kasta Prajurit M. Gilvus, (a) Prajurit mayor M. gilvus perbesaran 10
kali, (b) Ruas kedua dan ketiga M. Gilvus yang sama panjang
perbesaran 30 kali
Kasta prajurit O. javanicus perbesaran 10 kali
Kasta prajurit C. curvignathus perbesaran 10 kali
Kasta prajurit S. sarawakensis, (a) Kasta prajurit mayor S. sarawakensis
perbesaran 10 kali, (b) Kasta prajurit minor S. sarawakensis perbesaran
10 kali
Kasta prajurit mayor S. javanicus perbesaran 10 kali
Frekuensi kondisi bangunan rumah di Perumahan Taman Darmaga
Permai I, Ciampea, Bogor
Faktor penyebab kerusakan bangunan rumah di Perumahan Taman
Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor
Persentase penyebab kerusakan bangunan antara rayap dan bukan
rayap
Kerusakan pada atap, (a) Pelapukan dan perubahan warna pada lisplang,
(b) Serangan rayap pada lisplang
Kerusakan pada dinding, (a) Retak geser pada dinding, (b) Retak
lentur pada dinding
Kerusakan pada Langit-langit, (a) Langit-langit yang mengalami
perubahan warna, (b) Pelapukan pada langit-langit
Pecah pada lantai
Kerusakan pada kusen, jendela, dan pintu, (a) Kondisi kusen jendela
dan daun pintu yang kurang terawat, (b) Serangan rayap pada kusen
jendela

3
6
7
8
8

9
10
10

11
11
12
13
13
15
16
16
17

17

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Kuisioner studi kerusakan bangunan pada perumahan contoh
Hasil analisis sampel tanah perumahan pada kedalaman 0-20 cm dan
21-40 cm
Hasil pengukuran suhu, kelembaban dan intensitas cahaya matahari
Hasil Identifikasi Jenis Rayap yang Menyerang Kayu Umpan di
Perumahan Taman Darmaga Permai I
Analisis hubungan antara kondisi bangunan rumah dengan umur
bangunan, frekuensi pemeliharaan dan frekuensi bangunan rumah

22
24
25
25
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan tempat tinggal semakin meningkat sejalan dengan
pembangunan berbagai jenis perumahan. Menurut Undang-undang nomor 4 tahun
1992 tentang perumahan dan pemukiman pasal 1 ayat 1, rumah adalah bangunan
yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga
sedangkan menurut pasal 1 ayat 2, perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Bangunan sebagai tempat
tinggal harus mampu bertahan dalam kurun waktu tertentu sesuai rencana awal
pada saat mendirikan bangunan. Namun pada kenyataannnya banyak komponenkomponen bangunan rumah yang rusak karena kurangnya pemeliharaan dan
perawatan. Kerusakan pada komponen bangunan dapat menyebabkan serangan
rayap. Kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh rayap mengakibatkan kerugian
ekonomis karena menyebabkan masa pakai bangunan menjadi lebih pendek.
Seperti yang diungkapkan oleh Waryono (2009) pada tahun 1994 tingkat
kerusakan bangunan pemukiman di Kota Bogor mencapai 83.73 %, menyebabkan
kerugian ekonomis lebih dari Rp 141 juta. Di Indonesia angka tersebut terus
meningkat pada tahun 2000, kerugian ekonomis akibat rayap mencapai nilai Rp
2.67 triliun (Bali Post 2013). Menurut Nandika et al (2003) salah satu spesies
rayap tanah yang menimbulkan kerusakan ekonomis yang paling besar di
Indonesia adalah Coptotermes curvignathus Holmgren. Kerusakan yang terjadi
pada komponen bangunan yang disebabkan oleh rayap tidak hanya terbatas pada
komponen kayu saja, melainkan pada semua komponen bangunan yang terbuat
dari bahan organik atau bahan yang mengandung lignoselulosa.
Komplek Perumahan Taman Darmaga Permai I telah berdiri sejak tahun
1995 dan sampai saat ini belum pernah diketahui potensi keragaman rayap yang
ada dan intensitas kerusakan bangunannya. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi jenis rayap, sebaran rayap serta bentuk dan
penyebab kerusakan bangunan di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea,
Bogor.

Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
Mengidentifikasi jenis rayap yang berada di Perumahan Taman Darmaga
Permai I, Ciampea, Bogor.
Menentukan sebaran jenis rayap di Perumahan Taman Darmaga Permai I,
Ciampea, Bogor.
Menentukan intensitas kerusakan bangunan pada Perumahan Taman
Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor dan mengklasifikasikannya ke dalam
skala kerusakan tertentu.

2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis,
keragaman dan sebaran rayap serta intensitas kerusakan bangunan rumah yang
ada di perumahan tersebut sehingga dapat menduga potensi serangan rayap
sebagai hama bangunan pada perumahan. Data yang diperoleh dapat digunakan
masyarakat perumahan agar dapat menekan jumlah serangan rayap dan
melakukan tindakan pencegahan kerusakan pada bangunan agar masa pakai
(service life) menjadi lebih lama.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2013 di Perumahan
Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor dan Laboratorium Teknologi
Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan (DHH), Fakultas Kehutanan,
serta Laboratorium Tanah, Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, botol koleksi,
bor tanah manual, kamera digital, stereo mikroskop, alat pengukur intensitas
cahaya matahari Krisbow KW 0600288 Light Meter, dan alat pengukur
kelembaban Krisbow KW0600291 4 in 1 Multifunctional Environment Meter.
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, kayu pinus (Pinus merkusii) ukuran
1.9 cm × 1.9 cm × 45.7 cm dan cat minyak.

Prosedur Analisis Data
Pengolahan dilakukan dengan Microsoft Excel 2007 dan analisis data
menggunakan SPSS 16.0 for Windows Cross-tabulation Chi-square untuk
menentukan hubungan antara umur, frekuensi pemeliharaan dan perawatan
terhadap kondisi bangunan.

Identifikasi Jenis Rayap pada Perumahan
Untuk menentukan jenis rayap yang ada di perumahan, diperlukan kayu
umpan (stakes). Kayu umpan berasal dari kayu pinus (Pinus merkusii Jungh. Et
de Vries) dengan ukuran 1.9 cm x 1.9 cm x 45.7 cm dalam kondisi kering udara.
Ukuran kayu umpan mengacu pada ASTM-D 1758-06 2008. Jumlah kayu umpan
yang dibutuhkan sebanyak 250 buah. Salah satu ujung kayu dicat agar tidak

3
terlalu terpengaruh oleh kondisi lingkungan dan lebih memudahkan dalam
pengamatan.
Pemasangan kayu umpan pada tapak bangunan rumah tinggal dan fasilitas
umum yang tidak tertutup oleh lapisan beton atau lapisan artifisial lainnya.
Pemasangan kayu umpan dibenamkan secara vertikal ke dalam tanah dengan
perkiraan 1/2 bagian berada di bawah permukaan tanah dan 1/2 bagian berada di
atas permukaan tanah dan dibiarkan selama ±3 bulan. Cara pemasangan kayu
umpan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Pemasangan kayu umpan
Setiap bulan dilakukan pengamatan terhadap kayu umpan. Pengamatan
tersebut dilakukan hingga 3 bulan. Apabila pada kayu umpan ditemukan tanda
terserang rayap maka dilakukan pengambilan beberapa ekor rayap dari kasta
prajurit yang kemudian spesimen tersebut dimasukkan ke dalam botol koleksi
yang telah berisi alkohol 70 %. Selanjutnya, spesimen rayap tersebut diidentifikasi
jenisnya sesuai dengan kunci determinasi Tho (1992). Spesimen rayap difoto
menggunakan stereo mikroskop dengan perbesaran 10 kali dan 30 kali. Perbesaran
10 kali digunakan untuk memfoto seluruh tubuh rayap sedangkan perbesaran 30
kali digunakan untuk memfoto bagian kepala dan mandibel rayap.

Intensitas Kerusakan Bangunan Perumahan
Intensitas kerusakan bangunan dilakukan dengan wawancara dan survei
bangunan pada 91 rumah di Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea,
Bogor. Wawancara yang dilakukan berdasarkan kuisioner sesuai yang tertera pada
Lampiran 1. Pengamatan dilakukan pada bagian-bagian pokok bangunan rumah
seperti atap, pondasi, rangka dinding, langit-langit, dinding, kusen, lantai, drainase
halaman dan utilitas. Nilai tingkat kerusakan bangunan disajikan dalam Tabel 1.

4
Tabel 1 Kriteria penilaian tingkat kerusakan bangunan
Tingkat kerusakan
Skor
Keterangan
bangunan
Baik
5
Komponen bangunan masih berfungsi dan ada
pemeliharaan secara berkala
Sedang
4
Komponen bangunan masih berfungsi walaupun tidak
ada pemeliharaan secara berkala
Rusak Ringan
3
Komponen bangunan masih berfungsi tetapi 40% komponen bangunan mengalami
kerusakan fungsional (lapuk, retak, terserang rayap,
perubahan warna dll)
Sumber: Suryadi (2005)

Menghitung nilai kekokohan bangunan memerlukan nilai pembobotan
pekerjaan. Nilai pembobotan dipengaruhi oleh efek samping yang ditimbulkan
dari kerusakan pada komponen bangunan ke komponen lain apabila komponen
tersebut tidak segera diperbaiki. Teknik pembobotan pada tiap kelompok
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Teknik pembobotan pada tiap kelompok pekerjaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Objek yang diteliti
Pekerjaan atap
Pondasi
Rangka dinding
Langit-langit
Dinding
Kusen/daun pintu
Lantai
Sistem drainase
Utilitas
Total

Sumber: Suryadi (2005)

Bobot kegiatan (%)
27
21
19
10
9
6
4
3
1
100

5
Nilai kekokohan bangunan didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
NK
= Nilai kondisi bangunan (%)
BB
= Bobot kegiatan (%)
Sn
= Skor nilai
500
= Konstanta yang didapat dari julah total persentasi bobot kegiatan x skor
nilai tertinggi
Berdasarkan persamaan di atas, presentase akhir yang diperoleh kemudian
dibagi ke dalam 5 kelas kondisi bangunan. Pengelompokan kondisi bangunan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kategori nilai kondisi bangunan
No
1
2
3
4
5

Nilai Kondisi Bangunan (%)
81-100
61-80
41-60
21-40
0-20

Predikat kategori
Baik
Sedang
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat

Sumber: Sulaeman (2003)

Pengukuran Suhu, Kelembaban (RH), dan Intensitas Cahaya Matahari
Pengukuran suhu, RH, dan intensitas cahaya dilakukan pada 4 kuadran
dimana setiap kuadran diambil pada 3 titik secara acak sehingga terdapat 12 titik
pengukuran pada lokasi penelitian. Pengukuran ini dilakukan 3 kali sehari selama
7 hari yaitu pada pukul 07.30 WIB, 12.30 WIB dan 16.30 WIB. Pembagian
kuadran titik pengukuran disajikan pada Gambar 2.

Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40
cm dengan menggunakan bor tanah manual. Kemudian sampel tanah pada
kedalaman 0-20 cm yang didapat pada masing-masing kuadran dicampur, begitu
pula dengan kedalaman 20-40 cm. Kedelapan sampel tanah yang telah
dikumpulkan kemudian diberikan ke Laboratorium Tanah, Departemen
Manajemen Sumberdaya Lahan untuk dilakukan pengujian sifat kimia dan tekstur
tanah. Titik-titik lokasi pengambilan sampel tanah sesuai dengan Gambar 2.

6

Gambar 2 Titik lokasi pengukuran suhu, RH, intensitas cahaya matahari dan
pengambilan sampel tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor
Perumahan Taman Darmaga Permai I, Ciampea, Bogor merupakan
perumahan KPR BTN yang didirikan pada tahun 1995. Perumahan ini beralamat
lengkap di Jalan Raya Ciampea, Kelurahan Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea,
Bogor. Sebelum dibangun komplek perumahan, lahan tersebut berupa sawah.
Perencanaan awal pembangunan perumahan ini memiliki luas tanah 26 712.707
m2 dengan rincian sebagai berikut untuk kaveling seluas 16 021.6265 m2, sarana
dan prasarana 1 620.25 m2, dan sisanya sebesar 9 070.7075 m2 digunakan untuk
jalan-jalan di sekitar perumahan. Selain itu terdapat fasilitas berupa masjid, taman,
dan sarana olahraga. Bangunan pada perumahan ini terdiri dari 4 tipe yaitu tipe A
dengan luas 27/90 m2, tipe B dengan luas 36/90 m2, tipe C dengan luas 45/120 m2,
dan tipe D dengan luas 54/120 m2. Jumlah total perumahan di perumahan tersebut
±120 unit. Dari total keseluruhan unit rumah terdapat ±22 unit rumah yang kosong
atau rusak. Bentuk kerusakan yang ditemukan pada lokasi penelitian cukup
banyak dan beragam.

Keragaman Jenis Rayap
Pengumpanan rayap menggunakan ±250 kayu pinus yang dikubur dan
dibiarkan selama ±3 bulan. Dari 250 kayu, 26 diantaranya terserang oleh rayap.
Namun hanya ada 16 kayu umpan yang berhasil diambil spesimen rayapnya,
sedangkan sisanya tidak ditemukan rayap. Menurut hasil identifikasi
menggunakan kunci determinasi Tho (1992) terdapat 5 jenis rayap dari 2 famili.
Kelima jenis rayap tersebut adalah Macrotermes gilvus Hagen, Odontotermes
javanicus Holmgren, Coptotermes curvignathus Holmgren, Schedorhinotermes
javanicus Kemner, dan S. sarawakensis Kemner. Selain itu ditemukan pula
bentuk kerusakan akibat serangan rayap kayu kering pada bangunan tetapi tidak

7
ditemukan wujud fisik dari rayap kayu kering. Keanekaragaman dan sebaran jenis
rayap di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Keragaman dan sebaran jenis rayap di Perumahan Taman Darmaga
Permai I, Ciampea, Bogor
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Lokasi
A8b
B11a
B11a
B12a
C8a
C13b
C14a
C15b
C18a
C20a
C22b
D8a
D19a
Kebun
Kebun
Kebun

Famili
Termitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Termitidae
Termitidae
Termitidae
Termitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae

Subfamili
Macrotermitinae
Rhinotermitinae
Rhinotermitinae
Macrotermitinae
Coptotermitinae
Rhinotermitinae
Macrotermitinae
Macrotermitinae
Macrotermitinae
Macrotermitinae
Macrotermitinae
Macrotermitinae
Rhinotermitinae
Macrotermitinae
Coptotermitinae
Coptotermitinae

Jenis Rayap
Odontotermes javanicus
Schedorhinotermes javanicus
Schedorhinotermes javanicus
Odontotermes javanicus
Coptotermes curvignathus
Schedorhinotermes sarawakensis
Odontotermes javanicus
Odontotermes javanicus
Odontotermes javanicus
Macrotermes gilvus
Macrotermes gilvus
Odontotermes javanicus
Schedorhinotermes javanicus
Odontotermes javanicus
Coptotermes curvignathus
Coptotermes curvignathus

Berdasarkan data dari Tabel 4 terlihat bahwa famili Termitidae lebih banyak
menyerang kayu umpan (56.25 %) dibandingkan dengan famili Rhinotermitidae
(43.75 %). Menurut Nandika et al. (2003) famili Termitidae dan Rhinotermitidae
merupakan golongan famili yang banyak menyerang bangunan beberapa kota
besar di Indonesia. Persentase sebaran kedua famili tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.

43.75%
56.25%

Termitidae
Rhinotermitidae

Gambar 3 Sebaran famili Termitidae dan Rhinotermitidae di lokasi penelitian
Jenis rayap dengan sebaran terluas adalah O. javanicus yang merupakan
anggota dari famili Termitidae dan subfamili Macrotermitinae. Jenis rayap dengan
sebaran tersempit adalah S. sarawakensis yang merupakan anggota dari famili
Rhinotermitidae dan subfamili Rhinotermitinae. Denah sebaran rayap di lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

8

U

Gambar 4 Denah sebaran rayap
Berdasarkan Tabel 4, rayap M. gilvus dan O. javanicus paling banyak
ditemukan pada lokasi penelitian. Hal tersebut sesuai dengan Siswantoro (1993)
yang menyatakan bahwa kedua spesies tersebut merupakan contoh Termitidae
yang paling umum menyerang perumahan di Kabupaten Bogor. Dari semua jenis
rayap yang ditemukan, jenis C. curvignathus merupakan jenis rayap yang
memiliki daya serang paling tinggi. Rayap jenis ini hidupnya mutlak tergantung
dari adanya air dan tanah. Persentase jenis rayap yang menyerang lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 sedangkan ukuran spesimen rayap yang
telah diidentifikasi disajikan pada Tabel 5.

6.25 %

12.5 %
43.75 %

18.75 %
18.75 %

Odontotermes javanicus
Schedorhinotermes javanicus
Coptotermes curvignathus
Schedorhinotermes sarawakensis
Macrotermes gilvus

Gambar 5 Persentase jenis rayap yang menyerang lokasi penelitian

9
Tabel 5 Hasil identifikasi kasta prajurit

Spesies

M. gilvus
O. javanicus
C. curvignathus
S. Javanicus
S. sarawakensis

Rata-rata panjang
kepala
dengan
tanpa
mandibel mandibel
(mm)
(mm)
±2.9-3.5 ±1.7-2.6
±1.3-1.6 ±0.9-1.2
±1.3-1.4 ±0.9-1.2
±1.4-1.5 ±0.9-1.1
±1.5-2.4 ±1.2-1.8

Lebar
kepala
(mm)

Panjang
badan
(mm)

Jumlah
ruas
antena

±1.4-1.7
±0.7-0.9
±0.7-0.9
±0.7-0.8
±0.9-1.4

±4.5-6.5
±3.3-4.4
±3.4-4.5
±3.3-4.2
±3.6-5.4

17
17
15
15
16

M. gilvus termasuk dalam famili Termitidae dan subfamili Macrotermitidae.
Rayap ini memiliki kepala berwarna cokelat tua, mandibel simetris dengan bagian
ujung melengkung yang digunakan untuk menjepit, tidak memiliki gigi marjinal,
Menurut Nandika et al. (2003) antena pada prajurit mayor ruas ketiga sama
panjang dengan ruas kedua, dan ruas ketiga lebih panjang dari ruas keempat.
Rata-rata panjang kepala dengan mandibel ±2.9-3.5 mm, rata-rata panjang kepala
tanpa mandibel ±1.7-2.6 mm, lebar kepala ±1.4-1.7 mm, dan panjang badan ±4.56.5 mm dengan antena terdiri dari 17 ruas. Identifikasi pada spesimen rayap M.
gilvus ditemukan kasta prajurit mayor (Gambar 6) dengan rata-rata panjang kepala
dengan mandibel ±3.5 mm, rata-rata panjang kepala tanpa mandibel ±2.6 mm,
lebar kepala ±1.9 mm dan panjang badan ±5.7 mm, spesimen ini memiliki
persamaan panjang antena antara ruas kedua dan ketiga (Gambar 6).

(a)

(b)

Gambar 6 Kasta Prajurit M. Gilvus, (a) Prajurit mayor M. gilvus perbesaran 10
kali, (b) Ruas kedua dan ketiga M. Gilvus yang sama panjang
perbesaran 30 kali

10
O. javanicus termasuk dalam famili Termitidae dan subfamili
Macrotermitidae. Karakteristik rayap ini adalah kepala berwarna cokelat tua atau
cokelat kemerahan dengan bentuk melebar. Antena terdiri dari 17 ruas dengan
ruas kedua sama panjang atau lebih pendek daripada ruas ketiga. Rata-rata
panjang kepala dengan mandibel ±1.3-1.6 mm, rata-rata panjang kepala tanpa
mandibel ±0.9-1.2 mm, lebar kepala ±0.7-0.9 mm dan panjang badan ±3.3-4.4
mm. Kasta prajurit O. javanicus dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Kasta prajurit O. javanicus perbesaran 10 kali
C. curvignathus merupakan jenis rayap yang memiliki serangan paling luas
di Indonesia. Rayap ini merupakan anggota famili Rhinotermitidae dan subfamili
Coptotermitinae. Karakteristik jenis ini adalah kepala hampir bulat, berwarna
kuning. Antena rata-rata terdiri dari 15 ruas, segmen ke dua dan ke empat sama
panjangnya. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung di ujungnya. Bagian
abdomen ditutupi rambut menyerupai duri, abdomen berwarna putih kekuningkuningan. Kasta prajurit C. curvignathus menyerang musuhnya dengan sekresi
pertahanan diri yang berasal dari lubang fontanel yang terdapat pada kepala rayap.
Spesimen kasta prajurit yang berhasil diidentifikasi memiliki rata-rata panjang
kepala dengan mandibel ±1.3-1.4 mm, rata-rata panjang kepala tanpa mandibel
±0.9-1.2 mm, lebar kepala ±0.7-0.9 mm dengan panjang badan ±3.4-4.5 mm.
Gambar kasta prajurit C. curvignathus disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Kasta prajurit C. curvignathus perbesaran 10 kali
S. javanicus merupakan anggota dari famili Rhinotermitidae dan subfamili
Rhinotermitinae. Jenis S. javanicus memiliki 2 tipe prajurit yaitu prajurit mayor
dan minor. Hasil identifikasi jenis rayap ini memiliki rata-rata panjang kepala

11
dengan mandibel ±1.4-1.5 mm, rata-rata panjang kepala tanpa mandibel ±0.9-1.1
mm, rata-rata lebar kepala ±0.7-0.8 mm dan rata-rata panjang badan ±3.3-4.2 mm.
Kasta prajurit mayor (Gambar 9) yang berhasil diidentifikasi memiliki rata-rata
panjang kepala dengan mandibel ±1.5 mm, rata-rata panjang kepala tanpa
mandibel ±1.0 mm, lebar kepala ±0.8 mm dan panjang badan ±3.9 mm.

Gambar 9 Kasta prajurit mayor S. javanicus perbesaran 10 kali
S. sarawakensis merupakan anggota dari famili Rhinotermitidae dan
subfamili Rhinotermitinae. Jenis S. sarawakensis memiliki 2 tipe prajurit yaitu
prajurit mayor dan minor. Kasta prajurit mayor (Gambar 10) memiliki ukuran
rata-rata panjang kepala dengan mandibel ±2.4 mm, rata-rata panjang kepala
tanpa mandibel ±1.8 mm, lebar kepala ±1.4 mm dan panjang badan ±5.4 mm.
Kasta prajurit minor (Gambar 10) memiliki ukuran rata-rata panjang kepala
dengan mandibel ±1.5 mm, rata-rata panjang kepala tanpa mandibel ±1.2 mm,
lebar kepala ±0.9 mm dan panjang badan ±3.6 mm. Perbedaan prajurit mayor dan
minor sesuai dengan Tho (1992).

(a)

(b)
Gambar 10 Kasta prajurit S. sarawakensis, (a) Kasta prajurit mayor S.
sarawakensis perbesaran 10 kali, (b) Kasta prajurit minor S.
sarawakensis perbesaran 10 kali

Frekuensi Kondisi Bangunan Rumah
Kerusakan atau cacat bangunan merupakan kegagalan atau kelemahan suatu
fungsi, performa, tata laksana, atau syarat-syarat sebuah bangunan yang
berdampak terhadap struktur dan pelayanan atau kinerja bangunan gedung
(Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002). Jika kondisi bangunan
tidak dalam performa terbaik yang mengindikasikan adanya kerusakan atau cacat

12
pada bangunan maka kerusakan tersebut harus segera dianalisis untuk segera
diperbaiki. Bagian-bagian yang harus dianalisis untuk mengetahui kerusakan
bangunan meliputi bagian-bagian pokok dari bangunan yang terdiri dari atap,
pondasi, rangka dinding, langit-langit, dinding, kusen, lantai, drainase halaman
dan utilitas (Puspantoro 1996).

frekuensi (%)

87.91
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

8.79

baik

3.30

sedang

rusak ringan

Kondisi Bangunan

Gambar 11 Frekuensi kondisi bangunan rumah di Perumahan Taman Darmaga
Permai I, Ciampea, Bogor
Hasil penelitian terhadap kondisi bangunan di Perumahan Taman Darmaga
Permai I dapat dilihat pada Gambar 11. Diagram tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar kondisi bangunan rumah di lokasi penelitian berada dalam kondisi
sedang sebesar 87.91 %. Hal ini karena banyak rumah yang tidak melakukan
pemeliharaan dan perawatan secara berkala. Hanya sedikit bangunan yang
melakukan pemeliharaan secara berkala sehingga persentase bangunan dalam
kondisi baik hanya 8.79 %. Menurut hasil survei yang dilakukan sebagian besar
warga perumahan hanya melakukan pemeliharaan dan perawatan bangunan
seperlunya saja. Pemeliharaan dan perawatan tidak berkala menyebabkan
komponen bangunan, sarana maupun prasarana bangunan rumah mengalami
kerusakan 0.05.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Perumahan Taman Darmaga
Permai I, Ciampea, Bogor dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat lima jenis rayap pada lokasi penelitian yaitu O. javanicus, M. gilvus,
C. curvignathus, S. javanicus dan S. sarawakensis. Dari keseluruhan jenis
rayap yang menyerang famili Termitidae memiliki persentase yang lebih
besar (56.25 %) jika dibandingkan dengan famili Rhinotermitidae (43.75 %).
Selain itu ditemukan pula serangan rayap kayu kering pada bangunan tetapi
tidak ditemukan wujud fisik dari rayap kayu kering.
2. Jenis rayap yang memiliki sebaran jenis paling luas pada lokasi penelitian
adalah O. javanicus yang ditemukan pada tujuh titik lokasi. Sedangkan jenis
rayap yang memiliki sebaran paling sempit adalah S. sarawakensis yang
hanya ditemukan pada satu titik lokasi dari 16 titik lokasi.
3. Kondisi bangunan rumah pada lokasi penelitian berada dalam kondisi sedang
(87.91 %), kondisi baik (8.79 %) dan kondisi rusak ringan (3.30 %).

20
Saran
Perlu dilakukan pengujian lanjutan mengenai sifat mekanis, fisis, dan kimia
terhadap komponen bangunan yang rusak akibat serangan rayap untuk mengetahui
masa pakai (service life) bangunan rumah. Sebaiknya pemeliharaan dan perawatan
bangunan rumah dilakukan secara berkala agar masa pakai (service life) bangunan
menjadi lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA
[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2008. Standard Test
Method of Evaluating Wood Preservatives by Field Test with Stakes. American
Society for Testing and Material. United States: ASTM D 1758-08.
Anonim. 13 Oktober 2012. Rayap Merajalela Grogoti Bangunan. Bali Post.
Hariyanto Y, Purba K, dan Hediana C. 2000. Manfaat Pengawetan Kayu
Perumahan dan Gedung. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan dan Perkebunan.
Harris WV. 1971. Termites: Their recognition and control. Ed ke-2. Longman
Group Limited. London.
Nandika D, Raffiudin R, Husaeni EA. 1991. Biologi rayap perusak kayu. Pusat
Antar Universitas Ilmu Hayati IPB. Bogor
_________, Rismayadi Y, Diba F. 2003. Rayap: Biologi dan Pengendaliannya.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Puspantoro B. 1996. Konstruksi Bangunan Tidak Bertingkat. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Rudi. 1999. Preferensi makan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren
(Isoptera : Rhinotermitidae) terhadap 8 jenis kayu bangunan [Tesis]. Sekolah
Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Sulaiman. 2005. Keterandalan konstruksi bangunan pendidikan (studi kasus pada
gedung Sekolah Dasar) [Tesis]. Departen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Suryadi D. 2005. Kekokohan konstruksi bangunan Sekolah Dasar Negeri (studi
kasus: Kec. Cibarusah Kab. Bekasi) [Skripsi]. Bogor: Universitas Pakuan.
Tambunan B, Nandika D. 1989. Deteriorasi Kayu oleh Faktor Biologis. Bogor:
Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB.
Tho YP. 1992. Termites of Peninsular Malaysia. Kualalumpur: Forest Research
Institute Malaysia, Kepong.
Undang-undang Negara republik Indonesia.1992. UU No.4/1992 tentang
Perumahan dan Pemukiman. Jakarta.
Waryono T. 2008. Ekosistem Rayap dan Vektor Demam Berdarah Di Lingkungan
Pemukiman [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].
Halaman
1-8;
[diunduh
24
Januari
2013].
Tersedia
pada:
http://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2009/12/33-ekosistem-rayap.pdf
Watt DS. 1999. Building Pathology: Principle and Practice. Inggris (GB):
Cambridge University Press.

21
Yulinasari M. 2008. Sebaran Jenis Rayap tanah Di Apartemen Taman Rasuna
kuningan Jakarta dan Potensinya sebagai Hama pada Bangunan Tinggi
[Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

22
Lampiran 1 Kuisioner studi kerusakan bangunan pada perumahan contoh
A.

Lokasi
1.
2.
3.
4.

B.

Kode Rumah
Desa/ Kelurahan
Kecamatan
Kota

:
:
:
:

Kondisi Bangunan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tahun dibangun :
Tipe Konstruksi
Jumlah Lantai
Luas Bangunan
Luas Lahan
Jumlah Ruang
Komponen Bangunan
Komponen
Bangunan
Penutup Atap
Rangka Atap/Kudakuda
Plafon
Lisplang
Dinding
Tiang/Kolom
Jendela
Pintu
Lantai

: Permanen/Semi Permanen
:
:
:
:
:
Bahan

Keterangan
Genteng/Seng/Besi
Kayu/Baja Ringan/Aluminium
Eternit/Kayu Lapis/Anyaman
Bambu
Papan
Bata/Batako/Papan
Beton/Kayu/Baja
Alumunium/Kayu
Alumunium/Kayu
Tanah/Cor
Semen/Teraso/Keramik

8. Tindakan Pemeliharaan
a. Adakah tindakan pemeliharaan yang secara berkala dilakukan?
b. Bila ada, jelaskan jenis dan frekuensinya!
9. Tindakan Perawatan
a. Adakah tindakan perawatan yang dilakukan? Ada/Tidak Ada
b. Bila ada, sebutkan jenis dan tahun perawatannya!

23
C.

Pengamatan Kerusakan
Kode
A (upper
structure)

B (main
structure)
C (sub
structure)
D (nonstructure)
1)

2)

D.

Komponen
Bangunan
Penutup Atap
Rangka
Atap/Kudakuda
Plafon
Lisplang
Dinding
Tiang/Kolom
Lantai
Pondasi
Jendela
Pintu

Intensitas
Kerusakan 1)

Faktor
Penyebab2)

Keterangan

Diisi dengan pernyataan kondisi komponen bangunan dimaksud dan skor
sebagai berikut:
a. Baik
: Komponen bangunan masih berfungsi dengan baik
dan ada pemeliharaan secara berkala (skor nilai =
5).
b. Sedang
: Komponen bangunan masih berfungsi dengan baik
tetapi tidak ada pemeliharaan secara berkala (skor
nilai = 4).
c. Rusak Ringan
: Komponen bangunan masih berfungsi tetapi