Analisis Kelayakan Bisnis Pengolahan Coklat dengan Contoh Kasus Alania Chocolava

i

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENGOLAHAN COKLAT
DENGAN CONTOH KASUS ALANIA CHOCOLAVA

MUHAMAD ZULKYFLI LUTHAN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan
Bisnis Pengolahan coklat Dengan Contoh Kasus Alania Chocolava adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Muhammad Zulkyfli Luthan
NIM H34100073

ii

iii

ABSTRAK
MUHAMAD ZULKYFLI. Analisis Kelayakan Bisnis Pengolahan coklat Dengan
Contoh Kasus Alania Chocolava. Dibimbing oleh RATNA WINANDI.
Indonesia merupakan negara penghasil biji coklat ke tiga terbesar didunia,
tapi dari 440 ribu ton biji kakao yang diproduksi dalam negeri hanya 30 ribu ton

yang diolah menjadi coklat olahan jadi. Alania chocolava merupakan salah satu
industri pengolahan coklat yang mengolah coklat dasar (kakao bubuk, kakao
liquor, dan lemak kakao) menjadi berbagai makanan dari coklat. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis kelayakan bisnis dari industri pengolahan coklat di
Indonesia untuk melihat bagaimana tingkat kelayakan industri coklat yang ada di
dalam negeri dengan contoh kasus usaha pengolahan coklat Alania Chocolava.
Hasil penelitian dari aspek keuangan, Alania Chocolava layak dijalankan, karena
hasilnya menunjukkan NPV positif sebesar Rp 1 274 140 425, net b / c senilai 2,
lebih dari 1. IRR adalah 33 persen lebih besar dari tingkat diskonto yang 7%.,
payback period 3 tahun 4 bulan, dan analisis switching value menunjukan
penurunan penjualan sampai 15,6 persen. Analisis aspek non-finansial, yang
meliputi aspek hukum, manajemen, teknis, pasar layak untuk dijalankan
Kata kunci: Alania Chocolava, analisis kelayakan, aspek keuangan, aspek nonkeuangan
ABSTRACT
MUHAMAD ZULKYFLI. Feasibility Analysis Business chocolate processing
with case Alania Chocolava Company. Supervised by RATNA WINANDI.
Indonesia is the 3rd largest cocoa bean producer in the world, but of 440
thousand tons of cocoa beans in the country is only 30 thousand tons were
processed into chocolate foods. Chocolava Alania is one of the companies that
process the chocolate base (cocoa powder, cocoa liquor and cocoa butter) into a

variety of foods from chocolate. . The purpose of this study was to analyze the
feasibility of the business of cocoa processing industry in Indonesia to see how
the level of the existing feasibility chocolate industry in the country with cocoa
processing business case Chocolava Alania. The results of the study of the
financial aspects, Alania Chocolava decent run, because the results show a
positive NPV of Rp 1 274 140 425greater than zero, the net b / c worth 2 feasible
because more than 1. IRR is 33 percent greater of the discount rate was set at 7
percent. payback period of 4 years and 3 months, analitical switching value
showed maximum decrease of sales until 15,6 persen. Analysis of the nonfinancial aspects, which include legal aspects, management, technical, market
feasible
Keywords : Alania Chocolava, Feasibility analysis, Financial aspects, nonfinancial aspects

iv

v

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENGOLAHAN COKLAT
DENGAN CONTOH KASUS ALANIA CHOCOLAVA

MUHAMAD ZULKYFLI LUTHAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

vi

vii

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Bisnis Pengolahan Coklat dengan Contoh
Kasus Alania Chocolava
Nama
: Muhamad Zulkyfli Luthan

NIM
: H34100073

Disetujui oleh

Dr Ir Ratna Winandi, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

viii

ix

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan maret 2014 ini ialah
usahatani, dengan judul Analisis Kelayakan Bisnis Pengolahan Coklat dengan
Contoh Kasus Alania Chocolava.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis usaha kelayakan
perusahaan pengolahan coklat dengan mengambil contoh kasus Alania Chocolava
cabang Jl Pangrango kota Bogor. Metode yang dilakukan adalah analisis secara
kuaitatif dan kuantitatif dengan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan
interpretasi data secara deskriptif.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Ir
Ratna Winandi, MS atas bimbingannya selama penulisan skripsi dan kepada Ibu
Yanti Nuraeni M, SP, MAgribuss serta Ibu Siti Jahroh, Ph.D atas koreksinya
selaku dosen penguji. Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Riza selaku supervisor Alania Chocoalava atas pemberian izin untuk melakukan
penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh
keluarga, dan teman-teman Agribisnis 47 atas doa dan dukungannya. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan
kendala yang dihadapi, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2014
Muhamad Zulkyflli Luthan

x

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

6

Manfaat Penelitian

6

Ruang Lingkup Penelitian

6

TINJAUAN PUSTAKA


7

Analisis Kelayakan Bisnis

7

Definisi Coklat

8

KERANGKA PEMIKIRAN

10

Kerangka Pemikiran Teoritis

10

Kerangka Operasional


14

METODE

17

Lokasi dan Waktu Penelitian

17

Jenis dan Sumber Data

17

Metode Pengumpulan Data

17

Metode Pengolahan dan Analisis Data


17

Analisis Switching Value

19

Asumsi Dasar

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

20

Profil perusahaan

20

Analisis Non Finansial

20

Analisis Finansial

33

SIMPULAN DAN SARAN

39

SIMPULAN

39

SARAN

40

DAFTAR PUSTAKA

40

xi

LAMPIRAN

42

RIWAYAT HIDUP

64

xii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Penghasil kakao terbesar dunia tahun 2010-2013a
Negara tujuan ekspor biji kakao Indonesiaa
Negara pengkonsumsi coklat terbanyak dunia tahun 2013
Produsen coklat di dunia tahun 2013a
hasil analisis kriteria investasi Alania Chocolava

1
2
2
3
38

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Diagram Alir analisis kelayakan bisnis
Permintaan produk chocolava tahun 2011-2014
Struktur organisasi Alania Chocolava
Layout bangunan Alania Chocolava

16
24
26
32

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Cash flow Alania Chocolava 2011-2016
Laporan Laba rugi Chocolava 2011-2015
Biaya Investasi chocolava Jl Pangrango
Penjualan chocolava tahun 2012 dan 2013
Cashflow penurunan penjualan 20%
Cashflow penurunan penjualan 30%
Perhitungan switching value Alania Chocolava

42
46
48
50
52
56
60

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditi perkebunan merupakan salah satu komoditi yang memiliki
prospek positif untuk dikembangkan karena banyak sekali industri saat ini yang
menggunakan komoditi perkebunan sebagai bahan bakunya untuk diolah menjadi
berbagai macam produk turunan. Banyaknya permintaan akan komoditi
perkebunan Indonesia, menjadikan komoditi perkebunan sangat berpengaruh
besar terhadap PDB negara. Berdasarkan data yang disampaikan kementrian
pertanian tahun 2013 kontribusi PDB subsektor perkebunan terhadap sektor
pertanian (diluar kehutanan dan perikanan) atas dasar harga berlaku meningkat
8,14 persen dari 19,9 persen pada Tahun 2011 menjadi 21,52 persen di Tahun
2012, untuk PDB atas dasar harga konstan 2000 meningkat 30,98 persen dari 18,6
persen pada Tahun 2011 menjadi 24,36 persen di Tahun 2012.
Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan perkebunan yang
mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Indonesia saat ini
adalah produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan
Ghana. Produksi rata-rata biji kakao nasional dari tahun 2010-2013 secara umum
terjadi sedikit penurunan pada tahun 2012 tetapi rata-rata produksi nasional
berada pada angka 400 ribu ton/tahun (Tabel 1).
Tabel 1 Penghasil kakao terbesar dunia tahun 2010-2013a
Negara/tahun
2010/2011
2011/2012
2012/2013
( dalam 000 Ton)
Pantai Gading
1 511
1 486
1 480
Ghana
1 025
879
850
Indonesia
440
450
430
a

Sumber: ICCO 2013

Berdasarkan data International Trade Center 2011 dalam Outlook Industri
2012, ekspor biji kakao Indonesia hingga tahun 2009 yang ditampilkan dalam
Tabel 2, menunjukkan bahwa sebagian besar produksi biji kakao Indonesia
diekspor ke negara tetangga malaysia dengan proporsi hampir sepertiga dari total
produksi kakao nasional. Malaysia ternyata lebih mempriorotaskan
pengembangan industri pengolahan coklat baik menjadi produk antara dan coklat
jadi, dibandingkan budidaya biji kakao seperti Indonesia

2

Tabel 2 Negara tujuan ekspor biji kakao Indonesiaa
No

Negara Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Malaysia
United States
Brazil
Singapore
China
Lainnya

a

2009
(Ton)
183 081
120 302
41 645
55 887
7 122
31 268

Sumber: International Trade Center 2011 dalam Outlook Industri 2012

Data BPS menunjukkan volume ekspor coklat olahan Indonesia pada tahun
2009 hanya mencapai 115.170 ton yang terdiri dari produk antara (cocoa liquor,
cocoa cake, cocoa butter, cocoa powder) sebanyak 83.642 ton dan produk akhir
sebanyak 31.528 ton.
Konsumsi coklat negara asia khususnya Indonesia sangatlah kecil. Menurut
laporan perusahaan analisis pasar Euromonitor International, saat ini orang India
mengkonsumsi sekitar 169 gram coklat per tahunnya, Cina hanya sekitar 99 gram
per tahun per kapita dan di Indonesia sendiri konsumsi coklat perkapita pertahun
kurang dari satu kilogram yaitu sebesar 0.02 kg/kapita/tahun. Sedangkan di
Jepang baru mencapai 1 kg/kapita/tahun. Berdasarkan penelitian dari Leatherhead
Food Research tahun 2013 telah didapatkan negara pengkonsumsi coklat
terbanyak yang didominasi negara-negara Eropa
Tabel 3 Negara pengkonsumsi coklat terbanyak dunia tahun 2013
Konsumsi coklat
Populasi
GDP tahun 2011
Negara
perkapita (Kg)
(Juta)
(US $ Miliar)
Switzerland
11.9
7.9
659.3
Ireland
9.9
4.6
217.3
UK
9.5
62.7
2445
Austria
8.8
8.4
417.7
Belgium
8.3
11
513.7
Germany
8.2
81.8
3601
Norway
8.0
4.9
485.8
Denmark
7.5
5.6
333.6
Canada
6.4
34.5
1736
France
6.3
65.4
2773
Poland
6.1
38.5
514.5
Russia
5.9
143
1858
Australia
5.9
22.32
1379
US
5.5
313.9
14990
Sumber : Leatherhead Food Research (2013)

3

Sebaran negara-negara pengkonsumsi coklat terbanyak di dunia rata-rata
berada di benua eropa sedangkan negara penghasil biji kakao tidak termasuk di
dalamnya. Kenyataan ini menjadi pertanyaan besar, kenapa negara yang sudah
nyata memiliki keunggulan absolut dalam hal memproduksi biji kakao, tetapi
rakyatnya mengkonsumsi coklat lebih sedikit dibanding negara yang sama sekali
tidak memproduksi biji kakao. Masalah yang mungkin terjadi adalah pada industri
coklat yang kurang berkembang, khususnya di Indonesia. Sebagai contoh,
menurut laporan market survey produk kakao dipasar Jerman tahun 2010 dari
kementrian perdagangan, menyebutkan bahwa hasil dari industri coklat di Jerman
telah meningkatkan pendapatan perkapita hingga 46 euro pertahun. Negara-negara
Eropa seperti Jerman membeli coklat dasar (kakao bubuk, kakao liquor, kakao
butter) dari negara lain dan juga indonesia kemudian mengubahnya menjadi
berbagai macam coklat olahan, coklat olahan itu yang kemudian dipasarkan di
negara lain khususnya indonesia, salah satu coklat Jerman yang terkenal adalah
Toblerone
Indonesia yang merupakan tiga besar penghasil biji kakao dunia, selama ini
belum memfokuskan pada industri hilir biji kakao khususnya coklat. Industri hilir
kakao justru berkembang di negara-negara yang relatif tidak memiliki sumber
bahan baku biji kakao, seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, China,
Malaysia dan Singapura. Berdasarkan data dari ICCO (2013), menunjukan
industri pengolahan coklat saat ini masih dikuasai oleh negara-negara di Eropa
yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Produsen coklat di dunia tahun 2013a
Penjualan bersih 2012
(US$ 000000)

Perusahaan
Mars Inc (USA)
Mondelez International Inc (USA)
Barcel SA, Division of Group Bimbo (Mexico)
Nestle SA, (Switzerland )
Meiji Co Ltd (Japan)
Hershey Foods Corp (USA)
Ferrero Group (Italy)
Chocoladenfabriken Lindt & sprungli
(Switzerland)
August Storck KG (Germany)
Yildiz Holding (Turkey)
a

16 800
15 480
14 095
12 808
12 428
6 460
5 627
AG

2 791
2 272
2 200

Sumber: ICCO (2013)

Berdasarkan data tersebut, perusahaan pengolah coklat terbesar di dunia
berasal dari negara-negara lain yang tidak termasuk penghasil biji kakao.
Indonesia sebagai negara penghasil biji kakao seharusnya memiliki potensi yang
sangat besar untuk mengembangkan industri hilir pengolahan coklat, tetapi

4

kenyataanya sampai saat ini tidak banyak perusahaan pengolahan coklat Indonesia
yang dapat menjual produk dengan merek sendiri secara besar baik di domestik
atau ekspor.
Indonesia sebagai penghasil biji kakao terbesar ke tiga di dunia perlu
mengembangkan ke arah subsistem lainya khususnya industri pengolahan.
Pemerintah saat ini telah menetapkan kebijakan berupa bea keluar untuk ekspor
biji kakao. Hal ini bisa menjadi dorongan pengusaha biji kakao untuk lebih
memilih mengekspor coklat dasar atau olahan dibanding mengekspor biji kakao.
Perusahaan makanan yang menggunakan coklat sebagai bahan dasarnya
yang terdaftar di Kementrian Perindustrian saat ini mencapai 105 perusahaan dan
Industri pengolahan biji kakao dan coklat di Indonesia yang terdaftar di
Kementrian Perdagangan saat ini berjumlah 28 perusahaan. Perusahaan yang
pengolahan biji kakao dan coklat yang ada di Indonesia, menurut ketua Askindo
dalam diskusi tentang kakao ternyata 7 perusahaan dikuasai negara asing dengan
kapasitas produksi hingga 75persen dari total biji kakao indonesia yang diolah di
domestik. Hal ini sangat disayangkan karena pengusaha pengolahan dalam negeri
masih kalah bersaing dengan perusahaan yang dikelola negara asing. Daftar
perusahaan tersebut antara lain PT Papandayan Cocoa Industry atau Barry
Calebaut kapasitas giling 120.000 ton/tahun. PT Asia Cocoa Indonesia-Batam
dengan kapasitas 120.000 ton/tahun. Cargill kapasitas giling 60.000 ton/tahun. PT
Mars Indonesia kapasitas giling 30.000 ton/tahun. JB Cocoa kapasitas giling
30.000 ton/tahun. Barry Comextra kapasitas giling 30.000 ton/tahun. PT Cocoa
Ventures Indonesia kapasitas giling 14.000 ton/tahun.
Rendahnya minat pengusaha dalam negeri untuk mengembangkan industri
pengolahan coklat di Indonesia diduga karena kurang tertariknya investor dalam
negeri, dan lebih tertarik hanya menjual biji kakao, karena selain pasar penjualan
biji kakao dari Indonesia sangat luas, permintaan biji kakao dunia setiap tahunya
selalu meningkat. Investor domestik ragu berinvestasi pada industri pengolahan
coklat diduga karena besarnya teknologi yang harus dikuasai dan diinvestasikan
akan tidak sebading dengan penerimaan jika mengembangkan industri pengolahan
coklat di Indonesia, tetapi dari sisi ekonomi perlu dilakukan analisis kelayakan
usaha pengolahan coklat, untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan jika
membuat pengolahan coklat. Layak atau tidaknya pembuatan pengolahan coklat
di Indonesia, aspek mana yang kira-kira yang mempengaruhi kelayakan usaha,
dan nantinya akan menjadi masukan bagi para pengusaha dan investor dalam
negeri untuk mengembangkan industri pengolahan coklat
Perumusan Masalah
Alania Chocolava merupakan salah satu perusahaan yang mengolah coklat
dasar ( kakao bubuk, kakao liquor, kakao lemak) menjadi makanan-makanan
coklat yang berada di Kota Bogor. Kota Bogor sendiri untuk saat ini sudah ada
beberapa individu atau perusahaan yang mengolah coklat dasar (cocoa butter,
cocoa powder, cocoa liquor) menjadi makanan coklat kemudian menjualnya
langsung dengan konsep kafe, antara lain Alania Chocolava, Chocomorry yang
masih satu manajemen dengan Cimory, Death by Chocolate yang menggabungkan

5

konsep coklat dengan makanan berat, D Chocolate Fountain yang mengolah
coklat dengan campuran buah, dan Waroeng Coklat yang fokus membuat coklat
bar dengan macam rasa.
Lokasi penelitian usaha pengolahan coklat adalah Alania Alania Chocolava,
merupakan salah satu perusahaan pengolahan coklat yang didirikan sejak Juli
2009 di Bogor. Alania Chocolava memfokuskan pada pengolahan coklat dasar asli
Indonesia menjadi beberapa produk seperti coklat bar, minuman coklat, coklat
blok, dan aneka cake coklat. Pada tanggal 1 Mei 2011 perusahaan Alania Alania
Chocolava mendirikan sebuah kafe yang juga sebagai store penjualan sekaligus
lokasi produksi untuk berbagai macam makanan olahan dari coklat. Sampai saat
ini Alania Chocolava sudah memiliki 5 cabang perusahaan 3 di Kota Bogor dan 2
di Jakarta, tetapi lokasi pertama adalah di Jalan Pangrango yang menjadi lokasi
penelitian, dan baru di tahun 2013-2014 Alania Chocolava membuka cabang
perusahaan lain di beberapa daerah Bogor dan Jakarta. Semua cabang masih
diatur oleh satu manajemen, hanya saja kegiatan produksi dilakukan masingmasing tempat. Pemilihan Alania Chocolava diakarenakan kondisi usaha
pengolahan dan penjualan produk olahan coklat Alania Chocolava sangat cepat
berkembang dibanding pesaing lainya, hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun
sudah mempunyai 5 cabang. Pemilihan lokasi Alania Chocolava yang berada di
Jalan Pangrango karena merupakan lokasi strore dan tempat produksi pertama
yang dibuat Alania Alania Chocolava. Atas pertimbangan itu kondisi kelayakan
investasi bisnis Alania Chocolava yang pertama, bisa dijadikan salah satu faktor
pemilik untuk membuka cabang-cabang yang lain.
Kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan Alania Alania Chocolava saat
ini adalah dengan mengolah bahan intermediate seperti cocoa powder, cocoa
butter, cocoa liquor untuk menjadi berbagai macam makanan berbahan dasar
coklat, seperti cake, coklat bar, minuman coklat. Industri coklat Alania Chocolava
tidak mengolah biji kakao menjadi coklat tetapi di mulai dari produk intermediet,
sehingga tidak dibutukan pabrik khusus untuk lokasi produksi. Tempat produksi
dan tempat penjualan berada disatu tempat yang sama untuk memudahkan
penjualan dan mengurangi biaya produksi. Usaha pengolahan coklat seperti
Alania Chocolava lakukan, penentuan lokasi usaha yang strategis sangat penting
diperhatikan karena produk yang dihasilkan akan langsung dijual kepada
konsumen ditempat dimana produk dihasilkan. Sehingga investasi bangunan
merupakan investasi yang sangat penting, dan penentuan jenis produk olahan juga
harus disesuaikan dengan kondisi pasar dimana lokasi usaha berada
Analisis kelayakan investasi bisnis perusahaan Alania Alania Chocolava
dilakukan untuk melihat bagaimana kelayakan suatu usaha pengolahan coklat,
yang nantinya diharapkan akan meningkatkan minat investor dalam negri untuk
mengembangkan industri coklat nasional dalam rangka menaikan nilai tambah
kakao indonesia. Analisis ini nantinya juga akan membantu pihak perusahaan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan baik dari aspek finansial dan non
finansial sehingga akan meningkatkan pendapatan dari perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang terkait dengan
analisis kelayakan usaha dari Alania Alania Chocolava adalah sebagai berikut:

6

1.

2.

Bagaimana kelayakan bisnis pengolahan coklat Alania Chocolava dilihat
dari aspek finansial, aspek pasar, aspek manajemen dan hukum, aspek
teknis, aspek sosial?
Berapa penurunan penjualan maksimal dengan analisis switching value
Tujuan Penelitian

1.

2.
3.

Penelitian ini bertujuan untuk:
Menganalisis kelayakan dari perusahaan pengolahan coklat Alania
Chocolava dari aspek pasar, aspek manajemen dan hukum, aspek teknis,
aspek sosial
Menganalisis kelayakan dari Perusahaan pengolahan coklat Alania
Chocolava dari aspek finansial
Melakukan analisis switching value terhadap batas penurunan maksimum
dari penjualan sampai usaha masih layak dijalankan
Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dari dilakukannya penelitian ini diantaranya
sebagai berikut :
1.
Bagi pelaku bisnis atau investor, penelitian ini berguna untuk memberikan
solusi terhadap pengambilan keputusan investasi khususnya industri coklat
Indonesia
2.
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan
dalam bidang studi yang diminati
3.
Bagi akademisi, penelitian ini berguna sebagai bahan acuan terhadap
penelitian selanjutnya dan sebagai bahan pendukung pihak-pihak yang
berkepentingan dalam suatu kegiatan investasi.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di Alania Chocolava daerah Bogor di Jalan
Pangrango karena merupakan pusat dan kafe pertama dari Alania Alania
Chocolava. Analisis kelayakan investasi bisnis Alania Chocolava yang akan
dilakukan meliputi :
1.
Analisis dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek manajemen dan
hukum, aspek teknis dan aspek sosial
2.
Analisis aspek finansial yaitu dengan menganalisis berdasarkan kriteria
investasi seperti Net Present value (NPV), Net B/C, internal rate of return
(IRR). Dan Payback Period.(PP)
3.
Analisis switching value dengan mempertimbangkan terjadinya perubahan
biaya pada variabel bahan baku.

7

TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Kelayakan Bisnis
Analisis kelayakan bisnis merupakan cara analisis untuk mengetahui apakah
suatu kegiatan bisnis atau investasi yang akan dilakukan dapat memberikan profit
yang direncanakan saat dilakukan. Setelah melakukan analisis kelayakan terhadap
suatu bisnis barulah diputuskan untuk menolak untuk menjalankan suatu rencana
bisnis yang akan dibuat, atau memberhentikan suatu bisnis yang sedang berjalan
karena secara analisis tidak akan memberi manfaat yang sesuai selama umur
bisnis atau melakukan perbaikan diaspek-aspek yang membuat bisnis tersebut
tidak layak. Penilaian dari melihat kelayakan suatu bisnis antara lain meliputi
aspek finansial, dan aspek non-finansial yang terdiri dari, aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen-hukum, aspek sosial. Nurmalina et al(2010)
Penelitian Terdahulu terdahulu terkait analisis kelayakan usaha antara lain
penelitian dari Hamdani 2009 tentang analisis pembuatan industri pengolahan
kakao skala kecil di kabupaten Tanggamus Lampung. Analisis ini mengkaji
pembuatan pengolahan kakao skala 50ton biji kakao, dengan kapisatas produksi
20 ton lemak kakao, 22 ton bubuk kakao, dengan biaya investasi sebesar 1,2
milyar, dengan perbanding 750 juta aset, dan 450 juta modal kerja. Ruang lingkup
penelitian yang dilakukan terkait kelayakan dari aspek finansial, aspek pasar dan
pemasaran, teknis, manajemen dan hukum. Hasil penelitian menujukan dari aspek
pasar dipilih produk lemak kakao, bubuk kakao, dan olahan minuman kakao
sebagai produk. Analisis aspek finansial menunjukan dari umur ekonomis 10
tahun yang didasarkan pada investasi peralatan yang dikeluarkan, menunjukan
bahwa NPV yang dihasilkan sebesar Rp. 482 juta, dengan IRR sebesar 24,5persen
dan B/C rasio 1,5 serta PP selama 3 tahun 9 bulan yang mana menunjukan usaha
ini layak dijalankan. Analisis sensitifitas terhadap kenaikan bahan baku serta
penurunan harga jual menunjukan batas maksimal harga mencapai 21.500 dan
rasio penurunan harga jual sebesar 2 kali lipat harga awal. Analisis kelayakan
pembuatan suatu industri seperti pabrik perlu menganalisis masalah perizinan dan
masalah kelayakan lingkunga, penelitian ini sudah memperhitungkan terkait
legalitas, perizinan apa saja yang harus diurus sebelum memulai usaha, dan sudah
memperhitungkan masalah penanganan limbah terkait aspek lingkungan.
Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate & Spaghetti Restaurant
Kota Bogor Jawa Barat oleh Heidyaningsih (2009) dengan ruang lingkup
penelitian yang mencangkup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan
aspek sosial layak dijalankan. Analisis kelayakan secara finansial dilakukan
dengan diskonto 7 persen, diperoleh NPV sebesar Rp 632.62 juta selama umur
bisnis atau lebih besar dari nol. Kemudian Net B/C yang dihasilkan sebesar 3.
Pada penghitungan IRR diperoleh hasil sebesar 27 persen yang mana lebih besar
dari tingkat diksontonya 7persen. Melalui penghitungan Payback Period
menunjukkan hasil bahwa nilai investasi akan kembali dalam kurun waktu 6 tahun
7 bulan. Dalam analisis sensitivitas yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
perusahaan tidak sensitif terhadap penurunan jumlah ouput hingga tujuh persen.

8

Kelayakan usaha ini pun tidak sensitif terhadap perubahan yang ada pada
penurunan harga output 5 persen, karena nilai IRR sebesar 20 persen sementara
nilai Net B/C sebesar 2.33 dan Payback Period 8 tahun 5 bulan. Aspek finansial
yang dilakukan, khususnya analisis sensitivitas sudah dilakukan dengan sangat
mendalam, dengan melihat trend kenaikan harga dan jumlah output yang pernah
terjadi dalam usaha.
Analisis kelayakan bisnis kedai kopi mobile di kota Bogor oleh Alhusna
(2011) menganalisis kelayakan dari aspek finansial, aspek pasar, aspek
manajemen, aspek teknis, dan aspek sosial. Berdasarkan hasil penelitian aspek
finansial menunjukan usaha layak dijalankan karena mendapat NPV sebesar Rp
215.185.000 . Nilai IRR sebesar 38persen, Net B/C 2,221 dengan PP selama 3
tahun 8 bulan dibanding umur analisis usaha selama 10 tahun. Analisis sensitivitas
dari penelitian ini menunjukan bahwa saat terjadinya kenaikan bahan baku
sebesar 14persen, bisnis masih dapat dijalankan, dan dari analisis switching value
didapat, batas maksimal kenaikan harga bahan baku sampai perusahaan mendapat
NPV sama dengan nol adalah 16,9 persen. Penunjukan ini merupakan analisis
perencanaan untuk membuat usaha kedai kopi, dalam analisis ini semua
penggunaan barang sudah dijabarkan secara sempurna, kekurangan hanya terjadi
pada perkiraan analisis sensitivitas, tidak dijelasan bahan baku apa saja yang
berpotensi mengalami kenaikan.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu melihat dari
jenis usaha yang dilakukan berkaitan dengan usaha pengolahan coklat dan
makanan. Metode analisis kelayakan usaha yang dilakukan penelitian terdahulu
juga memiliki kesamaan karena menganalisis aspek finansial, aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial. Perbedaan yang ada
dibandingkan dari penelitian terdahulu adalah lokasi dan waktu penelitian ini
dilakukan dan beberapa perbedaan metode yang dipilih peneliti terdahulu
Definisi Coklat
Coklat merupakan olahan dari tanaman kakao yang menurut sejarah pada
awalnya banyak tumbuh disepanjang sungai amazon sampai ke daerah meksiko.
Penduduk amerika latin kemudian memanfaatkan biji kakao untuk membuat
coklat, hal ini diketaui setelah tangki-tangki dari Suku Maya dan Aztec yang
ditemukan disekitar Puerto Rico ternyata mengandung residu coklat.
Coklat masuk kedaratan Eropa dan mulai menjadi sangat terkenal pada
sekitar abad 16-17 dimana perwakilan Bangsa Guatemala membawa minuman
coklat untuk Raja Spanyol. Kemudian coklat menyebar di eropa sebagai sebuah
minuman di kalangan elit, karena sangat berharganya coklat saat itu tahun 1657 di
London dibuka gudang penyimpanan coklat dengan nama “House of Chocolate”
untuk menyimpan cadangan coklat.
Sampai abad 17, di daratan Eropa coklat terkenal sebagai minuman elit
yang menyegarkan. Sehingga bentuk coklat sampai saat itu masih berupa liquid.
Coklat padat baru ditemukan di Eropa pada abad 18. Pembuatan coklat yang
dilakukan oleh Bangsa Eropa masih mempertahankan resep dari Suku Maya dan
Aztec yaitu dengan terlebih dahulu memfermentasikan biji baru kemudian

9

dikeringkan lalu dipanggang dan terakhir digiling. Seiring berkembangnya
teknologi, teknik pengolahan coklat juga berkembang, salah satunya metode
emulsifikasi yaitu mencampurkan coklat dengan karbonasi kalium dan natrium
untuk memudahkan gilingan coklat bercampur dengan air, atau mencampur coklat
dengan susu. Walaupun coklat pertama kali ditemukan diamerika latin, tetapi
sampai saat ini tekhnologi dan industri pengolahan coklat terbesar dan terbanyak
ada pada daratan eropa.
Cocoa Powder (Bubuk Kakao)
Bubuk kakao merupakan bentuk bubuk dari kakao padat. Kakao padat
sendiri merupakan zat sisa setelah prosess mengekstrak coklat butter dari biji
kakao. Bubuk coklat alami memiliki warna coklat muda dan tingkat pH 5.1-5.4.
Olahan cocoa powder warnanya lebih gelap , mulai dari merah kecoklatan hampir
hitam, dengan pH 6.8-8.1. Proses alkalisasi mengurangi kepahitan dan
meningkatkan kelarutan, yang penting untuk aplikasi produk minuman. Semua
nilai-nilai pH ini dianggap aman untuk penggunaan makanan. Dalam padatan
kakao ini mengandung banyak antioksidan flavanoid. Jumlah flavonoid
tergantung pada jumlah pengolahan dan manufaktur bubuk kakao. Kakao bubuk
dapat mengandung sampai 10persen flavonoid dari masa biji kakao. Buah dan biji
kakao mengandung kadar flavonoid tinggi, tetapi ketika kakao diproses dengan
alkali, flavanoidnya secara substansial berkurang. Flavanoid juga ditemukan
dalam buah-buahan dan sayuran. Manfaat kesehatan tertentu dari flavanoid ini
adalah membantu penyemuhan penyakit jantung koroner dan stroke. Manfaat
mekanisme ini dapat memperbaiki fungsi endotel, tingkat lipid, tekanan darah,
dan resistensi insulin.
Cocoa Liquor
Cocoa liquor merupakan hasil dari pengolahan biji kakao yang masih
murni danberbentuk cair . dalam cocoa liquor,mengandung jumlah kakao padat
dan cocoa butter dalam proporsi yang kurang lebih sama. Proses menghasilkan
cocoa liquor yaitu biji kakao yang telah difermentasi, kemudian dikeringkan dan
dipanggang terakhir dipisahkan dari kulit bijinya, kakao yang sudah mengalami
proses tersebut kemudian diolah menjadi pasta kakao. Pasta kemudian dilebur
menjadi cocoa liquor, kemudian didinginkan dan dicetak menjadi blok-blok tanpa
diberi pemanis. Coklat blok ini lah yang kemudian diolah dengan berbagai macam
campuran untuk dijadikan produk olahan coklat. Cocoa liquor mengandung
sekitar 53persen cocoa butter, sekitar 17persen karbohidrat , protein 11persen
(Stevans,2011)
Cocoa Butter
Cocoa butter diperoleh dari biji kakao yang difermentasi, kemudian
dipanggang, dan kemudian dipisahkan dari kulitnya. sekitar 54-58persen dari
residu kakao adalah cocoa butter. Coklat liquor ditekan untuk memisahkan lemak
kakao dari padatan kakao. Proses broma digunakan untuk mengekstrak cocoa
butter dari bibi kakao. Cocoa butter biasanya dilakukan proses deodorizing untuk
menghilangkan rasa yang kuat dan tidak diinginkan. Cocoa butter digunakan

10

sebagai campuran atau untuk pengencer dalam adonan coklat. Pada beberapa
perusahaan makanan yang membuat coklat, cocoa butter biasanya diganti dengan
minyak nabati lain seperti minyak sawit yang harganya lebih murah, tetapi tentu
saja tidak bisa menggantikan tekstur dan aroma asli dari cocoa butter.
Cocoa butter merupakan salah satu lemak yang diketahui paling stabil
ditambah dengan kandungan antioksidan alami. Aroma yang sedap dari cacao dan
sifat emolien dari cocoa butter telah menjadikan cocoa butter banyak digunakan
dalam produk perawatan kulit, seperti sabun dan lotion .

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Investasi dan Bisnis
Kegiatan investasi dilakukan suatu perusahaan dalam rangka mendapatkan
pendapatan lebih besar. Cara yang dilakukan perusahaan dengan memutarkan
sejumlah dana dimasa sekarang dalam suatu kegiatan usaha dengan maksud
mendapatkan pendapatan lebih besar dimasa depan dari sejumlah biaya yang
dikeluarkan dimasa sekarang. Investasi meruapakan suatu pilihan keputusan untuk
mengembangkan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih panjang, selain
melakukan perbaikan pada manajemen (Herbowo et al 2013). Menurut
Nurmalinaet al, investasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan
memanfaatkan berbagai macam sumber untuk mendapatkan suatu benefit. Invetasi
bisa diartikan sebagai menanamkan sejumlah dana yang digunakan saat bisnis
belum dijalankan dalam arti di masa persiapan dan di waktu usaha berjalan,
dengan tujuan menginginkan pengembalian ditambah keuntungan yang
diinginkan dalam waktu tertentu di masa depan.(William et al 1995)
Kashmir dan jakfar (2010) menjelaskan ada dua jenis investasi yaitu
invetasi nyata dan investasi finansial. Investasi nyata merupakan investasi yang
dikeluarkan dalam barang tetap seperti tanah, bangunan, peralatan, mesin-mesin.
Invetasi finansial adalah investasi yang dikeluarkan bentuk pembelian saham,
obligasi dan surat-surat berharga. Semua jenis dari kegiatan investasi ini bertujuan
sama yaitu mengeluarkan sejumlah dana di awal dengan tujuan mendapat
keuntungan di masa depan.
Bisnis adalah kegiatan usaha yang diakukan dengan tujuan mendapat
keuntungan sesuai dengan rencana bisnis yang telah dilakukan saat usaha itu
dilakukan. Keuntungan dari bisnis ini bisa dirasakan di masa depan lebih dari 1-5
tahun jika investasi yang dikeluarkan besar dan berumur ekonomis lama, atau bisa
langsung bisa didapatkan saat bisnis selesai dilakukan dalam waktu kurang dari
satu tahun. Keuntungan merupakan tarrget utama dalam kegiatan bisnis, terutama
dalam jangka panjang dan jangka pendek.

11

Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan dalam bisnis merupakan suatu studi dan analisis
berdasarkan data dan informasi untuk mendapatkan kepastian apakah suatu
investasi atau bisnis tersebut layak untuk dapat dilajankan berdasarkan apakah
bisnis itu dapat memberi benefit lebih banyak dibandingkan cost investasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Kelayakan bisnis dibagi dua, yaitu
perhitungan dengan diskonto dan tanpa diskonto. Perhitungan dengan diskonto
jika investasi yang dilakukan membutuhkan waktu panjang hingga 5-25 tahun
tergantung dari lama umur investasi yang dilakukan dan berapa lama usaha masih
dapat dijalankan sesuai umur ekonomis peralatan investasi, yang harus
dipertimbangkan adalah adanya perbedaan waktu antara biaya yang dikeluarkan
dan manfaat yang diterima selama umur bisnis yang panjang tersebut sehingga
perlu diperhitungkan time value of money dengan mengalikan tingkat diskonto
tertentu (Nurmalina et al 2010). Menurut herbst (1986) investasi yang
membutuhkan beberapa tahun sampai jumlah yang dinvestasikan kembali, perlu
memperhatikan interest rate dalam perhitungan, karena pada waktu yang sama
jika uang diinvestasikan pada lembaga keuangan lain, bisa menghasilkan bunga
beberapa persen, sehingga diperlukan tingkat diskonto tertentu jika investasi yang
dikeluarkan membutuhkan beberapa tahun sampai tingkat pengembalian usaha
dapat menutupinya.Sedangkan kelayakan bisnis tanpa diskonto, untuk bisnis yang
kurang dari satu tahun. Hasil dari analisis data informasi dapat diputuskan tentang
apakah proyek tersebut akan sukses saat dijalankan, dan bagaimana keberlanjutan
dari proyek tersebut apakah akan dilanjutkan pada jangka waktu tertentu atau akan
dihentikan.
Analisis kelayakan bisnis bertujuan untuk menguji apakah bisnis yang
akan dilakukan layak dikerjakan dan dilanjutkan dimasa yang akan datang. Untuk
menguji kelayakan bisa dengan melihat dari beberapa aspek sebagai tolak ukur
kelayakan yaitu, aspek finansial, aspek pasar, aspek manajemen, aspek tekhnis,
dan aspek sosial- ekonomi .
Aspek Finansial
Aspek finansial melihat kelayakan suatu usaha dari kinerja keuangan
perusahaan. Penilaian terhadap aspek keuangan meliputi sumber dana yang
diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi
yang dibutuhkan selama umur bisnis, proyeksi aliran kas (cashflow) dan laporan
laba/rugi, dan kriteria penilaian investasi (Kasmir dan Jakfar 2010).
Sumber dana yang digunakan untuk investasi sangat penting
diperhitungkan. Dana yang berasal dari pinjaman maka kewajiban untuk
membayar pinjaman beserta beban bunga yang dikenakan akan mempengaruhi
aliran uang keluar dari perusahaan.
Investasi besar dengan jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi
lamanya umur bisnis. Dengan melihat estimasi pendapatan suatu usaha selama
umur bisnis yang sudah diperkirakan, akan dapat di analisis apakah usaha tersebut
layak untuk dijalankan. Perhitungan kelayakan investasi dengan jangka panjang
tentu harus mempertimabangkan nilai uang di masa depan (time value of money),
sehingga dalam penghitungannya digunakan discount factor agar dapat

12

dibandingkan antara sejumlah uang pada masa sekarang dengan sejumlah uang
yang sama pada masa yang akan datang (Nurmalina et al 2010). Beberapa kriteria
penilaian investasi yang dapat digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net
Benefit Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period
(Kasmir dan Jakfar 2010).
Cashflow (arus kas) merupakan aliran kas yang ada pada suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan hingga berakhirnya
investasi tersebut (Kasmir dan Jakfar 2010).
Aspek Non Finansial
1.

Aspek Pasar
Aspek pasar dilakukan dengan pertimbangan sangat jarang usaha yang
memerlukan bahan baku coklat sebagai bahan utama. Memproyeksi tentang
permintaan dan penawaran akan suatu produk, terkait jumlah yang ditawarkan
pesaing, bagaimana perkembangan dimasa lalu dan bagaimana perkiraan di masa
yang akan datang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Aspek pasar menjadi penting untuk diperhatikan karena jika pasar yang
ingin dituju oleh perusahaan tidak jelas maka akan menimbulkan risiko kegagalan
bisnis yang besar (Kasmir dan Jakfar 2010).
Analisis aspek pasar yang perlu diperhatikan adalah analisis tentang
permintaan dan penawaran. Permintaan dirinci baik perhitungan total atau dirinci
berdasar daerah, konsumen, perusahaan pemakai produk, dalam analisis
permintaan perlu diperhitungakan berapa proyeksi permintaan di masa depan.
Penawaran, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran,
seperti ada tidak barang pesaing atau barang subsitusi, kebijakan pemerintah dan
lainya yang kira-kira berdampak terhadap penawaran (Nurmalina et al 2010) .
Analisis segmentasi, terget, dan posisi pasar dalam analisis pasar juga perlu
diperhatikan. Menurut kotler (2002) segmentasi pasar konsumen dibagi menjadi
segmentasi demografis, menurut demografis membagi pasar kedalam kelompok
usia, jenis kelamin, penghasilan, pendidikan, pekerjaan, agama, ras, kelas sosial,
kewarganegaraan, ukuran keluarga. Segmentasi geografis, yaitu membagi segmen
pasar berdasarkan lokasi atau wilayah seperti berdasar negara bagian, daerah
propinsi, kota, atau lingkungan. Segmentasi psikografis, pasar dibagi kedalam
segmen berdasar gaya hidup, kepribadian, nilai-nilai yang dianut, kelas sosial.
Segmentasi prilaku, membagi pasar berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan,
tenggapan terhadap suatu produk. Setelah segmentasi pasar, selanjutnya
menetapkan pasar sasaran yang layak untuk dimasuki dari segmen yang ada.
Dalam memilih pasar sasaran, dilakukan evaluasi terhadap setiap segemen,
kemudian memilih satu atau beberapa segmen untuk dimasuki. Setelah
menetapkan pasar sasaran, kemudian ditentukan posisi pasar dari produk yang
dihasilkan. Strategi penentuan posisi pasar antara lain dengan melakukan
identifikasi keunggulan kompetitif dari produk (diferensiasi produk, personil,citra),
kemudian memilih keunggulan kompetitif yang tepat, selanjutnya menjalankan
posisi pasar yang dipilih (Kasmir dan Jakfar 2010).

13

Aspek pasar yang perlu dianalisis selanjutnya adalah penentuan bauran
pemasaran. Bauran pemasaran yang dipilih menggunakan 7P. Penentuan 7P
dipilih, jika perusahaan tidak hanya menjual produk dalam kegiatan usahanya,
tetapi ketersediaan jasa seperti pelayanan, keramahan, penentuan lokasi juga
berperan penting terhadap terjualnya produk. Bauran pemasaran yang dianalisis
antara lain product, price, place, promotion, process, people, phisical evidence .
2.
Aspek Teknis
Aspek teknis berkaitan dengan pembangunan bisnis yang dijalankan dan
kegiatan operasional dari bisnis yang dijalankan. Berdasarkan analisis aspek
teknis, dapat diketaui rancangan awal dari usaha yang akan dijalankan sehingga
bisa diperhitungakan perkiraan biaya investasinya. Analsisi aspek teknis
berhubungan dengan input dan output yang berupa barang nyata dan jasa. Aspekaspek lain dari suatu usaha/proyek akan dapat berjalan jika analisa dari aspek
teknis sudah layak dilakukan. Analisis teknis akan dapat mengidentifikasi
perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus dipenuhi baik dalam tahap
suatu perencanaan suatu proyek dan setelah tahap pelaksanaan proyek (Gitinger
1986).
Pertanyaan utama yang harus dijawab dalam menganalisis aspek teknis
antara lain, Lokasi bisnis yang terkait dengan dimana bisnis akan dijalankan,
seberapa besar skala produksi bisnis tersebut, tekhnologi dan eqiuipment apa saja
yang perlu untuk digunakan, bagaimana proses produksi dilakukan dan bagaimana
layout pabrik, apakah tata letak ruangan pabrik mendukung proses produksi
(Nurmalina et al 2010).
3.

Aspek Manajemen
Menurut Nurmalina et al (2010). aspek manajemen mempelajari tentang
manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi.
Manajemen dalam masa pembangunan bisnis, terkait dengan siapa pelaksana
bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi
masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dalam masa operasi, terkait
bagaiman bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, bagaiman struktur
organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah
tenaga kerja yang digunakan dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan
tenaga-tenaga inti.
Terkait keperluan studi kelayakan bisnis menurut Kashmir dan Jakfar, yang
perlu dianalisis dalam aspek manajemen adalah bagaiamana fungis manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dapat
terlaksana dengan benar.
1.
Perencanaan: Adalah proses menentukana arah dalam kegiatan yang akan
ditempuh dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pada
proses perencanaan akan ditentukan apa yang harus dikerjakan, bagaimana
melaksanakanya, dan cara apa yang paling tepat untuk dilakukan.
2.
Pengorganisasian: Proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan dalam unit tertentu agar tertata dengan jelas setiap tugas, wewenang dan
tanggung jawab setiap divisi sehingga kinerja akan lebih optimal.

14

3.
Pelaksanaan: Menjalankan kegiatan dalam suatu organisasi, dimana atasan
bertugas untuk menggerakan bawahanya untuk mengerjakan pekerjaan yang telah
ditentukan sebelumnya dengan memberi arahan, perintahm dan petunjuk
pelaksanaan.
4.
Pengawasan: proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan yang direncanakan, kemudian melakukan evaluasi jika
dalam prosesnya terjadi kesalahan dan memberi masukan penetuan proses yang
benar.
4.

Aspek Sosial dan Ekonomi
Aspek sosial, ekonomi, berkaitan dengan akibat yang akan ditimbulkan dari
aktivitas bisnis yang dilaksanakan, baik dilihat dari sisi sosial, ekonomi, maupun
lingkungan bagi masyarakat luas dan bagi pemerintah. Bagi masyarakat, dampak
sosial dari adanya suatu bisnis akan dinilai dari manfaat yang dapat diterima
masyarakat dengan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti
listrik, pembangunan jalan, jembatan, dan sarana lainnya, sedangkan dampak
ekonomi akan dinilai dari apakah bisnis yang dijalankan memberikan peluang
peningkatan pendapatan, khususnya bagi masyarakat di sekitar lokasi bisnis, serta
peningkatan aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Bagi
pemerintah, dampak sosial dari adanya suatu bisnis dapat dilihat dari kontribusi
bisnis tersebut dalam pembukaan lapangan kerja atau pengurangan pengangguran,
sedangkan dampak ekonomi dari adanya suatu bisnis dapat dilihat dari peranan
bisnis tersebut dalam memberikan peluang peningkatan pendapatan asli daerah
maupun peningkatan perekonomian secara nasional (Kasmir dan Jakfar 2010).
5.

Aspek Hukum
Untuk memulai studi kelayakan bisnis, urutan terawal menurut Kashmir dan
Jakfar lebih baik diawali dari aspek hukum. Tujuan dari analisis aspek hukum
adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumendokumen perizinan usaha. Dokumen yang penting untuk diuji keabsahanya antara
lain badan hukum, sertifikat tanah, bangunan, pajak, dan setifikat khusus lainya
yang disesuaikan dengan usaha yang dilakukan (Kasmir dan Jakfar 2010).
Pentingnya meniliti keabsahan dan legalisasi dari usaha yang dijalankan,
bertujuan agar dikemudia hari bisnis tidak menimbulkan masalah baik dari segi
hukum dan lingkungan. Jika badan hukum ternyata belum terdaftar, dan hanya
fiktif akan menimbulkan masalah kepada pemerintah dikemudian hari. Perusahaan
makanan, penting untuk memiliki perizinan dari BPPOM dan MUI agar makanan
yang dijual tidak merugikan konsumen.

Kerangka Operasional
Kakao merupakan komoditi perkebunan yang memiiki banyak produk
turunan baik produk jadi maupun produk semi jadi, sehingga peluang pasar pada
setiap rantai dari mulai budidaya hingga menjadi produk olahan sangat terbuka
lebar baik didalam negeri maupun di luar negeri. Tetapi sayangnya kegiatan pasar

15

dalam negeri untuk komoditi kakao hanya berupa membudidayakan kakao oleh
kebanyakan petani kecil dengan luas lahan kecil pula, serta kegiatan ekspor pun
hanya berupa biji kakao, dan sedikit sekali berupa produk jadi mapun semi jadi.
Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan dalam pembukaan
dan pengembangan industri pengolahan coklat dalam negeri. Apakah industri
pengolahan coklat layak untuk dikembangkan bila ditinjau dari beberapa aspek
kelayakan. Alania Alania Chocolava sebagai salah satu perusahaan pengolahan
coklat, melakukan usaha pengolahan coklat dasar (cocoa butter, cocoa powder,
cocoa liquor) sampai dengan produk coklat yang siap konsumsi.
Studi kelayakan digunakan apakah pembukaan dan pengembangan industri
cokalt di dalam negeri khususnya Alania Alania Chocolava sebagai subjek
penelitian layak dalam pendekatan finansial maupun non finansial sehingga
kedepanya perusahaan akan dapat terus beroperasi sesuai dengan rencana yang
diinginkan perusahan. Diagram alir analisis kelayakan bisnis PT Alania Alania
Chocolava ditampilkan pada Gambar 2.

16

PT Alania
chocolava

-Indonesia penghasil kakao ketiga
terbesar dunia
-Permintaan coklat dunia naik 2,2 juta ton
pertahun
- Masih sedikit coklat olahan dari
perusahaan domestik

Analisis Kelayakan Bisnis

Aspek Non-Finansial
- Aspek Pasar
- Aspek Teknis
- Aspek Manajemen dan
Hukum
- Aspek Sosial, Ekonomi,
dan Lingkungan

Aspek Finansial
- NPV
- Net B/C
- IRR
- Payback Period

Switching Value

Hasil Kelayakan Bisnis

Layak
(Dilanjutkan)

Tidak Layak
(Perbaikan)

Gambar 1 Diagram Alir analisis kelayakan bisnis

17

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Alania Chocolava bertempat di kota Bogor,
sebagai salah satu perusahaan pengolah coklat yang ada di Indonesia. Waktu
penelitian dilakukan antara bulan februari hingga april 2014
Jenis dan Sumber Data
Sumber dan jenis data yang digunakan untuk penelitian berupa data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung
kepada pihak perusahaan, yaitu kepada pemilik perusahaan dan kepada karyawan
perusahaan khususnya karyawan produksi. Untuk data sekunder didapat dari
laporan perusahaan, laporan keuangan keungan perusahaan, literatur jurnal, data
dari Badan Pusat Statistik, data dari Kementrian Pertanian Dirjen Perkebunan,
data dari Kementrian Perdagangan.
Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan adalah data sekunder yang berupa data time
series. Data sekunder yang akan digunakan ini bersumber dari BPS, Departemen
Pertanian, Kementrian Perdagangan. Dan data primer yang dikumpulkan dari hasil
penelitian di lapang
Pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara atau diskusi
langsung kepada responden yaitu dengan bagian produksi, bagian administrasi
dan bagian keuangan, selain itu juga melalui pengamatan langsung di tempat
penelitian. Pengumpulan data sekunder dengan mencari data-data dari BPS,
Deptan, penelitian sebelumnya, dan juga dari pembukuan perusahaan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelian ini menggunakan konsep analisis kelayakan dari usaha
atau investasi dalam pendirian industri pengolahan. Analisis secara kualitatif
dilakukan untuk menganalisis kelayakan dari aspek non finansial, yaitu aspek
hukum, aspek pasar, aspek manajemen, aspek teknis. Analisis finansial secara
kuantitatif dianalisis dengan memperhitungkan kriteria investasi yaitu Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C),
Payback Period (PP), dan Switching Value.
NPV (Net Present Value)
NPV mengukur nilai sekarang dari kas penerimaan lalu dikurangi dengan
pengeluaran, kemudian dikalikan tingkat diskonto tertentu. Setelah nilai NPV
diperoleh, kemudian kita bisa melihat kelayakanya, jika NPV>0 maka invesatasi

18

layak dijalankan. NPV
dari discount rate maka investasi layak dijalankan dan bila kurang dari discount
rate maka tidak layak dijalankan

i

x i

i)

Keterangan :
Bt
= Manfaat pada tahun t
Ct
= Biaya pada tahun t
T
= Tahun kegiatan bisnis
i
= Tingkat discount rate (persen)
Ratio Net B/C
Merupakan perbandingan antara nilai manfaat sekarang dengan nilai biaya
sekarang. Jika Net B/C lebih besar atau sama dengan satu, maka investasi layak
dan beitu sebaliknya jika kurang sama dengan satu maka tidak layak dijalankan.

∑nt

∑nt

t- t
it
t- t
it

......

untu

t- t

untu

t- t

Keterangan :
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
i1
= discount rate yang menghasilkan NPV positif
i1
= discount rate yang menghasilkan NPV negatif

Pay Back Period
Merupakan metode untuk menghitung berapa lama biaya yang dikeluarkan
untuk investasi ak