Contoh Makalah Studi Kelayakan Bisnis Ke

NAMA:
GILBERT BRIANTO PATTIPEILOHY

NIM :
33114071

JURUSAN :
AKUNTANSI/B

MATA KULIAH:
PENGANTAR BISNIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Fa. H. AMAN TUBA

Fa. H. Aman Kuba merupakan suatu jenis perusahaan dalam bentuk Firma ( Fa) yang

bergelut dalam bidang pengolahan dan perdagangan kopi, berdasarkan Akte pendirian pada
Tahun 1958. Kini perusahaan telah melakukan pengembangan usaha yaitu proses kopi
sangrai ( Coffee Roasting) dan bubuk kopi dalam kemasan yang telah mendapatkan izin
Dinkes – PIRT dan membutuhkan perizinan dari lembaga atau Dinas terkait seperti BPOM
( Badan Pengawasan Obat dan Makanan ) lebel halal, brand image terhadap merk, barcode
dan yang lainnya. proses pengembangan ini sudah berjalan mulain dari awal Tahun 2007,
dibawah anak cabang perusahan dengan nama Usaha Dagang ( U.D) Kebun Rakyat.

Firma ini didirikan oleh H. AMAN KUBA,SH yang lahir di Jakarta pada tanggal dua
puluh lima september 1930 (25-09-1930) bertempat tinggal di

jl. lebe kader,

bebesen,takengon Kec. Bebesen , Kab. Aceh Tengah , Prop. Aceh (NAD), pemegang Kartu
Tanda Penduduk Nomor 5378089909987002. Aman Kuba Coffee adalah sebuah usaha kecil
yang terletak di Takengon, Aceh Indonesia memulai usaha dengan mendapatkan bahan baku
25 sampai 50 bambu (liter) kopi gelondong yang diolah oleh pemilik kebun atau petani
hingga menjadi gabah basah, lalu dibeli, kemudian dijemur hingga kadar air 30-28% dan
digiling dengan menggunakan Huller, dijemur lagi hingga kadar air 12-10%, sortasi, sangrai
(roasting), cupping, grinder lalu dijadikan bubuk kopi dalam kemasan. Pada tahun 2007

awalnya mulai menyangrai dengan peralatan yang sederhana. Usaha ini kemudian
berkembang seiring dengan perkembangan pasar dan penambahan peralatan untuk
pengolahan produk.
Aman Kuba Coffee didukung oleh Fa. H. Aman Kuba, diproduksi oleh U.D Kebun
Rakyat, Takengon, Aceh, Sumatra - Indonesia. Untuk pertanyaan silahkan email kami di
amankuba@gmail.com, info@amankuba.co.id, www.amankuba.co.id, Telepon: Ikrar (0852
9446 1998) Outlet, Sajidin (0823 6634 2052) Ritailer, Mudirul (0852 6278 5750) Green
Beans.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Terdapat juga rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian firma
2. Proses pendirian firma
3. Keuntungan dan kerugian perusahaan dalam membentuk firma

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN FIRMA
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang

antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha
untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai
nama

bersama

atau

satu

nama

yang

digunakan

bersama

untuk


memperluas

usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah
nama dari salah seorang sekutu.
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama
terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian
akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat
dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri
dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena tidak ada pemisahan
harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu bertanggung
jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh
Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam
anggaran dasar telah berakhir.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat dan
mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut Persekutuan ( Partnership ),
sebab perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan oleh orang-orang atau sekutusekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian pemilik firma biasa disebut anggota atau

sekutu atau partner.

Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti
perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor
konsultan hukum, dan akuntansi politik.

2.2 PROSES PENDIRIAN FIRMA
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah
persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama
bersama. Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang didirikan
untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma sebagai nama yang
dipakai untuk berdagang bersama-sama. Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22 hingga
Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma dalam Pasal 22
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan Firma
harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak dapat
ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;

3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga menganggap
firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk
jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani berbagai
surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta
pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:
1.

Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2.

Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah

terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan
menunjukan cabang khusus itu.
3.

Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.


4.

Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.

5.

Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai

untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi tentang
hal-hal berikut:
1.

Nama dan alamat firma.

2.

Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau manufaktur.

3.


Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas dan

wewenang anggota lainnya.
4.

Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian

lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam operasi
firma.
5.

Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota yang

satu dengan yang lain.
6.

Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.

7.


Prosedur penerimaan anggota baru firma.

8.

Prosedur keluarnya anggota firma.

9.

Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.

10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi sebagai alat
bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian hak dan
kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus didaftarkan
kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma
yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta saja (Pasal 23-25 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 3
Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan). Dalam Pasal 28 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, Ikhtisar resmi dari akta Firma pendirian itu harus diumumkan dalam Berita

Negara Rakyat Indonesia (BNRI) atau Tambahan Berita Negara. Apabila akta Firma tersebut
tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian Firma tersebut hanya dianggap sebagai
persekutuan umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak ada sekutu yang dikecualikan
bertindak atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) bahkan tiap
sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum bagi persekutuannya.Tetapi
karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan
pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.

Kenapa Firma biasa disebut dengan Perusahaan Bukan Badan Hukum? Persekutuan
Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum karena Firma telah
memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya berupa pengesahan atau
pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal inilah yang
menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan hukum.
5

Hukum Dasar Firma

Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta Pendirian Firma
harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan dalam

Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan
hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen
Kehakiman RI.
Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang Hukum
Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum mengenai
Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan Perseroan
Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang dimulai dari
pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:
Pasal 16
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk
melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11, 29;
Rv.6-5o, 8-2 o, 99.)
Pasal 17
Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk
bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan
kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak
bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak
berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd.
1632, 1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)
Pasal 18

Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642, 1811.)
Pasal 19
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.
Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma
di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD. 16, 20,
22 dst.)
Pasal 20
Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka
nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)
Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan
perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.)
Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam
perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikan
keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)
Pasal 21
Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea kedua
dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap
semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)
Pasal 22
Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya kemungkinan
untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada. (KUHPerd. 1868, 1874,
1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)
Pasal 23
Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang disediakan
untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum tempat

kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30 dst., 38 dst.; S.
1946-135 pasal 5.)
Pasal 24
Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja
dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)

Pasal 25
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh
salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)
Pasal 26
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:
1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;
2. pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah terbatas
pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir, dengan
menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)
3. penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma;
4. saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;
5. dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD 27 dst.)
Pasal 27
Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa
kepada panitera. (KUHD 23.)
Pasal 28
Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat kabar
resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD 29, 38.)
Pasal 29
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka
perseroan firma itu terhadap pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk segala

urusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorang
persero pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda tangan untuk firma
itu.
Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka terhadap
pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang lalu yang
dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916; KUHD 30 dst., 39.)
Pasal 30
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau lebih,
baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh bekas
persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli
warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu untuk membuktikannya harus dibuat akta,
dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan
dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman
hukuman yang tercantum dalam pasal 29.
Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku, jikalau persero yang mengundurkan diri
sebagai persero firma menjadi persero komanditer. (KUHPerd. 1651, KUHD 26.)
Pasal 31
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian, atau
terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu
yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam perjanjian yang asli
yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini
berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti
telah disebut.
Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian
atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.
Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu
perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)
Pasal 32
Pada pembubaran perseroan, para persero yang tadinya mempunyai hak mengurus harus
membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila
dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh persero (tidak termasuk para persero

komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi
seorang dengan suara terbanyak.
Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil keputusan sedemikian yang
menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang dibubarkan itu.
(KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)
Pasal 33
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-utang
yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu
dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap
persero menurut bagiannya masing-masing. (KUHD 18, 22.)
Pasal 34
Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan
sementara. (KUHD 33.)
Pasal 35
Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada perjanjian yang menentukan lain,
maka buku-buku dan surat-surat yang dulu menjadi milik perseroan yang dibubarkan itu
tetap ada pada persero yang terpilih dengan suara terbanyak atau yang ditunjuk oleh raad
van justitie karena macetnya pemungutan suara, dengan tidak mengurangi kebebasan para
persero atau para penerima hak untuk melihatnya. (KUHPerd. 1801 dst., 1652, 1885;
KUHD 12, 56.)

2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERUSAHAAN DALAM MEMBENTUK
FIRMA

 Keuntungan membentuk Firma
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula Firma,
pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di pertimbangkan.
Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:
1.

Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk

memperluas usahanya.
2.

Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih

besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
3.

Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para

anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusankeputusan menjadi lebih baik
4.

Tergabung alasan-alasan rasional.

5.

Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.

6.

Prosedur pendirian relative mudah.

 Kerugian membentuk Firma
Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan sebagai
berikut:
1.

Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.

Contoh : Anggota Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi A = Rp. 400.000, B =
Rp. 200.000, C = Rp. 100.000. Dengan berbagai macam alasan, toko tersebut mempunyai
hutang sebesar Rp. 800.000. modal yang ditanamkan oleh para anggota hanya sebesar Rp.
700.000 dipakai untuk melunasi hutang tersebut. Sisa hutang sebesar Rp. 100.000 harus
dibayar dari kekayaan pribadi. Karena A dan B tidak memiliki kekayaan pribadi, maka sisa
hutang tersebut harus dibayar oleh C.
2.

Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan

timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.

3.

Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

4.

Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota

keluar, maka firma pun bubar.
5.

Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR UTAMA

WAKIL DIREKTUR UTAMA

SEKSI SOSIAL

DIREKTUR
KEUANGAN

DIREKTUR
OPERASIONAL

STAF AHLI

ADMINISTRAS
I

LOGISTIK

PRODUKSI

PENJUALAN

UMUM

GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI FIRMA AMAN TUBA

1.

Direktur Utama
Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas kelangsungan dan kelancaran

perusahaan serta mengawasi keseluruhan aktivitas-aktivitas yang

ada

dalam

perusahaan dan bertanggung jawab atas majunya perusahaan.

2.

Wakil Direktur Utama
Sebagai pendamping dan monitoring segala aktivitas pekerjaan manajemen

perusahaan yang laporannya disampaikan langsung kepada direktur utama, dengan
memberikan rekomendasi hasil pekerjaan dari masing-masing bagian.

3.

Seksi Sosial dan Human Relations
Bertugas memonitoring segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sosial

kemasyarakatan secara keseluruhan dan akan dilaporkan kepada wakil direktur utama.
4.

Direktur Keuangan
Memonitoring segala aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen

keuangan yang laporannya akan disampaikan langsung kepada wakil direktur utama
5.

Direktur Operasional
Memonitoring segala aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen

operasional secara keseluruhan dan akan melaporkan kepada wakil direktur utama.
6.

Administrasi (Keuangan dan Akuntansi)
Tugas administrasi keuangan adalah menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang

untuk

keperluan

perusahaan,

mengurus

pembagian gaji karyawan, mengurus

pembagian bantuan keuangan untuk kesejahteraan karyawan, serta bertanggung jawab
terhadap masalah keuangan perusahaan dan pembuatan laporan keuangan.
Sedangkan tugas administrasi akuntansi adalah bertanggung jawab terhadap
penganalisaan laporan keuangan perusahaan dan melaporkan data keuangan serta
pembukuan perusahaan. Bagian ini juga bertanggung jawab terhadap tersedianya data
keuangan dan pembukuan perusahaan, menerima dan menolak kredit, mencatat
kekayaan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pembuatan grafik keuangan
perusahaan baik penerimaan maupun pengeluaran.
7.

Logistik atau Pengadaan
Bagian ini bertanggung jawab terhadap tersedianya barang-barang atau bahan-bahan

produksi yang disesuaikan dengan motif, warna, jumlah pesanan, dan lain-lainnya juga
memelihara persediaan bahan baku.
8.

Produksi
Bagian ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi, kualitas dan

kuantitas hasil produksi, serta menangani masalah penyimpanan dan pemeliharaan
hasil-hasil produksi dan alat-alat produksi, kemudian melaporkan hasil produksi dan
mendistribusikannya ke bagian pemasaran.
9.

Penjualan

Bagian ini bertujuan untuk memasarkan hasil produksi, menawarkan hasil produksi
serta mendistribusikan ke rumah-rumah batik atau kantor kantor cabang.

10. Umum atau Personalia
Bagian umum mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan kantor,
misalnya : alat-alat kantor, humas, transportasi, dan lain-lain. Juga mengatur dan
menyiapkan apa saja yang dibutuhkan setiap bagian serta menjamin agar segala
kebutuhan kantor terpenuhi pada waktu yang tepat. Bagian personalia menentukan
jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan, menyeleksi calon karyawan yang akan
diterima, menentukan besarnya gaji karyawan, mengatur kenaikan pangkat dan jabatan,
mengatur kenaikan gaji berdasarkan penilaian yang dilakukan perusahaan, memberikan
dorongan motivasi kerja bagi karyawan yang mengalami hambatan atau kelesuan, dan
mengerti keinginan serta gejolak karyawan dan berusaha memenuhinya

AKTA FIRMA AMAN TUBA
PENDIRIAN
“FIRMA AMAN KUBA”
Nomor : 101
Pada hari ini Rabu, tanggal dua puluh sembilan september 1958 ( 29-09-1958), telah
menghadap dihadapan saya, H. AMAN KUBA S.H (Sarjana Hukum), Notaris di Jakarta,
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya , Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir
akta ini
...........................................................................................................
1. Tuan H.AMAN KUBA, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal dua puluh
lima september 1930 (25-09-1930) bertempat tinggal di jl. lebe kader, bebesen,takengon
Kec.Bebesen, Kab.Aceh Tengah, Prop.Aceh (NAD), pemegang Kartu Tanda Penduduk
Nomor 5378089909987002
...........................................................................................................
2. Tuan MUHAMMAD SUBROTO Warga Negara Indonesia, lahir di Surabaya dua puluh
tujuh mei 1920 (27-05-1920) swasta, bertempat tinggal Jakarta Barat, jalan Panca lima nomer

17, Rukun Tetengga 08, Rukun warga 05, Kecamatan Gading Cempaka, Kelurahan kebun
tebeng, Jakarta, Pemegang Kartu tanggal Penduduk Nomor 5370987686601883
...........................................................................................................
Penghadap yang telah dikenal oleh Notaris, dalam tindakannya tersebut di atas, menerangkan
dengan ini mendirikan sebuah perseroan tidak terbatas di bawah firma dengan anggaran dasar
dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
....................................................Pasal 1....................................................
1. Perseroan ini bernama “FIRMA AMAN KUBA”, berkedudukan di jl. lebe kader,
bebesen,takengon
Kec.Bebesen, Kab.Aceh Tengah, Prop.Aceh (NAD)cabang dan / atau perwakilan-perwakilan
di tempat-tempat lain yang di pandang perlu oleh persero
....................................................Pasal 2....................................................
Maksud Perseroan ini adalah :
1. Pengolahan dan perdagangan kopi
perdagangan umum(local, ekspor, impor), baik untuk tanggungan sendiri maupun atas
perhitungan pihak (orang) lain secara komisi (bertindak sebagai :komisioner,
agen/perwakilan, grosir dan distributor/ penyalur )
....................................................Pasal 3....................................................
Perseroaan ini mulai berdiri dan dianggap telah berjalan pada tanggal dua january 2007 (201-2007)untuk waktu yang tidak ditentukan
....................................................Pasal 6....................................................
Pembagian tugas dan kewajiban para persero dalam jabatan mereka masing-masing akan
diatur dan ditetapkan oleh dan atas persetujuan bersama para persero
....................................................Pasal 7....................................................
1. para pesero berhak untuk sewaktu-waktu keluar dari perseroan, asalkan kehendak itu
paling sedikit tiga bulan sebelumnya diberitahukan dengan surat kepada semua kawan
peseronya, dengan ketentuan bahwa apabila yang keluar itu pesero pengurus, maka ia wajib

lebih dahulu membereskan dan menyelesaikan semua laporan tentang keuangan dan hal-hal
lain yang menyangkut peseroan
2. Dalam hal demikian maka para pesero yang tidak keluar berhak sepenuhnya untuk
melanjutkan usaha-usaha peseroan dengan tetap memakai nama perseroan
....................................................Pasal 8....................................................
bagian pesero yang keluar atau yang di angggap keluar dari perseroan akan di bayarkan
dengan uang tunai kepada yang berhak menerimanya, yaitu sejumlah bagiannya dalam
perseroan menurut neraca dan perhitungan laba rugi terakhir atau yang di buat pada waktu
keluar atau dan dianggap keluarnya pesero yang bersangkutan dalam waktu tiga bulan tanpa
bunga
....................................................Pasal 9....................................................
1. Apabila seorang pesero meninggal dunia, peseroan tidak harus di bubarkan, ------ tetapi
pesero-pesero yang masih ada bersama-sama dengan ahli waris dari pesero yang meniggal
dunia itu berhak untuk melanjutkan usaha-usaha perseroan
2. Hanya saja para ahli waris tersebut harus diwakili oleh salah seorang diantara mereka
sendiri atau oleh orang lain didalam segala hal yang mengenai urusan perseroan
....................................................Pasal 10....................................................
Apabila seorang pesero dinyatakan pailit, diperkenankan menunda pembayaran utangutangnya atau dinyatakan di bawah pengampuan, maka pesero yang bersangkutan di ----anggap keluar dari perseroaan sehari sebelum peristiwa itu terjadi
....................................................Pasal 11....................................................
1. Para pesero tidak diperkenankan untuk mengalihkan atau meninggalkan hak dan atau
dengan cara bagaimanpun juga membebani bagian mereka dalamperseroan baik seluruhnya
atau sebagian, kecuali dengan persetujuan para pesero lainnya.
2. Perjanjian-perjanjian yang bertentangan dengan pasal ini tidak berlaku terhadap perseroan
....................................................Pasal 12....................................................

1. Tiap-tiap tahun akhir bulan desember buku-buku perseroan harus di tutup dan dalam waktu
selambat-lambatnya pada akhir bulan maret tahun berikutnya harus sudah dibuat neraca dan
dibuat neraca dan perhitungan laba-rugi perseroan
2. Neraca dan perhitungan rugi laba tesebut, demikian pula surat-surat laporan tahunan
perseroan, harus di simpan di kantor perseroan demikian rupa
....................................................Pasal 13....................................................
1. Keuntungan yang diperoleh dari perseroan ini setelah dikurangi dengan biayabiayalansung lainnya dari dan menurut persetujuan semua pesero dalam perseroan akan
dibagikan kepada/antara pesero masing-masing menurut perbandingan dalam modal
perseroan
2. Pembagian keuntungan akan dilakukan dalam waktu satu bulan setelah neraca dan
perhitungan laba rugi yang dimaksudkan dalam pasal 12 itu disahkan.
....................................................Pasal 14....................................................
Kerugian-kerugian yang mungkin diderita oleh perseroan akan di tanggung bersama oleh
semua pesero yang besarnya sesuai dengan perhitungan dalam pembagian keuntungan
....................................................Pasal 15....................................................
Apabila dianggap perlu oleh para pesero, sebelum atau pada waktu keuntungan itu di bagikan
kepada/antara para pesero, sebagian dari keuntungan dapat dipisahkan untuk cadangan yang
besarnya akan ditetapkan oleh dan atas persetujuan semua pesero, dimana dana cadangan itu
dipergunakan untuk menutupi kerugian peseroan dan dapat pula digunakan sebagai modal
pembantu
....................................................Pasal 16....................................................
Hal-hal yang tidak atau kurang diatur dalam anggaran dasar perseroan menurut akta ini akan
di atur dan ditetapkan oleh para pesero secara bersama-sama
....................................................Pasal 17....................................................
Pihak-pihak telah memilih tempat tinggal kediaman yang umum dan tetap tentang segala hal
yang timbul sebagai akibat akta ini di kantor Panitera Pengadilan Negeri di Jambi

....................................................AKTA INI....................................................
Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta pada hari, tanggal seperti di sebutkan
pada bagian awal akta ini dengan di hadiri oleh Kuyha paradomu dan Emanuel pandowo,
keduanya pegawai kantor Notaris, dan bertempat tinggal berturut-turut di Jakarta, sebagai
saksi-saksi........................................................................................................................
Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris, kepada para penghadap dan saksi-saksi,
maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap tersebut, saksi-saksi dan saya,
Notaris. ....................................................
Dibuat tanpa ada tambahan dan pembetulan
....................................................

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
 Keuntungan membentuk Firma
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula Firma,
pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di pertimbangkan.
Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:
1.

Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk

memperluas usahanya.
2.

Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih

besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
3.

Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para

anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusankeputusan menjadi lebih baik
4.

Tergabung alasan-alasan rasional.

5.

Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.

6.

Prosedur pendirian relative mudah.

 Kerugian membentuk Firma
Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan sebagai
berikut:
1.

Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.

2.

Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan

timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
3.

Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

4.

Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota

keluar, maka firma pun bubar.
5.

Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha. 1987. Manajemen Barang dalam Pemasaran. Edisi
Kedua.
Yogyakarta: BPFE.

Basu Swastha. 1993. Manajemen Penjualan. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE. Basu

Swastha dan Irawan. 1990. Manajemen

Pemasaran Modern.

Yogyakarta:Liberty.

Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: Andi
Offset. Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1996. Penelitian Terapan.
Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas
Maret
University Press.

Indriyo Gito Sudarmo. 1994. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.

Mahmud Machfoedz. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta:
AMP YKPN.

Marwan Asri. 1991. Marketing. Yogyakarta: AMP YKPN.

R.A. Supiyono. 1990. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. Edisi
Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

PENDAPAT TENTANG IBU DOSEN :
Menurut saya, ibu Ati adalah sosok dosen yang cukup baik dalam bergaul dengan temanteman dosen lain maupun mahasiswa-mahasiswi di Universitas Khatolik Widya Mandira.
Menurut saya ibu Ati dapat menjadi dosen muda yang bisa di jadikan contoh karena dengan
kedekatan dosen dengan mahasiswa, mahasiswa akan merasa nyaman. Namun ada hal yang
kurang saya sukai dari ibu Ati(sebelumnya saya minta maav), bila ibu Ati sudah marah
kepada mahasiswa di kelas, seringkali ibu ati lupa dengan mata kuliah yang diajarkan dan
karena itu mahasiswa tertinggal dalam materi perkuliahan. Saran saya, jika ibu Ati marah
kepada mahasiswa-mahasiswi di kelas, ada baiknya ibu jangan berlama-lama marah dan
setelah itu lanjut mengajarkan mata kuliah yang ibu beri sehingga mahasiswa tidak tertinggal
materi perkuliahan. Saya berharap ibu akan tetap menjadi dosen yang selalu dekat dengan
mahasiswa-mahasiswi di kelas yang ibu ajarkan agar terjalin hubungan yang baik antara
dosen dan mahasiswa layaknya sahabat baik. Akhir kata, saya mengucapkan banyak
terimakasih pada ibu Ati yang telah membimbing kami dari awal perkuliahan sampai UAS
yang telah ibu beri. TERIMA KASIH & GOD BLESS U . Gilbert.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1