AnalisisKesesuaian Lahan Acacia mangiumdi Lahan Bekas Tambang Batubara PT Jorong Barutama Grestone Kalimantan Selatan

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Acacia mangium
DI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA PT JORONG
BARUTAMA GRESTONE KALIMANTAN SELATAN

INDRA CAHNA S PUTRA

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemetaan Karakteristik
dan Kesesuaian Lahan Acacia mangium di Lahan Bekas Tambang Batubara PT
Jorong Barutama Grestone Kalimantan Selatanadalah benar karya saya
denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Indra Cahna S Putra
NIM E44090006

ABSTRAK
INDRA CAHNA S PUTRA.AnalisisKesesuaian Lahan Acacia mangiumdi Lahan
Bekas Tambang Batubara PT Jorong Barutama GrestoneKalimantan Selatan.
Dibimbing oleh SUPRIYANTO.
Klasifikasi kesesuaian lahan adalah perbandingan (matching) antara kualitas
lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan berdasarkan parameterparameter tanah yang dapat diukur, antara lain pH (potensial hydrogen), KTK
(kapasitas tukar kation), ketebalan lapisan tanah, tekstur tanah, struktur vegetasi dan
lain-lain. Parameter kesesuaian lahan yang diukur pada penelitian ini mengacu
kepada tabel kesesuaian lahan A. mangium. Metode pengukuran dilakukan dengan
cara pengambilan sampel dan survei langsung ke lapangan. Penelitian dilakukan di 4
area PT. Jorong Barutama Grestone, Kalimantan Selatan yaitu M23E dan M45C yang
termasuk area revegetasi tidak sukses, UCHW 1 dan UCHW 2 yang termasuk area
revegetasi yang sukses. Pengklasifikasian lahan berdasarkan nilai kesesuaian lahan

terhadap A. mangium di area M23E dibagi ke dalam 5 blok warna. Blok warna
tersebut yaitu blok merah yang masuk ke dalam kelas S2, blok coklat muda ke dalam
kelas S3, blok putih ke dalam kelas S3, sedangkan blok biru dan blok hijau masuk ke
dalam kelas N. Nilai kelas kesesuaian lahan terhadap A. mangium di area M45C
dibagi ke dalam 4 blok yaitu blok coklat muda, blok putih, blok hijau dan blok biru.
Seluruh blok di area ini masuk ke dalam kelas N. Nilai kesesuaian lahan di areal
UCHW 1 dibagi ke dalam 5 blok yaitu blok merah, coklat muda, putih, hijau dan biru,
dimana seluruh blok tersebut termasuk ke dalam kelas S2. Nilai kesesuaian lahan di
areal UCHW 2 dibagi ke dalam 5 blok yaitu blok merah, coklat muda, putih, hijau
dan biru. Blok merah, putih, hijau, dan biru keempatnya termasuk ke dalam kelas S2,
akan tetapi blok coklat muda masuk ke dalam kelas N. Hubungan pH terhadap tinggi
dan diameter di setiap area menunjukkan bahwa semakin besar nilai pH maka
semakin besar pula nilai rata-rata tinggi dan nilai rata-rata diameter tanaman A.
mangium.
Kata kunci : Acacia mangium, kesesuaian lahan, tambang batubara

ABSTRACT
INDRA CAHNA S PUTRA.Land Suitability Analysis of Acacia mangiumin Coal
Mined Land PT Jorong Barutama Grestone, South Borneo District.
SupervisedbySUPRIYANTO.

Land suitability classification is the comparison (matching) between
land quality with the requirements of the desired land use based on soil parameters
that can be measured, such as pH (potential of hydrogen), CEC (cation exchange
capacity),the thickness of the soil layer, soil texture, structure and other
vegetation. Land suitability parameters measured in this study refer to the table of
land suitability of Acacia mangium. The method of measurement was done by
sampling and surveys directly to the field. The study was conducted in 4 areas of
PT Jorong Barutama Grestone, South Borneo, the M23E and M45C which
includes unsuccessful area, UCHW 1and UCHW 2 which includes the successful
area. Land suitability classification based on the value of the land in the area of
Acacia mangium M23E is divided into 5 blocks of color. Those are the red block
(S2 class), light brown block (S3 class), white block (S3 class), while the blue
blocks and green blocks are classified into the class N. The value of the land
suitability classes of Acacia mangium M45C area was divided into 4 blocks,
namely light brown block, white block, green and blue blocks. The entire block in
this area belonged to the class N. Value of land suitability in areas UCHW 1 was
divided into 5 blocks,namely red block, brown block, white block, green and blue
block, where all the blocks belonged to a class S2 . Suitability value of the land on
which UCHW 2 was divided into 5 blocks, namely blocks of red, brown, white,
green and blue. Blocks of red, white, green, and blue belonged to the class S2, but

the brown block belonged to the class N. The relationship of pH with tree height
and diameter in each area indicates that the greater pH value, the greater the
average value of high and the average value of the diameter of A. mangium plants.
Keywords:Acacia mangium, coal mine, land suitability

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Acacia mangium
DI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA PT JORONG
BARUTAMA GRESTONE KALIMANTAN SELATAN

INDRA CAHNA S PUTRA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi: AnalisisKesesuaian Lahan Acacia mangiumdi Lahan Bekas
Tambang Batubara PT Jorong Barutama Grestone Kalimantan
Selatan
Nama
: Indra Cahna S Putra
NIM
: E44090006

Disetujui oleh

Dr Ir Supriyanto
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014, dengan judul
Analisis Kesesuaian Lahan Acacia mangium di Lahan Bekas Tambang Batubara
PT Jorong Barutama Grestone, Kalimantan Selatan.
Dalam penelitian ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya sehingga dapat terselesaikannya penyusunan skripsi ini dengan
lancar, terutama kepada ibu dan ayah selaku orang tua penulis, dan juga kepada
Dr. Ir. Supriyanto selaku dosen pembimbing.Di samping itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Wirawan dan juga Fendi yang telah
memberikan bantuan arahan dan menemani dalam penelitian ini. Terima kasih
juga kepada PT Jorong Barutama Grestone yang telah memfasilitasi penulis
selama penelitian. Kepada Rummi, Asep, Hario, dan Ade dan juga adik, kakak,
serta semua keluarga yang telah memberi doa dan dukungannya. Kepada Aji,
Taufik, Dimas, Rian P, Rian Dwi, Garry, Hannum, Rendra serta seluruh temanteman Silvikultur 46, Silvikultur 47, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan

satu persatu yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan masyarakat.

Bogor, Desember 2014
Indra Cahna S Putra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2


Bahan dan Alat Penelitian

2

Prosedur Penelitian

2

Metode Analisis dan Interpretasi Data

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Hasil

12


Pembahasan

24

SIMPULAN DAN SARAN

34

Simpulan

34

Saran

34

DAFTAR PUSTAKA

34


RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kondisi umum lokasi
Kesesuaian lahan untuk Acacia mangium
Klasifikasi pH tanah dari 1-7
Skoring kesuburan tanah berdasarkan nilai KTK
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium di areal M23E
Rekapitulasi kesesuaian lahan Acacia mangium di M23E
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium di areal M45C
Rekapitulasi kesesuaian lahan Acacia mangium di M45C
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium di areal UCHW 1
Rekapitulasi kesesuaian lahan Acacia mangium di UCHW 1
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium di areal UCHW 2
Rekapitulasi kesesuaian lahan Acacia mangium di UCHW 2
Hasil analisis vegetasi di areal M23E
Hasil analisis vegetasi di areal M45C
Hasil analisis vegetasi Acacia mangium di areal UCHW 1
Hasil analisis vegetasi Acacia mangium di areal UCHW 2
Kelas kesesuaian lahan di area revegetasi berdasarkan klasifikasi
multispektral
18 Kelas kesesuaian lahan A.mangium
19 Hasil analisis regresi hubungan pH dengan pertumbuhan tanaman A.
mangium pada berbagai umur tanaman
20 Hasil analisis regresi hubungan KTK dengan tinggi tanaman pada
berbagai umur tanaman

2
8
9
10
12
12
13
13
14
14
15
15
18
18
19
19
25
27
32
33

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Peta klasifikasi multispektral
Titik pengambilan sampel tanah
Lay out petak ukur vegetasi
Sebaran petak ukur vegetasi area M23E
Sebaran petak ukur vegetasi area M45C
Sebaran petak ukur vegetasi area UCHW 1
Sebaran petak ukur vegetasi area UCHW 2
Bagan alur teknik Arithmatic matching
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium M23E
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium M45C
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium UCHW 1
Kelas kesesuaian lahan Acacia mangium UCHW 2
Grafik hubungan pH dengan diameter dan tinggi di area M23E
Grafik hubungan KTK dengan tinggi A. mangium di area M23E
Grafik hubungan pH dengan diameter dan tinggi di area M45C
Grafik hubungan KTK dengan tinggi A. mangium di area M45C
Grafik hubungan pH dengan diameter dan tinggi di area UCHW 1
Grafik hubungan KTK dengan tinggi A. mangium di area UCHW 1
Grafik hubungan pH dengan diameter dan tinggi di area UCHW 2

3
4
4
4
5
5
6
11
16
17
17
18
20
20
21
21
22
22
23

20
21
22
23
24

Grafik hubungan KTK dengan tinggi A. mangium di area UCHW 2
Lokasi areal M23E
Lokasi areal M45C
Lokasi areal UCHW 1
Lokasi areal UCHW 2

23
28
29
30
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambangan batubara merupakan tipe pertambangan terbuka (opened pit
mining) yang mempunyai dampak seperti perubahan bentang darat, hilangnya
keanekaragaman hayati, peningkatan erosi, penurunan kesuburan lahan, toksisitas
lahan dan lain-lain. Selain perubahan pada bentuk lahan, perubahan yang juga
terjadi adalah perubahan strukur tanah, komposisi lahan, dan tekstur tanah. Tanah
di areal pertambangan atau tanah tambang berbeda dengan tanah pada umumnya
yaitu tanah pada areal-areal seperti hutan, padang rumput, perkebunan, dan lainlain. Tanah pada umumnya mempunyai 5 horizon yaitu horizon O, A, B, C, dan
rock, sedangkan tanah tambang setelah direklamasi hanya mempunyai 3 horizon
saja yaitu top soil, NAF (Non Acid Formid) yaitu tanah yang tidak berpotensi
untuk terkena asam, dan PAF (Potensial Acid Formid) yaitu tanah yang
berpotensi untuk terkena asam. Perbedaan itu dikarenakan bentuk lahan yang
sudah berubah dan banyaknya batuan mineral yang terkandung di dalamnya.
Perbedaan itu juga mengakibatkan perbedaan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
di areal tambang muncul di setiap kedalaman 10 cm. Oleh karena itu perlu untuk
mengetahui sifat-sifat tanah tersebut dan kemudian mengelompokan areal-areal
sesuai dengan sifatnya untuk mengetahui teknik silvikultur dan tanaman yang
tepat untuk kegiatan revegetasi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa di
beberapa tempat terdapat tanaman yang tumbuh merana, kerdil, bahkan di
beberapa lokasi ada yang mati.
Kegiatan revegetasi dilakukan bertujuan untuk memulihkan kondisi
kawasan hutan dan lahan yang rusak sebagai akibat usaha pertambangan sehingga
kawasan hutan dan lahan dapat berfungsi kembali sesuai dengan fungsi hutan
yang ditetapkan dan lebih produktif. Kegiatan revegetasi memerlukan
perencanaan yang matang dalam mengambil keputusan jenis tanaman yang akan
ditanam atau bagaimana perlakuan terhadap tanah agar cocok ditanami oleh suatu
jenis tanaman tertentu. Perencanaan dan pengambilan keputusan yang tepat harus
dilandasi oleh data dan informasi yang akurat tentang kondisi lahan. Evaluasi
kesesuaian lahan juga diperlukan untuk mengetahui kesesuaian suatu lahan
terhadap jenis tanaman yang ditanam. Evaluasi lahan juga dapat memberikan
alternatif penggunaan lahan dan batas-batas kemungkinan penggunaannya serta
tindakan-tindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahan dapat digunakan secara
lestari.
Penggunaan teknologi berbasis komputer untuk memproses perencanaan
tersebut mutlak diperlukan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan
informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG)
yang memiliki kemampuan membuat model yang memberikan gambaran,
penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi faktual. Oleh karena itu untuk
mendapatkan model, informasi dan gambaran keruangan tentang tanaman yang
cocok atau perlakuan yang tepat untuk tanah agar cocok ditanami oleh suatu jenis
tanaman di areal revegetasi PT Jorong Barutama Grestone secara cepat dan
akurat, maka dilakukan kegiatan evaluasi kesesuaian lahan terhadap jenis yang
sudah ditanam khususnya Acacia mangium.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mengevaluasi kelas
kemampuan kesesuaian lahan aktual untuk tanaman A. mangium di PT Jorong
Barutama Grestone.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak pengelola
sebagai bahan evaluasi terhadap kegiatan revegetasi yang telah dilakukan serta
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan keputusan manajemen dalam
menjalankan kegiatan revegetasi dimasa mendatang yang lebih baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan selama 1 bulan mulai dari bulan Juli
2014 sampai dengan bulan Agustus 2014, di PT Jorong Barutama Grestone
Kalimantan Selatan.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan penelitian ini adalah tegakan akasia hasil reklamasi dalam berbagai
umur tegakan di PT Jorong Barutama Grestone Kalimantan Selatan. Alat yang
digunakan dalam pengambilan data antara lain, pita ukur, GPS, pH meter, kamera,
laptop, tabel kesesuaian lahan, plastik, tally sheet, alat tulis dan peta areal
reklamasi PT Jorong Barutama Grestone.
Prosedur Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
data sekunder. Proses pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di
lapangan berupa pH, tekstur, kedalaman tanah, kelerengan, batuan permukaan,
temperatur dan pengambilan sampel tanah. Data sekunder yang dibutuhkan adalah
peta foto udara LIDAR dari area konsesi PT JBG, data curah hujan, bulan kering,
drainase dan tingkat bahaya erosi. Data sekunder yang digunakan merupakan data
yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis kesesuaian lahan dilakukan di areal
revegetasi yang tidak sukses dan areal revegetasi yang sukses pada tahun 2014.
Berikut tahapan analisis kesesuaian lahan :
a. Menentukan Lokasi
Penentuan Lokasi berdasarkan data revegetasi PT Jorong Barutama Grestone,
kemudian dipilih beberapa area yang termasuk ke dalam area revegetasi yang
tidak sukses dan area revegetasi yang sukses.
Tabel 1 Kondisi umum lokasi
Lokasi

M23E
M45C
UCHW 1
UCHW 2

Tahun
foto
udara
2012
2012
2012
2012

Tahun
reveget
asi
2011
2007
2012
2012

Luas
(ha)*

Vegetasi

13.89
1.58
50.41
35.13

akasia dan sengon
akasia dan sengon
akasia dan sengon
akasia dan sengon

*Hasil deliniasi dan pengukuran penelitian ini

Umur
tanaman
(tahun)
2-3
7
2
2

Legume
cover crop
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada

Kondisi topsoil

Sedikit
Dominasi NAF, PAF
Tebal 20-30cm
Tabal 20-30cm

3

b. Pendekatan Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Identifikasi penggunaan lahan sekarang sudah banyak dilakukan oleh para
ahli dengan menggunakan metode Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem
Informasi Geografis (SIG) (Rongnoparut et al. 2005; Nwankwola HO dan C
Nwaogu 2009, Efiong 2011; Haruma et al. 2011). Data penginderaan jauh
dan SIG diproses dengan pendekatan PJ dan SIG, dengan tahapannya sebagai
berikut :
1) Koreksi Geometrik: Koreksi geometrik dengan tujuan untuk mengkoreksi
kembali koordinat geografis foto udara LIDAR dengan melakukan
pengambilan beberapa titik ikat di lapangan guna menyesuaikan posisi
geografis agar akurat, minimal 2 titik koreksi, namun lebih banyak titik
koreksi lebih akurat.
2) Pemotongan Foto Udara: Pemotongan data raster foto udara dilakukan untuk
menentukan pembatasan daerah penelitian di area konsesi PT JBG.
Pemotongan foto udara menggunakan software Quantum GIS. Pada menu
open file LIDAR-raster-extraction-clipper-Ok, sehingga dapat disesuaikan
potongan foto udara yang diinginkan.
3) Klasifikasi Multispektral: Klasifikasi multispektral dilakukan untuk
menentukan daerah-daerah yang masih satu blok dengan menggunakan
perbedaan spektrum warna yang dipantulkan oleh sinar dari sensor kepada
objek di permukaan bumi, serta mengetahui batasan-batasan suatu blok
tersebut. Klasifikasi Multispektral dengan menggunakan software ENVI 4.5.
pada file-open image file-overlay-density slice, sehingga dapat dilihat
perbedaan warna pada peta (Gambar 1).

Gambar 1 Peta klasifikasi multispektral
c. Penentuan Titik-Titik Sampel dan Petak Ukur Vegetasi
Penentuan titik sampel dan petak ukur vegetasi dilakukan dengan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu cara penentuan titik
sampel dengan disengaja yang dianggap mewakili untuk suatu tujuan tertentu.
1) Titik Sampel Pengukuran pH
Titik pengambilan sampel pengukuran pH ditentukan 3 titik sampel pada
setiap penggunaan lahan (blok). Pengambilan sampel secara purposif
merupakan cara pengambilan sampel yang dianggap mewakili suatu areal.
2) Titik Pengambilan Sampel Tanah

4

Titik pengambilan sampel tanah ditentukan 5 (lima) titik sampel pada setiap
blok warna hasil klasifikasi multispektral (Gambar 2). Pengambilan contoh
tanah di berbagai titik sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan golok,
cangkul, sekop, atau bor tanah pada kedalaman 0 – 20 cm. Kelima sampel
tanah tersebut kemudian dicampur menjadi satu dan diambil 100 g untuk
kemudian dianalisis di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian IPB.
5

4

20 m
1
3

2

20 m
Gambar 2 Titik pengambilan sampel tanah (No. 1 s/d 5)
3) Petak Ukur Vegetasi
Penentuan petak ukur vegetasi dilakukan pada setiap blok dengan meletakkan
petak ukur di areal yang cukup mewakili kondisi vegetasi di blok tersebut.
Petak ukur vegetasi berbentuk persegi berukuran 20x20 m.

20 m
20 m

Gambar 3 Lay out petak ukur vegetasi
Peta sebaran petak ukur vegetasi dan titik pengambilan sampel tanah dapat
dilihat pada Gambar 4,5,6 dan 7.

Gambar 4 Sebaran petak ukur vegetasi area M23E (13.88 ha)

5

Gambar 5 Sebaran petak ukur vegetasi area M45C (1.57 ha)

Gambar 6 Sebaran petak ukur vegetasi area UCHW 1 (50.41 ha)

6

Gambar 7 Sebaran petak ukur vegetasi area UCHW 2 (35.10 ha)
d. Eksplorasi Lapang
Ground check (Pengecekan di lapangan): Ground check merupakan
pengecekan hasil klasifikasi dengan keadaan sesungguhnya di lapangan guna
menyesuaikan hasil dari klasifikasi dengan keadaan yang sesungguhnya di
lapangan. Parameter yang diukur adalah pH tanah, ketebalan solum, batuan
permukaan, temperatur dan pengukuran vegetasi sekitar titik sampel.
1) pH tanah
pH tanah diukur menggunakan pH meter. Tanah yang diukur pH nya dibasahi
terlebih dahulu kemudian pH meter ditancapkan ke dalam tanah. Setelah itu
ditunggu selama kurang lebih 3 menit hingga jarum penunjuk pada layar pH
meter konstan. Angka yang ditunjukkan jarum pada pH meter menunjukkan
besaran pH tanah.
2) Ketebalan solum
Pengukuran ketebalan solum atau ketebalan lapisan tanah adalah pengukuran
tebal lapisan setiap horizon tanah, horizon tanah di tanah bekas tembang
setelah reklamasi terbagi atas topsoil, NAF (Non Acid Formid), dan PAF
(Potensial Acid Formid). Pengukuran ketebalan solum dapat dilakukan
menggunakan penggaris atau meteran, lalu diukur ketebalan top soil, NAF
dan ketebalan PAF nya.
3) Batuan permukaan
Batuan permukaan adalah banyaknya batuan yang terdapat di permukaan per
m2. Pengukuran batuan permukaan dilakukan dengan cara menimbang
banyaknya presentase batuan di dalam 1m2 tanah.
4) Temperatur
Temperatur lingkungan diukur pada masing-masing site dengan
menggunakan termometer air raksa. Termometer diletakkan di bawah tegakan
agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Pengukuran dilakukan

7

pada pagi (pukul 08.00 – 09.00), siang (12.00 – 13.00), dan sore (16.00 –
17.00). Setiap pengukuran dilakukan tiga kali pengulangan dan dilakukan tiap
10 menit sekali selama 30 menit. Pengukuran dilakukan selama tiga hari
berturut-turut tanpa hari hujan.
5) Pengukuran vegetasi
Data vegetasi yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari diameter dan tinggi
total. Diameter untuk semai dan pancang diukur pada ketinggian 20 cm di
atas permukaan tanah, sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon diukur pada
ketinggian 1.3 m di atas permukaan tanah. Pengukuran diameter dilakukan
dengan menggunakan pita ukur. Tinggi total diukur dengan menggunakan
walking stick.
e. Pemetaan klasifikasi lahan
Pemetaan klasifikasi lahan dilakukan dengan menentukan kelas setiap zona
berdasarkan sampel tanah yang di ambil. Pengklasifikasian tiap-tiap zona
mengacu pada parameter dalam tabel kesesuaian lahan A. mangium (Tabel 2).
Hasil pengklasifikasian kemudian dibuat peta kelas kesesuaian lahan
berdasarkan parameter yang diukur dilapangan dan data sekunder yang
didapat dari pihak perusahaan.
f. Analisis Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian disatukan dengan data umum yang
diperoleh seperti curah hujan, bulan kering, suhu lingkungan, dan lain-lain.
Setelah itu data dimasukkan ke dalam tabel kesesuaian lahan A. mangium
kemudian data di analisis dengan metode analisis deskriptif dan metode
matching.
Metode Analisis dan Interpretasi Data
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan beberapa
software yaitu ENVI 4.5 (pengolah peta dan citra) dan Quantum GIS (pengolah
citra).
Analisis Citra
Analisis citra landsat dengan menggunakan software ENVI 4.5 dilakukan
untuk mendapatkan gambaran penutupan lahan di areal yang diukur. Analisis ini
dilakukan dengan mengelompokkan nilai-nilai pixel dalam kisaran tertentu ke
dalam beberapa kelas penutupan lahan. Metode klasifikasi yang digunakan adalah
metode klasifikasi terbimbing yaitu mengelompokkan citra ke dalam beberapa
kelas penutupan lahan dengan mengacu pada peta dasar, dan kemudian melakukan
verifikasi lapangan untuk masing-masing penutupan lahan tersebut. Hasil dari
verifikasi lapangan ini digunakan untuk membuat klasifikasi ulang, guna
mendapatkan peta penutupan lahan.
Analisis Tanah untuk Kesesuaian Lahan
Analisis kesesuaian lahan dilakukan untuk mengetahui apakah A. mangium
merupakan tanaman yang cocok untuk areal kerja tersebut dan juga untuk
mendapatkan alternatif berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang
lahan dan jenis tanah yang terdapat dalam areal kerja tersebut. Analisis ini
dilakukan dengan cara mencocokkan antara tabel kesesuaian lahan A. mangium
dengan data kondisi tapak data sekunder areal yang ditanami. Tabel kesesuaian
lahan A. mangium dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis tanah, pengukuran

8

lapangan dan data sekunder (curah hujan, lama bulan kering, drainase, dan bahaya
erosi) disesuaikan dengan persyaratan tumbuh tanaman.
Tabel 2 Kesesuaian lahan untuk A. mangium
Persyaratan
karakteristik lahan

penggunaan/

Nilai kelas kesesuaian lahan
S1***

Td

N (M)***
Td

Td

-

1-2

>3000-4000
2-3, 100

LS, SC, SiC

Td

Td

75-100

50-75

25-40

Temperatur (tc)
Ketersediaan air (wa)
a. Curah hujan (mm)

19-21

b. Lama bulan kering
Ketersediaan oksigen (oa)
a. Drainase
Media perakaran (rc)
a. Tekstur *)**)
b. Kedalaman tanah
Gambut
a. Ketebalan (cm)
b. Kematangan
Potensi hara (nr)
a. KTK liat (cmol) **)
b. Kejenuhan basa
c. pHH2O **)
d. C-organik (%)
Toksisitas (xc)
a. Salinitas (dS/m)
Bahaya sulfidik (xs)
a. Kedalaman sulfidik(cm)
Bahaya erosi (eh)
a. Lereng (%)
b. Bahaya Erosi
Bahaya Banjir (fh)
a. Genangan
Penyiapan Lahan (lp)
a. Batuan di permukaan (%)
b. Singkapan Batuan (%)

2500-3000

S2***
>21-23,