Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat

EVALUASI KECUKUPAN NUTRISI SAPI PERAH DI
KAWASAN USAHA PETERNAKAN, CIBUNGBULANG
BOGOR, JAWA BARAT

JAZMI MALYADI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kecukupan
Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor Jawa Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Jazmi Malyadi
NIM D24090079

ABSTRAK
JAZMI MALYADI. Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha
Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh DESPAL dan
LUKI ABDULLAH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan nutrisi sapi perah
dan membandingkan kondisi musim kemarau dan penghujan terhadap aspek
kecukupan nutrisi. Pengambilan data di lapang dilakukan dari Juli sampai
September 2012 dan April sampai Juni 2013 di kawasan Peternakan Sapi Perah
KUNAK, Cibungbulang, sedangkan pengujian sampel dilakukan selama 4 bulan
dari Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas
Peternakan dan Laboratorium PAU IPB. Peubah yang diamati adalah bobot
badan, body condition score (BCS), pemberian pakan, produksi susu, dan kualitas
susu. Data dianalisis menggunakan uji T, korelasi, dan regresi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan nutrisi sapi perah di Peternakan Sapi

Perah KUNAK Cibungbulang telah memenuhi kebutuhan nutrien, tetapi dalam
pemenuhan kebutuhan Ca pada musim kemarau dan penghujan masih kurang.
Produksi susu pada musim kemarau cenderung mengalami penurunan. Namun,
kadar lemak susu pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan dengan musim
penghujan.
Kata kunci: kecukupan nutrisi, kualitas susu, produksi susu, sapi perah

ABSTRACT
JAZMI MALYADI. Evaluation of Nutrient Adequate In Dairy Farm of KUNAK
Cibungbulang Bogor West Java. Supervised by DESPAL and LUKI
ABDULLAH.
The study is aimed to evaluate nutritional status of cows and their relation
to animal performance at two different seasons (drought and rainy). The study was
conducted in two phases. First phase was drought season data collecting for 3
months and the second phase was rainy season data collecting. The sample
collected was examined in Dairy Nutrition and PAU laboratories IPB (March –
June 2013). Variable was measured including the type and amount of feeds and
nutrients offered, milk production and quality, body condition score. The collected
data was tabulated and analyzed using descriptive statistic. Comparison between
nutrients offered and standard requirement was analyzed using T-test. T-test have

also been used to compare nutritional status of animal in rainy and drought
seasons. The result showed that farmers in KUNAK have offered sufficient
amounts of nutriens for their cows exept for Ca, when drought season came,
deficiency of P was also occured. Milk yield tent to decrease during drought
season but milk fat content increase during drought season but milk fat content
increased. It is concluded that imbalance ration is one of the cause for low average
milk production in KUNAK.
Keywords: dairy cows, milk production, milk quality, nutrient adequacy

EVALUASI KECUKUPAN NUTRISI SAPI PERAH DI
KAWASAN USAHA PETERNAKAN, CIBUNGBULANG
BOGOR, JAWA BARAT

JAZMI MALYADI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha
Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat
Nama
: Jazmi Malyadi
NIM
: D24090079

Disetujui oleh

Dr Despal, SPt, MScAgr
Pembimbing I

Prof Dr Ir Luki Abdullah, MscAgr

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi, MHK, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012
sampai Mei 2013 ini adalah Nutrisi Ternak dengan judul Evaluasi Kecukupan
Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa
Barat. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kecukupan nutrien sapi perah dan
mengamati dampaknya terhadap produksi susu pada saat musim kemarau dan
musim penghujan terhadap aspek kecukupan nutrisi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, namun
demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2014

Jazmi Malyadi

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

1

METODE PENELITIAN

2

Bahan

2


Alat

2

Prosedur Penelitian

2

Survei dan Observasi Lapang

2

Teknik Pengambilan Data

2

Analisis Laboratorium

3


Analisis Data

5

Peubah yang Diamati

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Lokasi

6

Pemberian Pakan

7


Kecukupan Nutrisi

8

Bobot Badan, Body Condition Score (BCS), Produksi Susu, dan Kualitas
Susu

10

Hubungan Pakan dengan Produksi Susu dan Kualitas Susu

12

SIMPULAN DAN SARAN

12

Simpulan


12

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

17

UCAPAN TERIMA KASIH


17

DAFTAR TABEL
1 Pemberian dan imbangan pakan sapi perah
2 Kecukupan nutrien sapi perah berdasarkan NRC 1989
3 Pemberian nutrien pakan sapi perah
4 Evaluasi kebutuhan nutrien sapi perah
5 Persentase jumlah sapi yang terpenuhi kebutuhan nutrien
6 Bobot badan, body condition score, dan produksi susu
7 Rata-rata komposisi susu

8
8
9
10
10
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis korelasi antara pemberian pakan dengan produksi-kualitas
susu pada musim penghujan
2. Analisis korelasi antara pemberian pakan dengan produksi-kualitas
susu pada musim kemarau

15
16

PENDAHULUAN
Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran
strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan lapangan pekerjaan,
dan peningkatan pendapatan penduduk . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,
produk domestik bruto sektor peternakan lebih dari 12% terhadap produk
domestik bruto pertanian, yaitu periode 2005 sampai 2010 (BPS 2012). Sementara
dari aspek penyerapan tenaga kerja, kontribusi sub sektor peternakan lebih dari
11% terhadap sektor pertanian, yaitu periode 2009 sampai 2011 (Pusdatin 2012),
tetapi produksi susu dalam negeri saat ini hanya dapat memasok sekitar 20% dari
kebutuhan susu nasional sehingga masih terjadi ketergantungan dengan susu yang
diimpor dari luar negeri (Ditjennak, 2010).
Menurut Tawaf (2003) dalam Sugandi et al. (2005), hingga saat ini
peternakan sapi perah rakyat di Indonesia masih bercirikan usaha kecil, sistem
pemeliharaan back yard farming, diberi pakan campuran rumput lapangan, sisa
pertanian seperti jerami dan jagung, dan rumput kultur serta diberi pakan penguat
berupa campuran ampas tahu atau dedak dan konsentrat yang digunakan berasal
dari koperasi/KUD. Cara pemeliharaan seperti itu menjadi salah satu penyebab
produksi susu yang dihasilkan belum optimal. Rendahnya tingkat produktivitas
ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta
pengetahuan/keterampilan peternak yang mencakup
Aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil/pasca panen,
penerapan sistem pencatatan, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit.
Faktor yang paling utama dalam menentukan tingkat prduktifitas adalah
pemberian pakan. Pakan yang diberikan (input) kepada ternak akan
mempengaruhi performa ternak itu sendiri (output) (Toharmat 2003).
Berdasarkan NRC (1989) dalam penyusunan ransum sapi perah dibutuhkan
informasi dari bobot badan, kadar lemak, dan produksi susu. Produksi optimal
dapat tercapai dengan cara menyediakan cukup pakan, baik kualitas maupun
kuantitasnya, serta terpenuhinya kecukupan gizi sesuai dengan kebutuhan ternak,
tidak kekurangan maupun kelebihan (Santosa et al. 2009). Zat-zat nutrisi yang
diperlukan sapi perah utuk kebutuhan hidup pokok maupun untuk produksi adalah
energi, protein, mineral, dan vitamin (McDonald et al. 1995).
Kunak merupakan suatu kawasan industri yang diperuntukan bagi
pengembangan sapi perah skala kecil-menengah. Setiap perusahan sapi perah
memiliki luasan lahan yang diperuntukan bagi penyediaan hijauan. Luasan
tersebut diharapkan peternak dapat lebih mudah dalam perencanaan dan
penyediaan hijauan berkelanjutan untuk sapi perah yang diusahakan dan
memenuhi kebutuhan ternaknya agar berproduksi optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan nutrien sapi perah
dan mengamati dampaknya terhadap produksi susu pada saat musim kemarau dan
musim penghujan terhadap aspek kecukupan nutrisi.

2

METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan, meliputi ternak dan pakan. Ternak yang diamati,
yaitu sapi-sapi peranakan Fries Holstein (FH) sebanyak 133 ekor yang terdapat
pada Peternakan Sapi Perah di KUNAK dengan jumlah peternak sebanyak 20
peternak. Serta pakan yang diberikan di Peternakan Sapi Perah KUNAK, antara
lain hijauan (Rumput gajah, rumput lapang, jerami, limbah sayuran, daun jagung,
daun kentang, daun pisang, daun belenung, kulit jagung, daun kacang, daun ubi,
dan kaliandra) dan konsentrat (konsentrat KPS, konsentrat non KPS, onggok,
ampas tahu, ampas tempe, ampas bir, pollard, dedak padi, dan supplement)
Alat
Peralatan yang digunakan, antara lain diantaranya kuisioner untuk peternak,
timbangan, gelas takar, botol sampel susu, plastik, label, pita ukur, alat tulis, dan
alat analisis susu Lactoscan type S_L.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 periode, yaitu pengambilan data
lapang selama 3 bulan dari Juli sampai September 2012 dengan curah hujan 150300 mm dan 3 bulan dari April sampai Juni 2013 dengan curah hujan >301 mm di
kawasan Peternakan Sapi Perah KUNAK, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat, dan
pengujian sampel selama 4 bulan dari Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium
Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan, Laboratorium PAU IPB, dan
Laboratorium Biokimia Fakultas MIPA IPB.
Prosedur Penelitian
Survei dan Observasi Lapang
Survei dilakukan di Peternakan Sapi Perah di KUNAK. Pengamatan
dilakukan bersamaan dengan wawancara kepada setiap responden. Pengamatan
dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keterampilan
teknis peternak. Pengamatan juga dilakukan sebagai konfirmasi terhadap hasil
wawancara. kriteria jumlah sapi yang diamati adalah sapi-sapi yang sedang laktasi
dengan produksi susu harian berkisar
Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari pengukuran
dan wawancara di lapangan yang disertai pengisian kuesioner. Jumlah sampel
yang diamati sebanyak 133 ekor ternak dari 20 orang peternak. Data primer
meliputi

3

a. Pengamatan dan pengukuran bobot badan dilakukan dengan mengukur
lingkar dada setiap ternak yang dijadikan sampel. Alat yang digunakan
adalah pita ukur.
b. Pengamatan dan pengukuran produksi susu dilakukan secara harian
dengan cara mengukur setiap susu yang dihasilkan oleh setiap sapi
pada saat pemerahan pagi dan sore hari sebelum susu dimasukan ke
dalam milk can. Alat yang digunakan adalah gelas ukur 2000 mL.
c. Pengamatan dan pengukuran pemberian pakan hijauan dan konsentrat
dilakukan pada saat peternak akan member makan ternak dan
mengambil sampel pakan yang diberikan, sampel yang diambil
sebanyak 1 kg untuk hijauan dan 500 g untuk konsentrat. Alat yang
digunakan adalah timbangan dan plastik.
d. Pengamatan dan pengukuran komposisi susu dilakukan secara harian
dari setiap sampel susu hasil pemerahan pagi dan sore hari, sampel
susu yang diambil sebanyak 20 mL dari setiap sapi yang dijadikan
sampel. Alat yang digunakan adalah botol sampel dan lactoscan type
S_L
e. Melakukan kegiatan wawancara dengan peternak dan pihak terkait
dalam sistem usaha peternakan untuk penyesuaian data yang telah
diambil dengan kondisi yang sesungguhnya.
Analisis Laboratorium
Analisis sampel meliputi :
1. Analisis Proksimat (Metode AOAC 1988)
Sampel pakan yang sudah dikoleksi untuk analisis kandungan nutrisi,
diambil sebanyak 1 kg (hijauan) dan 500 g (pakan penguat). Sampel hijauan
dikeringkan di bawah sinar matahari selama 15 jam intensitas matahari (Asti et al.
2010). Hijauan kering dan pakan penguat digiling hingga melewati saringan 0.5
mm. Sebanyak 50 g dari sampel hasil gilingan dipisahkan untuk analisis
proksimat. Analisis BK dilakukan dengan mengeringkan ±4 g sampel dalam
wadah cawan porselin yang sudah diketahui beratnya menggunakan oven 105 ºC
selama 24 jam (hingga berat konstan). BK (%) dihitung sebagai persentase dari
berat sampel setelah oven dan sebelum oven. Kandungan abu diperoleh setelah
sampel yang sama diinsinerasi (dibakar) pada oven (tanur) bersuhu 600 ºC selama
6 jam (hingga bahan organik hilang). Kadar lemak ditentukan dengan ekstraksi
petroleum benzene, sedangkan protein dianalisis menggunakan metode Kjeldahl.
Kandungan serat kasar diperoleh dari sisa penyaringan setelah dilarutkan pada
pelarut asam dan basa.
2. Analisis Mineral
Preparasi Sampel (Metode Reitz et al. 1987)
Sebanyak ±1 g sampel pakan/rumput dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ukuran 125 mL 100 mL-1, kemudian ditambahkan 5 mL HNO3 (p) dan didiamkan
selama 1 jam pada suhu ruang di ruang asam. Selanjutnya, erlenmeyer dipanaskan
di atas hot plate dengan temperatur rendah selama 4 sampai 6 jam (dalam ruang
asam), kemudian didiamkan semalam dalam keadaan sampel ditutup. Setelah itu,

4

ke dalam erlenmeyer ditambahkan 0.4 mL H2SO4 (p) dan dipanaskan di atas hot
plate hingga larutan berkurang (lebih pekat) ±1 jam. Selanjutnya, ke dalam
erlenmeyer ditambahkan 2 sampai 3 tetes larutan campuran HClO4 : HNO3 (2 : 1).
Sampel masih tetap di atas hot plate dengan pemanasan sampai terjadi perubahan
warna dari coklat kuning tua menjadi kuning muda (±1 jam). Setelah ada
perubahan warna, pemanasan masih dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit,
kemudian sampel dipindahkan lalu didinginkan dan ditambahkan 2 mL akuades
dan 0.6 mL HCl (p). Selanjutnya, erlenmeyer dipanaskan kembali sampai sampel
larut (±15 menit) kemudian sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL.
Apabila ada endapan disaring dengan glass wool. Hasil pengabuan basah dianalisa
menggunakan AAS atau spektrofotometer untuk analisa berbagai mineral. Namun,
sebelumnya sampel dipreparasi terlebih dahulu dengan faktor pengenceran yang
dibutuhkan dan penambahan bahan kimia untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu (Cl3La.7H2O).
Preparasi Larutan
Larutan yang diperlukan untuk analisis mineral, yaitu larutan A yang dibuat
dengan melarutkan sebanyak 17 g TCA dengan akuades sampai 100 mL, larutan
B yang dibuat dengan melarutkan 10 g (NH4)6Mo7O24.4H2O dengan 60 mL
akuades dan ditambahkan 28 mL H2SO4 pekat secara bertahap dimana larutan
tersebut dibuat sampai 100 mL dengan menambah akuades, kemudian
didinginkan dalam suhu kamar, larutan C yang dibuat dengan melarutkan 10 mL
larutan B, 60 mL akuades, dan 5 g FeSO4.7H2O dalam 100 mL dengan menambah
akuades, larutan standar untuk P yang dibuat dengan melarutkan 4.394 g KH2PO4
dalam akuades sampai 1000 mL, larutan pengikat anion-anion pengganggu
(Cl3La.7H2O) yang dibuat dengan melarutkan 6.6838 g Cl3La.7H2O dalam
akuades sampai 25 mL.
Analisis Mineral Phospor (P) (Metode Taussky dan Shorr 1953)
Konsentrasi larutan standar P = 2, 3, 4 dan 5 ppm dibuat dengan melarutkan
0.4, 0.6, 0.8, dan 1 mL KH2PO4 dalam 5 mL pengencer. Masing-masing volume
tersebut ditambahkan 2 mL larutan C dan akuades sampai volume akhir 5 mL.
Selanjutnya, filtrat sampel dipipet ke dalam tabung (ukuran volume sampel yang
dipipet tergantung kadar P pada sampel), kemudian ditambahkan 2 mL larutan C.
Setelah itu, untuk mengetahui nilai absorbansi digunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 660 nm.
Analisis Mineral Calcium (Ca) (Metode AOAC 2003)
Konsentrasi larutan standar Ca : 2,4 dan 6 ppm dibuat dengan memipet
sebanyak 0.25 mL filtrat ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0.05 mL
Cl3La.7H2O. Selanjutnya, ke dalam tabung reaksi ditambahkan akuades sampai
volume larutan 5 mL dan disentrifuge 3000 rpm selama 10 menit. Setelah itu,
untuk mengetahui nilai absorbansi digunakan AAS (Spektrofotometer Serapan
Atom).

5

Analisis Data
Peubah yang Diamati
1.

Bobot Badan
Pendugaan bobot badan dilakukan dengan mengukur lingkar dada (LD)
setiap ternak yang dijadikan sampel. Pendugaan bobot badan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Schoorl (Sudono et al. 2003) yaitu :
BB
= (LD + 22)2/100
Keterangan :
BB
: bobot badan (kg)
LD
: lingkar dada (cm)

2.

Produksi Susu
Pengukuran produksi susu dilakukan dengan cara mengukur susu yang
dihasilkan oleh setiap sapi pada saat pemerahan pagi dan sore hari.
Pengukuran susu dilakukan pada saat memindahkan susu dari ember perah
ke milk can dengan menggunakan gelas ukur 2000 mL. Jumlah produksi
susu yang telah diukur dicatat dalam satuan liter.

3.

Pemberian Pakan
Pakan hijauan dan konsentrat diukur dengan menggunakan timbangan pada
saat peternak akan memberi makan ternak dan mengambil sampel pakan
yang diberikan. Jumlah pakan yang diberikan dicatat dalam satuan kg.
Sampel yang diambil sebanyak 1 kg untuk hijauan dan 500 g untuk
konsetrat. Sampel dianalisis untuk kandungan proksimat dan mineral pakan.

4.

Komposisi Susu
Sampel susu hasil pemerahan pagi dan sore tiap ekor diambil sebanyak 20
mL. Sampel diambil segera setelah selesai pemerahan dan dimasukkan ke
dalam botol sampel. Komposisi susu diuji dengan menggunakan lactoscan
type S_L.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi
peternakan di Peternakan Sapi Perah di KUNAK, karakteristik peternak,
mendeskripsikan peubah yang diamati yaitu bobot badan, produksi susu,
pemberian pakan, analisis pakan, dan analisis kualitas susu.
2. Uji T
Uji-T digunakan untuk membandingkan variabel antar musim. Persamaan uji T
adalah sebagai berikut :

keterangan :
t : koefisien t-student
xi : rata-rata kelompok ke-i
ni : jumlah data kelompok sampel ke-i
s : standar deviasi sampel

6

3. Analisis korelasi dan regresi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
pemberian pakan dengan produksi dan kualitas susu. Apabila terdapat korelasi
nyata maka dilanjutkan dengan mencari persamaan regresinya. Koefisien
korelasi dihitung dengan menggunakan rumus Walpole (1982) sebagai
berikut :

Regresi linear pendugaan produksi dan kualitas susu mengikuti persamaan
sebagai berikut :
Y1 = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn
keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara peubah x dan y
yi : peubah respon
xi : peubah prediktor
a : intersep
b : koefisien prediktor
n : jumlah sampel atau prediktor yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi
Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Cibungbulang
merupakan salah satu kawasan peternakan sapi perah yang terletak di kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. KUNAK berada di daerah perbukitan
dengan ketinggian 460 m dpl. Curah hujan rata-rata 3 009 mm per tahun dan suhu
berkisar antara 20 sampai 31oC. Peternak yang berada di KUNAK menempati
Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean, Kecamatan
Pamijahan sebanyak 10% dan 90% peternak yang berada di KUNAK berasal dari
luar daerah Cibungbulang dan Pamijahan, yaitu dari Cisarua, Megamendung,
Caringin, Cijeruk, Ciomas, Sukaraja, Bojong Gede, Beji, Sawangan, Cibinong,
Ciawi Hilir, dan Tanah Sareal. Kondisi geografis KUNAK meliputi Desa Situ
Udik, Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor. Topografi wilayah yang bergelombang sampai dengan berbukit.
Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh kegatan di daerah
KUNAK berasal dari sumber air Sungai Cigamea dan terdapat dua mata air yang
terletak di daerah puncak bukit yang dapat dijadikan sumber air bersih untuk
seluruh peternak yang berada di lokasi tersebut (Kantor Desa Situ Udik 2011).
Bangsa sapi yang dipelihara di KUNAK Cibungbulang merupakan bangsa
peranakan Fries Holland (FH) dengan produksi susu rata-rata berkisar antara 10
sampai 15 liter hari-1. Susu yang berasal dari Cibungbulang ini disetor ke Koperasi
produksi susu (KPS) Bogor.

7

Total peternak yang terdaftar di KUNAK Cibungbulang pada tahun 2011
adalah sebanyak 118 peternak yang merupakan peternak relokasi dari daerah
Cisarua, Kebon Pedes, dan Ciawi. Pengelola peternakan yang ada di KUNAK
saat ini sebagian besar hanya sebagai pegawai kandang sementara para pemilik
ternak berada di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan Bogor.
Pemberian Pakan
Rataan pemberian hijauan pada musim penghujan tidak berbeda nyata
(P>0.05) dengan musim kemarau, yaitu 54.7 ± 33.7 (kg BS ekor-1 hari-1) pada
musim penghujan dan 48.4 ± 18.0 (kg BS ekor-1 hari-1) pada musim kemarau. Hal
tersebut disebabkan variasi yang besar antar peternak, jenis pakan dan kadar air
pakan. Pemberian hijauan dalam BK menunjukkan perbedaan nyata (P