16 sel yang tidak diperlukan pada penyembuhan luka ini akan di buang atau
terjadi apoptosis Hamed
et al
., 2014. 2.2
Penyembuhan Luka Diabetes 1.
Luka Diabetes
Luka pada penderita diabetes dapat terjadi dikarenakan terjadi
neuropathy
pada kaki yang dapat berujung pada amputasi Hamed
et al
., 2014. Faktor fisiologis yang terjadi pada penderita diabetes saat proses
penyembuhan luka yakni penurunan atau pemutusan produksi dari
growth factor
, respon angiogenesis, fungsi makrofag dan perlindungan lapisan epidermis, akumulasi kolagen, jumlah dari jaringan granulasi, migrasi dan
proliferasi keratinosit dan fibroblas, dan keseimbangan antara akumulasi komponen ekstraselular matriks dan penyusunan ulang dari MMP Brem
Tomic-Canic, 2007. Menurut Hamed
et al
., 2014, pada penderita diabetes terjadi gangguan pada semua fase proses penyembuhan luka yang
dikarenakan pada proses epitelisasi tidak terbentuk atau tertunda karena pengurangan jumlah fibronectin didalam plasma dan penurunan fibronectin
di kulit yang mengganggu pembentukan
provisional
matriks, juga dikarenakan intensitas dan durasi respon inflamasi yang meningkat.
2. Matrix metalloproteinase-9
MMPs merupakan bagian dari enteropeptidase
zinc-dependent
yang dapat memodifikasi komponen matriks ekstraselular dan pengontrol sifat sel
Michaluk
et al
., 2011; Lobmann
et al
., 2002. MMPs ini pula yang bertanggung jawab pada kebanyakan matriks ekstraselular baik pada
kesehatan dan kerusakan jaringan, khususnya MMP-8
collagenase-2
dan MMP-9 gelatinase-B Mohamed
et al
., 2016. Menurut Falanga, 2004 MMP-9 yang berlebihan dapat mengakibatkan proses penyembuhan luka
menjadi tertunda. Pada penderita ulkus kaki diabetikum terjadi peningkatan MMP-9 mencapai 14 kali lipat dibandingkan orang normal yang membuat
proses penyembuhan berjalan sangat lambat Lobmann
et al
., 2002.
2.3 Piroxicam
Gambar 1. Struktur Piroxicam Pubchem compound database
17 Piroxicam mengandung tidak kurang dari 97,0 dan tidak lebih dari
103,0 C
15
H
13
N
3
O
4
S dengan bobot molekul 331,35 Dirjen POM RI, 2014. Piroxicam merupakan obat yang sangat sukar larut dalam air, sukar larut
dalam etanol Dirjen POM RI, 2014, dengan nilai pKa 5,3, log P 1,8 dan terionisasi pada pH 7,4 Abdulkarim
et al
., 2010. Piroxicam berbentuk serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang dan tidak berbau
Dirjen POM RI, 2014. Piroxicam Px tergolong dalam oxicam grup dari
non-steroidal anti- inflammatory drugs
NSAIDs yang memiliki aktivitas yang baik sebagai agen anti-inflamasi Rai
et al
., 2015, analgesik, dan antipiretik dalam menghambat sintesi prostaglandin Abd-Allah
et al
., 2011. Px dapat digunakan pada musculoskeletal, gangguan pada sendi seperti osteoarthritis
dan rheumatoid Abd-Allah
et al
., 2011. Berdasarkan penelitian Mazumder
et al
., 2014, secara
in silico
Px dapat mempercepat penyembuhan dengan menghambat MMP-9 yang berinteraksi dengan membentuk ikatan hidrogen
pada residu Proline 421, Alanine 189, Leusin 188, dan Tirosin 423.
2.4 Sediaan Penyembuh Luka
Sediaan penyembuh luka dikatakan ideal dalam penggunaannya apabila sediaan yang digunakan untuk menyembuhkan luka tersebut dapat
melindungi luka dari infeksi bakteri, mencegah dehidrasi, menyerap eksudat luka dan mempercepat penyembuhan Sun
et al
., 2011. Selain itu, sediaan penyembuh luka yang baik juga dapat mengurangi rasa sakit dan
mempercepat proses penyembuhan luka, serta tidak berasa sakit ketika penggunaan sediaan tersebut Taylor
et al
., 2010. Suatu sediaan penyembuh luka memiliki beberapa karakteristik yang diinginkan guna mempercepat
proses penyembuhan luka seperti, memberikan dan mempertahankan lingkungan yang lembab, tidak basah dan tidak kering, terjadi pertukaran gas
antara uap air dan udara, mencegah infeksi, menghilangkan luka dengan menyerap eksudatnya, keefektifan biaya dengan frekuensi pemakaiannya
yang diminimalkan Richard
et al
., 2007.
2.5 Gel Anhidrat