21
TEC dengan kode 12706 yaitu peltier terdiri dari 127 pellet dengan input tegangan maksimal 12 volt dan input arus maksimal 6 ampere. Beda suhu antara sisi panas
dan dingin bisa mencapai 65 ºC.
Gambar 2.19 Keping panas dingin yang ada dipasaran. i01.i.aliimg.comwsphotov05973762295-PCS-LOT-TEC1-12705-
Thermoelectric-font-b-Peltier-b-font-40x40mm-TEC-font-b-Thermo.jpg Untuk dapat lebih memahami prinsip kerja peltier dengan baik, perlu
pemahaman tentang beberapa teori yang terkait dengan peltier antara lain efek Seebeck, efek Peltier dan efek Thomson. Efek yang digunakan pada sistem
pendingin adalah efek Peltier, sehingga penulis menggunakan peltier jenis TEC dalam penelitian ini karena percobaan yang akan diteliti adalah tentang pendingin
air.
2.3 Efek Peltier
Efek Peltier pertama kali ditemukan tahun 1834 oleh Jean Charles Athanase Peltier 1785-1845. Jika arus listrik searah dialirkan pada dua buah
22
jenis penghantar yang berbeda, dan pada masing-masing kedua ujung penghantar tersebut disambungkan sambungan A dan sambungan B sehingga membentuk
rangkaian tertutup seperti terlihat pada Gambar 2.20, maka akan timbul perbedaan suhu antara sambungan A dengan sambungan sambungan B. Sambungan A
bersuhu lebih rendah T
c
dan sambungan B bersuhu lebih tinggi T
h
. Beda suhu sambungan A dan sambungan B adalah
T. Pada sambungan A terjadi proses penyerapan kalor sebesar
Qc dan pada sambungan B akan terjadi pelepasan kalor sebesar
Qh. Besar kalor yang diserap Qc sama dengan besar kalor yang dilepaskan
Qh atau Qc = Qh.
Persamaan yang menghubungkan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan di sambungan dengan arus searah yang mengalir adalah :
Q = Q = π ∙ I .......................................................................... 2.3 Pada Persamaan 2.3 :
Q
c
: jumlah perpindahan kalor yang diserap pada sambungan A watt. Q
h
: jumlah perpindahan kalor yang dilepaskan pada sambungan B watt. π : koefisien relatif peltier dari material X terhadap material Y volt.
I : arus searah DC yang mengalir dari material X ke material Y ampere.
23
Gambar 2.20 Efek peltier. https:www.ferrotec.comtechnologythermoelectricthermalRef01
Berdasarkan Gambar 2.20, koefisien Peltier XY material X terhadap material Y akan berharga positif jika kalor dilepaskan oleh sambungan B yang
bersuhu Th dimana ThTc ketika arus searah mengalir dari material X ke material Y. Efek Peltier merupakan efek yang reversibel, jika arah arus dibalik
maka pada sambungan yang awalnya melepaskan kalor akan berubah menjadi menyerap kalor dan yang awalnya menyerap kalor akan berubah melepaskan
kalor. Untuk arus listrik tertentu, kecepatan penyerapan kalor atau pelepasan kalor per detik pada sambungan dua penghantar bergantung kepada daya termoelektrik
dan tidak bergantung kepada bentuk dan dimensi penghantar. Dasar termoelektrik pendingin adalah terjadinya efek penyerapan kalor
lingkungan oleh sambungan, bila arus listrik searah mengalir searah dengan kenaikan gradient potensial. Besarnya kalor diserap atau dilepaskan di suatu
sambungan sebanding dengan arus yang dialirkan dan arah arus yang dialirkan menentukan apakah kalor diserap atau dilepaskan oleh sambungan tersebut.
24
2.4 Sirip