26
pasaran, sebaiknya dipilih dengan daya listrik dan debit aliran yang besar. Contoh kipas yang biasa digunakan untuk membantu sirkulasi pengaliran kalor dapat
dilihat pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22 Kipas pendingin. http:2.bp.blogspot.com-EwnyBcp21scTZQALJKjweI
AAAAAAAAAAc1eZtJgOYOBk s320fanfp6.jpg
2.6 Isolator
Isolator harus memmiliki nilai konduktivitas termal yang rendah karena dipergunakan untuk menghambat proses perpindahan kalor. Isolator dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu isolator yang tahan terhadap suhu dingin dan isolator yang tahan terhadap suhu panas. Bahan isolator yang tahan terhadap suhu dingin,
misalnya gabus sedangkan isolator yang tahan terhadap suhu panas dan juga tahan terhadap suhu dingin misalnya serat gelas glasswool dan udara. Nilai
konduktivitas termal bahan gabus sebesar 0,026 wattm
o
C, sama dengan nilai
27
konduktivitas termal yang dimiliki udara. Sedangkan nilai kondukivitas termal bahan serat gelas glasswool adalah 0,04 wattm
o
C.
2.7 Material Dinding Alat Pendingin Dengan Peltier
Pemilihan dinding kotak pendingin pada peralatan pendingin dapat mengambil referensi dari Tabel 2.4 yang menyajikan beberapa material dinding
non logam beserta dengan sifat-sifatnya. Penggunaan material dinding non logam jika sisi dingin peltier diberi sirip dan bersentuhan dengan fluida yang
didinginkan. Kotak pendingin yang bersentuhan langsung dengan peltier biasanya
menggunakan bahan dengan nilai konduktivitas termal yang tinggi, seperti material dari alumunium atau tembaga.
Tabel 2.4 Material dinding. Material
k WmK
Ρ kgm
3
mq” kgWm
2
Busa Polistiren Expanded 0.03
15 0,108
Poliuretana
0.02 1050
5,04 Silika Aerogel
0.003 1,9
0,0014 Serat kaca
0.038 32
0,292 Gabus
0.039 120
1,123 : untuk dinding dengan luas 160 × 100 mm
2
, ketebalan 10 mm dan T = 15 °C.
Pemilihan material dinding untuk alat pendingin yang baik adalah menggunakan Silika Aerogel, tetapi karena harganya yang relatif mahal material
dinding alat pendingin bisa diganti menggunakan gabus yang harganya relatif murah dan memiliki nilai konduktivitas termal yang rendah.
28
2.8 Perhitungan Kalor Yang Dilepas Air
Kalor yang dilepas air pada mesin pendingin selama selang waktu dari mesin pendingin Gambar 2.23 dapat dihitung dengan Persamaan 2.4 berikut :
Q = m ∙ C ∙ Ti − Ta ........................................................................ 2.4 Pada Persamaan 2.4 :
Q : kalor yang dilepas air watt. m : massa air kg.
C
v
: kalor jenis airJkg
o
C. T
i
: Suhu awal air
o
C. T
a
: Suhu akhir air setelah selang waktu detik
o
C.
Gambar 2.23 Kalor yang dilepas air. http:www.mhhe.comcengel
29
2.9 Perhitungan Efisiensi Alat Pendingin