Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri -
UPN “Veteran” Jatim Adanya senyawa alkaloid pada tumbuhan dapat juga diuji dengan
HNO
3
pekat. Reagen ini akan memberikan warna larutan menjadi merah.
http:www.scribd.comdoc4957573323Pembuatan- Larutan-Pereaksi
Tabel 2.8 Reagen warna dan pengendapan untuk senyawa alkaloid
Pereaksi Warna
Larutan Endapan
Warna 1. HNO
3
pekat Merah
- Pengendapan
1. Dragendorff 2. Wagner
3. Mayer 4. Bouchardat
- -
- -
Merah bata Coklat
Putih Coklat
II.2 Landasan Teori
Ekstraksi adalah untuk pengambilan semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Secara
umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari
organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri -
UPN “Veteran” Jatim ikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau
menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,
misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui.
Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti
dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa
kimia tertentu
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam
operasi ekstraksi : 1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan dan akan terjadi kontak
antara padatan dan cairan. Semakin besar partikel, maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang relative lama. Dari penjelasan
tersebut daun tapak dara terlebih dahulu dipotong kecil – kecil dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri -
UPN “Veteran” Jatim ukuran + 0,5 sd 1 cm lalu di oven dan di gerus hingga menjadi serbuk
agar terjadi kontak secara tepat. 2. Faktor pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi dalam permukaan kontak akan lebih luas terhadap pelarut. Semakin lama
waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat optimum agar
konsumsi energi tak terlalu besar. 3. Temperatur
Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan meningkat dengan temperatur dan akan menambah kecepatan ekstraksi. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal suhu pada proses pengadukan di jaga. 4. Pelarut
Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan
digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan melambat, karena gradien konsentrasi
akan hilang dan cairan akan semakin viskos pada umumnya Coulson, 1955: 721. Di dalam penelitian ini digunakan dua macam pelaut yaitu heksana
dan etanol. Heksana merupakan pelarut non polar sehingga pembebasan lemak dari daun tapak dara menggunakan pelarut heksana sangat penting
karena adanya lemak - lemak akan mengganggu proses pencarian alkaloid. Heksana sangat cocok untuk mengekstraksi senyawa yang memiliki
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri -
UPN “Veteran” Jatim kepolaran rendah seperti minyak yang terdapat dalam tapak dara karena
bunga tapak dara mengandung minyak atsiri Dalimartha, 2001. Etanol merupakan pelarut organik yang biasa digunakan dalam mengekstraksi
senyawa alkaloid
dari berbagai
tumbuhan. http:irwanfarmasi.blogspot.com201004ekstraksi-menggunakan-proses-
infudasi.html
II.2.1 Proses Ekstraksi
Proses pengambilan alkaloid dari daun tapak dara ada dua tahap : 1.
Serbuk kering daun tapak dara + CH
3
CH
2 4
CH
3
larutan minyak daun
tapak dara + heksane
2. Serbuk tahap pertama + C
2
H
5
OH larutan alkaloid daun tapak dara +
etanol Proses ekstraksinya adalah serbuk kering daun tapak dara dilarutkan
pada pelarut CH
3
CH
2 4
CH
3
. Kemudian pelarut menembus pori – pori dari
padatan dengan bantuan pengadukan untuk mengambil zat terlarut kemudian dipisahkan dengan cara filtrat dibuang dan residu di oven hingga kering.
Residu yang sudah dikeringkan diekstraksi lagi dengan etanol untuk mendapatkan alkaloid yang terdapat di dalam daun tapak dara.
II.2.2 Uji Alkaloid Dengan Pengendapan
Uji alkaloid dengan pengendapan melalui beberapa tahap : 1.
Ekstrak etanol + C
6
H
8
O
7
larutan asam sitrat mencapai pH 3-4 2.
Larutan asam sitrat + Bi NO
3 3
.5H
2
O +3KI endapan coklat kemerahan + larutan asam sitrat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri -
UPN “Veteran” Jatim 3.
Larutan asam + C
4
H
10
O larutan asam + eter 4.
Larutan asam tahap ketiga + NH
4
OH larutan basa mencapai pH 8-9 5.
Larutan basa + CHCl
3
larutan basa + kloroform 6.
Larutan basa tahap kelima + Bi NO
3 3
.5H
2
O +3KI endapan coklat
kemerahan + larutan basa Proses pemeriksaan alkaloid dengan reaksi pengendapan adalah ekstrak
etanol ditambahkan asam sitrat 5 hingga pH larutan mencapai pH 3-4. Penambahan larutan asam diulangi beberapa kali sampai larutan tersebut
memberikan hasil negatif terhadap reagen penguji alkaloid. Disaring lalu residu dibuang dan larutan asam yang diperoleh dikocok dengan eter
beberapa kali hingga fraksi eter yang terakhir tidak berwarna. Selanjutnya larutan asam dibasakan dengan amonium hidroksida pekat hingga pH larutan
mencapai pH 8-9. Larutan basa yang diperoleh dikocok dengan kloroform sampai tidak berwarna. Kemudian ditambah reagen dragendorff 5 ml sampai
menghasilkan endapan coklat kemerahan.
II.3 Hipotesis