Susunan Lema dan Sublema Masalah makna Label – label Informasi

Data untuk kamus dwi bahasa, kita dapat mengambilnya dari kamus bahasa sumber yang sudah ada dan kualitasnya cukup memadai. Kemudian kita tinggal mencari padanan kata dari bahasa sasaran.

c. Pengumpulan Data

Setelah masalah korpus telah diatasi, masalah selajutnya yang akan muncul adalah mengenai pengumpulan data. Misalnya saja yang disusun adalah kamus ekabahasa Indonesia. Maka data yang akan di kumpulkan bisa berupa kata kasar, kata berimbuhan, kata berulang, kata gabung, bentuk – bentuk idiomatik, ungkapan dan pribahasa.

d. Susunan Lema dan Sublema

Data yang dikumpulkan dari korpus akan menjadi lema dan sublema dalam kamus yang akan disusun. Lema dalam bahasa Indonesia berupa morfem dasar, baik yang bebas seperti batu , pergi , dan pulang maupun yang terikat esperti juang, henti, dan abai . Sedangkan sublema berupa bentuk turunan, baik yang berimbuhan, berulang, maupun yang berkomposisi. Prinsip utama susunan lema dan sublema adalah mudah diikuti.Yang dimaksud mudah diikuti adalah kalau lema dan sublema itu disusun secara alfabetis, baik secara vertikal maupun horizontal.

e. Masalah makna

Tujuan orang membuka kamus adalah untuk mengetahui makna kata. Oleh karena itu, sudah seharusnya makna dalam kamus dibuat baik dan selengkap mungkin. Hari hal itu, segala kemungkinan makna yang dimiliki oleh sebuah kata harus diterakan didalam kamus. Namun, dalam pemberian makna ini banyak masalah yang akan timbul antara lain : 1 Apa patokan yang menyatakan bahwa sebuah kata telah diberi makna atau definisi. Pemberian makna dalam kamus dwibahasa terlihat lebih mudah sebab sudah dianggap memadai kalo hanya diberi padanan katanya saja. Misal kamus Inggris – Indonesia. Table Meja Waterair Zip resleting. 2 Sering kali sukar dalam memberikan makna untuk kata kerja. Misalnya kata duduk, makan, dan tidur. Kesulitan seperti ini biasanya diatas dengan memberikan contoh pemakaian kata tersebut. 3 Banyak kata yang maknanya di suatu tempat tidak sama dengan tempat lain. 4 Banyak kata yang maknanya telah berubah, baik total, meluas, maupun menyempit. Misalnya, dulu kata ceramah bermakna “Uraian mengenai suatu topik dimuka orang banyak” , tetapi sekarang bermakna bawel . Makal hal seperti ini diinformasikan dalam rumusan makna dalam kamus.

f. Label – label Informasi

Sebagai bagian dari penjelasan makna kata, maka pada setiap lema utama perlu diberi keterangan dalam bentuk singkatan yang berkenaan dengan : 1 Kelas kata, yakni verbav, nominan, adjektivaa, adverbialad, numeralianum dan sebagainya. 2 Asal - Usul Kata Untuk kepentingan ilmiah kata – kata yang masih terasa asing perlu diberi keterangan mengenai asal – usulnya. Misalnya kata ngaben dari bahasa bali. Kata – kata serapan yang sudah sangat umum tidak perlu diberi label asal – usulnya. 3 Bidang Pemakaian Kata – kata, terutama yang disebut istilah, perlu diberi keterangan bidang pemakaianya. Misalnya kata fonem dari bidang linguistik ling , kata deposito dari bidang perbangkan bank . 4 Kata – kata arkais Kata – kata arkais adalah kata – kata yang saat ini tidak digunakan lagi dalam penuturan. Namun, kita bisa dapati saat kita membaca naskah – naskah lama. Misalnya kata tebuk, ungkai, oasik, dan sayhdan . Dibelakang kata – kata ini perlu diberi label ark arkais.

2.3.4 Jenis Kamus

Berdasarkan lingkup isinya, Jenis kamus di bagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : a. Kamus Umum, yaitu kamus yang memuat semua kata dalam sebuah bahasa, Misalnya Kamus Umum Bahasa Indonesia. b. Kamus Khusus atau Kamus Istilah, yaitu kamus yang hanya memuat kata – kata dari bidang tertentu, contohnya kamus linguistic, kamus istilah kedokteran, kamus instilah teknologi dan banyak lagi. c. Kamus Eka Bahasa, yaitu kamus yang memuat kata – kata dari satu bahasa , biasanya berisi definisi, sinonim, dan contoh penggunaan dalam kalimat. Misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia. d. Kamus Dwibahasa yaitu kamus memuat dua bahasa, biasanya berisi kata dari sebuah bahasa yang makna atau definisinya dijelaskan dengan bahasa lain Bahasa terjemahannya. Contohnya Kamus Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris. e. Kamus Multibahasa yaitu kamus yang memuat lebih dari dua bahasa. Misalnya Kamus Bahasa Prancis – Indonesia – Inggris.

2.3.5 Kamus yang Ideal

Dalam dunia perkamusan dan leksikografi sangat disadari bahwa tidak akan ada kamus yang sempurna, yang dapat memberikan semua informasi mengenai kata dengan makna. Hal ini terjadi karena bahasa yang menjadi obyek kamus itu selalu berubah, seiring dengan perubahan sosial budaya dari masyarakat yang menggunakan kamus itu. Akibat dari hal tersebut, kamus yang ideal adalah kamus yang selalu terus – menerus direvisi agar kamus tersebut dapat terus – menerus mengupdate informasi yang diperlukan

2.4 Bahasa Dayak Ngaju