Proses Hidrolisis HASIL DAN PEMBAHASAN

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa Bahan Baku Limbah air cucian beras air leri Berdasarkan hasil analisa bahan awal limbah air cucian beras air leri diperoleh data sebagai berikut : Tabel IV.1. Kadar Karbohidrat dan Kadar Glukosa pada Limbah air cucian beras air leri Sampel Kadar Glukosa Kadar Karbohidrate 1 26,47 19,78 Sumber : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

IV.2. Proses Hidrolisis

Setelah didapat hasil analisa kadar glukosa awal, selanjutnya dilakukan proses hidrolisis untuk memecah karbohidrat yang terkandung dalam air cucian beras air leri menjadi glukosa. Hasil analisa yang didapat untuk kadar glukosa setelah hidrolisis adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 Tabel IV-2. Hasil Analisa Kadar Glukosa Sumber : Labolatorium Analisa Pangan UPN “Veteran” Surabaya Gambar IV.1. Pengaruh pH hidrolisis dan berat kadar HCl terhadap kadar glukosa No Kode Sampel pH Kadar Hcl Hasil Analisa Glukosa g100 ml 1 A 4 30 10,30 2 B 4 20 22,00 3 C 3 30 5,50 4 D 5 30 3,60 5 E 4 10 5,60 6 F 5 10 2,70 7 G 3 20 8,00 8 H 3 10 4,50 9 I 5 20 13,70 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 Dari gambar IV.1 diperoleh hasil . Hasil terbaik dapat dilihat dari grafik yakni pada pH 4 dengan kadar glukosa 22.0 . Dan dari grafik ini pula dapat dilihat bahwa kadar HCl terbaik yakni 20 . Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi 10 terjadi degradasi glukosa yang terbentuk menjadi struktur kimia yang lain, sehingga dapat menurunkan konversi reaksi. Sedangkan pada konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 30 tampak kadar glukosa menurun. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi yang tinggi terjadi proses pembakaran karbohidrat sehingga karbohidrat yang dirubah menjadi glukosa menjadi sedikit dan pada akhirnya glukosa yang dihasilkan juga sedikit, dan kadar glukosa yang diperoleh pun semakin kecil. Kadar glukosa yang digunakan dalam proses fermentasi adalah sebesar 22.0 yang diperoleh dari proses hidrolisis pada pH 4 dengan kadar HCl 20 . Kondisi ini dipilih karena kadar glukosa optimum yang dikemukakan oleh Krisno Agus untuk permulaan proses fermentasi adalah sebesar 16 , dikarenakan kadar glukosa tersebut merupakan kadar glukosa optimum untuk pertumbuhan khamir. Glukosa inilah yang akan difermentasi dengan variasi hari fermentasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 IV.3 Kurva Pertumbuhan Bakteri Saccharomyces cerevisiae Tabel IV-3. Hasil Pengamatan Kurva Pertumbuhan waktu jam Berat awal g Berat akhir g berat bakteri g 1,0624 1,1372 0,0748 2 1,0133 1,0884 0,0751 4 1,0348 1,1102 0,0754 6 1,0675 1,1434 0,0759 8 1,0732 1,1496 0,0764 10 1,0815 1,1613 0,0798 12 1,0527 1,1369 0,0842 14 1,0444 1,1289 0,0845 16 1,0458 1,1307 0,0849 18 1,0578 1,1597 0,1019 20 1,0866 1,2279 0,1413 22 1,0936 1,2807 0,1871 24 1,0112 1,2127 0,2015 26 0,9986 1,2005 0,2019 28 1,0543 1,2563 0,202 30 1,0487 1,2508 0,2021 32 1,0639 1,2074 0,1435 34 1,0894 1,1523 0,0629 36 1,0563 1,1094 0,0531 38 1,0896 1,1384 0,0488 40 1,0783 1,1246 0,0463 42 1,0775 1,1027 0,0252 44 1,0672 1,0789 0,0117 46 1,0234 1,0306 0,0072 48 1,0333 1,0393 0,006 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 Gambar IV-2. Kurva Pertumbuhan Bakteri Saccharomyces cerevisiae Pada Gambar IV-2. menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan bakteri mengalami empat fase yaitu fase lag yang mana Saccharomyces Cerevisiae mulai beradaptasi untuk tumbuh, ditunjukkan pada waktu 0 sampai 16 jam. Kemudian dilanjutkan dengan fase log pada waktu 16 sampai 24 jam. Setelah itu pada waktu 24 – 30 jam terjadi fase stasioner. Dan waktu selanjutnya merupakan fase kematian. Sehingga berdasarkan data, waktu yang terbaik untuk memasukkan starter ke dalam reaktor adalah pada waktu 18 jam. Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut Saccharomyces Cerevisiae siap untuk mengkonversi gukosa menjadi ethanol. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42

IV.4 Hasil Fermentasi