10
BAB II STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Pariwisata
Berikut merupakan beberapa definisi kepariwisataan berdasarkan berbagai sumber antara lain :
Pariwisata menurut Anomius 1992:10 • Usaha pariwisata adalah kegiataan yang bertujuan
menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha barang
pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. • Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu
yang dibangun atau
disedikan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
• Wisata adalah kegiatan untuk mencipatakan kembali baik fisik maupun psikis agar dapat berprestasi lagi.
• Pariwisata menurut Lundberg 1997:12 • Pariwisata adalah konsep umum yang sejarahnya kembali ke
masa yang lampau, dan definisi selalu berubah. Istilah touris atau kepariwisataan mencakup orang-orang yang melakukan
perjalanan pergi dari rumahnya, dan perusahaan-perusahaan yang memperlancar atau mempermudah perjalanan mereka
atat membuat lebih menyenangkan. • UU no. 9 tahun 1999 tentang kepariwisataan
• Wisata adalah kegiatan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata ;
• Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata
serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
11 • Objek dan daya tarik wisata adalah perwujudan daripada
ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya
tarik untuk dikunjungi wisatawan. • Atraksi wisata adalah segala perwujudan dan sajian alam dan
atau kebudayaan, yang secara nyata dapat dikunjungi, disaksikan dan dinikmati wisatawan di suatu kawasan
wisata atau daerah tujuan wisata.Karyono 1997 : 14 • Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain. Kegiatan
tersebut dengan menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. • Tim pariwisata LPP-ITB
• Wisatawan adalah seseorang yang memiliki banyak waktu
luang yang bersifat sementara, yang sengaja mengunjungi suatu tempat yang jauh dari rumahnya, dengan tujuan untuk
mencari pengalaman “The Anthropology OF Tourism“ oleh Valene Smith, University of Pensylvania, 1989.
• Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan karena mempunyai sumber daya tarik secara
alamiah buatan serta faktor sosial budaya penduduk
BPS,1991.
2.1.2 Bentuk dan jenis Pariwisata
2.1.2.1 Bentuk Pariwisata
Bentuk pariwisata menurut Pendit Ilmu pariwisata, sebuah pengantar perdana, 1990, dapat dibagi menurut kategori antara lain:
menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan dan menurut alat
angkut yang dipergunakan Karyono,1997:16.
12
2.1.2.2 Jenis Pariwisata
Definisi jenis-jenis pariwisata menurut Valene L. Smith 1991 yang terdapat dalam kosakata kepariwisataan antara lain :
• Pariwisata Pantai Marine Tourism Kegiatan pariwisata yang ditunjang oleh sarana dan prasrana
untuk berenang, memancing, menyelam dan olah raga air lain termasuk sarana prasana akomodasi, makan dan minum.
• Pariwisata Etnik Ethnic Tourism Kegiatan pariwisata yang mengamati perwujudan kebudayaan dan
gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik. • Pariwisata Budaya Culture Tourism
Perjalanan untuk meresapi suatu gaya hidup yang hilang dari ingatan manusia.
• Pariwisata Rekreasi Recreational Tourism Kegiatan wisata yang berkisar pada olah raga, menghilangkan
ketegangan dan melakukan kontak sosial dalam suasana santai. • Pariwisata Alam Ecotourism
Perjalanan ke suatu tempat yang relatif masih alami dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan,
tumbuhan dan binatang liar, serta perwujudan budaya yang ada pernah ada pada suatu tempat.
• Pariwisata Kota City Tourism Perjalanan dalam satu kota untuk melihat mempelajari
mengalami objek, sejarah, dan daya tarik yang terdapat di kota tersebut.
• Resort City Suatu kota yang memiliki tumpuan kehidupan pada penyediaan
sarana dan prasarana wisata, yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan penyedia jasa wisata lainnya.
• Pariwisata Agro Agro Tourism Merupakan kegiatan perjalanan untuk menikmati kegiatan
pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Jenis wisata ini
13 bertujuan untuk mengajak wisatawan untuk lebih memperhatikan
sumber daya alam dan kelestariannya. • Urban Tourism
Bentuk pariwisata yang umum terjadi di kota besar, dimana pariwisata merupakan kegiatan kegiatan yang cukup penting,
namun bukan merupakan kegiatan utama di kota tersebut. • Pariwisata Sosial Social Tourism
Suatu pendekatan untuk menyelenggarakan liburan bagi kelompok masyarakat berpengasilan rendah serta orang-orang
yang tidak memiliki inisiatif untuk melakukan perjalanan. • Pariwisata Alternatif Alternative Tourism
Suatu bentuk pariwisata yang sengaja disusun dalam skala kecil, memperhatikan kelestarian lingkungan dan segi-segi sosial.
Dalam pariwisata ini keuntungan ekonomi yang diperoleh dari kegiatan pariwisata langsung dirasakan oleh masyarakat setempat
sebagai pemilik dan penyelanggara jasa wisata.
2.2 Tinjauan Wisatawan
Pengertian wisatawan yang digunakan oleh Sukadijo 1996: 13 sesuai dengan ketetapan Komisi Ekonomi Liga Bangsa-bangsa,
bahwa wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih
mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat
tinggalnya yang biasa. Menurut pengertian tersebut, semua orang yang melakukan kegiatan perjalanan wisata dinamakan
wisatawan apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan untuk mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi. Ciri-ciri wisatawan adalah :
• Melakukan suatu perjalanan di luar tempat tinggal, sehubungan dengan berbagai keperluan seperti rekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, tugastugas, pekerjaan, usaha bisnis, kesenian, ilmu pengetahuan, ibadah, olahraga dan pameran.
14 • Melakukan perjalanan dan persinggahan di tempat lain untuk
sementara waktu tanpa bermaksud untuk memperoleh pengasilan tetap ditempat yang dikunjungi.
Definisi berbeda dikemukan oleh Pendit bahwa wisatawan yaitu : 1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bersenang-senang, 2. untuk keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan dan
sebagainya. 3. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
maksud 4. menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di
dalam hubungan 5. sebagai utusan berbagai badanorganisasi ilmu
pengetahuan, administrasi, 6. diplomatik, olahraga, keagamaan, dan sebagainya.
7. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis.
8. Pejabat pemerintah dan orang-orang militer beserta keluarganya yang mengadakan perjalanan ke negeri lain.
Pendit, 2002:36
2.2.1 Jenis Wisatawan
Jenis wisatawan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Musanef, 1995:14
a. Wisatawan Mancanegara Wisatawan adalah seorang yang mengadakan perjalanan untuk
melihat sesuatu yang lain dan kemudian mengetahui bila ia membayar sesuatu yang telah sesuai. Lebih jelasnya mengenai
definisi dari wisatawan mancanegara, Biro Pusat Statistik Jakarta, untuk studi penelitian pengeluaran dan perdagangan
wisatawan mancanegara tahun 1991, mendefinisikan wisatawan mancanegara adalah setiap orang yang bukan penduduk
15 Indonesia yang melakukan perjalanan atau persinggahan
sementara ke wilayah geografis Indonesia untuk keperluan apa pun kecuali mencari penghasilan atau nafkah. Maksud
kunjungan tersebut antara lain untuk berlibur, bisnis, menghadiri pertemuan dan mengunjungi kerabat teman Hadinoto,
1996:14. b. Wisatawan Nusantara
Definisi wisatawan nusantara adalah seorang penduduk yang melakukan perjalanan ke tempat selain dimana ia tinggal
menetap Musanef, 1995:14. Menurut istilah Indonesia, wisatawan luar negeri internasional dan dalam negeri
domestik sejak Departemen, Pos dan Telekomunikasi Depparpostel dipimpin Menteri Susilo Sudarman alm di
tahun 1990-an diberi konotasi terpisah dengan istilah-istilah: wisatawan luar negeri disebut wisatawan mancanegara
wisman, wisatawan domestik dinamakan wisatawan nusantara wisnus, Pendit, 2002:51 Secara umum, wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Sumenep dapat dibedakan menjadi 2 dua jenis wisatawan yaitu wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara. Teori mengenai jenis wisatawan dapat membantu dalam menentukan jenis wisatawan yang melakukan
kunjungan wisata ke objek-objek wisata di Kabupaten Sumenep.
2.3 Tinjauan Motif Wisata
Schmidhauser 1989 mempelajari pola-pola perilaku wisatawan, dimana berdasarkan hasil penelitiannya menyajikan 4 fungsi sosiologi
dalam kaitannya dengan motifasi, yaitu ; 1. Untuk mengimbangi semua kekurangan yang mau tidak
mau ditimbulkan masyarakat yang sibuk bekerja tiap hari. 2. Pulihnya fisik dan jiwa dari ketegangan, tekanan pekerjaan
dan kebosanan hidup sehari-hari, dengan menemukan
16 kembali atau mempertahankan kesejahteraan fisik dan
mental. 3. memperluas wawasan, memuaskan ras ingin tahu,
mewujudkan jati diri, menambah rasa harga diri. 4. memberikan imbalan pada diri sendiri.menurut Dunn 1977
yang dikutip oleh Glenn F.Ross 1998:31 bahwa dalam motivasi terdapat dua faktor atau tahap dalam mengambil
keputusan melakukan perjalanan, yaitu : a. Faktor pendorong yaitu faktor yang membuat kita ingin
bepergian b. Faktor penarik, yaitu faktor yang mempengaruhi
kemana kita akan pergi setelah ada keinginan untuk bepergian.
Motif wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata seperti disebutkan oleh Kusudianto Hadinoto,
dibedakan menjadi 6 yaitu : a. Bisnis Business
b. Dinas Resmi Official Mission c. Pertemuan, konvensi, pameran atau MICE
d. Berlibur e. Pendidikan
f. Lainnya, seperti keunjungan keluarga, dan lainnya. Adapun motivasi yang mendorong wisatawan untuk
mengadakan perjalanan wisata Suswantoro:17 adalah sebagai berikut :
- Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi - Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian
- Dorongan kebutuhan keagamaan - Dorongan kebutuhan kesehatan
- Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian - Dorongan kebutuhan keamanan
- Dorongan kebutuhan hubungan keluarga
17 Sedangkan menurut Pitana dan Gayatri 2005, wisatawan
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata antar lain didorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau mempelajari daerah dan kebudayan
masyarakat lokal. Adapun kegunaan dari teori diatas dalam penelitian untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten
Sumanep berdasarkan motif wisatanya atau tujuan wisatawan melakukan perjalanan wisata di Kabupaten Sumenep.
2.4 Tinjauan Komponen Pariwisata
Kegiatan pariwisata mencakup dua komponen utama yaitu sediaan penawaran supply dan permintaan demand.
2.4.1 Komponen sediaan penawaran pariwisata supply
Komponen sediaan penawaran pariwisata meliputi segala sesuatu yang ditawarkan kepada wisatawan, yaitu berupa produk wisata. Produk
wisata harus sudah siap dikonsumsi oleh wisatawan. Produk wisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati wisatawan,
semenjak ia meninggalkan rumah dimana biasanya ia tinggal, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumahnya Yoeti,
1996:172. Ditambahkan oleh Baud-Bovy Yoeti, 2002:128 bahwa produk
wisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu
sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas yang terdapat di suatu Daerah Tujuan Wisata dan transportasi yang membawa
dari tempat asalnya ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu. Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi yang salingmendukung dalam
mewujudkan produk wisata yang siap untuk disajikan kepada wisatawan guna memberikan pengalaman perjalanan serta kepuasan kunjungan yang
optimal.
18
1. Atraksi obyek dan daya tarik wisata
Atraksi atau obyek dan daya tarik wisata adalah. Atraksi merupakan salah satu dimensi yang unik karena
seringkali hanya terjadi atau dapat dinikmati pada kawasan tertentu dan pada masa atau waktu tertentu. Biasanya, seringkali
tidak dapat ditiru oleh destinasi-destinasi di tempat lain Soekadijo,1996; French 1996:124
Atraksi wisata dapat berupa atraksi alam natural attractions
, seni budaya cultural attractions, dan buatan built attractions
. Atraksi atau daya tarik alam adalah “... attraction that occur naturally and neither created by human being nor
exist for the purpose of tourism ”. Atraksi atau daya tarik budaya
adalah daya tarik yang berupa hasil olah budi manusia, seperti kesenian seni pertunjukkan dan seni kerajinan, peninggalan
bersejarah, cultural events atau special events, adat istiadat masyarakat upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari,
museum, dan lain-lain. Sedangkan atraksi atau daya tarik buatan adalah daya tarik yang diciptakan oleh manusia dan terdapat
kecenderungan diciptakan untuk kepentingan pariwisata. Karyono dalam Anik 2005 : 38 menjelaskan supaya
suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, di samping harus ada objek dan atraksi wisata, suatu Daerah Tujuan Wisata
DTW harus mempunyai tiga syarat daya tarik, yaitu sebagai berikut:
· Ada sesuatu yang bisa dilihat something to see; · Ada sesuatu yang dapai dikerjakan something to do; dan
· Ada sesuatu yang bisa dibeli something to buy. Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan
wisatawan sebanyak banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan
kepada wisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus dipenuhi, yaitu Yoeti, 1997:10:
19 1. Kegiatan act dan objek artifact yang merupakan atraksi itu
sendiri harus dalam keadaan baik; 2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan
maka cara penyajiannya presentasinya harus tepat; 3. Atraksi wisata merupakan terminal suatu mobilitas spasial, suatu
perjalanan. Oleh karena itu juga harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial, yaitu akomodasi, transportasi, dan
promosi serta pemasaran; 4. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan
cukup lama; 5. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi
wisata harus diusahakan supaya bertahan selama mungkin. Seorang wisatawan datang ke Daerah Tujuan Wisata
DTW dengan tujuan untuk memperoleh manfaat benefit dan kepuasan satisfaction. Manfaat dan kepuasan tersebut dapat
diperoleh apabila suatu DTW mempunyai daya tarik. Daya tarik suatu daerah tujuan wisata disebut juga dengan attractive
spontanee , yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan
wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat menarik orang
untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata antara lain: 1. Natural amanities benda yang terdapat di alam semesta,
meliputi iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, fauna dan flora serta pusat-pusat kesehatan.
2. Hasil ciptaan manusia, meliputi benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan.
3. The way of life tata cara hidup masyarakat, meliputi kebiasaan hidup, adat istiadat dan tata cara masyarakat.
2. Amenitas
Amenitas adalah infrastruktur yang sebenarnya tidak langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian
dari kebutuhan wisatawan. Amenitas mencakup sarana dan
20 prasarana wisata yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan
kepada wisatawan demi kelancaran kegiatan pariwisata. Menurut Yoeti 1992:184, sarana wisata dapat dibagi dalam tiga unsur
pokok yaitu: 1. Sarana pokok kepariwisataan, adalah perusahaan yang hidup
dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk dalam
kelompok ini adalah travel agent atau tour operator, perusahaan-perusahaan angkutan wisata, hotel, dan jenis
akomodasi lainnya, restoran dan rumah makan lainnya serta obyek wisata dan atraksi wisata.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan- perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas
untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah menjadikan
para wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata. Yang termasuk dalam kelompok ini seperti sarana
olahraga dan lainnya. 3. Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang
menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu
daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak
mengeluarkan atau
membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain nightclub dan
steambath , casino dan entertainment, souvenir shop dan lain-
lain. Yoety 1996:8 menyatakan baik prasarana maupun sarana
kepariwisataan sesungguhnya merupakan tourist supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila hendak mengembangkan
industri pariwisata. Prasarana infrastrukture adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan
21 dengan lancar sedemikin rupa, sehingga dapat memudahkan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan
pelayanan sebagaimana mestinya. Prasarana dasar yang melayani komunitas penduduk lokal di suatu area seringkali dapat pula
melayani kegiatan pariwisata hanya dengan sedikit menambah jumlah pelayanan. Demikian pula sebaliknya, prasarana yang
dibangun untuk kegiatan pariwisata dapat melayani kebutuhan penduduk lokal secara umum Inskeep, 1991:120. Prasarana
kegiatan pariwisata dapat meliputi jaringan jalan, listrik, komunikasi, air bersih, drainase serta sanitasi dan pengelolaan
sampah.
2.4.2 Komponen permintaan pariwisata demand
Komponen permintaan pariwisata mencakup segala kegiatan serta aspirasi wisatawan dan masyarakat di sekitar kawasan pariwisata. Unsur-
unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya produk dan jasa wisata Kelly,
1998; Gunn, 2002.
1. Wisatawan
Selain wisatawan, dikenal pula terminologi pengunjung. World Tourism Organization
WTO 2001 mendefinisikan pengunjung sebagai satu atau sekelompok orang yang melakukan
perjalanan dan atau tinggal di suatu tempat di luar wilayah tempat tinggalnya, baik negara, propinsi, kota, ataupun desa selama tidak
lebih daripada satu tahun, dengan tujuan bisnis, mengisi waktu luang ataupun tujuan lainnya Wood, 2002 : 9. Istilah pengunjung
memiliki perbedaan dalam pelaku perjalanan wisatanya yaitu : wisatawan yaitu pengunjung sementara yang menetap sedikitnya 24
jam di lokasi kunjungan serta ekskursionis, yaitu pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di lokasi kunjungan,
dan biasanya tidak menginap Inskeep, 1991 : 19.
22
2. Masyarakat setempat
Masyarakat lokal adalah pihak yang akan menerima dampak paling besar dari kegiatan wisata yang dikembangkan
didaerahnya. Aspirasi masyarakat setempat merupakan komponen permintaan yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
rangka pengembangan suatu kegiatan wisata sehingga kegiatan wisata yang diselenggarakan tidak akan menimbulkan kerugian-
kerugian bagi masyarakat lokal. Industri pariwisata akan memberi peluang bagi pemberdayaan sumber daya lokal dan menjadi stimulan
multiplier effects positif bagi perekonomian dan kemajuan
masyarakat lokal. Supriana, 1997:23 mengemukakan bahwa dengan adanya
pengusahaan pariwisata alam, peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian alam dan konservasi sumber daya alam dapat diharapkan
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat atau bersama-sama pengusaha secara aktif maupun pasif. Peran serta aktif dilaksanakan secara
langsung baik perorangan maupun bersama-sama secara terorganisir, yang secara sadar ikut membantu program pemerintah dengan
inisiatif dan berkreasi melibatkan diri dalam suatu kegiatan yang terdapat dalam kegiatan pengusahaan pariwisata alam atau melalui
pembinaan rasa memiliki sehingga tercipta hubungan timbal balik antara pemanfaatan dan kesempatan usaha.
Faktor – faktor permintaan demand antara lain Yoeti,1997 : 31 • Lama tinggal wisatawan
Semakin lama wisatawan tinggal dalam objek maka semakin meningkat daya dukung kepariwisataan.
• Tipe aktivitas wisatawan Semakin banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh wisatawan di
dalam objek maka akan mempengaruhi semakin tingginya kunjungan yang dilakukan wisatawan pada objek tertentu.
• Tingkat kepuasan wisatawan • Pemanfaatan objek wisata
23
2.5 Studi Literatur Tentang fotografi Digital
Fotografi berasal dari kata photographie, yang juga berasal dari bahasa yunani kuno phos yang berarti cahaya dan graphisgraphe yang
berarti arti dari fotografi adalah menggambar dengan cahaya. Fotografi merupakan proses merekam gambar dengan pengertian menangkap cahaya
dengan cahaya dengan media yang peka terhadap cahaya seperti film dan sensorelektronis. Pantulan cahaya dari objek mengekspos media peka
cahaya dalam waktu tertentu exsposure, melalui lensa ke media peka cahaya.
Fotografi digital berbeda dengan fotografi manual yang menggunakan film, fotografi digital menggunakan alat elektrolis untuk
merekam gambar dan menyimpannya sebagai data dari gambar. Maka gambar yang dihasilkan dapat ditampilkan di layar, dicetak dan disimpan
dalam media penyimpanan, serta bisa dipindah dan disusun menggunakan perangkat digital lain atau komputer dan internet. Jadi fotografi digital
adalah sebuah media perekam cahaya yang menggunakan fungsi-fungsi elektrolis sebagai input, proses, penyimpanan, pengolahan hingga tampilan
akhir.
2.5.1 Studi Fotografi Untuk Keperluan Pariwisata Foto dokumenter merupakan salah satu jenis fotografi yang lebih
menonjolkan muatan cerita atau berita ke dalam setiap gambar yang dihasilkan. Kunci foto dokumenter terletak pada kekuatan momen,
kekuatan momen menjadi unsur utama dalam menciptakan bagaimana foto yang mampu bercerita dan menyampaikan perasaan melalui gambar.
Kekuatan momen mampu membawa energi dalam kandungan cerita pada fotografi dokumenter. Peranan fotografer sendiri diibaratkan sebagai
pencerita yang diharapkan mampu menghasilkan sebuah cerita dibalik gambaran foto yang dihasilkan. Kinghorn : 124
Fotografi dokumenter juga memiliki kekuatan untuk mempermainkan emosi dan psikologis dari yang melihat. Terkadang hanya
dengan melihat sebuah foto seseorang mampu merasakan perasaan dan
24 pengalaman yang sama dengan fotografer. Foto terkadang mampu
membawa kita untuk mengenang kembali dan mampu merasakan bagaimana perasaan dan pengalaman yang dialami. Disinilah perlunya
fotografer jeli dalam melihat setiap objek yang akan dibidik. Usaha fotografer benar-benar diuji untuk menghasilkan gambar yang bisa
membangkitkan kembali kenangan mengenai tempat-tempat yang disinggahi serta akan semakin memiliki nilai tambah jika foto tersebut bisa
membangkitkan respon yang kuat dari yang melihat. Ingat foto yang baik tidak sekedar menyalin apa yang dilihat mata ke dalam lensa. Sugiarto :
68
Teknis Pemotretan
Menurut Sugiarto 2008, 72-112 untuk menghasilkan sebuah foto yang lebih berkesan dan bermakna, ada baiknya pemotret memperkirakan
sasaran apa yang akan diambil sebeleum meakukan perjalanan. “Travelling light Is Travelling Smart”
sebuah ungkapan yang disebutkan dalam buku Perfect Digital Photography. Maksudnya adalah lebih baik
kita membawa peralatan yang minim untuk keleluasaan gerak sehingga fotografer bisa focus untuk memotret daripada dibingungkan oleh
pemilihan peralatan yang terlalu lama dan jumlah peralatan yang banyak namun tidak efektif.
The key Essential Is Moment
Momen merupakan kunci penting dalam foto dokumenter. Momen mampu menjadi suatu unsur dalam foto yang bisa menghubungkan antara
set nyata dan cerita dalam sebuah foto. Momen mampu nmempengaruhi psikologis dan peranan seseorang serta mampu membuat orang yang
melihat mengerti bagaimana sebuah pariwisata itu berjalan Kinghorn, 137.
Pencahayaan dalam fotografi merupakan suatu hal yang esensi. Foto yang kita hasilkan merupakan asli perekaman cahaya yang masuk ke
dalam diafragma kamera. Sehingga mengontrol cahaya yang masuk dan menambahkan cahaya pada saat di butuhkan merupakan salah satu teknik
25 dasar dalam fotografi. Terdapat beberapa metode yang dapat membantu
seorang fotografer mengontrol cahaya yang dibutuhkannya. 1. Menggunakan Light meter kamera
Light meter yang dimiliki oleh kamera adalah salah satu cara utama dalam mengetahui banyaknya cahaya yang masuk. alat
ini menghitung jumlah cahaya yang masuk dalam kamera dan memberitahu apakah jumlah cahaya yang masuk kurang,
cukup atau berlebihan. 2. Aperture
Aperture adalah sebuah alat yang dapat membatasi atau menambah cahaya yang masuk ke dalam kamera melalui lensa.
Aperture digunakan untuk mengontrol jumlah cahaya maksimum yang dapat mencapai kedalam filmsensor.
3. Shutter speed Shutter speed adalah alat yang mengontrol berapa lama jumlah
cahaya tersebut akan masuk ke dalam kamera. Selain itu shutter speed juga mengontrol lama waktu pada saat cahaya
mengenai film atau sensor 4. Exposure
Exposure adalah jumlah cahaya yang dibutuhkan secara tepat pada sebuah pengambilan gambar. Eksposure yang tepat dapat
menghasilkan gambar dengan pencahayaan yang tinggi sehingga gambar lebih terlihat jelas.
5. Fill flash Fill flash atau cahaya tambahan digunakan saat terdapat
sumber cahaya yang memadai namun memiliki lokasi yang salah. Sehingga flash digunakan untuk mengimbangi sumber
cahaya tersebut sehingga cahaya yang masuk akan sesuai dengan yang dibutuhkan.
6. Reflektor Dalam menambah cahaya terkadang penggunaan fill flash akan
dapat membuat satu sumber cahaya menjadi berlebihan. Untuk
26 itu digunakan reflektor agar biasa mendapatkan secara tepat
jumlah cahaya yang di butuhkan. Reflektor dapat di beli di toko yang menjual alat-alat fotografi atau bisa di buat dengan
sederhana seperti menggunakan aluminium foil dan karton tebal. Pada dasarnya semua media yang dapat memantulkan
cahaya dapat digunakan segai reflektor.
Efek fotografi dapat kita peroleh melalui sudut angle, kecepatan rana dan jenis lensa. Efek – efek fotografi tersebut seperti :
1. Low angle : Derajat posisi kamera berada di bawah objek sejajar dengan mata kaki, sehingga objek terlihat lebih besar
atau lebih tinggi. 2. Wade angle : Derajat posisi kamera berada di ata objek
sehingga objek terlihat tampak bawah, efek yang di timbulkan yaitu objek terlihat lebih kecil atau lebih kurus
3. Prespective : Derajat posisi kamera mendekati objek, sehingga objek terlihat lebih gemuk dari pada aslinya.
4. Ruang tajam : Efek ruang tajam yaitu, efek dimana membentuk presepsi tentang kedalaman luar gambar yang di hasilkan, efek
ruang tajam ini di bagi menjadi 2, efek ruang takam sempit dan efek ruang tajam luas.
5. Efek siluet : Efek ini di peroleh dengan posisi membelakangi objek yang terkena cahaya dari depan, sehingga efek yang
diperoleh, yaitu objek terlihat seperti bayangan lebih gelap. 6. Efek Freeze : Efek ini di peroleh dengan meninggikan
kecepatan sehingga objek yang bergerak dengan cepat dapat tampak diam
7. Efek Difraksi : Efek difraksi yaitu penyebaran cahaya masuk melalui lubang atau celah sehingga untuk objek yang bergerak
terlihat pergerakannya.
27
2.6 Studi warna
Menurut tingkatannya, warna dibagi menjadi warna primer merah- biru-kuning, warna sekunder hijau-ungu-orange, dan warna tersier
semua warna diluar warna primer dan skunder.
Gambar 2.1 Teori Warna Sumber : Ahmad Fitroni, 2012.
Contoh warna yang diambil untuk teori ini diambil dari warna yang terdapat pada logo Kabupaten Sumenep yang nantinya akan dipakai
sebagai warna dalam layout dalam konsep desain.
Warna kuning :
Warna ini melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Sifatnya : Toleran, Investigatif, Menonjol. Warna kuning yang terang, dapat menjadi
penarik perhatian, oleh karena itu rambu-rambu lalu lintas banyak memakai warna kuning. Warna kuning tidak dapat menggambarkan
stabilitas dan kepercayaan. Contoh-contoh penggunaan warna kuning dalam desain : Produk mainan anak-anak, produk-produk fastfood, dan
pada rambu-rambu lalu-lintas.
Warna hijau :
Warna hijau merupakan warna kedua yang mempunyai efek menenangkan setelah biru. Warna hijau mempunayi kesan harmonis,
28 ketabahan, pembaharuan, dan juga kepercayaan diri. Contoh-contoh
pengggunaan warna hijau dalam desain: Produk-produk yang berhubungan dengan alam dan relaksasi teh, aromateraphy, dan warna-warna dalam
sistem identitas rumah sakit.
Warna putih :
Warna suci dan bersih, natural, kosong, tak berwarna, netral, awal baru, kemurnian dan kesucian. Warna yang sangat bisa dipadukan dengan
warna apapun. Warna putih di situs web banyak dipakai sebagai warna background teks hitam. Sebab pengunjung akan lebih mudah untuk
membacanya. Warna sebagai termasuk dalam ranah nirmana. Terkadang
pemakaian warna sangat membantu dalam pemilihan font dalam typografi. Kemampuan penguasaan budaya dan warna sangat berpengaruh dalam
menentukan sebuah warna dalam pemakaian ke dalam produk desain, oleh karenanya penguasan warna merupakan syarat penting untuk desainer
pemula. Meski demikian, arti warna bisa bergantung juga dengan bidang tertentu, budaya, agama, dan adat setempat. Warna kuning bisa
berasosiasi dengan partai politik tertentu kalau dalam politik; sementara kalau dalam kehidupan sehari-hari, bendera kuning yang
dipasang di rumah seseorang, itu pertanda tengah terjadi peristiwa berkabung. Sementara bank syariah hampir pasti selalu dihiasi dengan
warna hijau yang berasosiasi dengan agama tertentu.
2.6.1 Studi Desain Grafis
Bahasa desain grafis adalah bahasa visual, bahasa simbol yang diungkapkan melalui gambar, bentuk, warna dan aksara. Grafis harus
dapat mengantarkan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen barang lewat kemasan yang diciptakan; baik informasi
mengenai isi
maupun penjelasan mengenai cara pemakaian produk tersebut. Pemilihan tipe huruf yang berkarakter sesuai dengan jenis barang, dipadu
saling menunjang dengan gambar ilustrasi yang tepat dan dicetak dengan teknik
percetakan yang baik, akan membawakan pesan yang langsung
29 ataupun yang tidak langsung dari barang tersebut terhadap kualitas dan
nilainya. Gambar dan tulisan teks, tidak saja penting sebagai daya tarik tetapi terutama cerdas untuk berkomunikasi dengan konsumen tentang
keterangan-keterangan yang diinginkan. Teks haruslah jelas, singkat, benar, mudah terbaca dan menyatu dengan desain keseluruhan.
Mempertimbangkan tata tertib desain sangat membantu untuk menghindarkan kesan desain yang kacau balau. Ketiga unsur grafis,
gambar, huruf dan warna haruslah dapat menampilkan dirinya secara saling tenggang dan saling tunjang. Bentuk huruf nama produk yang
seharusnya tampil utama, tidaklah layak diganggu oleh penggunaan warna-warna kontras yang menyilaukan, sebab warna yang keras hanya
dapat berteriak, tapi tidak menyampaikan pesan. Gambar ilustrasi yang berkelebihan akan menenggelamkan pesan informasi tertulis yang juatru
lebih penting. Teks yang dicetak dengan warna kuning atas dasar hitam akan sangat jelas terbaca, sebaliknya tulisan biru atas dasar merah akan
bergerak memusingkan mata, dan warna kuning muda atas putih akan tidak terbaca. Demikian pula penggunaan bentuk huruf kecil akan lebih
mudah dan enak dibaca dari pada huruf besar, dan pemilihan tipe huruf yang sederhana akan lebih menguntungkan dari pemakaian huruf yang
dekoratif yang mungkin akan lebih indah tapi sukar terbaca. Memperhitungkan tinggi dan tebal huruf yang seimbang, dan jarak
spasi antara huruf lebih besar dari tebal huruf itu sendiri, sehingga semua pesan yang tertulis sangat mudah terbaca. Hindarkanlah kesan pada
konsumen, sehingga seakan-akan kemasan itu berusaha menyembunyikan sesuatu. Dalam pemakaian teks, gunakanlah kata-kata yang mudah
dimengerti, tidak terlalu panjang, tidak berarti ganda, karena kecenderungan konsumen adalah selalu mencari produk yang praktis dan
bermanfaat yang kemudian baru mempertimbangkan soal harga. Mengenai gambar atau ilustrasi dapat diungkapkan melalui gambar
tangan ataupun melalui fotografi atau keduanya. Fungsi utama dari ilustrasi ini adalah untuk informasi visual tentang produk, pendukung teks,
tentang penekanan suatu kesan tertentu atau sebagai penangkap mata
30 untuk menarik calon pembeli untuk membaca teks. Berdasarkan
kegunaannya, ilustrasi dengan gambar pada kemas dapat ditampilkan berupa barang produknya secara penuh atau gambar detailnya ataupun
gambar yang berupa hiasan, atau ornamen yang simbolis saja.
2.6.2. Teori Layout
Sebuah layout yang baik dalam desain komunikasi visual adalah menuangkan pengelolaan bahan tulisan dan seni foto, ilustrasi atau
gambar lainnya pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan,
penentuan tujuan dari karya, penentuan target audiens, perencanaan dimana atau kemana akan ditempatkan dan bagaimana cara
pendistribusiannya. Layout yang baik dan benar dapat mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami.
Menurut Kusrianto 2007 ada beberapa dasar yang dapat ditemukan dalam merancang sebuah layout, yaitu :
a the law of unity, harus dirancang sedemikian rupa dari penyusunan headline, subheadline, ilustrasi, teks, slogan, logo dan sebagainya.
Sehingga menghasilkan sebuah kesatuan komposisi yang baik dan sedap dimata.
b the law of variety, untuk menghindari kesan monoton, harus dibuat beberapa variasi perancangan sebuah iklan. Misalnya tipis tebal dari
sebuah huruf yang digunakan, juga besar kecil dari ukuran huruf yang digunakan.
c the law of harmony, juga untuk menghilangkan kesan monoton dari sebuah desain, maka desain harus dirancang hingga berkesan
harmonis. d the law of rhytm, sebaiknya mata pembaca dalam melihat sebuah
iklan diarahkan untuk bergerak wajar. Disamping itu sebaiknya dimuli dengan Headline, subheadline, teks, ilustrasi hingga nama
produk dan alamat.
31 e the law of proportion, buku, majalah, koran, katalog akan terlihat
menarik apabila salah satu ukuran sisinya lebih panjang, jadi akan berkesan tidak kaku.
f the law of scale, perpaduan gelap terang pada warna akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Dapat digunakan untuk
memberikan penekanan pada layout agar terlihat lebih menarik. g the law of balance, suatu keseimbangan dapat dicapai bila unsur-
unsurnya diatur secara sepadan, serasi, dan selaras. Terdapat 2 jenis keseimbangan, yaitu :
• Formal balance simetris apabila unsur-unsur bentuk sama persis pada kedua sisi dari garis poros tengah ruang layout.
• Informal balance asimetris apabila unsur-unsur bentuk sedikit tidak sama persis pada kedua sisi dari garis poros
tengah ruang layout.
2.6.3. Margin dan Grid
Dalam buku Layout, dasar dan penerapannya dijelaskan tentang sebuah kekuatan margin dan grid jika diterapkan pada proses melayout
sebuah bidang grafis yang berhubungan dengan komunikasi media cetak seperti buku, majalah, tabloid, dan lain sebagainya. Margin dan grid
merupakan sebuah elemen penting yang tidak nampak pada hasil output setiap jenis karya desain grafis namun tanpa adanya margin dan grid
sebuah hasil karya desain akan terlihat tidak seimbang dan itu menyebabkan prinsip dasar dari sebuah desain yaitu keseimbangan hilang.
Sehingga nilai estetika dari sebuah output desain akan berkurang atau bahkan berakibat pada rusaknya pesan komunikasi yang terkandung dalam
karya tersebut. Menurut Rustan 2009 margin menentukan jarak antara pinggir
kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh kepinggir
halaman. Karena hal tersebut secara estetika kurang menguntungkan atau lebih parahnya lagi, elemen layout dapat terpotong pada saat proses
32 percetakan. Namun ada juga yang memang disengaja meletakkan elemen
grafis keluar dari batas margin karena sudah dirancang untuk seperti itu dan mendapat pertimbangan yang matang dari desainernya sendiri.
Menurut Rustan 2009 Grid merupakan sebuah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me layout. Grid mempermudah kerja dari
seorang desainer untuk menentukan dimana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk
karya desain yang terdiri dari banyak atau beberapa halaman. Dalam membuat sebuah grid seorang desainer harus membagi halaman menjadi
beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, dan ada juga yang horisontal. Sedangkan dalam merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor
berikut : berapa ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa ukuran huruf yang dipakai, berapa banyak
isinyainformasi yang ingin dicantumkan, dan lain-lain. Kadangkala untuk membuat layout sebuah karya desain yang mempunyai banyak halaman
seperti company profile, katalog, majalah, newsletter atau surat kabar, boleh saja seorang desainer melakukan suatu improvisasi dengan
mengkombinasikan lebih dari satu sistem grid.
2.6.4. Elemen Teks
Pada umumnya layout dibagi menjadi 3 bagian yang menyusunnya diantaranya adalah elemen teks, elemen visual, dan invisible elemen.
Elemen teks ini terdiri dari judul, deck, byline, bodytext, subjudul, pull quotes, caption, callouts, kickers, initial caps, indent, lead line, spasi,
header footer, running head, catatan kaki, nomor halaman Rustan, 2009.
a. Judul Judul atau head, heading, headline. Suatu artikel biasanya diawali
oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan
membedakannya dari elemen layout yang lain. Selain dari ukuran, pemilihan sifat yang tercermin dari jenis huruf tersebut juga harus
33 menarik perhatian, karena untuk judul segi estetis lebih
diprioritaskan. Misalnya judul dapat dibuat menggunakan huruf- huruf yang bersifat dekoratif dan tidak terlalu formal.
b. Deck
Deckblurbleadstandfirst adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytext. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya
terletak diantara judul dan bodytext. Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext,
karena itulah perbedaan fungsi ini harus ditangkap oleh pembaca dengan jelas, antara lain dapat dicapai melalui : 1. ukuran hurufnya
rata-rata lebih kecil dari judul, tapi tidak sekecil bodytext, 2. jenisstyle huruf dipakai berbeda dengan yang digunakan untuk
judul, 3. warna deck yang dibedakan dengan judul dan bodytext. c.
Byline Byline berisi penulis, terkadang disertai dengan jabatan atau
keterangan singkat lainnya. Byline letaknya sebelum bodytext, ada juga yang meletakkannya diakhir naskah.
d. Bodytext
Isinaskahartikel merupakan elemen layout yang paling banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut.
Keberhasilan suatu bodytext ditentukan oleh beberapa hal antara lain: dukungan judul dan deck yang menarik sehingga memancing
pembaca meneruskan keingintahuannya akan informasi yang lengkap dan gaya penulisan yang menarik dari naskah itu sendiri.
e. Subjudul Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa
segmen sesuai topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul segmen- segmen tersebut.
f. Pull Quotes
Pada awalnya adalah cuplikan perkataan atau tulisan seseorang, namun kini telah mengalami perluasan arti. Pada suatu karya
34 publikasi dapat berarti satu atau lebih kalimat singkat yang
mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. g.
Caption Keterangan singkat yang menyertai elemen visual. Caption
biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya dengan bodytext dan elemen text lainnya.
h. Callouts
Pada dasarnya sama dengan caption, kebanyakan callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan,
misalnya pada diagram. Callouts biasanya memiliki garis-garis yang menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen
visualnya. i.
Kickers Kickers adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak diatas
judul, fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan dan mengingat lokasinya saat membaca artikel
tersebut. j.
Initial Caps Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf.
Karena lebih bersifat estetis, tidak jarang hanya terdapat satu initial caps didalam satu naskah.
k. Indent
Baris pertama paragraf yang menjorok masuk kedalam. Sedangkan hanging indent adalah kebalikannya: baris pertama tetap pada
posisi, sedangkan baris-baris dibawahnya menjorok masuk kedalam.
l. Lead Line
Beberapa kata pertama atau keseluruhan dibaris paling awal pada tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. Atribut yang
dibedakan bisa berupa jenis huruf, ukuran, letter spacing, leadingnya.
35 m.
Header Footer Header adalah area diantara sisi atas kertas dan margin atas. Footer
adalah area diantara sisi bawah kertas dan margin bawah. Header dan Footer bisa berisi: Running head, catatan kaki, nomor halaman,
dan informasi lainnya. n.
Running Head Judul buku, babtopik yang sedang dibaca, nama pengarang dan
informasi lainnya yang berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah. Yang letaknya di bagian footer sering kali
tetap disebut dengan running head, bukan running feet. o.
Footnote Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu
didalam naskah. Informasi tersebut dapat berupa : referensi atau bahan acuan tulisantersebut, rekomendasi bacaan lanjutan, dan
lain-lain. p. Nomor Halaman
Untuk materi publikasi yang memiliki lebih dari 8 halaman dan memuat banyak topik yang berbeda sebaiknya digunakan nomor
halaman untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel.
2.7 Tinjauan Buku TravelGuide
2.7.1 Pengertian Buku Travel Guide
Buku Travel Guide memiliki pengertian sebagai buku petunjuk dan pedoman dalam melakukan kegiatan pariwisata. Sesuai dengan fungsinya
buku travel guideini haruslah memiliki informasi yang lengkap mengenai tempat yang dijadikan sebagai objek serta informasi lain mengenai, misal:
rute perjalanan, fakta terbaru mengenai tempat wisata, hingga akomodasi yang nantinya akan berguna dalam mempermudah pengguna buku dalam
kegiatan berpariwisatanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 161, 722, 1106 , berikut
ini adalah beberapa pengertian yang berkaitan dengan fungsi dari buku travel guide
sebagai buku petunjuk dalam kegiatan berpariwisata.
36 Buku : Lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.
Buku pedoman : pegangan buku yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan sesuatu.
Buku petunjuk : Buku yang berisi keterangan dan petunjuk praktis untuk melaksanakanmelakukan, menjalankan
sesuatu. Jika dikaitkan dengan beberapa pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa buku travel guide memiliki pengertian sebuah buku yang bisa dijadikan pedoman serta petunjuk dalam melakukan kegiatan
pariwisata, ditinjau dari segi fungsi penggunanya.
2.7.2 Sejarah Buku Travel Guide di Dunia
Bentuk awal pariwisata diperkirakan ada sejak jaman prasejarah, Manusia berkumpuldan bersama sama melakukan kegiatan perjalanan
untuk melakukan perburuan dan saling melindungi. Kita semua tahu bahwa dalam sejarah bangsa Cina sudah dibangun jalan untuk keperluan
perniagaan dan perjalanan, peninggalan peradaban pariwisata juga terdapat pada tempat-tempat lainnya di Mesir, India, Mesopotamia.
Menurut Kohdyat 1996:14 kegiatan pariwisata terjadi pada jaman romawi kuno, sekitar 2000 SM hingga 5 SM, dengan wilayah kekuasaan
yang luas bangsa romawi secara otomatis membutuhkan jaringan prasarana lalu lintas, sarana akomodasi dan berbagai fasilitas lainnya, hal
ini untuk kepentingan administrasi dan dinas ke wilayah-wilayah yang di jajah.
Pariwisata tahap awal mulai berkembang pesat saat romawi kuno, pada jaman tersebut diduga awal dari adanya perniagaan di bidang
pariwisata. hal ini ditandai dengan munculnya tempat-tempat tinggal yang disewakan untuk keperluan rekreasi villa. Rilley, 1991:1-2. Pola
pembangunan dan pengembangan prasarana, sarana dan fasilitas wisata jaman romawi dianut hingga abad 20 ini, banyak hotel dibangun di sekitar
pelabuhan untuk mempermudah kegiatan transit wisatawan.
37 Bentuk awal buku travel guide berupa catatan perjalanan prajurit
pada masa pemerintahan Raja Herodotus dalam bahasa Yunani kuno, Orang ROma menambahkan lebih banyak cerita perjalanan mereka ketka
jenderal mereka menaklukkan sebagian besar dunia dikenal. Lalu orang Kristen mengambil perhatian untuk menggambarkan rute agar
peziarah atas cara mereka untuk Yerusalem ini bisa jadi merupakan cikal bakal pemetaan pada buku travel guide. History of Travel Guide by
Roadjunky, 30 Januari 2008 Perkembangan pesat pada dunia pariwisata berada pada masa
penting di jaman revolusi industri di Inggris. Ditemukannya mesin uap dan kereta api memicu perkembangan pariwisata di dunia. Pada masa
pemerintahan Ratu Elizabeth I terjadi ledakan pariwisata yang luar biasa. Orang-orang mulai gemar melakukan kegiatan rekreasi dan muncul
keberadaan pemandu dalam dunia pariwisata. Abad 18, manusia mulai menyusun sebuah buku sebagai panduan
dalam perniagaan dan keperluan pariwisata. Grup rekreasi pertama dilakukan pada kereta api pada tahun 1841. Pelopor dari grup rekreasi
tersebut adalah Thomas Cook, Thomas cook kemudian dikenang sebagai bapak pariwisata modern dunia. Atas jasanya mengatur sebuah kegiatan
tur pada kereta api. Thomas Cook adalah seorang sekertaris yang bekerja pada The
Leichster Temperance Society di Inggris. Dia mulai mengatur perjalanan
dengan menyewa kereta api untuk keperluan perjalanan bisnis bersama para koleganya. Biasanya pada masa tersebut pembicaraan bisnis
berlangsung pada saat tengah perjalanan, diatas kereta api. Berangkat dari kebiasaan mengatur perjalanan bisnis itula Cook memulai memperluas
pandangannya dan melihat adanya peluang besar dalam dunia pariwisata. Hingga akhirnya dilakukan manajemen pariwisata keluar Eropa. Tujuan
utama saat itu yang pertama kali dibuka adalah perjalanan ke Mesir melalui jalan kereta api dan kapal layar Rilley, 1991:2-3.
Mengikuti jejak Cook, Thomas Bennet pekerja di konsulat Inggris, bertekad terjun di bisnis kepariwisataan pada tahun 1850, ditandai dengan
38 dibukanya perusahaan penerbitan pertama yang bergererak di dunia
pariwisata Eugene Fodor and Temple Fielding, fungsi penerbit kala
itu digunakan untuk menerbitkan buku-buku panduan pariwisata yang akhirnya dikenal sebagai guidebook. Tahun 1888 kegiatan penerbitan buku
travel guide berkembang pesat dan perlahan-lahan menjadikan pariwisata
sebagai lapangan bisnis baru yang menjanjikan Rilley, 1991:3.
2.7.3 Sejarah Buku Travel guide Di Indonesia Pariwisata di Indonesia tumbuh sejak jaman kerajaan Indonesia
beberapa bukti dari buku-buku sejarah serta peninggalanya bisa dilihat di masa sekarang. Pada abad 5M, Raja Tarumanegara membuat kanal untuk
keperluan pengairan transportasi dan rekreasi. Peninggalan-peninggalan serupa juga tersebar di seluruh Indonesia contoh paling dekat di Jawa
Timur adalah Kolam Segaran di Trowulan Mojokerto, yang dibangun pada masa kerajaan Majapahit, untuk keperluan rekreasi dan persediaan air di
musim kemarau. Pariwisata di jaman kerajaan Indonesia sering kali digunakan oleh kalangan terbatas seperti raja, bangsawan serta orang kaya
saja. Perkembangan pariwisata Indonesia berikutnya masuk pada jaman
Hindia Belanda, meski kunjungan wisata bersifat terbatas untuk kalangan Belanda dan Indonesia serta orang- orang kaya, hal ini dikarenakan
Belanda takut jika keindahan dan kekayaan alam Indonesia terekspose ke negara Eropa lain akan menyebabkan Indonesia sebagai daerah kolonial
akan direbut. Apalagi sejak kedatangan Sir Thomas Stanford Raffles tahun 1811 hingga 1816 yang bahkan mampu merebut sebagian Jawa dan
Bengkulu, membuat Belanda semakin meperketat dan mengawasi ruang gerak pendatang non-Belanda.
Buku Travel Guide di Indonesia muncul pada tahun 1897 disusun oleh seorang wanita kebangsaan Amerika, yang bernama Eliza Ruhamah
Scidmore, buku pariwisata itu berjudul Java, The Garden of East. Dalam buku itu ia mengisahkan kunjungan dan pengalaman sewaktu melakukan
kegiatan perjalanan di Jawa, Madura dan Bali. Dalam buku travel guide itu
39 sendiri disinggung adanya sebuah buku travel guide terbitan
Belanda, ditulis Dr. J.F Van Bemmelen dan Kolonel J.B Hoover yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Rev. B.J Berrington.
Dari bukti-bukti diatas paling tidak kita sudah tahu bahwa ketika abad-19 kegiatan pariwisata mulai berkembang dan memunculkan sebuah buku
panduan dan petunjuk pariwisata di Indonesia. Perkembangan pariwisata berikutnya di tahun 1910, Gubernur
Jendral A.W.F. Idenburg membentuk suatu organisasi wisata di masa pemerintahan Hindia Belanda bernama Vereenigingvoor Toeristen Verkeer
VTV , organisasi tersebut berubah menjadi suatu badan resmi pemerintah
Hindia Belanda yang mengatur arus lalu lintas dan kegiatan pariwisata di Hindia Belanda, badan ini juga berfungsi sebagi biro perjalanan resmi.
Selain menyelenggarakan kegiatan tour VTV juga menerbitkan buku- buku panduan wisata travel guidebook bahasa Inggris tentang Jawa, Bali,
Lombok, sebagian Sumatera, Toraja, Banten dsb Kohdyat, 1996:46-47.
2.7.4 Pariwisata Modern dan Perkembangan Buku Travel Guide
Kegiatan pariwisata era modern di Indonesia mengalami perkembangan yang luar
biasa di era tahun 1955. Tahun 1955 bisa jadi merupakan tonggak sejarah pariwisata Indonesia untuk dikenal di
dunia Internasional. Tanggal 18-24 April, Bandung menjadi tuan rumah penyelenggara Konferensi Asia Afrika KAA, hal ini berpengaruh positif
bagi kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Pada tahun yang sama pula dibentuk direktorat pariwisata oleh kementrian perhubungan, serta
didirikan suatu lembaga baik komersil dan non komersil
dalam peningkatan dan pengembangan dunia pariwisata di Indonesia Kohdyat,
1996:56. Perkembangan pariwisata juga terjadi pasang surut seiring dengan
tingkat stabilitas dan leamanan negara di masa-masa G-30S PKI, hingga bom Bali 1 dan 2. Berbagai cara ditempuh oleh pemerintah untuk
mengembalikan kepercayaan dunia Internasional, hingga akhirnya ajang Visit Indonesia 2008 diharaapkan mampu untuk memperbaiki citra
40 kepariwisataan dan stabilitas keamanan bangsa di mata dunia
Internasional. Dalam kaitannya dengan pariwisata modern perkembangan buku
travel guide lokal masih kalah dibanding dengan luar negeri. perkembangan buku travel guide sekarang di dominasi oleh penerbit-
penerbit luar negeri seperti Lonely Planet, Footprint, DK Publishing, Traveller
. Sangat sulit untuk mencari sebuah buku travel guide pariwisata Indonesia dari penerbit lokal, hal ini sangat bertolak belakang dengan
menjamurnya majalah lifestyle, pariwisata seperti majalah jalan-jalan, majalah tamasya. Seakan-akan keberadaan buku travel guide yang
berkualitas sulit untuk di dapat.
2.7.5 Tinjauan Kondisi Buku Travel Guide di Indonesia
Kondisi buku travel guide di Indonesia saat ini bisa dibilang kurang baik apalagi jika dibandingkan dengan terbitan luar negeri. Hal ini
bisa diketahui dengan melakukan survey pengamatan di toko-toko buku, serta dinas pariwisata. Media yang dipakai dalam keperluan promosi
daerah wisata lokal biasanya lebih memanfaatkan majalah, booklet, peta, serta buku-buku terbitan lokal.
Dalam pengamatan tersebut penerbit lokal Indonesia cemderung memanfaatkan begitu lengkap karena keterbatasan materi artikel dan
halaman. Beberapa buku travel guide milik penerbit lokal yang dijumpai justru tampil tidak menarik serta foto-foto yang disajikan kurang
mendukung untuk mempersuasif pembaca agar melihat objek wisata. Berbeda halnya dengan penerbitan milik Interanasioanl seperti Lonely
Planet, buku-buku sejenis tampil dengan tatanan layout yang menarik, konetn isi lengkap dan sesuai dengan target audience, serta selalu di
update setiap periode tertentu.
2.7.6 Potensi Buku Travel Guide di Indonesia Kekosongan pemanfaatan media buku untuk travel guide
seharusnya tidak terjadi apabila penerbit lokal jeli dalam menyusun materi
41 dan artikel yang pas dan menarik. Perlu adanya koordinasi antara elemn
masyarakat, pemerintah serta biro-biro perjalanan agar bisa menyusun sebuah buku panduan wisata yang lengkap dan tepat sasaran.
Menurut Drs. Bambang Irianto Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep Potensi buku
travel guide sendiri sangatlah penting terutama di saat perhelatan khusus seperti Visit Indonesia 2012 ini, serta di masa yang akan datang,
terutama untuk memperkenalkan daerah objek wisata di daerah-daerah yang masih memiliki keindahan alam yang masih alami. Keberadaan
Dinas Pariwisata adalah menerapkan putusan-putusan dari pusat terhadap obyek-obyek wisata di daerah untuk tujuan rehabilitasi dan perbaikan
sarana transportasi dan enviroment lainnya. wawancara personal, 5 November 2012.
Potensi buku travel guide book berperan penting dalam memperkenalkan sebuah obyek wisata dan memberikan informasi yang
mudah dimengerti oleh para wisatawan baik luar dan dalam negeri. Oleh karenanya diperlukan sebuah perancangan buku travel guide pariwisata
dalam dua bahasa mampu mengakomodir kedua kebutuhan sekaligus menjadi satu paket yang lengkap dan mudah dibawa.
2.8 Tinjauan Kabupaten Sumenep Secara Topografi dan Geografi
Secara geografis Kabupaten Sumenep memiliki Luas Wilayah 2.093,457573 km², terdiri dari pemukiman seluas 179,324696 km², areal
hutan seluas 423,958 km², rumput tanah kosong seluas 14,680877 km², perkebunan, tegalan, semak belukar, ladang seluas 1.130,190914
km², kolam, pertambakan, air payau, danau, waduk, rawa seluas 59,07 km² , dan
lain-lainnya seluas 63,413086 km². Untuk luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan
perikanannya seluas + 50.000 km². Secara administratif Kabupaten Sumenep berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang
dan Kabupaten Bangkalan yang merupakan Kabupaten-Kabupaten yang berada di pulau madura
42
2.8.1 Peta Lokasi Kabupaten Sumenep
Gambar 2.2. Peta Lokasi Kabupaten Sumenep Sumber : Google Earth, diakses 20 November 2012
2.8.2 Tinjauan Aspek Historis Kabupaten Sumenep Sumenep terletak di ujung timur Pulau Madura, provinsi Jawa
Timur. Sebelum tergabung dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sumenep diperintah oleh Adipati Rato atau Raja dalam
konteks masyarakat lokal Madura dibawah pengaruh kerajaan kerajaan besar yang pernah berdiri di Pulau Jawa. Adipati pertama di Sumenep
adalah Arya Wiraraja, beliau memerintah pada tahun 1269 diangkat oleh Prabu Kertanegara Raja Singhasari. Dalam kurun waktu penjajahan
Hindia Belanda dan Inggris posisi kepala pemerintahan di Sumenep selalu berubah-ruabah, mulai dari Kerajaan, Kepangerananan Hingga
Kesultanan. Pemerintahan kerajaan di Sumenep berakhir secara resmi pada tahun 1883 dengan diangkatnyaPangeran Pakunataningrat bergelar
Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat sebagai Bupati Sumenep akibat dampak dihapuskannya sistem keswaprajaan di Sumenep oleh
43 pemerintah Hindia Belanda. Pada saat itu pula, wilayah kabupaten
Sumenep dibawah pemerintahan langsung Nederland Indische Regening, sehingga Sumenep lebih dikenal dengan sebutan regent. Namun Perlu
diketahui, dari tahun 1883 - 1929 para Bupati yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda tetap dari keturunan bangsawan dalem
Keraton Sumenep. Kabupaten Sumenep memiliki sejumlah daerah yang berpotensi
untuk dikembangkan sebagai objek pariwisata serta memiliki kesadaran dan kebutuhan akan pentingnya
sebuah perencanaan pemasaran, pengembangan destinasi pariwisata dan pengembangan kerjasama
pengelolaan kekayaan budaya yang tertera pada Buku Peraturan Daerah Kab. Sumenep No:06 Thn 2007 Ttg Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kab.Sumenep Nomor:07 Thn 2006 Ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumenep Thn 2006-2010. Rudi Prianto
Utomo, Kasubdit Sumber Daya Manusia dan Peran Serta Masyarakat Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Timur, mangatakan bahwa Sumenep
merupakan salah satu daerah wisata terlengkap di Jawa Timur. Potensi pariwisata ini bukan hanya wisata alam, namun juga wisata budaya,
wisata sejarah serta wisata religi.
2.8.3 Arti Lambang Kabupaten Sumenep
Bentuk Lambang : Berbentuk Perisai dengan mempunyai 5 lima sudut. Makna Perisai
melambangakan senantiasa kesiapsediaan dan keberanian masyarakat dan daerah tingkat II Sumenep untuk mempertahankan diri dari setiap
gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan
kemakmuran daerah. Makna dan Kemakmuran daerah :
Makna dari 5 lima sudut perisai melambangkan dasar yang akan ditaati dan akan dipertahankan oleh masyarakat daerah tingkat II Sumenep,
ialah falsafah dasar Negara Kita Pancasila. Karena itu maka sudut 5 lima yang melingkari dan merupakan bentuk dari perisai tersebut.
44
Versiering isi perisai : Terdapat gambar kuda bersayap yang berwarna kuning emas,
diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di daerah tingkat II Sumenep yang ada hubungannya dengan cerita kuno yaitu kuda Skati dari Pahlawan
Putra Sumenep Djoko Tole Aria Panole dengan lukisan kuda itu melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat daerah
Tingkat II Sumenep, dan sayap dari kuda itu melambangkan jiwa penuh dinamika. Sedang warna kuning melambangkan dasar mengagungkan
Tuhan Yang Maha Esa yang menyoroti setiap gerak dan usaha Daerah Tingkat II Sumenep. Selaras pula dengan dasar pertama dari Pancasila.
Selain gambar lukisan kuda bersayap berwarna kuning emas tersebut, ditetapkan pula adanya pita yang berisikan tulisan Sumekar nama
sebelum Sumenep. Makna dari kata Sumekar itu ialah senantiasa berkembang mekar
yang sesuai sekali dengan perkembangan revolusi nasional kita yang terus berkembang in the rising deman mencapai terwujudnya cita-cita
Pancasila amanat penderitaan rakyat yang terkenal dengan sosialisme Indonesia.
• Sikap dan bentuk Kuda : Ditetapkan dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya
sedikit tunduk menoleh ke kiri gigih, bahasa Madura nyoronteng. Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan
keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Daerah Tingkat II Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8,
mengingatkan kita pada tahun 1945 dan keritingan dari bulu- bulu itu kita harus bersatu.
• Pita di dalam : Pita dalam perisai ditetapkan berwarna dasar putih dan tulisan
dengan warna dasar berwarna merah, melambangkan sang merah putih bendera kita Negara Republik Indonesia.
45 • Dasar Hijau dari :
Warna hijau ialah berarti yang akan datang harapan terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
• Warna Hitam : Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari
lingkaran termaksud menyatukan cita-cita
http:www.sumenep.go.id diakses 2 maret 2013.
Gambar 2.3. Lambang Kabupaten Sumenep Sumber: www.sumenep.go.id, diakses 20 Februari 2013
2.8.3 Tinjauan Kehidupan Masyarakat Kabupaten Sumenep
Dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan berbagai narasumber baik secara personal atu telepon, diketahui
bahwa kehidupan masyarakat di Kabupaten Sumenep sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan selain itu banyak juga
masyarakat Sumenep yang menjadi TKI diluar negeri. Untuk petani sendiri kebanyakan petani di madura menanam tembakau, jagung, ataupun
singkong selain petani sawah ada pula petani garam yaitu yang sangat terkenal produksi hasil garamnya sampai ke penjuru negeri. Petani garam
sampai saat ini masih menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan tambak sebagai tempat pembuatan kristal-kristal garam secara manual,
baru setelah itu garam dikirim ke berbagai perusahaan garam ataupun perusahaan bahan makanan untuk diolah lebih lanjut.
Sedangkan nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Sumenep mempunyai pola kerja dalam mencari ikan yang bervariasi, ada yang
46 mencari ikan atau melaut hanya satu hari, satu minggu dan satu bulan.
Namun para nelayan yang melaut kebanyakan satu minggu. Para nelayan umumnya turun kelaut sekitar jam 6 pagi. Nelayan di dalam memasarkan
ikannya tidak menggunakan perantara tengkulak, mereka kebanyakan langsung menjual sendiri ke gudang yang telah lama menjadi mitra kerja
para nelayan. Gudang yang menampung ikan hasil tangkapan para nelayan Pangerungan Besar juga bermitra dengan PT. Larosso dan PT. Mitra Jaya
yang ada di Surabaya dan Banyuwangi. Kedua PT. ini nanti yang mengekspor ikan tersebut ke Thailand dan Singapura. Gudang yang ada di
Pangerungan Besar mengirim ikan ke pada dua PT mitranya rata-rata 2 sampai 2,5 ton satu kali kirim atau berlayar.Modal merupakan salah satu
hal penting di dalam melakukan aktifitas usaha.
Gambar 2.4. Ladang Garam Salah Satu Mata Pencaharian Masyarakat Sumenep Sumber: Ahmad Fitroni 2012.
47
2.8.4 Potensi Wisata dan Kunjungan Wisatawan Dalam Beberapa Tahun Terakhir
Kabupaten Sumenep berada di ujung paling Timur Pulau Madura yang dapat ditempuh dari pelabuhan Janjung Perak, Surabaya. Dari
pelabuhan Kamal, Madura Anda dapat melanjutkan perja lanan dengan menggunakan kendaraan pribadi atau travel yangbanyak ditawarkan
disana. Perjalanan ke Kabupaten Sumenep memakan waktu sekitar 4 jam. Pulau Madura yang dikelilingi laut, menghadirkan keindahan pantai yang
menakjubkan. Pantai Lombang, di Desa Lombang Kecamatan Batang- batang 30 km sebelah timur Sumenep, berombak tenang dan jernih airnya.
Hamparan pasir putihnya terasa bersih dan lembut di kaki, cocok sebagai tempat berjemur dan menikmati panorama terbit dan terbenamnya
matahari. Menggunakan pasir sebagai kasur tidur adalah kebiasaan turun temurun penduduk sekitar. Disekeliling pantai sepanjang 12 km ini,
berjajar tanaman cemara udang membentuk pohon cemara udang raksasa. Cemara udang yang khas di pantai ini, budidaya nya adalah yang terbesar
untuk seluruh Indonesia, bahkan di dunia. Kabupaten Sumenep yang terdiri dari 126 buah pulau, 48 pulau berpenghuni dan 78 pulau tidak
berpenghuni, 104 buah pulau bernama dan 22 buah pulau tanpa nama. Terbagi menjadi beberapa jenis pariwisata yaitu : pariwisata alam,
pariwisata budaya, dan pariwisata agama religi . • Wisata alam, yang terdiri dari Taman Pemandian TSI di Desa
Torbang Kecamatan Batuan, Taman Pemandian Srikandi, Waduk Larangan Perreng, Gua Jeruk dan Sungainya, Pantai Slopeng,
Kampung Kasur Pasir, Sumber Air Kirmata, Gunung Payudan, Gua Kandalia, Pantai Lombang, Pantai Dara Tua, Pegunungan Bluto,
Penggalian Batu Bukit Panjalin; • Wisata budaya, yang terdiri dari Museum dan Keraton Sumenep,
Klenteng Pau Sian Lin Kong, Asta Sayyid Yusuf, Asta Majapahit, Asta Ponjuk, Masjid Agung, Taman Adipura, Kompleks Asta
Katandur dan Paddusan, Seni Tayyub, Asta Panaongan, Seni
48 Topeng, Seni Macopat, Asta Juruan “Raden Patah”, Saronen,
Upacara Petik Laut, Karapan Sapi. • Wisata minat khusus, yang terdiri dari Pembuatan Garam, Batik
Tulis Madura, Kerajinan Keris, Kerajinan Ukir Kayu, Ayam Bekisar, Pengusaha Kerupuk, Pengusaha Genting, Pengusaha
Keripik Singkong, Pengusaha Petis dan Terasi.
Gambar 2.5 Wisata Alam Pantai Lombang Sumber : Ahmad Fitroni, 2012
49
Gambar 2.6 Wisata Religi Asta Tinggi Sumber : Ahmad Fitroni 2012
Jumlah kunjungan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumenep tiap tahunnya rata-rata 500 orang. Jumlah ini sangatlah minim bila
dibandingkan dengan Kabupaten-kabupaten lain di propinsi Jawa Timur.
Penyebab minimnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumenep, dimana adalah terbatasnya sarana transportasi umum dan lamanya waktu
perjalanan untuk menjangkau Kabupaten Sumenep. Selain itu berdasar penelitian awal mengenai fenomena minimnya jumlah wisatawan luar
Pulau Madura, penulis menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada 30 responden di Surabaya
. Hasil kuisioner ini membuktikan bahwa penyebab minimnya jumlah kunjungan tidak hanya disebabkan oleh akses
transportasi, tetapi juga karena minimnya tingkat pengetahuan masyarakat di luar Pulau Madura akan objek-objek wisata di Sumenep.
50
Gambar 2.7 Data Wisatawan Kabupaten Sumenep 2008 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabuaten Sumenep, 2012
2.9 Studi Eksisting
2.9.1 Studi Eksisting Pesaing Studi eksisting pesaing ini digunakan sebagai acuan untuk
mengidentifikasi peluang yang mungkin dapat membedakan Travel Guidebook
ini dengan Travel Guidebook yang telah ada. Dengan mempelajari data pesaing yang telah dianalisa sedemikian rupa dari studi
eksisting pesaing ini maka akan dapat dirumuskan sebuah formulasi untuk membuat perancangan Travel Guidebook ini menjadi lebih baik dan
menarik dan lebih informatif karena telah memanfaatkan kelemahan dari pesaing yang ada, dan membuatnya sebagai sebuah kelebihan.
2.9.2 Studi Komparator
Kompetitor yang dapat ditemui saat ini adalah Travel Guidebook yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
yang berjudul Keindahan Wisata Sumenep, hampir sama dengan Travel Guidebook
pada umumnya dalam buku ini berisi tentang informasi tempat wisata dan informasi kebutuhan lain yang ditawarkan oleh Kabupaten
Sumenep. Serta tidak lupa dengan detail informasi lokasi penginapan dan pusat oleh-oleh di dalamnya sehingga para pembaca tidak kesulitan untuk
mencari tempat-tempat yang ingin dituju saat berada di Kabupaten Sumenep.
51 Buku ini memiliki 25 halaman dan mempunyai ukuran
24x15 Cm dengan lipatan seperti buku pada umumnya dengan menggunakan kertas jenis Art Paper, Travel Guidebook
Sumenep ini dicetak pada tahun 2012 dan didistribusikan melalui pameran-pameran
yang diikuti oleh Departemen Budaya dan Pariwisata Daerah Kabupaten Sumenep dan dalam acara-acara yang diadakan Pemerintah
Kabupaten Sumenep. Dalam buku ini dicantumkan 25 objek wisata yang terbagi menjadi tiga jenis wisata: wisata alam, wisata minat
khusus dan wisata religi serta ada juga peta atau denah lokasi wisata yang ada di halaman paling belakang buku ini.
Gambar 2.8 Travel Guidebook Kabupaten Sumenep Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabuaten Sumenep, 2012
Kelebihan : 1. Buku ini memiliki ukuran yang cenderung kecil sehingga mudah
dibawa kemana saja saat berwisata. 2. Bahasa yang digunakan sangat mudah dimengerti untuk wisatawan
lokal dan asing karena memakai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di dalam penjelasan lokasi wisatanya.
3. Adanya foto lokasi wisata membuat pembaca tahu akan visual lokasi wisata yang ingin dituju.
52
4. Adanya peta Lokasi wisata membuat pembaca bisa mengetahui lokasi wisata yang akan dituju serta bisa memperkirakan jarak yang akan
ditempuh. Kelemahan :
1. Bahan kertas dan penjilidan yang mudah rusak karena buku ini nantinya akan dibawa para pembaca saat berwisata ke tempat-tempat yang dituju.
2. Layout yang terlalu mencampurkan banyak warna di dalamnya tampak tidak adanya kesatuan dalam desain buku ini.
3. Foto yang digunakan mempunyai resolusi yang sangat kecil dan dengan angle pengambilan yang kurang pas sehingga tampak tidak menarik dan
foto terlihat pecah. 4. Peta yang hanya memakai Bahasa Inggris membuat tidak
komunikatifnya peta terhadap wisatawan lokal yang tidak bisa berbahasa Inggris.
5. Kultur budaya yang tidak diperkenalkan sebagai bentuk pengenalan budaya lokal kepada para wisatawan,.
6. Informasi yang diberikan kurang lengkap.
2.9.3 Studi Kompetitor
Studi kompetitor Lonely Planet Bali Lombok adalah sebuah Travel Guidebook
yang menginformasikan potensi wisata wilayah Bali dan Lombok Indonesia, Lonely Planet adalah sebuah buku berseri yang
menerbitkan berbagai macam Travel Guidebook dari tiap-tiap negara dan juga tiap-tiap kota diseluruh dunia. Buku berbahasa Inggris ini diterbitkan
oleh Ryan ver Berkmoes yaitu seorang penulis sekaligus penggemar wisata. Kota tau negara yang diterbitkan oleh Lonely Planet adalah kota
atau negara pilihan yang mempunyai potensi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh penggemar travelling maupun wisatawan.
Kelebihan : 1. Buku ini memakai kertas sejenis art paper dan dengan penjlidan hard
cover sehingga buku ini tahan lama saat dibawa travelling mauoun disimpan dalam rak buku.
53 2.
Informasi yang ditampilkan sangat detail dan dengan penjelasan yang sangat detail pula.
3. Layout yang digunakan sangat simpel jadi mudah dibaca dan terlihat
menarik. 4.
Warna yang digunakan tidak terlalu mencolok sangat mudah untuk pembaca yang membaca saat berwisata.
5. Foto yang digunakan sangat bagus dan terlihat menarik karena foto
sangat penting untuk para calon wisatawan membayangkan atau mengetahui lokasi wisata yang akan dituju.
Kekurangan : 1.
Bahasa yang digunakan hanya bahasa Inggris jadi sulit untuk diartikan bagi para wisatawan yang tidak bisa berbahasa Inggris.
2. Harga yang terbilang mahal karena tempat-tempat yang di terbitkan
dalam bukunya adalah tempat yang mempunyai segmen menengah keatas.
Gambar 2.9 Lonely Planet Bali dan Lombok Sumber: www.amazon.com, diakses 15 Desember 2012
54
2.9.4 Segmentasi
Menurut Kotler 2003 : “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous
group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”
Dengan kata lain segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang
homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup.
Selanjutnya Kotler, dkk 2003 menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu science untuk
memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan karena
beberapa alasan; pertama, segmentasi memungkin perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar
menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi
memungkin perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan.
Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan
target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing,
dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.
55 Tingkatan Segmentasi Pasar
Menurut Thompson 2000 segmentasi pasar dimulai dari mengidentifikasi mass market pemasaran massal. Mass market ini terlalu
beragam dan sulit untuk menetapkan target market dengan program pemasaran tunggal, dengan demikian pasar tersebut perlu disegmen
menjadi kelompok-kelompok yang homogen. Starting point dari segmentasi adalah mass marketing. Didalam
mass marketing program pemasaran dilakukan secara massal seperti distribusi massal, promosi massal dan lainnya atau dengan kata lain satu
produk untuk semua. Akan tetapi mass marketing tidak selalu sukses dalam melayani pasarnya karena satu program pemasaran tidak bisa
melayani pasar yang heterogen sehingga pelu dilakukan segmentasi, niche marketing relung pasar dan pasar individu Kotler, 2003.
Segmentasi pasar terdiri dari usaha untuk mengidentifikasi sebuah kelompok menjadi sebuah kelompok yang memiliki kesamaan.
Segmentasi merupakan cara tengah antara mass marketing dengan individu. Dalam segmentasi pasar orang yang berada dalam satu segmen
diasumsikan benar-benar memiliki persamaan, padahal tidak ada dua orang yang benar-benar memiliki persamaan dalam suatu hal Kotler,
2003. Namun demikian segmentasi pasar memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan mass market antara lain perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan yang cocok atau sesuai dengan target
market. Perusahaan juga akan lebih mudah dalam menetapkan canel distribusi dan dalam menetapkan komunikasi pemasaran.
Pada niche marketing lebih fokus terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan baik. Hal ini dilakukan dengan
mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi sub segmen yang lebih kecil. Dengan adanya nice market perusahaan dapat memahami konsumen
dengan baik. Ciri yang menarik dari niche market adalah konsumen pada niche market mempunyai kebutuhan yang kuat, konsumen ini mau
membayar dengan harga yang premium kepada perusahaan yang dapat
56 memuaskan mereka dengan baik. Nice market memiliki
pertumbuhan yang potensial dan profitable sehingga perusahaan dapat melayani segmen ini.
Sementara itu pada pasar individu merupakan bagian terakhir dalam segmen, setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Pasar
individu dikenal juga dengan customized marketing atau one to one marketing
dimana konsumen dilayani secara individu. Perusahaan dapat melayani pasar individu secara customize sehingga dapat memenuhi
kebutuhan konsumen seperti yang mereka harapkan. Pola Segmentasi Pasar:
Menurut Kotler 2003 terdapat tiga pola segmentasi pasar. Pola ini digunakan untuk mengidentifikasai preferensi segmen. Pola tersebut
adalah: • Homogeneus preference preferensi homogen
Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan
bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
• Diffused preference preferensi yang menyebar Diffused preference
merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu
produk atau jasa yang ditawarkan • Clustered preference preferensi yang mengelompok
Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan
bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok- kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu
kelompok memiliki kesamaan preferensi.
2.9.5 Menentukan Dasar Segmentasi
Dalam menentukan dasar segmentasi yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana diketahui
konsumen berbeda dalam banyak hal dan masing-masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataan tidak semua variabel ini akan
57 bermanfaat untuk semua situasi. Dengan demikian perlu kehati-hatian
dalam memilih variabel segmentasi agar sesuai dengan perusahaan. Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu 2003 menyatakan
bahwa agar strategi segmentasi tersebut tepat perusahaan harus pertama, memandang pasar dari sudut yang unik dan dengan cara yang berbeda dari
yang dilakukan pesaing. Kedua metode segmentasi yang digunakan harus sejauh mungkin mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan serta
menentukan alasan pelanggan untuk membeli. Karena alasan inilah dynamic atribut segmentation lebih unggul dibandingkan static atribut
segmentation, sebab atribut ini lebih mengarah kepada perilaku pembelian, metode ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perumusan
strategi pemasaran yang cocok untuk mempengaruhi perilaku konsumen tersebut.
Segmentasi geografis dan demografis lebih mudah dilakukan, karena data yang akurat dan tepat sudah tersedia. Namun metode ini tidak
memberikan gambaran yang yang jelas tentang bagaimana konsumen memilih dan membeli suatu produk.
Sehingga akan
sulit untuk membangun strategi yang lengkap yang menyertakan perumusan
positioning, marketing mix, penjualan, pelayanan, proses dan membangun brand dengan keakuratan yang baik.
2.9.6 Definsisi Consumer Insight
Dalam pengertian dasarnya, “insight” adalah “a clear, deep, and sometimes sudden understanding of a complicated problem or
situation, or the ability to have such an understanding
”. Yang menarik dari definisi ini adalah perpaduan dari 3 unsur, yaitu sumber:
Consumer Insight via Ethnography , Amalia E. Maulana, Esensi 2009:
1 unsur deep: atau kedalaman pemahaman materi; 2 unsur complex: yaitu mencakup kompleksitas dari masalah yang dibahas; dan 3 unsur
sudden : dari segi waktu, yaitu sesuatu yang dimengerti secara tiba-tiba.
Pengertian “insight” dalam konteks psikologi adalah mencari tahu
58 secara mendalam mengenai latar belakang dan faktor-faktor yang
mendorong perbuatan, pemikiran, dan perilaku seseorang. Dari definisi-definisi diatas, maka formulasi definisi dari consumer
insight kurang lebih akan menjadi: “Proses mencari tahu secara lebih
mendalam dan holistic, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk dan
komunikasi iklannya”. Sampai dengan titik definisi ini, mulai terbayang deviasi yang
muncul mengenai penerapan proses consumer insight ini dalam kegiatan marketing pada umumnya. Beberapa kesalahan yang sering
ditemukan dalam kaitannya dengan hal ini diantaranya adalah: a Consumer Insight digunakan untuk menguji hasil kreativitas
pengembang produk danatau layanan, tanpa upaya untuk menyesuaikan hasil karya dimaksud agar lebih mendekati
kebutuhan konsumen. Consumer Insight dalam hal ini hanya digunakan untuk menyusun strategi pemasaran dan komunikasi
iklan atas produk danatau layanan yang telah dikembangkan. b Consumer Insight digunakan untuk mendapatkan data statistik
existing konsumen dalam rangka mengenali segmen konsumen
pengguna produk danatau layanan yang telah dipasarkan untuk kemudian dengan upaya pemasaran yang keras akan mencoba
“mengulang kesuksesan” akuisisi dengan mencari profil konsumen sejenis di pasar.
59
BAB III METODE PERANCANGAN