TINJAUAN GALERI SONGKET GALERI SONGKET DI PALEMBANG.

(1)

BAB II

TINJAUAN GALERI SONGKET

II.1 GALERI

II.1.1 Pengertian Galeri

Defenisi galeri sepert i yang t ercant um dalam Webst er Revised Unabridged Dict ionary (1913) adalah sebagai berikut :

A long and narrow corridor, or place for w alking, a connect ing passagew ay, as bet w een one room and anot her; also, along hole or passage excavat ed by boring or borrow ing animal

A room for an exhibit ion of w orks of art s, as a pict ure gallery; hence, also a large a import ant collect ion of paint ings, sculpt ures, et c

A long and narrow plat form at t ached t o one or more sides of public hall or t he int erior of church, and support ed by bracket s or colloums; somet imes int ended t o be occupied by musicians or spect et ors somet imes designed merely t o increase t he capacit y of t he hall

Galeri juga memiliki beberapa defenisi, ant ara lain:

Ruangan at au aula yang sempit namun panjang, digunakan t erut ama unt uk kepent ingan umum dan mempunyai kepent ingan arsit ekt ural melalui skalanya at au perlakuan dekorat ifnya.3

Suat u w adah unt uk menggelar karya seni.4

Ruang kecil yang digunakan unt uk akt ifit as khusus dengan t ujuan prakt is unt uk memamerkan hasil karya seni dan memberikan pelayanan dalam bidang seni.5

Dari beberapa pengert ian yang menyangkut mengenai Galeri diat as, maka dapat disimpulkan bahw a sebuah Galeri adalah suat u ruangan

3

. D.K.Ching., 1996

4

. Encyclopedia of American archit ect ure

5


(2)

panjang t erlindungi at au t ert ut up berupa koridor baik it u didalam maupun diekst erior bangunan, at au koridor diant ara bangunan yang berfungsi sebagai t empat kegiat an pemeran kerja seni.

Pada mulanya galeri digunakan secara khusus bagi pameran hasil karya seni, dan sekarang berkembangan menjadi sebuah bangunan umum at au seni umum yang memiliki koleksi-koleksi pent ing dari hasil karya seni, yang ruang-ruang penyajiannya dijadikan sebagai bagian dari seni rupa yang bersifat komersial.

II.1.2 Tata Ruang Dalam 1. Pengertian.6

Tat a ruang ruang dalam merupakan suat u kegiat an yang digunakan unt uk mengat ur dan mengorganisir ruang-ruang dalam suat u bangunan. Dimana ruang-ruang dalam bangunan t ersebut mempunyai syarat ant ara lain:

a. M empunyai kegiat an yang fleksibel b. M emiliki bent uk at au fungsi yang khusus c. M empunyai fungsi t unggal dalam bangunan

d. M emiliki fungsi-fungsi yang serupa sehingga dapat dikelompokkan menjadi suat u clust er diulang dalam sat u urut an linear

e. Adanya pembukaan diluar unt uk mendapat kan pencahayaan, vent ilasi, pandangan pencapaian dalam suat u bangunan

f. Terdapat pemisahan unt uk mendapat kan suasana yang khusus pada t iap ruangnya

Karakt er Arsit ekt ural dapat dibent uk melalui pengolahan t at a ruang dalam sepert i skala dan proporsi, bukaan, t ekst ur dan bahan, sert a bent uk dan w ujud.

6


(3)

a. Skala Dan Proporsi

Skala dalam bidang arsit ekt ur memiliki nilai yang sangat pent ing, karena ukuran skala dalam arsit ekt ur menet ukan t ingkat keindahan maupun kenyamanan seseorang. Skala merupakan sebuah perbandingan, dan perbandingan yang t epat akan menghasilkan sebuah karya yang indah dan enak dipandang mat a, namun apabila perbandingannya kurang t epat maka t ingkat keindahan maupun kenyamanan bangunan akan berkurang. M enurut Whit e pembagian skala ruang dibagi menjadi skala int im, normal, monument al, dan mengejut kan.

Gam bar II.1 Pembagian Skala M enurut Tinggi Ruang

Sumber: Whit e, 1985

Selain it u skala suat u ruang juga dapat dipengaruhi oleh w ujud, w arna, dan pola permukaan bidang pembat asnya, w ujud dan penempat an lubang-lubang bukaan, sert a sifat dan skala unsur-unsur yang dilet akan didalamnya. (Ching,1996)

Selain skala, proporsi suat u ruang juga dapat dicipt akan oleh rasio ket erlingkupan (enclosure) Berikut adalah proporsi ruang berdasarkan rasio jarak ket inggian.


(4)

Gam bar II.2 Proporsi Berdasarkan Ket erlingkupan (enclosure)

Sumber: Tood, 1987

Semakin jauh jarak pandang (ket erlingkupan) maka akan membuat suat u kesan lega, kebebasan, dan t idak t ert ekan. Sebaliknya jika jarak ant ar pelingkup sangat dekat (rasio ½ sampai 1) akan membuat kesan t ert ekan, menderit a, kurang bebas, dan kesan t erhimpit .

b. Bukaan

Bukaan merupakan salah sat u elemen pembent uk kualit as ruang dalam dan merupakan fakt or pendukung dalam pencipt aan healing environment. Selain it u bukaan dalam ruang juga mempengaruhi orient asi dan aliran ruang, kualit as pencahayan dan udara, kenyamanan udara, dan view . Tercipt anya kualit as ruang yang baik dengan adanya bukaan-bukaan, t ergant ung dari ukuran, jumlah bukaan, dan penempat annya. Oleh karena it u, unt uk mendapat kan kualit as ruang yang baik, mempunyai banyak variasi bukaannya. Berikut adalah variasi penempat an bukaan-bukaan yang dapat menent ukan kualit as suat u ruangan:7

Bukaan Pada Bidang

7


(5)

Sebuah bukaan dapat dit empat kan seluruhnya pada sebuahbidang dinding at au langit -langit dan dikelilingi oleh permukaaan-permukaan bidang pada semua sisinya.

Gambar II.3 Bukaan Pada Bidang

Sumber: Ching, Francis, 1996; hlm. 159

Bukaan Pada Sudut -Sudut

Sebuah bukaan dapat dit empat kan pada salah sat u sisi at au sudut suat u bidang dinding at au langit -langit . Semua bukaan di sini t erlet ak pada sudut suat u ruang.

Gambar II.4 Bukaan Pada Sudut-Sudut

Sumber: Ching, Francis, 1996; hlm. 159

Bukaan Diant ara Bidang-Bidang

Sebuah bukaan dapat diperluas secara vert ikal di ant ara bidang lant ai dan langit langit secara horizont al di ant ara dua bidang dinding. Ukuran bukaan t ersebut dapat berkembang sehingga menghabiskan seluruh bidang dinding dalam sebuah ruang.

Gambar II.5 Bukaan Diant ara Bidang-Bidang


(6)

c. Bent uk Dan Wujud

Secara psikologis manusia secara naluriah akan menyederhanakan lingkungan visualnya unt uk memudahkan pemahaman. Dalam set iap komposisi bent uk, kit a cenderung mengurangi subjek ut ama dalam daerah pandangan kit a ke bent uk- bent uk yang paling sederhana dan t erat ur. Semakin sederhana dan t erat urnya suat u w ujud, semakin mudah dit erima dan dimengert i.8

M enurut Kim W. Todd dalam bukunya Sit e, Space, and St ruct ure mengat akan bahw a kualit as suat u garis sangat menent ukan kualit as dari bent uk, karena bent uk t ercipt a dari garis. Berikut adalah garis-garis yang menggambarkan suasana:

Gam bar II.6 Kualit as Garis dan Karakt ernya

Sumber: Todd, 1987

8


(7)

Dalam bukunya, Rust am Hakim menyebut kan bent uk garis dibedakan at as garis vert ikal, garis horizont al, garis diagonal, dan garis melengkung. Dan berikut ini adalah makna dari masing- m asing garis t ersebut .

Tabel II.1 Bentuk Garis Dan Kesannya

BENTUK GARIS KESAN

Garis vert ical

Aksen ket inggian, t egak, gagah, kaku, formal, t egas, dan serius

Garis Horizont al

Sant ai , t enang, lebar, membesar,

meluas, melapang, rileks,

dan t enang

Garis Diagonal

Dinamis, bergerak, bergegas, mendekat kan

jarak, dan sensasional

Garis M elengkung

Dinamis, riang, melembut , dan

gembira


(8)

M enurut Ching, w ujud dasar dapat dibagi menjadi lingkaran, segi t iga dan bujur sangkar. Berikut adalah karakt er yang dimiliki oleh masing-masing w ujud dasar t ersebut :

Tabel II.2 W ujud Dasar Dan Karakternya

W UJUD DASAR KARAKTER

Lingkaran

St abil, sebagai pusat / t erpusat , poros

put ar

Segit iga

St abil, seimbang pada t it ik

keseimbangan kokoh, kaku

Bujur Sangkar M urni, rasional, st at is,

net ral , t idak memilih arah

t ert ent u, seimbang pada t it ik

keseimbangan

Sumber: Ching,1996

d. Tekst ur

Tekst ur merupakan gambaran mengenai sifat permukaan suat u benda yang dapat menimbulkan kesan-kesan t ert ent u sepert i kasar, halus, licin, mengkilap at au buram. Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal dua macam t ekst ur yait u t act ile t ext ure dan visual t ext ure.9

Yang dimaksud dengan t act ile t ext ure adalah t ekst ur nyat a yang ada dialam sekit ar, sepert i t ekst ur w ol, sut ra, dan kayu. Jenis ini dapat diraba at au dipandang secara fisik, sert a dapat dilihat at au diamat i dengan indera penglihat an. Sedangkan visual t ekst ur cenderung merupakan t ekst ur buat an manusia. Tekst ur jenis ini ada yang bisa

9


(9)

diraba, ada juga yang cukup hanya dilihat saja. Sebagai cont oh, t ekst ur kain beludru at au w allpaper.

Tekst ur sangat mempengaruhi kesan t erhadap suat u benda, begit u juga suat u ruang. Tekst ur yang kasar relat if memberikan kesan akt if, maskulin, berani, t egas dan bergejolak. Sedangkan t ekst ur halus mampu memberi kesan feminim, kelembut an, t enang, ceria, dan pasif.

Gam bar II.7 Tekst ur Kasar Gam bar II.8 Tekst ur Halus

Sumber: Dat a Primer Sumber: Dat a Primer

e. M at erial

Selain t ekst ur, yang diperhat ikan dalam perancangan t at a ruang dalam adalah pemilihan bahan at au mat erial. Pemilihan bahan bangunan didasarkan pada persyarat an sebagai berikut :

M endukung t unt unan penampilan bangunan

Fleksibel dalam art i mudah digunakan at au diaplikasikan dalam berbagai bent uk.

Penggunaan mat erial yang ekonomis, mudah dalam pemasangan dan karakt erist ik beban memiliki daya t ahan cukup lama.

M emiliki beban yang ringan namun memiliki kekuat an yang cukup t inggi.

Berikut adalah beberapa cont oh mat erial yang digunakan sepert i:10 a. Kaca

10


(10)

Kaca t ermasuk mat erial yang aman karena bahan ini t idak mengakibat kan pencemaran. Namun kaca t idak mampu bersifat sebagai isolat or t erhadap panas dan suara kecuali dibuat berlapis dua at au t iga. Unt uk mengurangi panas melalui kaca, solusinya adalah dengan melapisi kaca dengan lapisan pelindung berw arna gelap (pelapisan emisi), at au dengan membayanginya dengan t rit isan diat as jendela sehingga sinar mat ahari t idak langsung masuk ke dalam rumah.

b. Semen

Semen biasa digunakan sebagai bahan plest er unt uk dinding. Bahan ini mampu melindungi rumah dari efek cuaca sepert i panas dan dingin. Dari segi est et ika, plest er mudah diw arnai dan permukaannya mudah dibuat bert ekst ur. Kelemahan semen adalah t idak t ahan t erhadap air. Air dapat mengakibat kan plest er t erkondensasi (mengembun) dan t umbuhnya jamur. Oleh karena it u dinding plest er hendaknya t erlindungi dari hujan.

c. Bat u Alam

Bat u alam memiliki keunikan w arna, t ekst ur, sert a karakt er. Secara visual, bat u alam memberikan kesan yang kuat dan kokoh. Sedangkan dari segi kesehat an, bat u merupakan mat erial yang aman karena t idak mengandung zat pencemar dan mampu bernapas sert a mampu mengurangi kelembaban udara. Permukaan bat u juga dingin, sehingga sangat sesuai unt uk rumah t ropis yang panas dan lembab. Cont oh bat u alam adalah bat u kali, marmer, granit , dan lain sebagainya.

d. Kayu

Dengan kandungan air 8-20%, kayu merupakan isolat or yang baik. Bahan ini mampu bernafas dengan sempurna, dan mampu menyimpan panas. Kelemahan kayu adalah mudah lapuk dan


(11)

dimakan rayap. Unt uk menghindarinya, kayu harus berada di at as st rukt ur yang kedap air dengan sist em vent ilasi yang memadai. Selain kayu ut uh, juga t erdapat kayu lapis yang t erbuat dari sisa kayu ut uh at au serbuk kayu. M acam-macam kayu lapis adalah:

Plyw ood, dibuat beberapa lapis kayu yang dilem.

Blackboard, mirip dengan plyw ood, namun bagian t engahnya dibuat dari kayu ut uh.

Part icle board, dibuat dari serpihan-serpihan kayu yang dicampur dengan resin sint et is kemudian di pres menjadi lembaran-lembaran. Harganya murah, namun daya t ahannya t idak opt imal.

2. Fungsi Tata Ruang

Fungsi dari t at a ruang dalam suat u bangunan galeri songket , yait u: a. M enget ahui macam ruang yang akan dit ampung dalam galeri b. Dapat menget ahui hubungan yang t erbent uk ant ara ruang yang

ada dalam galeri t ersebut dengan ruang bangunan

c. M enget ahui bent uk dari ruang luar dan kait annya dengan bangunan galeri it u sendiri maupun dengan lingkungannya

d. M acam konfigurasi yang dimiliki oleh jalur sirkulasi yang t erdapat dalam penat aan ruang t ersebut

3. Faktor Penentu Dalam Perancangan Tata Ruang

Unsur-unsur penent u ruang menurut Edw ard T. Whit e dalam bukunya Concept Sourcebook, dapat dibedakan menjadi:

a. Bent uk ruang

b. Kualit as ruang yang t erdiri dari dimensi, skala, proporsi, bahan, w arna, t ekst ur, dan pencahayaan


(12)

II.1.3 Tata Ruang Luar

1. Taman

M erupakan elemen pelengkap dalam bangunan. Hal ini disebabkan manfaat nya yang sangat besar bagi makluk hidup, yait u mulai dari penyedia suplai oksigen, filt er bagi udara yang kot or, mempercant ik t ampilan bangunan, dan refreshing area. Dua elemen dasar penyusun t aman, adalah:11

a) Soft mat erial

Elemen penyusun t aman yang berupa elemen lunak. M isalnya pohon, t anaman semak dan rumput (t erdapat berbagai macam veget asi).

b) Hard mat erial

Yait u pengisi t am an berupa elem en yang cukup keras dan merupakan benda mat i, misalnya paving, pot t aman, t empat duduk t aman dan bat u-bat uan.Pada dasarnya t am an ada 2 macam, yait u sebagai berikut :12

Taman akt if

Yait u t aman yang memang diperunt ukkan rekreasi di mana manusia dapat masuk dan berakt ivit as di dalamnya.

Gambar II.9 Desain Taman Akt if

Sumber: Praset ya, Yudha, M endesain Rumah Tropis

11

Praset ya, yudha, M endesain Rumah Tropis, Trubus Agriw idya, hlm.27

12


(13)

Taman pasif

Yait u t aman yang diperunt ukkan sebagai penghias dan mempercant ik pandangan. M anusia t idak diperkenankan berakt ivit as di dalamnya.

Gambar II.10 Desain Taman Pasif

Sumber : Praset ya, yudha, M endesain Rumah Tropis

2. Veget asi

Elemen veget asi at au t anam an m erupakan unsur yang dom inan dalam Ruang Terbuka Hijau / Ruang Hijau Kot a / Urban Open Space. Veget asi dapat dit at a sedemikian rupa sehingga mampu berfungsi sebagai pembent uk ruang, pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi t anah dan sebagainya. Veget asi dapat menghadirkan est et ika t ert ent u yang t erkesan alamiah dari garis, bent uk, w arna, dan t ekst ur yang ada dari t ajuk, daun, bat ang, cabang, kulit bat ang, akar, bunga, buah maupun aroma yang dit imbulkan dari daun, bunga maupun buahnya. Veget asi juga dapat memberikan pengaruh yang berbeda t erhadap iklim-mikro baik pada daerah kering maupun lembab. Di daerah kering, veget asi lebat dapat menahan angin, panas dan debu yang t idak diinginkan dan penguapan daun menambah kelembaban udara sehingga t emperat ur akan t urun. Sebaliknya didaerah lembab diinginkan adanya gerakan udara maksimum. Semak dan pepohonan dapat menghambat gerakan udara.


(14)

II.1.4 Perkembangan Fungsi Galeri

Galeri pada aw alnya merupakan bagian dari museum yang berfungsi sebagai ruang pameran. M enurut Robillard (1982), ruang publik pada museum dibagi menjadi 4 bagian, anat ara lain:

Ent rance hall

Jalur sirkulasi

Galeri

Lounge

Galeri merupakan ruang paling ut ama karena berfungsi unt uk mew adahi karya-karya seni yang dipamerkan. Pada perkembangan selanjut nya, galeri berdiri sendiri t erlepas dari museum. Fungsi galeri juga berkembang, bukan hanya sebagai ruang unt uk memajang at au memamerkan saja melainkan juga berkembang sebagai ruang unt uk menjual karya seni at au proses t ransaksi barang seni. Senada dengan yang digambarkan oleh Darmaw an T (1994) bahw a galeri lebih merupakan bagian dari pert umbuhan ekonomi daripada perkembangan seni. Pert umbuhan galeri berprinsip pada memut ar seni dengan uang dan menggerakkan uang lew at seni.

Set elah t ahun 1960-an, galeri kembali mengalami perkembangan fungsi, yang semula hanya t empat memasang, memamerkan, dan menjual suat u karya seni saja. Kini menjadi ruang apresiasi bagi seni dan publik. Tidak sekedar memamerkan karya seni, t et api menjadi ruang unt uk mempert unjukkan karya-karya seni yang berbent uk pembaharuan, experiment al, at au kont emporer. Fungsi baru yang menjadi t ujuan galeri dicoba unt uk diungkapkan sebagai pemberian servis kepada publik di bidang seni.

Fungsi Baru yang t erjadi adalah sebagai berikut :

Tempat mengumpulkan hasil karya seni

Tempat memamerkan hasil karya seni


(15)

Tempat memelihara hasil karya seni agar t idak rusak

Tempat meningkat kan apresiasi masyarakat dalam karya seni

Sebagai t empat pendidikan bagi seniman dan masyarakat

Sebagai t empat jual beli unt uk menunjang kelangsungan hidup

Tempat rekreasi unt uk mesyarakat

Dari sejarah perkembangan galeri t erlihat bahw a fungsi galeri menuju penyesuaian ant ara kebut uhan seni dan t unt ut an masyarakat yang makin lama makin banyak akt ivit as-akt ivit as yang t imbul di dalamnya yang didom inasi oleh kegiat an-kegiat an pelayanan.

Dengan demikian fungsi galeri dijaman modern ini, agar dapat selalu memenuhi perkembangan kebut uhan seni dan t unt ut an masyarakat , direncanakan dengan fungsi memberikan pelayanan bagi publik di bidang seni.

II.1.5 M acam – M acam Galeri

Galeri dapat di golongkan berdasarkan pada macam koleksi dan t ingkat luas koleksi (luas jangkauan).13

1. Galeri berdasarkan macam koleksi di bedakan menjadi:

Galeri pribadi; merupakan galeri yang berfungsi sebagai t empat pameran karya pribadi seniman it u sendiri, t idak memamerkan karya orang lain at au sebagai galeri yang hanya berfungsi sebagai t empat pamer dimana koleksi yang dipamerkan t idak diperjual belikan

Galeri umum; merupakan galeri yang memamerkan karya-karya seni dari beberapa seniman dan koleksi-koleksi yang dipamerkan dapat diperjual belikan

Galeri kombinasi; merupakan galeri kombinasi ant ara galeri umum dan pribadi dimana karya-karya seni yang dipam erkan ada yang

13


(16)

diperjual belikan dan ada yang merupakan koleksi khusus yang t idak dijual, koleksi yang dipamerkan-pun bukan dari sat u orang seniman melainkan dari beberapa seniman.

2. Galeri berdasarkan t ingkat dan luas koleksi (luas jangkauan) di bedakan menjadi 3, ant ara lain:

Galeri lokal; merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan objek-objek yang diambil dari lingkungan set empat

Galeri regional; merupakan galeri yang memiliki koleksi dengan objek-objek yang diambil dari t ingkat daerah/ propinsi/ regional I

Galeri int ernasional; merupakan galeri yang memiliki koleksi dengan

objek- objek yang diambil dari suat u negara at au dunia

Ghirardo (1996) membagi t ipe pokok galeri menjadi 2, yakni; shrine dan w arehouse.

1. Tipe Shrine

Berart i t empat yang suci at au t eraw at . M enempat kan seni di at as banyak hal lain. Koleksinya sangat t erpilih, dit at a pada ruang yang memungkinkan pengunjung melakukan kont emplasi (mem andang dengan penuh perhat ian) nilai kolekt if dan penghargaan t erhadap seni pada galeri sangat t inggi sehingga pemilihan koleksi relat if sangat selekt if.

2. Tipe Warehouse

Galeri mew adahi berbagai koleksi yang bernilai; sedemikian beragamnya koleksi yang dit ampung sehingga w adahnya-pun memiliki fleksibilit as yang sangat t inggi unt uk menanggapi perubahan dan perkembangan didalamnya yang dinamis. Tipe w arehouse sangat popular dalam berbagai bent uk dan st rat egi perancangan.

Namun seiring berkembangnya fungsi galeri, maka bert ambah pula lah t ipe galeri. Unt uk t ipe galeri yang baru ini adalah t ipe galeri yang


(17)

memiliki nilai ent ert ainment dan komersial yang kuat . Tumbuhnya galeri baru membuat bangunan galeri it u sendiri menjadi objek pengamat an. Jadi t idak hanya koleksi didalamnya saja yang menjadi objek pengamat an. Tipe galeri t ersebut ant ara lain:

1. Tipe Cult ural Shoping mall

St rat egi pemasaran galeri t elah membaurkan persoalan ant ara seni dan komersial, ant ara lain melalui maraknya akt ivit as komersial dalam galeri. St rat egi pemasaran t idak t erbat as pada display, melainkan juga memberi t ekanan pada pemjualan cinderamat a yang lebih beragam (ket imbang sekedar post er, kart u pos, dan kat alog) sepert i halnya shopping mall memperkuat layanannya melalui fasilit as gedung bioskop, pameran seni, at aupun konser-konser. Tipe baru galeri “ Cult ural Shoping mall” bisa mencakup fasilit as rest oran t oko, audit orium, sampai gedung t eat er. Dalam hal ini galeri dan mall mempunyai sat u kesamaan; yakni akt ifit as ut amanya mendorong pemasaran melalui konsum si.

2. Tipe galeri Spect acle

Tipe galeri yang t idak lazim ini diident ifikasikan oleh kurt post er dimana mendorong pengunjung unt uk menikmat i pengalaman est et ika just ru karena arsit ekt ur bangunan galeri it u sendiri. Arsit ekt ur pada galeri Spect acle diorganisasikan unt uk mencapai penghargaan dan kebanggaan seni sama sepert i yang t erjadi pada galeri bert ipe Shrine.

II.2 GALERI SONGKET

Galeri songket ini merupakan Galeri yang t idak hanya berorient asi pada sisi komersil, t et api juga t erdapat sisi edukasi. Selain Galeri ini sebagai sarana t empat pameran, juga berfungsi sebagai t empat w orkshop pembuat an songket . Disini pegunjung dapat langsung menanyakan t ent ang apa yang ingin m ereka ket ahui t ent ang songket . Di Galeri ini, selain para pengunjung dapat melihat cara pembuat an songket


(18)

pengunjung juga dapat ikut m em prakt ekkan bagaim ana caranya menenun songket .

II.2.1 Bentuk Kegiatan dalam Galeri

Galeri songket ini menurut kegiat an t erbagi menjadi 3 (t iga), ant ara lain:

a. Pameran

Kegiat an yang dilakasanakan dalam Galeri ini berhubungan dengan kegiat an pameran, ant ara lain: pemberian informasi kepada pengujung dengan mengadakan w orkshop, promosi t erhadap perkembangan mot if-mot if kain songket , dan t ransaksi jual beli songket .

b. Pengelolaan

Kegiat an yang dilakukan unt uk mengat ur seluruh fungsi-fungsi kegiat an yang diw adahi dalam Galeri Songket di Palembang sehingga dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan perancangan proyek.

c. Penunjang/ service

Kegiat an yang dilakukan merupakan kegiat an pendukung unt uk memberi pelayanan bagi publik, sehingga pengguna Galeri ini dapat merasakan kenyamanan saat berada dalam Galeri Songket ini. Dalam hal ini dit ujukan unt uk seluruh pengguna bangunan Galeri Songket yait u pengunjung, pengelola, seniman dan masyarakat sekit ar.

II.2.2 Jenis Pameran, Sifat Pameran dan W aktu Pameran a. Jenis pameran

Jenis pameran dalam galeri dapat dikelompokkan menjadi dua, yait u pameran t unggal dan pameran bersama.

Pam eran t unggal

Dapat dikat akan pameran t unggal apabila semua benda yang dipamerkan dalam pameran merupakan hasil karya dari sat u orang seniman. Dalam hal ini biasanya sekelompok mat eri yang


(19)

dipamerkan oleh seorang seniman, merupakan sat u jenis baik dalam hal t eknik maupun aliran

Pameran bersama

Dapat dikat akan pameran bersama apabila semua benda yang dipamerkan dalam pameran merupakan hasil karya lebih dari sat u orang seniman, yang t erdiri dari berbagai cabang seni.

b. Sifat Pameran

Hasil cipt aan langsung

M erupakan suat u hasil karya yang biasanya hanya ada sat u dan t idak bersifat digandakan, hasil karya t ersebut dapat lukisan, kesenian, pat ung dsb.

Hasil karya reproduksi

Benda-benda koleksi yang dipamerkan merupakan hasil karya reproduksi at au penggandaan dari hasil karya-karya asli senim an. Hal t esebut t erut ama pada seni lukis dan seni grafis.

c. W aktu pameran

Tipe w akt u pelaksanaan kegiat an pameran dalam galeri, dapat dikat egorikan menjadi dua bagian, yait u t ipe pameran jangka pendek dan t ipe pameran jangka panjang.

Pameran jangka pendek

Pameran jangka pendek dapat juga dikat akan sebagai pameran yang bersifat t emporal. Pada pameran jangka pendek, pelaksanaan kegiat an pamerannya hanya berlangsung dalam durasi w akt u kurang dari sat u minggu (< 7 hari)

Pameran jangka panjang

Pameran jangka panjang dapat juga dipamerkan sebagai pameran yang bersifat t et ap. Pada pameran jangka panjang, pelaksanaan kegiat an pamerannya dapat berlangsung dalam durasi w akt u lebih dari sat u minggu at au bahkan hingga berbulan-bulan (> 7 hari).


(20)

II.2.3 Standart Ruang Pamer

Didalam perancangan sebuah galeri perlu beberapa pert imbangan yang berkait an dengan penat aan ruang pameran it u sendiri, ant ara lain: 14 a. Dit emukan t ema pameran unt uk membat asi benda-benda yang

t ermasuk dalam kat egori yang dipamerkan

b. merencanakan sist emat ika penyajian sesuai dengan t ema yang t erpilih, jenis penyajian t ersebut t erdiri dari :

sist em menurut kronologis

sist em menurut fungsi

sist em menurut jenis koleksi

sist em menurut bahan koleksi

sist em menurut asal daerah

c. memilih met oda penyajian agar dapat t ercapai maksud penyajian berdasarkan t ema yang dipilih

met oda pendekat an est eis

met oda pendekat an romant ik/ t emat ik

met oda pendekat an int elekt ual

II.2.4 Prinsip Tata Pameran

1. Sist emat ika at au jalan yang akan dipamerkan (st ory-line), m erupakan pengambaran ut uh mengenai semua aspek w arisan sejarah alam dan w arisan budaya dari daerah at au propinsi set empat t ersebut berada yang didasarkan pada kronologis kehidupan songket .

2. Tersedianya benda-benda koleksi galeri yang dapat menunjang jalan cerit a dalam pameran.

3. Teknik dan met ode dalam pameran

Koleksi merupakan semua benda yang berkait an dengan songket , maka met ode penyajiannya harus dapat mengungkapkan segi-segi

14


(21)

keindahan benda-benda t ersebut . Selain unsur-unsur keindahan, yang harus diperhat ikan adalah kejelasan set iap det ail koleksi yang sebagian besar berupa kain songket . Jadi, selain t ampak indah kain songket harus dapat jelas dilihat sampai pada mot ifnya.

Dalam ruang-ruang pameran karakt erist ik songket harus diperhat ikan karena berkait an dengan penyajiannya yait u:

1. Kain songket t idak boleh t erkena pencahayaan langsung yang t erus menerus baik sinar mat ahari at aupun sinar lampu. Terdapat beberapa cara penyajian kain songket dalam pameran t et ap, yait u:

Berpelindung; Pelindung kain songket t idak boleh mengganggu visualisasi pengunjung t erhadap koleksi, maka dipilih mat erial pelindung dari kaca t embus pandang.

Cukup Cahaya; Pengkondisian pencahayaan buat an t erhadap koleksi harus memperhat ikan pelet akan t it ik lampu t erhadap sudut pant ulnya yang dapat menimbulkan silau pada kaca pelindung, selain it u pelet akan t it ik lampu t idak t erlalu dekat t erhadap koleksi, Karena koleksi kain songket rent an t erhadap panas, pelet akan t it ik lampu juga harus m em pert im bangkan daerah bayangan yang mungkin muncul yang dapat menut upi koleksi.

2. Kain songket harus dalam kondisi kelembaban opt imal

3. Secara rut in dengan jarak w akt u t ert ent u kain songket harus di angin-anginkan unt uk mencegah t imbulnya jamur

4. Diusahakan kain songket t idak t ersimpan lama dalam kondisi t erlipat , karena daerah lipat an t ersebut nant inya akan menimbulkan perbedaan w arna dari aslinya. Apabila kain di let akkan di dalam lemari, hendaknya dilet akkan dengan cara:


(22)

Lemari penyimpanan diberi but ir-but ir lada at au cengkeh yang dit akut i rayap at au ngengat .

5. Khususnya unt uk kain songket yang sudah amat t ua usianya, sedapat mungkin dihindari dari sent uhan manusia.

II.2.5 Sarana Pameran didalam Galeri

M erupakan segala sesuat u yang dapat dipakai sebagai alat unt uk mencapai maksud dan t ujuan.

a. Bentuk-Bentuk M emamerkan Objek Koleksi M eliputi:15

1) Part icipat ory Techniques, yait u pengunjung diajak unt uk t erlibat dengan benda-benda pameran baik secara fisik maupun secara int elekt ual at au kedua-duanya.

Jenis-jenisnya yait u:

Act ivat ion yait u pengunjung akt if misalnya dengan menekan t ombol, menarik handle dan sebagainya.

Quest ion and answ er games, pengunjung dapat bermain yang memancing penget ahuan int elekt ual dan keingint ahuan dalam

15

Vict or J. Danilov, 1982 p. 206

Gambar II.11 Penyimpanan Songket Di Dalam Lemari


(23)

bent uk pert anyaan dan dipersilahkan menjaw ab. Bent uk present asinya dapat dengan panel-panel elekt ronik.

Live demonst rat ions, demonst rasi secara langsung

2) Object – base t echniques, dibedakan menjadi 3 macam, yait u:

Open st orage, melet akkan seluruh koleksi galeri pada t empat

pameran

Select ive display, menampilkan hanya sebagian koleksi galeri

Themat ic grouping, menampilkan benda-benda koleksi sesuai

t opik at au t ema t ert ent u.

Bent uk penanganan t erhadap obyek koleksi, yait u:

Unsecreved object , cara ini dipakai unt uk benda-benda yang cukup aman, biasanya bersifat bergerak dan berukuran besar. M isalnya: pat ung

Fast ened object , pada cara ini benda-benda diikat agar t idak dapat diambil at au berpindah t empat , biasanya unt uk benda ukuran kecil.

Enclosed object , benda-benda yang dipamerkan dilindungi pagar at au kaca

Animat ed object , benda-benda pamer digerakkan sehingga menimbulkan at raksi yang menarik bagi pengunjung

Dioramas, dapat berupa miniat ur at au benda seukuran benda aslinya.

3) Panel t echniques, panel yang berfungsi unt uk membant u dalam mempresent asikan inoformasi-informasi

4) M odel t echniques, jenis-jenis model meliput i:

Replicas, t iruan benda aslinya dengan skala 1:1

M iniat ures, model yang ukurannya lebih kecil dibanding dengan aslinya


(24)

Audiovisual t echniques, t eknik-t eknik audiovisual meliput i: narasi, slide film, videot ape, videodisk, project ed dioramas (suat u diorama yang dit ambahi lat ar belakang yang hidup)

b. Sarana pokok pameran, antara lain: 16

1) Panil: unt uk menggant ung at au menempel koleksi t erut ama yang bersifat 2 dimensi dan cukup dilihat dari sisi depan

2) Vit rin: unt uk t empat melet akkan benda-benda koleksi 3 dim ensi dan relat if bernilai t inggi sert a mudah dipindahkan. M empunyai fungsi sebagai pelindung koleksi baik dari manusia at au lingkungan yang berupa kelembapan udara dalam ruangan, efek negat if cahaya, dan perubahan suhu udara. Tinggi vit rin seluruhnya ± 210 cm dengan alas t erendah 65-70 cm dan t ebal 50 cm, ukuran vit rin harus memperhat ikan ruangan dan bent uk ruangan dimana vit rin it u akan dilet akkan

3) Pedest al alas koleksi: t empat unt uk melet akkan koleksi yang biasanya berbent uk 3 dimensi.

Cont oh cara mendisplay songket :

16

. Urip, Suroso, M ., 1994

Gambar II.12 Cara M endisplay Songket


(25)

c. Persyaratan Ruang

Unt uk memperoleh kenyamanan dalam galeri, diperlukan persyarat an megenai sudut pandang, jarak display ke pengamat dan jarak ant ara pengujung yang sat u dengan pengunjung yang lainnya. Pada perancangan galeri ini kenyamanan ruang lebih dit ekankan pada ruang pamer dan ruang produksi.

1) Ruang Pamer

Ruang pamer menunt ut kenyamanan dalam hal pergerakan ant ar pengunjung dan jarak pengamat an supaya pemahaman t erhadap karya yang dipamerkan bisa t ercapai.17

a. Sudut Pandang

Sudut pandang manusia manent ukan kenyamanan dalam menikmat i obyek t ersebut . Secara horizont al bidang visual manusia memiliki sudut opt imal sebesar 62°. Dalam b idang ini, manusia dapat memt ransmisikan bayangan kedalam ot ak sehingga bias muncul persepsi yang dalam mengenai objek yang dilihat nya.

17

Julius Panero dan M art in Zelnik, 1979

Gambar II.13 Sudut Pandang Pengamat Pot ongan Horisont al


(26)

Sedangkan secara vert ikal, sudut pandang manusia maksimal sebesar 50° dan sudut pandang opt imalnya sekit ar 30 ° dari garis pandang st andar.

b. Jarak Display Ke M at a M anusia

Kenyamanan jarak display ke mat a manusia berbeda-beda t ergant ung pada besarnya display, posisi manusia ket ika melihat display, t inggi manusia yang melihat , dan fakt or pencahayaan yang ada disekit arnya secara umum. Jarak pandang minimal dari pengamat ket ika sedang berdiri norm al ke display adalah 33-40,6 cm, sedangkan jarak opt imal manusia kedisplay sekit ar 45,7 – 55,9 cm. Jarak maksimal manusia dengan display 71,7 – 73,7 cm.

c. Zona pergerakan

Zona pergerakan at au sirkulasi juga menent ukan kenyamanan pengunjung dalam menikmat i pameran. Besarnya zona sirkulasi berbeda-beda t ergant ung kondisi fisik seseorang. Jarak seseorang dibelakang orang lain yang sedang berjalan normal agar t idak t erjadi bent uran adalah 213,4 cm, unt uk orang yang sedang berdiri diam diperlukan ruang sebesar 91,4 x 55,9 cm, dan unt uk dua orang yang berdiri bersebelahan diperlukan ruamg pergerakan sebesar 91,4 x 172,7 cm.

Gambar II.14 Sudut Pandang Pengamat Pot ongan Vert ikal


(27)

2) Ruang Produksi

Oleh karena produksi kain songket ini dilakukan secara manual dengan kerajinan t angan dan bant uan alat -alat t enun, m aka dibut uhkan persyarat an kenyamanan ruang gerak ant ara peralat an sat u dan yang lainnya. Diasumsikan bahw a alat t enun gedogan merupakan sebuah meja dengan ket inggian 86,4 - 91,4 cm dengan lebar meja 120 cm maka zona akt ivit as yang dibut uhkan adlah 91,4 – 152,4 cm dan zona sirkulasi 76,2 cm. unt uk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibaw ah.

Gambar II.15 Ruang Kerja Produksi

Sumber: Julius Panero dan M art in Zelnik, 1979

Gambar II.16 Ruang Kerja Produksi


(28)

II.2.6 Fasilitas Galeri

Galeri ini memiliki fasilit as-fasilit as baik ut ama maupun penunjang. a. Fasilit as ut ama yang t erdapat dalam galeri ini:

An Introductory Space

Sebagai ruang unt uk memperkenalkan t ujuan galeri dan fasilit as apa saja yang t erdapat didalamnya.

M ain Gallery Displays

M erupakan t empat pameran ut ama. Karena songket merupakan kain yang memerlukan peraw at an yang khusus maka pendisplay-an songket pun harus spendisplay-angat di perhat ikpendisplay-an.

Temporary display area

Ruang pameran berkala unt uk memamerkan barang-barang dalam jangka w akt u pendek.

b. Fasilit as-fasilit as penunjang yang t erdapat dalam galeri ini:

Perpustakaan

Berisi buku-buku maupun informasi yang berkait an dengan barang-barang yang di pamerkan di sebuah galeri.

Cafetaria

Sebagai t empat unt uk berist irahat sement ara bagi para pengunjung.

Toko souvenir

Berisi t ent ang souvenir yang berkait an dengan songket .

II.3 CONTOH GALERI

Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia merupakan sebuah lembaga museum seni yang bernaung di baw ah Depart emen Kebudayaan dan Pariw isat a Republik Indonesia. Dimasa akan dat ang Galeri Nasional Indonesia diharapkan menjadi semacam baromet er mut u perkembangan seni rupa


(29)

Indonesia dalam hubungan int ernasional. Lebih khusus lagi memiliki fungsi yang mampu memberikan inspirasi dalam rangka menumbuhkan pemahaman, penalaran, kreat ivit as dan inovasi, baik t erhadap seniman maupun masyarakat umum.

Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia t erdiri dari: Pameran Tet ap, Pameran Temport er dan Pameran Keliling. Didalam sebuah Galeri barang pajangan harus dapat dilihat t anpa kesulit an dengan memperhat ikan st andar jarak dan derajat pandang manusia t erut ama unt uk pajangan yang berukuran besar. Berikut adalah gambar-gambar ruang pameran yang ada di Galeri Nasional Indonesia :

Gambar II.17 Galeri Nasional Indonesia

Sumber:w w w .google.com

Gambar II.18 Ruang Pamer


(1)

narasi, slide film, videot ape, videodisk, project ed dioramas (suat u diorama yang dit ambahi lat ar belakang yang hidup)

b. Sarana pokok pameran, antara lain: 16

1) Panil: unt uk menggant ung at au menempel koleksi t erut ama yang bersifat 2 dimensi dan cukup dilihat dari sisi depan

2) Vit rin: unt uk t empat melet akkan benda-benda koleksi 3 dim ensi dan relat if bernilai t inggi sert a mudah dipindahkan. M empunyai fungsi sebagai pelindung koleksi baik dari manusia at au lingkungan yang berupa kelembapan udara dalam ruangan, efek negat if cahaya, dan perubahan suhu udara. Tinggi vit rin seluruhnya ± 210 cm dengan alas t erendah 65-70 cm dan t ebal 50 cm, ukuran vit rin harus memperhat ikan ruangan dan bent uk ruangan dimana vit rin it u akan dilet akkan

3) Pedest al alas koleksi: t empat unt uk melet akkan koleksi yang biasanya berbent uk 3 dimensi.

Cont oh cara mendisplay songket :

16

. Urip, Suroso, M ., 1994

Gambar II.12 Cara M endisplay Songket


(2)

c. Persyaratan Ruang

Unt uk memperoleh kenyamanan dalam galeri, diperlukan persyarat an megenai sudut pandang, jarak display ke pengamat dan jarak ant ara pengujung yang sat u dengan pengunjung yang lainnya. Pada perancangan galeri ini kenyamanan ruang lebih dit ekankan pada ruang pamer dan ruang produksi.

1) Ruang Pamer

Ruang pamer menunt ut kenyamanan dalam hal pergerakan ant ar pengunjung dan jarak pengamat an supaya pemahaman t erhadap karya yang dipamerkan bisa t ercapai.17

a. Sudut Pandang

Sudut pandang manusia manent ukan kenyamanan dalam menikmat i obyek t ersebut . Secara horizont al bidang visual manusia memiliki sudut opt imal sebesar 62°. Dalam b idang ini, manusia dapat memt ransmisikan bayangan kedalam ot ak sehingga bias muncul persepsi yang dalam mengenai objek yang dilihat nya.

17

Julius Panero dan M art in Zelnik, 1979

Gambar II.13 Sudut Pandang Pengamat Pot ongan Horisont al


(3)

sebesar 50° dan sudut pandang opt imalnya sekit ar 30 ° dari garis pandang st andar.

b. Jarak Display Ke M at a M anusia

Kenyamanan jarak display ke mat a manusia berbeda-beda t ergant ung pada besarnya display, posisi manusia ket ika melihat display, t inggi manusia yang melihat , dan fakt or pencahayaan yang ada disekit arnya secara umum. Jarak pandang minimal dari pengamat ket ika sedang berdiri norm al ke display adalah 33-40,6 cm, sedangkan jarak opt imal manusia kedisplay sekit ar 45,7 – 55,9 cm. Jarak maksimal manusia dengan display 71,7 – 73,7 cm.

c. Zona pergerakan

Zona pergerakan at au sirkulasi juga menent ukan kenyamanan pengunjung dalam menikmat i pameran. Besarnya zona sirkulasi berbeda-beda t ergant ung kondisi fisik seseorang. Jarak seseorang dibelakang orang lain yang sedang berjalan normal agar t idak t erjadi bent uran adalah 213,4 cm, unt uk orang yang sedang berdiri diam diperlukan ruang sebesar 91,4 x 55,9 cm, dan unt uk dua orang yang berdiri bersebelahan diperlukan ruamg pergerakan sebesar 91,4 x 172,7 cm.

Gambar II.14 Sudut Pandang Pengamat Pot ongan Vert ikal


(4)

2) Ruang Produksi

Oleh karena produksi kain songket ini dilakukan secara manual dengan kerajinan t angan dan bant uan alat -alat t enun, m aka dibut uhkan persyarat an kenyamanan ruang gerak ant ara peralat an sat u dan yang lainnya. Diasumsikan bahw a alat t enun gedogan merupakan sebuah meja dengan ket inggian 86,4 - 91,4 cm dengan lebar meja 120 cm maka zona akt ivit as yang dibut uhkan adlah 91,4 – 152,4 cm dan zona sirkulasi 76,2 cm. unt uk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibaw ah.

Gambar II.15 Ruang Kerja Produksi

Sumber: Julius Panero dan M art in Zelnik, 1979

Gambar II.16 Ruang Kerja Produksi


(5)

Galeri ini memiliki fasilit as-fasilit as baik ut ama maupun penunjang. a. Fasilit as ut ama yang t erdapat dalam galeri ini:

An Introductory Space

Sebagai ruang unt uk memperkenalkan t ujuan galeri dan fasilit as apa saja yang t erdapat didalamnya.

M ain Gallery Displays

M erupakan t empat pameran ut ama. Karena songket merupakan kain yang memerlukan peraw at an yang khusus maka pendisplay-an songket pun harus spendisplay-angat di perhat ikpendisplay-an.

Temporary display area

Ruang pameran berkala unt uk memamerkan barang-barang dalam jangka w akt u pendek.

b. Fasilit as-fasilit as penunjang yang t erdapat dalam galeri ini:

Perpustakaan

Berisi buku-buku maupun informasi yang berkait an dengan barang-barang yang di pamerkan di sebuah galeri.

Cafetaria

Sebagai t empat unt uk berist irahat sement ara bagi para pengunjung.

Toko souvenir

Berisi t ent ang souvenir yang berkait an dengan songket .

II.3 CONTOH GALERI

Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia merupakan sebuah lembaga museum seni yang bernaung di baw ah Depart emen Kebudayaan dan Pariw isat a Republik Indonesia. Dimasa akan dat ang Galeri Nasional Indonesia diharapkan menjadi semacam baromet er mut u perkembangan seni rupa


(6)

Indonesia dalam hubungan int ernasional. Lebih khusus lagi memiliki fungsi yang mampu memberikan inspirasi dalam rangka menumbuhkan pemahaman, penalaran, kreat ivit as dan inovasi, baik t erhadap seniman maupun masyarakat umum.

Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia t erdiri dari: Pameran Tet ap, Pameran Temport er dan Pameran Keliling. Didalam sebuah Galeri barang pajangan harus dapat dilihat t anpa kesulit an dengan memperhat ikan st andar jarak dan derajat pandang manusia t erut ama unt uk pajangan yang berukuran besar. Berikut adalah gambar-gambar ruang pameran yang ada di Galeri Nasional Indonesia :

Gambar II.17 Galeri Nasional Indonesia

Sumber:w w w .google.com

Gambar II.18 Ruang Pamer