P P Sumber antioksidan

yang TBA

4. A

a. P

reakt men kard

b. P

perta 1 A s g terjadi A dapat dil Gambar Antioksid Pengertia Antiok tifspesies cegah pen diovaskule Penggolon Tubuh ahanan ter Antioksid superoksid Josephy, lihat pada r 2. Meka dan an antioks ksidan me s nitrogen nyakit-pen er, dan pen ngan anti h memilik rsebut dik an prime da dismut 1997. M a gambar 2 anisme R sidan erupakan n reaktif nyakit yan nuaan Ha ioksidan ki sistem kelompokk er, antiok tase SOD Mekanisme 2. Reaksi ant senyawa dan juga ng dihubu alliwell, B pertahana kan menja ksidan en D, katalas e pemben tara TBA yang da radikal b ungkan de B. and Gut an interna adi 3 golo ndogenan se dan glu ntukan kom A dan MD apat meng bebas seh engan radi tteridge, J al terhada ongan: ntioksidan utation pe mpleks an DA Josep ghambat s hingga an ikal bebas J.M.C, 20 ap radikal n enzimat eroksidase ntara MD phy, 1997 spesies ok ntioksidan s seperti k 00. l bebas. S tis. Cont e . Enzim- 11 DA dan ksigen dapat kanker, Sistem tohnya -enzim ini mampu menekan atau menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk lebih stabil. Reaksi ini disebut sebagai chain-breaking-antioxidant. 2 Antioksidan sekunder antioksidan eksogen atau antioksidan non enzimatis. Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, β-karoten, isoflavon, asam urat, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai penangkap radikal bebas scavenger free radical. 3 Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang dirusak oleh radikal bebas Winarsi, 2005. Senyawa antioksidan sintesis seperti butil hidroksi anisol BHA dan butil hidroksi toluen BHT bukan merupakan solusi untuk kontrol positif yang baik, sebab pada pemaparan yang lama diketahui dapat mempengaruhi genetika sel-sel tubuh Poormorad et al., 2006.

c. Sumber antioksidan

Antioksidan sangat beragam jenisnya. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia dan antioksidan alami antioksidan hasil ekstraksi bahan alami. 1 Antioksidan sintetik Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan untuk makanan, ada lima antioksidan yang penggunaannya meluas dan menyebar di seluruh dunia, yaitu butil hidroksi anisol BHA, butil hidroksi toluen BHT, propil galat, tert-butil hidroksi quinon TBHQ dan tokoferol. Antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial Pokorni et al., 2001. 2 Antioksidan alami Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari: a Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan b Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan c Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan. Kebanyakan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah berasal dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki kira-kira 200.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat menjadi bahan pangan manusia. Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami terbesar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, biji, dan serbuk sari Pokorni et al., 2001. Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain. Senyawa antioksidan polifenolik ini adalah multifungsional dan dapat bereaksi sebagai: a Pereduksi b Penangkap radikal bebas c Pengkelat logam d Peredam terbentuknya singlet oksigen Kira-kira 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya, sehingga flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Lebih lanjut disebutkan bahwa sebenarnya flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga pastilah ditemukan pula pada setiap telaah ekstrak tumbuhan. Kebanyakan dari golongan dan senyawa yang berkaitan erat dengannya memiliki sifat-sifat antioksidan baik di dalam lipida cair maupun dalam makanan berlipida Pokorni et al., 2001.

d. Mekanisme kerja antioksidan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

4 25 21

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Wight Walp) TERHADAP PERTUMBUHAN Vibrio cholerae

1 19 26

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN

1 6 1

PENGARUH KETUAAN DAN KONSENTRASI DEKOK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP DIAMETER ZONA HAMBAT Salmonella typhi SECARA IN VITRO

0 12 1

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 80% DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr) SEBAGAI NEFROPROTEKTOR DALAM MENCEGAH PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS PUTIH GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI CCL4

0 3 18

EVALUASI MUTU FISIK BUBUK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) HASIL PENGERINGAN OVEN MICROWAVE

6 66 57

KARAKTERISTIK PERUBAHAN MASSA DAN WARNA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) SELAMA PENGERINGAN MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO

19 99 72

EFEK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)) YANG DIEKSTRAKSI ETANOL 70% TERHADAP AKTIVITAS ALT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ETANOL 50%

1 11 60

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP TINGKAT HIDROLISIS PATI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SIFAT SENSORI NASI INSTAN

1 10 63

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp. ) SEBAGAI PENGAWET ALAMI ANTIMIKROBA

0 3 8