6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif, data yang digunakan yaitu data dari rekam medik pada pasien hipertensi yang menjalani rawat inap di RS “X” tahun 2010 dan
2011. Jumlah kasus pasien hipertensi di instalasi rawat inap tahun 2010 sebesar 65 pasien dan tahun 2011 sebesar 51 pasien.
A. Karakteristik Pasien
Berdasarkan 116 rekam medik yang berhasil didata, didapatkan distribusi jenis kelamin dan umur sebagai berikut.
Tabel 1. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dan umur pada pengobatan Hipertensi di instalasi rawat inap RSUD Dr Moewardi tahun 2010 dan 2011
Umur tahun
Tahun 2010 Tahun 2011
P L P L 20-29
30-39 40-49
50-59 60-69
≥70 Total
Persen
- 2
8 6
6 5
27 41,54
1 -
10 8
10 9
38 58,46
- 1
13 11
4 4
33 64,71
- -
2 7
6 3
18 35,29
Keterangan: L: Laki-laki P: Perempuan
Umur dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa penderita hipertensi mayoritas terjadi pada usia diatas 40 tahun. Hal ini dikarena pada usia tersebut terjadi beberapa perubahan fisiologis yaitu arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Jenis kelamin penderita hipertensi tahun 2010 dan 2011 terjadi perbedaan.
Penderita hipertensi pada tahun 2010 lebih banyak terjadi pada perempuan sedangkan tahun 2011 pada laki-laki, perbedaan ini bisa dilihat pada tabel 1. Hipertensi pada
wanita umumnya dipengaruhi oleh hormon estrogen. Sebelum menopause, kadar estrogen yang cukup akan melindungi pembuluh darah dari kerusakan dengan cara
meningkatkan HDL dan menurunkan LDL. Hipertensi pada pria terjadi lebih awal
7 karena dipengaruhi oleh gaya hidup. Pria cenderung mengikuti gaya hidup yang tidak
sehat yaitu merokok, mengkonsumsi alkohol, serta kurang olah raga. Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita masih kontroversi.
B. Penggunaan Obat antihipertensi
Tabel 2. Jenis Obat Antihipertensi yang Digunakan di RS “X” Tahun 2010 dan 2011 Golongan Obat
Antihipertensi Sediaan Kuantitas
Penggunaan 2010 2011
Antiadrenergik Clonidin O
14,04 5,51
Propanolol O
0,24 0,28
Bisoprolol O
0,61 1,29
Diuretik Hidroklortiazid O
4,55 1,84
Furosemid O dan P
12,89 26,88
Spironolakton O
0,57 4,90
Calcium Chanal Blocker
Amlodipin Nifedipin
O O
3,84 1,51
8,45 1,47
Diltiazem O 8,94 4,61
Penghambat renin Captopril
O 47,64
33,76 angiotensin Lisinopril
O 2,71
3,49 Imidapril O
0,18 -
Valsartan O 2,27
1,1 Aliskiren O
- 0,73
Keterangan : O: Oral P : Parenteral
Penggunaan obat antihipertensi di Instalasi Rawat Inap RS “X” bervariasi. Jenis dan kuantitas penggunaan obat antihipertensi disajikan pada tabel 2. Pada tahun
2010 dan 2011 ada 4 golongan obat antihipertensi dan 14 jenis menurut nama generik. Obat antihipertensi yang sering diresepkan oleh dokter tahun 2010 dan 2011
tidak mengalami perubahan yaitu captopril dengan persentase sebesar 47,64 dan 33,76. Tahun 2010 jenis antihipertensi yang paling sedikit penggunaannya yaitu
imidapril sedangkan tahun 2011 propanolol. Tujuan pengobatan hipertensi yaitu untuk menurunkan resiko morbiditas dan
mortalitas dari hipertensi. Resiko ini bisa dikurangi dengan cara pemberian drug of choice obat antihipertensi yaitu golongan diuretik, ACEI, ARB, dan CCB
Chobanian, et al., 2008. Menurut guideline Joint National Committee on
8 Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII, lini
pertama yang direkomendasikan untuk pengobatan hipertensi tanpa indikasi penyerta diabetes mellitus dan dislipidemia pada semua tingkatan hipertensi adalah diuretik
golongan thiazid dan beta blocker. Akan tetapi, data yang diperoleh menggambarkan adanya variasi penggunaan antihipertensi dari berbagai golongan. Hal ini dikarenakan
pengobatan hipertensi harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Tidak ada obat antihipertensi yang paling baik dan tidak ada juga obat antihipertensi yang tidak baik.
Yang ada adalah obat antihipertensi yang paling cocok Kabo, 2011. Captopril adalah obat antihipertensi golongan ACEI yang banyak digunakan
untuk pengobatan hipertensi dengan komplikasi. ACEI dapat mengurangi kesakitan dan kematian pada left vetriculer dysfunction dan menurunkan berkembangnya
penyakit gagal ginjal kronik Sassen and Maclaughin, 2008. Captopril bisa digunakan pada pengobatan hipertensi ringan maupun berat Tjay dan Rahardja,
2001. Tahun 2011 ada penggunaan obat antihipertensi aliskiren yaitu suatu agen
antihipertensi baru yang berdasarkan cara kerjanya termasuk dalam golongan penghambat sistem renin angiotensin. Obat ini mampu menurunkan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diasolik pada pasien hipertensi. Beberapa uji klinik menunjukkan bahwa antihipertensi ini mengurangi proteinuria dan menurunkan LVH
Kabo, 2011.
C. Ketepatan Dosis