STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK LAMBUNG H2-ANTAGONIS PADA PASIEN COMBUSTIO (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Combustio (luka bakar) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
karena kontak dengan sumber panas sehingga menyebabkan kerusakan pada kulit
mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Baoezier, 2008). Di Amerika serikat
dilaporkan ada sekitar 2,5 juta penderita luka bakar setiap tahun dengan jumlah
kematian 12 ribu, sedangkan di Indonesia belum ada laporan tertulis. Di Rumah
Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 dilaporkan 107 kasus luka
bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%, sedangkan di Rumah Sakit
Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar dengan
angka kematian 26,41%. Selanjutnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada tahun
2007, terdapat pasien luka bakar rata – rata sebanyak 40 penderita pertahun yang
dirawat di unit luka bakar, dengan kategori luka bakar berat sekitar 21% dengan
angka kematian berkisar 40-50% (Prayogi and Majid, 2013).
Pasien pada kasus luka bakar (combustio) mempunyai frekuensi yang
tinggi untuk mengalami stress ulcer. Luka bakar dengan luas area permukaan
tubuh yang terbakar lebih dari 35% mengalami erosi mukosa usus dan
berkembang menjadi stress ulcer (Moenadjat, 2001). Stress ulcer merupakan
defek atau kerusakan mukosa saluran cerna bagian atas, yaitu lambung dan usus

halus bagian atas yang terjadi secara akut karena adanya ketidakseimbangan
antara faktor agresif dan defensive lambung. Stress ulcer pada kasus luka bakar di
Inggris dilaporkan terjadinya kerusakan mukosa lambung pada 75% - 100%
pasien yang masuk rumah sakit dalam waktu 24 – 48 jam. Jumlah pasien dengan
perdarahan saluran cerna bagian atas juga mencapai 2500 tiap tahunnya. Angka
insidensi kondisi ini berkisar 47 – 116 pasien per 100.000 populasi (Spirt and
Stanley, 2006).
Selain itu kondisi stress ulcer banyak dijumpai pada pasien ICU
(Intensive Care Unit), pasien tanpa pemberian profilaksis mengalami ulcerasi
sekitar 75% - 100%, pasien yang mengalami ulcerasi serta mengalami perdarahan

1

2

sekitar 2% - 6%, dan pasien yang mengalami perdarahan serta dapat mengalami
kematian sekitar 40% - 77% (Galindo and Pfeffer, 2007).
Pada kasus luka bakar hampir selalu diikuti kondisi hipovolemic shock.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya iskemia jaringan termasuk mukosa
lambung


dan

diikuti

peningkatan

permeabilitas

mukosa.

Peningkatan

permeabilitas mukosa akan menyebabkan terjadinya peningkatan difusi balik
dan pelepasan pepsin yang berakibat pada kerusakan jaringan terutama pada
pembuluh darah. Selanjutnya terjadi pelepasan histamin yang merangsang sekresi
asam dan pepsin lebih lanjut serta meningkatan permeabilitas kapiler terhadap
protein disertai peningkatan vasodilatasi. Selanjutnya mukosa mengalami edema
dan sejumlah protein plasma hilang. Hal tersebut mengakibatkan mukosa kapiler
dapat rusak yang akan mengakibatkan hemoragi interstitial dan perdarahan

sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan mukosa dan pembentukan ulkus
(Price and Wilson, 2006).
Tujuan pemberian obat H2-Antagonis pada pasien luka bakar adalah
sebagai upaya menetralisir asam lambung yang dicurigai terjadi pada kondisi
stress. H2-Antagonis diberikan dalam dosis besar secara kontinu, dengan bekerja
menghambat sekresi asam lambung yang berikatan secara kompetitif dengan
reseptor histamine tipe 2 yang terdapat pada membrane basolateral dari sel
parietal, Oleh sebab itu pemberian obat H2-Antagonis sangatlah penting pada
kasus luka bakar (Moenadjat, 2001 ; Oviedo and Wolfe, 2005).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Departemen penyakit dalam, (2009).
Dilakukan penelitian dengan cara melihat data rekam medik yang ada pada rumah
sakit tersebut pada 2208 pasien yang terdiri dari 1426 pasien yang mengalami
profilaksis dan 782 pasien terapi. Data tersebut diambil berdasarkan jenis kelamin
pria dan wanita, ras, dengan usia 18 tahun – 99 tahun, dan durasi penggunaan PPI
1 hari – 57 hari. Untuk pasien profilaksis diperoleh hasil pada wanita 374 orang
(52,4%), pria 339 orang (48,6%), ras kulit hitam 576 orang (80%), ras kulit putih
56 orang (7,3%), hispanic 38 orang (5,3%), Asia 21 orang (2,9%), dan ras kulit
lainnya 22 orang (3,0%). Dan untuk pasien yang terapi diperoleh hasil pada
wanita 191 orang (48,8%), pria 200 orang (51,2%), ras kulit hitam 316 orang


3

(80,8%), ras kulit putih 29 orang (7,4%), hispanic 19 orang (4,8%), Asia 11 orang
(2,8%), dan ras kulit lainnya 16 orang (4,0%). Sehingga disimpulkan bahwa
pemberian PPI (Proton Pump Inhibitor) dianggap sesuai untuk mengobati stress
ulcer profilaksis dengan tidak ada indikasi sepsis, peumonia, sindrom koroner
akut, urinary tract infection, Chronic Obstruction Pulmonary Disease, asma, deep
vein thrombosis, dan pulmonary embolism (Perwaiz, 2010).
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Cook et al, (1996).
Dilakukan penelitian uji coba terkontrol secara acak atau random pada 2814 orang
dengan perlakuan analysis A diberikan ranitidin, analysis B diberikan sukralfat,
analysis C diberikan ranitidin dan plasebo, analysis D diberikan sukralfat dan
placebo, dan analysis E diberikan ranitidin dan sukralfat.
Pada analysis A diberikan ranitidin 50 mg iv setiap 6 jam, ranitidin 6,25
mg/hr diberikan secara infus terus menerus, pada analysis B diberikan sukralfat 1
g menggunakan selang nasogastric setiap 4 jam, pada analysis C diberikan
ranitidin 50 mg iv setiap 6 jam, ranitidin 6,25 mg/hr diberikan secara infus terus
menerus, ranitidin 50 mg tid iv, pada analysis D diberikan sukralfat 1 g secara oral
setiap 6 jam, sukralfat 2 g menggunakan selang nasogastric setiap 8 jam, dan pada
analalysis E diberikan ranitidin 50 mg iv setiap 6 jam, ranitidin 6,25 mg/hr

diberikan secara infus terus menerus, ranitidin 0,25 mg/kg/hr dengan rentang
dosis 0,5 mg/kg, ranitidin 50 mg iv setiap 4 jam, ranitidin 50 mg iv setiap 8 jam,
ranitidin 100 mg iv setiap 8 jam. Didapatkan hasil penelitian 398 orang pada meta
analysis A terjadi resiko perdarahan, 54 orang pada analysis B terjadi resiko
perdarahan, 311 orang pada analysis C terjadi resiko pneumonia nasokomial, 226
orang pada analysis D terjadi resiko pneumonia nasokomial, dan 1825 orang pada
analysis E terjadi resiko peumonia. Sehingga disimpulkan bahwa ranitidin
meningkatkan resiko pneumonia dan perdarahan serta tidak efektif dalam
pencegahan perdarahan gastrointestinal (Messori, 2000).
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan sebuah studi untuk
mengetahui pola penggunaan obat tukak lambung H2-Antagonis pada penderita
luka bakar di RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang meliputi obat tukak lambung
yang diberikan, dosis, rute pemakaian, interaksi dan efek samping serta kajian

4

terapinya dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium. Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinisi dan khususnya farmasis dibagian
klinik, mengenai pola penggunaan obat tukak lambung pada penderita luka bakar
dan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut mengenai manajemen terapi luka bakar,

serta meningkatkan keberhasilan terapi pasien luka bakar dalam mencegah
terjadinya stress ulcer.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan obat tukak lambung pada pasien luka bakar
di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Mempelajari bagaimana pola penggunaan obat tukak lambung pada pasien

luka bakar di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang serta
efek samping obat yang mungkin terjadi pada pasien periode 1 Januari 2012 - 31
Desember 2012.
1.3.2

Tujuan Khusus


1. Mengetahui pola penggunaan tukak lambung pada pasien luka bakar
meliputi dosis yang diberikan, rute pemberian, lama pemberian dan waktu
pemberian.
2. Mengkaji hubungan terapi obat tukak lambung pada pasien luka bakar
dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi kepada para praktisi
kesehatan dan masyarakat umum mengenai kesesuaian penggunaan obat
tukak lambung pada kasus luka bakar.
2. Sebagai sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan luka bakar.

5

3. Bagi

farmasis,

data


dapat

digunakan

sebagai

masukan

dalam

meningkatkan pelayanan kefarmasian dan mempermudah perencanaan
obat kepada penderita luka bakar.

SKRIPSI
FANJI SETIA PRATAMA

STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK
LAMBUNG H2-ANTAGONIS PADA PASIEN
COMBUSTIO

(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
i

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK
LAMBUNG H2-ANTAGONIS PADA PASIEN
COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

2014

Oleh:

FANJI SETIA PRATAMA
NIM : 09040090

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Didik Hasmono, MS., Apt
NIP. 195809111986011001

Dra. Lilik Yusetyani, Sp.FRS., Apt
NIP. UMM. 114.0704.0450

ii


Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK
LAMBUNG H2-ANTAGONIS PADA PASIEN
COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
pada Tanggal 22 Februari 2014

Oleh:
FANJI SETIA PRATAMA
NIM : 09040090

Disetujui oleh :
Penguji I

Penguji II

Drs. Didik Hasmono, MS., Apt
NIP. 195809111986011001

Dra. Lilik Yusetiani, Sp.FRS.,Apt
NIP. UMM. 114.0704.0450

Penguji III

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes.,Apt
NIP. UMM. 11407040448

Penguji IV

Ika Ratna Hidayati, S.Farm., M.Sc., Apt
NIP. UMM. 11209070480

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT berkat rahmat dan ridho-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi
Penggunaan Obat Tukak Lambung H2-Antagonis Pada Pasien Combustio
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar)”. Skripsi ini
diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
tidak mungkin dapat diselesaikan dan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari
banyak pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1.

ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya,
Rasulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2.

Yoyok Bekti Prasetyo M.Kep.,Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.

3.

Dr. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U selaku Direktur RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.

4.

Dr. dr. Pudji Rahaju, SpTHT-KI (K) selaku Ketua Komisi Etik Penelitian
Kesehatan yang telah memberikan izin dan kelayakan etik sehingga penulis
bisa melakukan penelitian di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

5.

drg. Asri Kusuma Djati, MMR., selaku Kepala Bidang Pendidikan dan
Penelitian RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .

6.

Sri Erna Utami, SKM., M.Kes. (MARS) selaku Kepala Bidang Rekam Medik
dan Evaluasi Pelaporan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

7.

Dra. Arofa Idha, Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.

iv

8.

Bapak Ahmad Sobrun Jamil, S.Si,MP selaku sekretaris Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membagikan
pengetahuan motivasi.

9.

Bapak Drs. Didik Hasmono, MS.,Apt, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan

waktu

dengan

penuh

kesabaran

dalam

membimbing,

mengarahkan, serta mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Ibunda Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing II
yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran, membimbing, mengarahkan,
memberikan kemudahan dan banyak saran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
11. Ibunda Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Dosen Penguji I yang
telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
12. Ibunda Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes.,Apt., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, sekaligus Dosen Penguji II.
Yang telah banyak memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan
skripsi ini, serta memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di
Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
13. Ibunda

Siti

Rofida, S.Si.,Apt.,M.Farm.,

selaku

Dosen

Pembimbing

Akademik. Terima kasih banyak atas arahan dan motivasi Bunda selama ini.
14. Ibunda Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., selaku Dosen Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah susah payah membantu
jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan
baik.
15. Orangtua saya tercinta, Bapak Toto Sumarto dan Ibu Tati Marlianti yang
tiada hentinya memberi dukungan dan semangat dalam segala hal, dengan
sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan anaknya. Terima kasih
banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat anaknya mendapatkan
ilmu yang bemanfaat.
16. Sahabat seperjuangan saya dalam menyelesaikan skripsi Desta, Tami, Lalita,
Fina, Ghea, Jefri, Erry, Lita, dan Dewi.

v

17. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Keberhasilan ini tidak luput dari
bantuan dan doa yang telah anda semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis
tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak
mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat memberikan
manfaat.

Malang, 22 Februari 2014
Penulis

(Fanji Setia Pratama)

vi

RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK LAMBUNG
H2-ANTAGONIS PADA PASIEN COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

FANJI SETIA PRATAMA

Combustio (luka bakar) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
kontak dengan sumber panas sehingga menyebabkan kerusakan pada kulit mukosa
dan jaringan yang lebih dalam.
Tujuan pemberian obat H2-Antagonis pada pasien luka bakar adalah sebagai
upaya menetralisir asam lambung yang dicurigai terjadi pada kondisi stress. H2Antagonis diberikan dalam dosis besar secara kontinu, dengan bekerja
menghambat sekresi asam lambung yang berikatan secara kompetitif dengan
reseptor histamine tipe 2 yang terdapat pada membrane basolateral dari sel
parietal, Oleh sebab itu pemberian obat H2-Antagonis sangatlah penting pada
kasus luka bakar.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pola penggunaan
H2-Antagonis pada pasien luka bakar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Saiful Anwar Malang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola
penggunaan H2-Antagonis pada pasien luka bakar terkait jenis, dosis, dan lama
pemakaian H2-Antagonis. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian penggunaan obat tukak lambung pada kasus luka bakar, sumber
informasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan luka bakar, bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam menentukan kebijakan tentang
penggunaan obat tukak lambung pada kasus luka bakar, dan masukan dalam
meningkatkan pelayanan kefarmasian dan mempermudah perencanaan obat
kepada penderita luka bakar.
Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional dengan rancangan
deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan data rekam
medik. Sampel kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien dengan diagnosis luka
bakar yang mendapat terapi H2-Antagonis di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang pada periode 1 Januari – 31 Desember 2012 yang dirawat selama
≥ 3 hari di rumah sakit dengan data rekam medik yang mendukung.
Dari 146 sampel diperoleh 51 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi
yaitu perempuan (33,3%) dan laki-laki (66,6%), usia paling banyak pada rentang
1-20 tahun (45%). Terapi H2-Antagonis yang digunakan adalah ranitidin (100%)
yang diberikan melalui rute oral (1,9%), dan iv (98%) dengan rentang dosis 20mg
- 2g/hari. Lama penggunaan ranitidin paling banyak yaitu 1-5 hari.

vii

ABSTRACT
DRUG UTILIZATION STUDY OF
H2-ANTAGONIS ON COMBUSTIO PATIENT
(Research on Hospitalized Patients in Public Hospital Dr. Saiful Anwar Malang)

Background: Burns often lead to death. Patients with burn cases usually have a
high opportunity to suffer from stress ulcer. Without administration of H2
blocker, stress ulcer can develop into bleeding and even death H2-antagonists.
H2-antagonists has the effect of preventing the occurrence of lesions and sores on
the mucous membrane.
Objectives : To know the pattern about use of H2-Antagonis related type, dose,
and duration in patients combustio of RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Method : Descriptive-observational study with retrospective method using
combustio patient records in the inpatient period 1 January to 31 December 2012.
Results and Conclusions : 146 samples obtained from 51 samples in accordance
with the inclusion criteria. Women (33.3%) and men (66.6%), the age range is 120 years (45%). Therapy of H2-Antagonis was ranitidin (100%) p.o (1,9%), and
(98%) was range dose 20mg - 2g iv daily. Prolonged use of ranitidin at most that
1-5 days. The use of H2-Antagonis dose and duration of ranitidin is appropriate.
Keywords: Combustio, Peptic Gaster, H2-Antagonis

viii

ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK LAMBUNG
H2-ANTAGONIS PADA PASIEN COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang: Luka bakar seringkali mengakibatkan kematian. Pada kasus
luka bakar memiliki frekuensi yang tinggi untuk mengalami stress ulcer. Pasien
tanpa pemberian obat tukak lambung pada kasus luka bakar dapat mengalami
perdarahan dan kematian. H2-Antagonis dalam hal ini memiliki efek untuk
mencegah terjadinya lesi dan luka pada membrane mukosa.
Tujuan: Mengetahui pola penggunaan H2-Antagonis pada pasien luka bakar
terkait jenis, dosis, dan lama pemakaian H2-Antagonis RSUD Dr. Saiful Anwar.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional-deskriptif dengan
metode retrospektif mengguanakan rekam medik pasien luka bakar di instalasi
rawat inap periode 1 Januari-31 Desember 2012.
Hasil dan Kesimpulan : Dari 146 sampel diperoleh 51 sampel yang sesuai
dengan kriteria inklusi yaitu perempuan (33,3%) dan laki-laki (66,6%), usia
paling banyak terjadi pada rentang 1-20 tahun (45%). Terapi H2-Antagonis yang
digunakan adalah ranitidin (100%) yang diberikan melalui rute oral (1,9%), dan iv
(98%) dengan rentang dosis 20mg - 2g/hari. Lama penggunaan ranitidin paling
banyak 1-5 hari. Penggunaan dosis H2-Antagonis dan lama pemberian H2Antagonis sudah sesuai.
Kata kunci: Combustio, Peptic Gaster, H2-Antagonis

ix

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. viii
ABSTRACT ..................................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xix
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6
2.1 Tinjauan Tentang Luka Bakar ....................................................... 6
2.1.1 Anatomi Kulit....................................................................... 6
2.1.2 Luka Bakar ........................................................................... 8
2.1.3 Etiologi Luka Bakar ............................................................. 8
2.1.4 Klasifikasi Luka Bakar berdasarkan kedalamannya ............ 8
2.1.5 Klasifikasi Luka Bakar menurut luas dan dalamnya ............ 13
2.1.6 Patofisologi Luka Bakar ....................................................... 14
2.1.7 Komplikasi ........................................................................... 18
x

2.2 Tinjauan tentang Stress Ulcer ....................................................... 19
2.2.1 Definisi Stress Ulcer ............................................................ 19
2.2.2 Epidemiologi Stress Ulcer ................................................... 19
2.2.3 Faktor Resiko dari Stress Ulcer ........................................... 20
2.2.4 Penatalaksanaan pemeriksaan dan Diagnosis ...................... 20
2.2.5 Etiologi Stress Ulcer ........................................................... 21
2.2.6 Patofisiologi Stress Ulcer .................................................... 21
2.2.7 Manifestasi Klinik Stress Ulcer ........................................... 22
2.2.8 Penatalaksanaan Terapi Stress Ulcer ................................... 22
2.3 Tinjauan tentang Obat Stress Ulcer ............................................. 26
2.3.1 Golongan

- Antagonis .................................................... 26

2.3.2 Golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) .............................. 32
2.3.3 Sukralfat .............................................................................. 37
2.3.4 Efek Samping Penggunaan Obat Profilaksis Stress Ulcer.... 38
2.3.4.1 Pneumonia .............................................................. 38
2.4 Tinjauan tentang Sawar Mukosa Lambung................................... 39
2.4.1 Anatomi dan Fungsi Sawar Mukosa Lambung ................... 39
2.4.2 Mekanisme Pertahanan Mukosa Lambung ......................... 41
2.4.3 Destruksi Sawar Mukosa Lambung ..................................... 43
2.5 Tinjauan Tentang Asam Lambung ................................................ 46
2.6 Tinjauan Tentang Pasien Luka Bakar Dengan Stress Ulcer ......... 47
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 49
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 52
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 52
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 52
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 52
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................... 52
4.3.2 Sampel Penelitian ................................................................. 52
4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................................... 52
4.4.1 Kriteria Inklusi ..................................................................... 52
4.4.2 Kriteria Ekslusi ..................................................................... 53
xi

4.5 Bahan Penelitian ............................................................................ 53
4.6 Definisi Operasional ...................................................................... 53
4.7 Instrumen Penelitian ...................................................................... 54
4.8 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 54
4.9 Analisis Data ................................................................................. 55
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 56
5.1 Karakteristik Subyek Penelitian .................................................... 56
5.1.1. Distribusi Berdasarkan Tipe Combustio ............................. 56
5.1.2. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 57
5.1.3 Distribusi Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin .................. 57
5.1.4 Diagnosis Penyerta ............................................................. 57
5.2 Profil Terapi Pasien Combustio .................................................... 58
5.3 Profil Penggunaan H2-Antagonis pada Pasien Combustio............ 58
5.3.1 Jenis H2-Antagonis ............................................................... 58
5.3.2 Rute Penggunaan H2-Antagonis ........................................... 59
5.3.3 Jumlah Terapi Kombinasi .................................................... 59
5.3.4 Terapi Kombinasi Tunggal .................................................. 59
5.3.5 Terapi Kombinasi (2) ........................................................... 59
5.3.6 Terapi Kombinasi (3) ........................................................... 60
5.3.7 Regimentasi Dosis H2-Antagonis ........................................ 60
5.3.8 Lama Pemakaian H2-Antagonis .......................................... 61
5.4 Lama Masuk Rumah Sakit (MRS) ................................................ 61
5.5 Status Pasien.................................................................................. 61
5.6 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) ............................................. 62
5.7 Kasus Pasien Meninggal Saat Keluar Rumah Sakit ...................... 62
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 63
BAB VII KESIMPULAN ................................................................................ 85
7.1. Kesimpulan.................................................................................... 85
7.2. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Obat-obat golongan H2-antagonis........................................................... 29

2.2

Obat – obat Golongan PPI ..................................................................... 35

2.3

Sukralfat ................................................................................................. 38

2.4

Perbedaan Gambaran Ulkus Duodenum, Ulkus Peptikum dan Ulkus
Stress ....................................................................................................... 44

5.1

Tipe combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang tahun 2012. ............................................................................... 56

5.2

Distribusi jenis kelamin pasien combustio di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ........................................ 57

5.3

Distribusi usia dan jenis kelamin pasien combustio di instalasi rawat
inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ................................ 57

5.4

Distribusi diagnosis penyerta pasien combustio di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ........................................ 57

5.5

Distribusi terapi utama pada pasien combustio di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ........................................ 58

5.6

Jenis H2-Antagonis yang digunakan pada pasien Combustio di
instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ........ 58

5.7

Rute pemberian

H2-Antagonis

yang digunakan pada pasien

Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
tahun 2012. ............................................................................................. 59
5.8

Jumlah terapi dari masing-masing obat yang diberikan secara
kombinasi ataupun tunggal terkait tukak lambung pada pasien
Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
tahun 2012. ............................................................................................. 59

5.9

Terapi kombinasi satu obat yang diberikan terkait tukak lambung pada
pasien Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang tahun 2012. ................................................................................ 59

xiii

5.10 Terapi kombinasi dua obat yang diberikan terkait tukak lambung pada
pasien Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang tahun 2012. ................................................................................ 59
5.11 Terapi kombinasi tiga obat yang diberikan terkait tukak lambung pada
pasien Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang tahun 2012. ................................................................................ 60
5.12 Perubahan dosis H2-Antagonis pada pasien combustio di instalasi
rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ...................... 60
5.13 Lama pemakaian H2-Antagonis pada pasien combustio di instalasi
rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ...................... 61
5.14 Distribusi lama MRS pasien combustio di instalasi rawat inap RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012..................................................... 61
5.15 Distribusi status pasien combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang tahun 2012. .......................................................... 61
5.16 Distribusi kondisi keluar rumah sakit (KRS) pasien combustio di
instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ........ 62
5.17 Pasien combustio meninggal dunia di instalasi rawat inap RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang tahun 2012. .......................................................... 62

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1. Anatomi Kulit ......................................................................................... 7
2.2

Luka bakar derajat I ............................................................................... 9

2.3. Luka bakar derajat II ............................................................................... 10
2.4. Luka bakar derajat III .............................................................................. 11
2.5

Pembagian tubuh manusia berdasarkan ‘Rule of Nine’ dari ABA ......... 13

2.6

Patofisiologi Luka Bakar ........................................................................ 18

2.7

Patofisiologi Terkait Stress Ulcer (Metz, 2005)...................................... 23

2.8

Rumus Struktur

2.9

Rumus Struktur PPI B : Konversi PPI menjadi Sulfenamida di Sel

- Antagonis beserta Histamin .................................. 27

Parietal .................................................................................................... 33
2.10 Anatomi Lambung .................................................................................. 40
2.11 Fisiologikal dan Farmakologikal Regulasi Sekresi Gastrin : Dasar
Terapi Kelainan Asam – Peptik ............................................................ 47
3.1

Skema kerangka konseptual .................................................................... 50

3.2

Skema kerangka operasional ................................................................... 51

5.1

Jumlah sampel ......................................................................................... 56

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... 89

2.

Surat Pernyataan ....................................................................................... 90

3.

Keterangan Kelayakan Etik ...................................................................... 91

4.

Surat Ijin Penelitian Skripsi ...................................................................... 92

5.

Surat Permohonan Penelitian .................................................................... 93

6.

Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ....................... 94

7.

Tabel Data Induk ....................................................................................... 97

8.

Rekam Medik Kesehatan .......................................................................... 105

xvi

DAFTAR SINGKATAN

AHA

: American Heart Association

APTT

: Activated Partial Thromboplastin Time

AVM

: Arteriovenous Malformation

BE ecf

: Base Excess in Extracellular Fluid

CBF

: Cerebral Blood Flow

CT scan

: Computed Tomoghraphy Scan

Cth

: Cochlear Theae / Sendok Teh

Depkes RI

: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dkk

: dan kawan-kawan

DM

: Diabetes Mellitus

EKG

: Elektrokardiogram

GCS

: Glasgow Coma Scale

GDA

: Gula Darah Acak / Gula Darah Sesaat

GDP

: Gula Darah Puasa

GD2PP

: Gula Darah 2 Jam Post Prandial

Hb

: Hemoglobin

Hct

: Hematokrit

HMG-CoA

: 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A

HT

: Hipertensi

ICH

: Intracerebral Hemorrhage

KRS

: Keluar Rumah Sakit

KU

: Kondisi Umum

LED

: Laju Endap Darah

LDL

: Low Density Lipoprotein

LPD

: Lembar Pengumpul Data

MCH

: Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC

: Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration

MCV

: Mean Corpuscular Volume

mEq

: Milliequivalents
xvii

mg

: miligram

ml

: mililiter

mmHg

: milimeter mrkuri

MPV

: Mean Platelet Volume

MRS

: Masuk Rumah Sakit

NCEP

: National Cholesterol Education Program

NIHSS

: National Institutes of Health Stroke Scale

PCT

: Procalcitonin

PDW

: Platelet Distribution Width

PLT

: Platelet

po

: Per Oral

PPT

: Plasma Protein Time

RBC

: Red Blood Cell

RDW

: Red Distribution Width

RMK

: Rekam Medik Kesehatan

RR

: Respiration Rate

RSSA

: Rumah Sakit Saiful Anwar

RSUD

: Rumah Sakit Umum Daerah

SAH

: Subarachnoid Hemorrhage

SGOT

: Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase

SGPT

: Serum Glutamic-Piruvic Transaminase

SREBP

: Sterol Regulatory Binding Element Proteins

SSP

: Sistem Saraf Pusat

TD

: Tekanan Darah

WHO

: World Health Organization

WBC

: White Blood Cell

xviii

DAFTAR ISTILAH

Aneurisma:

arteri yang ditandai dengan benjolan yang khas seperti balon
sangat lemah dan mudah pecah

Anoksia:

kekurangan oksigen absolut

Aphasia:

Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan,
atau keduanya

Aritmia:

ritme jantung yang tidak normal, brakikardia (terlalu lambat)
takikardia (terlalu cepat)

Aspirasi:

masuknya benda asing ke dalam sistem nafas (tidak sengaja
mengisap makanan, cairan, muntah, atau material asing lainnya
ke alam paru)

Ateroma:

Deposit patologis fokal di luar sel terdiri dari lipid dalam
jaringan, terutama dalam dinding arteri

Aterosklerosis:

(athere: lemak, sklerosis: pengerasan); penebalan
pengerasan dinding arteri disebabkan ateroma

Autoregulasi:

mengatur dirinya sendiri

AVM:

arteriovenous malformation, malformasi pembuluh darah yang
ditandai dengan jaringan arteri dan vena yang abnormal,
kompleks dan kusut.

Disartia:

pelemahan otot-otot muka, otot lidah dan tenggorokan sehingga
menyulitkan berbicara

Disfagia:

ketidakmampuan untuk menelan

Hemiparesis:

kelemahan di salah satu sisi tubuh

Hemiplegia:

kelumpuhan di salah satu sisi tubuh

Hematoma:

darah yang berkumpul atau penimbunan darah

Hemoragik:

perdarahan

Herniasi:

pergeseran organ otak ke tempat yang tidak seharusnya

Hidrosefalus:

terkumpulnya cairan serebrospinal dalam kepala

Hiperventilasi:

pernafasan yang berlebihan, menyebabkan pusing, pening,
kesemutan disekitar mulut dan ujung jari, hiperventilasi adalah
hal yang normal setelah latihan aerobik
xix

dan

Hipoksia:

kekurangan oksigen relative

Infark:

kumpulan sel (jaringan) mati

Iskemia:

kurang atau tidak adanya suplai darah

Kardiovaskular:

berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah

Mialgia:

rasa sakit di otot atau di dalam jaringan otot

Miopati:

penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya

Obat Generik:

obat yang penamaannya didasarkan pada zat aktif yang terdapat
dalam obat tersebut dan tidak mempergunakan merek dagang

Obat paten:

obat yang mengguakan merek atau nama dagang tertentu

Paralisis:

hilangnya (kinerja motorik)

Penumbra:

sel saraf yang mengalami iskemik namun strukturnya masih
baik

Plak:

kumpulan substansi agak keras termasuk kolesterol di dinding
dalam pembuluh darah yang bisa menyebabkan terbentuknya
gumpalan darah, serangan jantung dan stroke

Pleiotropic:

memproduksi atau mempunyai efek
menyebabkan efek yang berbeda-beda

Rabdomiolisis:

kondisi saat otot skeletal putus kemudian melepaskan enzim
otot dan elektrolit dari dalam sel otot.

multiple,

bisa

Serebrovaskular: berkaitan dengan otak dan pembuluh darah
Vasospasme:

kontraksi pembuluh darah arteri, sehingga lumen atau diameter
pembuluh darah menjadi sempit

Combustio:

luka bakar

Debridement:

proses pengangkatan avital atau jaringan mati dari suatu luka

Katekolamin:

sekelompok hormon yang memiliki gugus katekol yang
dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi stress

xx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2009. British National Formulary : BNF 58 September 2009.
London : BMJ Group and RPS Publishing.
Anonim, 2010. Peptic Ulcer Symptoms in Women. 20 Juni 2010.
http://www.buzzle.com/articles/ulcer-symptoms-in-women.html. Diakses
tanggal 20 Juni 2013.
Ahmad,
A.,
2012.
Peranan
Omeprazole
Injeksi,
(online),
(http://issuu.com/bedahunhas/docs/peranan_omeprazole_injeksi_dalam_m
engatasi_stress_, diakses tanggal 22 Juni 2013).
Assova,
2013.
Anatomi
Kulit.
20
Oktober
2013.
http://www.buzzle.com/articles/ulcer-symptoms-in-women.html. Diakses
tanggal 24 Januari 2014.
Ayu,

2009.
Patofisiologi
Luka
Bakar.
19
November
2009.
http://ayoechocholate.wordpress.com/2009/11/19/patofisiologi-lukabakar/. Diakses tanggal 26 Juni 2013.

Baoezier, F., Anggraeni, R., Susilo, H. Sjahrir, M. I. Islam, M. I. 2008. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Lab/SMF Ilmu Bedah Plastik. Edisi ke-3,
Cetakan ke-1, Surabaya: RSU Dr Sutomo, hal 14-18.
Collins, D., Worthley, G., 2001. Acute Gastrointestinal Bleeding : Part I. Critical
Care and Resuscitation, pp 105 – 116.
Cook, J. D., Fuller, D.H., Guyatt, H. G., Marshall, C, J., Risk Factors for
Gastrointestinal Bleeding in Critically Ill Patients. The New England
Journal of Medicine Volume 330. pp. 377-381.
Gallindo, M.S., and Pfeffer, M.A., 2007. Prevention of Complications in
Hospitalized Patients Part III : Upper Gastrointestinal Stress Ulcers,
(Online),
(http://www.med.ucla.edu/modules/wfsection/article.php?articleid=331,
diakses tanggal 24 Juni 2013).
Ganong W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cetakan ke-1, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC, hal 461.
Hoogerwerf, W.A., and Pasricha, P.J., 2006. Drugs Affecting Gastrointestinal
Function. In: Brunton, L.L (Ed) Goodman & Gilman’s The
Pharmacological Basic of Therapeutics, 11th Ed., United State: Mc
Graw-Hill Companies.

xxi

Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N., 2005. Robbins and Contran Pathologic Basic
of Disease, 7th Edition, New York : Arrangement with Elsivier Inc, pp.
798-876.
Kepmenkes, 2010. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Jakarta.
McPhee, S.J., and Ganong, W.F., 2006. Pathophysiologic of Disease. USA : The
McGraw-Hill Companies, Inc. pp. 13.
McQuaid, R.K., 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th Edition, San
Francisco : McGraw-Hill Inc, pp. 63.
Moenadjat, Y., 2001. Luka Bakar Pengetahuan Klinis Praktis. Edisi ke-2,
Cetakan ke-1, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 1-84.
Messori, A., Trippolli, S., Vaiani, M., Gorini, M., Corrado, A., 2000. Bleeding
and Pneumonia in Intensive Care Patients Given Ranitidine and
Pneumonia in Intensive Care Patients Given Ranitidine and Sucralfate for
Prevention of Stress Ulcer: Meta-Analysis of Randomised Controlled
Trials. BMJ Volume 321., pp. 1-7.
Metz, C., 2005. Preventing the Gastrointestinal Consequences of StressRelated
Mucosal.
21
Januari
2005.
http://www.medscape.com/viewarticle/500029 3. Diakses tanggal 25 Juni
2013.
Mardiyah, H., 2013. Asuhan Keperawatan Kritis II Pada Pasien Dengan Luka
Bakar.
10
Oktober
2013.
http://mardhiyah-hayatifkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85147AskepASKEP%20Luka%20Bakar.html. Diakses tanggal 20 November 2013.
Nugroho, T., 2012. Mengungkap Tentang Luka Bakar & Artristis Reumatoid.
Cetakan ke-1, Yogyakarta: Nuha Medika, hal 5.
Oviedo, J., and Wolfe, M.M., 2005. Management of Stress-Related Erosive
Syndrome
Ed, Hamilton, ON : BC Decker Inc.
Perwaiz, MK., Posner, G., Hammoudeh, F., Schmidt, F., Neupane, N., Enriquez,
D., Gulati, N., 2010. Inappropriate Use of Intravenous PPI for Stress Ulcer
Prophylaxis in an Inner City Community Hospital. J Clin Med Res. pp.
215-219.
Pasricha, J.P., and Hoogerwerf, A.W., 2006. Goodman and Gilman’s : The
Pharmacological Basic of Therapeutics. 11th Edition, USA : The
McGraw-Hill Companies, Inc, pp. 36.

xxii

Prayogi, As., and Majid, A., 2013. Perawatan Pasien Luka Bakar. Cetakan ke1, Yogyakarta: Gosyen Publishing, hal 1-29.
Price, S.A., and Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi Konsep-Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Cetakan ke-1, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
hal 417-435.
Silbernagl, S., and Lang, F., 2000. Color Atlas of Pathophysiology. New York :
Stutgard P.
Spirt, M.J., and Stanley, S., 2006. Update on Stress Ulcer Prophylaxis in Critically
III Patients. Critical Care Nurse. Vol 26, pp. 18-28.
Stollman, N., and Metz, D., 2005. Pathophysiology and Prophylaxis of Stress
Ulcer in Intensive Care Unit Patients. Journal of Critical Care. pp. 3545.
Setiabudy, R., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI, hal 281-285.
Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi. Cetakan ke-1, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, hal 281-282.
Tatro, S.D., 2003. A to Z Drug Facts and Comparison. Electric version,
Book@Ovid.

xxiii

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN STATIN PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

4 37 32

STUDI PENGGUNAAN ASETOSAL SEBAGAI ANTIPLATELET PADA PASIEN ISCHEMIC CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA) DI INSTALASI RAWAT INAP (Penelitian Dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

3 8 23

STUDI PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

2 20 26

STUDI PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

4 21 24

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

0 7 26

STUDI PENGGUNAAN FENITOIN PADA PASIEN EPILEPSI (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

1 20 19

STUDI PENGGUNAAN ASAM VALPROAT PADA PASIEN EPILEPSI (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

4 64 18

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC PADA PASIEN LUKA BAKAR (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

6 56 31

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI GOLONGAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

1 27 18

STUDI PENGGUNAAN NEUROPROTEKTAN PADA PASIEN HEMORAGIC CEREBROVASCULAR ACCIDENT (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

6 16 21