Simbol Dan Makna Tari Gatotkaca Gaya Sumedang

Agus Sudirman, 20135 BENTUK , FUNGSI, SIMBOL DAN MAKNA TARI GATOTKACA GAYA SUMEDANG DAN GAYA GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu arah permukaan tanah memiliki arti kekuatan seorang Gatotkaca yang sedang mengawasi dan menjaga keamanan Negara Amarta. Busana tari Wayang Gatotkaca karya Raden Ono Lesmana Kartadikusumah tari memiliki kekhasan. Kekhasan inilah yang menjadi ciri khas dari Kasumedangan, karena tidak terdapat pada busana tari Wayangdi daerah- daerah lain. Ciri khas tersebut terdapat pada motif hias pada busana tari Wayangkarya Raden Ono Lesmana Kartadikusumah, yaitu motif hias bunga teratai. Bunga teratai tersebut mempunyai makna bahwa dalam keadaan kapanpun dan dimanapun kita tidak boleh lupa kepada Allah SWT yang menciptakan kita. Bahkan dalam keadaan kita sedang menari kita harus tetap mengingat Allah SWT yang menciptakan kita. Jadi motif bunga teratai dalam busana tari Wayangkarya Raden Ono Lesmana Kartadikusumah itu melambangkan lapad Allah, karena pada waktu itu Raden Ono menciptakan gerakan sembah pada tari Wayangseperti bunga teratai yang sedang mekar dan bila dilihat gerakan tersebut membentuk lapad Allah SWT. Seperti yang diungkapkan Raden Ono Lesmana Kartadikusumah Wawancara Widawati, 16 Mei 2015 bahwa. Bunga teratai teh jiga nu nyembah hartosna rukun Islam jeng rukun iman dihijikeun janten nyembah, tah nyembah teh sanes ka penonton tapi ka gusti Allah SWT. Nuju ngibing oge kedah nyembah, salamina oge urang teh ulah hilap ka gusti Allah SWT. Oleh karena itu bunga teratai tersebut selalu dijadikan ciri khas daerah Kabupaten Sumedang,baik dalam gerakan tari Wayangmaupun sebagai motif hias pada busana tari Wayang. Apabila mengamati dari hasil analisis gerak, rias, busana, dan musik pada tari Gatotkaca gaya Sumedang, maka dapat dikatakan bahwa lintasan gerak pada tari Gatotkaca gaya Garut tidak terlalu menggunakan lintasan yang rumit dan pada dasarnya cenderung menggunakan garis-garis lurus. Sebagai contoh, sebagian besar gerak tari Gatotkaca gaya Sumedang menggunakan tungkai lurus dengan tekukan tajam sebagai penyangga badan, dan apabila setiap gerakan tangan ataupun melangkah bergerak secara langsung ke arah tujuannya. Motif gerak pada Agus Sudirman, 20135 BENTUK , FUNGSI, SIMBOL DAN MAKNA TARI GATOTKACA GAYA SUMEDANG DAN GAYA GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tari Gatotkaca gaya Sumedang tidak terlalu rumit, karena hampir setiap gerakan selalu ada pengulangan gerak. Dapat dikatakan juga bahwa, variasi geraknya tidak terlalu banyak hal ini sesuai dengan lintasan serta motif gerak yang tidak terlalu rumit atau dapat dikatakan pola geraknya sederhana. Selain itu, pada gerak tari Gatotkaca gaya Sumedang memiliki kekhasan gerak pada saat melangkah dan kuda-kuda. Di mana pada gerak melangkah , tangan serta kaki selalu bersamaan dalam istilah bahasa Sunda sering disebut Ngarodon. Gerakan ini terdapat pada gerak Gedig Anca, dimana pada gerak kaki kanan melangkah diikuti dengan tangan kanan ke depan dan arah pandangan ke kanan. Adeg-adeg atau kuda-kuda pada tari Gatotkaca gaya Sumedang selalu mempergunakan adeg-adeg tengah, hal ini karena Raden Ono Lesmana Kartadikusumahsangat menggemari pencak silat. Oleh sebab itu pada setiap tarian Wayang yang Raden Ono Lesmana Kartadikusumah ciptakan selalu menggunakan adeg-adeg tengah. Seperti yang dikatakan Dewey dalam Soedarsono 1997:hlm.325, bahwa seni adalah satu pengalaman pribadi. Jadi dapat dikatakan, bahwa terciptanya tari Gatotkaca gaya Sumedang merupakan sebuah cerminan serta pengalaman dari sosok Raden Ono Lesmana Kartadikusumah.Hal tersebut tercermin pula pada rias dan busana pada tari Gatotkaca gaya Sumedang yang lebih sederhana dengan garis-garis pada jambang, alis, pasu teleng dan kumis yang tidak terlalu tebal serta motif payetpada busanahanya menggunakan satu warna, yaitu warna emas. Dengan meminjam konsep klasik dan romantik yang digunakan oleh Soedarsono dalam membedakan gaya Wayang Wong Yogyakarta dan Surakarta, menurut Soedarsono Wayang Wong Yogyakarta termasuk dalam gaya klasik karena mempunyai karakteristik kesederhanaan.Soedarsono 1997:hlm.325 menjelaskan bahwa. Apabila kita membandingkan tari gaya Yoygakarta dengan tari gaya Surakarta, kita dapatkan bahwa tari gaya Yogyakarta pada dasarnya menggunakan garis-garis lurus, sedangkan tari gaya Surakarta lebih banyak menggunakan garis-garis lengkung. Sebagai contoh, sebagian besar tari gaya Yogyakarta menggunakan tungkai lurus dan tekukan tajam sebagai penyangga badan, dan apabila seorang penari melangkah ia akan menggerakan tungkainya secara langsung ke arah tujuannya. Secara Agus Sudirman, 20135 BENTUK , FUNGSI, SIMBOL DAN MAKNA TARI GATOTKACA GAYA SUMEDANG DAN GAYA GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu umum hal ini membuat tari gaya Yogyakarta tampak lebih maskulin daripada gaya Surakarta. Sebagai tambahan, tata busana Wayang Wong gaya Yogyakarta lebih sederhana dari tata busana Wayang Wong gaya Mangkunegara di Surakarta. Selain pernyataan Soedarsono, Narawati 2003:hlm.239 menjelaskan pula bahwa, busana Wayang Wong Jawa Tengah lebih berkesan klasik bagi gaya Yogyakarta, dan klasik-romantik bagi gaya Mangkunegara-Surakarta. Berdasarkan hasil analisis tari Gatotkaca gaya sumedang, dan berdasarkan pendapat Soedarsono dan Narawati di atas dapat dikatakan bahwa, tari Gatotkaca gaya Sumedang termasuk ke dalam gaya klasik. Agus Sudirman, 20135 BENTUK , FUNGSI, SIMBOL DAN MAKNA TARI GATOTKACA GAYA SUMEDANG DAN GAYA GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tari Gatotkaca gaya Sumedangdiciptakan oleh Raden Ono Lesmana Kartadikusumah pada tahun 1942 yang menggambarkan kegagahan Gatotkaca yang sedang mengelilingi wilayah negerinya untuk menjaga wilayah Amartadan tari Gatotkaca yang dipelajari di STSI Bandung sekarang ISBI, khususnya bersumber dari daerah Garut yang diajarkan oleh seorang tokoh tari Wayang bernama Amar kepada muridnya yaitu Iyus Rusliana, yang kini menjabat sebagai ketua prodi seni Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Tarian ini lahir pada tahun 1931 yang dipertunjukan dalam acara kaulan. Tari Gatotkaca ini menggambarkan ketika Gatotkaca “ngalanglang nagara Amarta” atau tengah memeriksa keamanan negara Amarta. Jenis tarian ini berkarakter monggawa lungguh yang berbentuk tunggal.Hasil penelitian menunjukan bahwa tari Gatotkaca gaya Sumedang lebih terkesan bergaya klasik dan tari Gatotkaca gaya Garut mendekati gaya klasik-romantik. Hal ini terlihat pada bentuk tari Gatotkaca gaya Sumedang lebih sederhana, baik dari segi struktur gerak, rias serta busana yang digunakan.Dalam gerak tari Gatotkaca gaya Sumedang banyak menggunakan garis-garis lurus serta bergerak secara langsung tidak menggunakan banyak variasi gerak. Untuk tari Gatotkaca gaya Garut memiliki tingkat kerumitan tersendiri, baik dalam gerak, rias serta busana yang digunakan. Dalam gerak tari Gatotkaca gaya Garut banyak menggunakan gerak yang asimetris serta garis-garis lengkung. Selain itu, perbedaan yang terlihat dalam kedua tarian ini terletak dari latar belakang penciptanya yang menghasilkan gaya pada kedua tarian tersebut. Hal ini terlihat jelas pada riasan wajah tari Gatotkaca gaya Sumedang yang terkesan rapih dan tidak banyak menggunakan berbagai macam warna serta tidak terlalu tebal, karena latar belakang penciptanya berasal dari golongan menak di mana dalam Agus Sudirman, 20135 BENTUK , FUNGSI, SIMBOL DAN MAKNA TARI GATOTKACA GAYA SUMEDANG DAN GAYA GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menjalankan keseharian dan kehidupan seorang menak memiliki tata cara dan tata krama tersendiri yang berbeda dengan kalangan lainnya. Sedangkan tari Gatotkaca gaya Garut memiliki ketegasan pada rias wajahnya yang tebal serta mengunakan berbagai macam warna, karena latar belakang dari penciptanya berasal dari golongan rakyat biasa, di mana dalam menjalankan kehidupannya tidak mempunyai tata cara dan tata krama yang mengikat sehingga memberikan keleluasaaan dalam berekspresi dan berkarya. Fungsi dari tari Gatotkaca gaya Sumedang sebagai sarana hiburan pribadi dari dulu sampai sekarang dan fungsi tari Gatotkaca gaya Garut mengalami perubahan fungsi yang asalnya hiburan pribadi menjadi kepentingan pendidikan dan nilai estetis setelah dibawa oleh Iyus Rusliana sebagai bahan ajar tari Wayang di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Simbol gerak nenjrag bumi pada tari Gatotkaca gaya Sumedang memiliki arti kekuatan yang siap menjaga Negara Amarta dari terjangan musuh. Simbol gerak ngawatek ajian pada tari Gatotkaca gaya Garut memiliki arti yang sama yaitu kekuatan, ketangkasan, waspada Gatotkaca ketika menjaga Negara Amarta.Jika ditinjau berdasarkan karakter masyarakat Sunda, seperti pribahasa dalam bahasa Sunda yaitu kudu leuleus jeujeur liat tali , yaitu hidup itu harus kuat, menanggung beban sebarat apapun jangan menyerah, oleh sebab itu masyarakat Sunda menjadikan tokoh Gatotkaca sebagai sosok ideal masyarakat Sunda yang bersifat jujur dan pemberani serta gesit dalam bekerja layaknya Gatotkaca.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dari penelitian, peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut . Rekomendasi untuk jurusan Pendidikan Seni Tari UPI, dengan adanya laporan peneliti ini, mahasiswa berharap dalam mata kuliah tari Wayang sebagai