Pengaruh budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information terhadap budgetary slack : studi empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan.
PENGARUH BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, DAN JOB RELEVANT
INFORMATION TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Nazmudin Nurrasyid
NIM: 1111082000092
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Data Pribadi
Nama
: Muhammad Nazmudin Nurrasyid
Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 5 Maret 1993
Alamat
: Jl. Saidin RT 001/ 03 No. 10 Bambu Apus,
Pamulang, Tangerang Selatan
Email
: [email protected]
[email protected]
II.
Riwayat Pendidikan
TK Perwanida
(1998 – 1999)
SD Negeri Bambu Apus 1
(1999 – 2005)
MTs Negeri Tangerang II Pamulang
(2005 – 2008)
SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
(2008 – 2011)
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2011 – 2015)
III. Latar Belakang Keluarga
Nama Ayah
: Heri Priatna
Nama Ibu
: Ene Rosminah
Alamat Orang Tua
: Jl. Saidin RT 001/ 03 No. 10 Bambu Apus,
Pamulang, Tangerang Selatan
Anak ke/ dari
: ke-2 dari 3 bersaudara
vi
IV.
Pengalaman Organisasi
1. Pramuka MTs Negeri Tangerang II Pamulang (2005 – 2008)
2. Lab. Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2013 – 2014)
3. Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013 – 2015)
vii
THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, AND JOB RELEVANT
INFORMATION ON BUDGETARY SLACK
(Empirical Study at Senior High School in South Tangerang)
By: Muhammad Nazmudin Nurrasyid
ABSTRACT
This research was aimed to examine the influence of budgetary
participation, information asymmetry, budget emphasis, and job relevant
information on budgetary slack. This research used primary data which collected
by distributing questionnaires to respondents. Questionnaires were distributed to
principal, vice principals, and administrative staff who participated in budgetary
process at senior high school in South Tangerang. From 98 questionnaires that
have been distributed, only 85 questionnaires have been received, and only 79
questionnaires that full filled and could be processed. The research uses multiple
regression analysis method.
The results of this research show that: (1) budgetary participation has
significant influence on budgetary slack. (2) information asymmetry, budget
emphasis, and job relevant information have no significant influence on budgetary
slack. (3) budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, and
job relevant information have significant influence on budgetary slack
simultaneously.
Keywords: budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job
relevant information, budgetary slack.
viii
PENGARUH BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, DAN JOB RELEVANT
INFORMATION TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)
Oleh: Muhammad Nazmudin Nurrasyid
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budgetary participation,
information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information terhadap
budgetary slack. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner ke respondent. Kuesioner dibagikan kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, beserta jajarannya yang terlibat dalam proses
penganggaran pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan. Dari 98
kuesioner yang dibagikan, hanya 85 kuesioner yang diterima kembali, dan hanya
79 kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diproses. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) budgetary participation
berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. (2) information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information tidak berpengaruh signifikan
terhadap budgetary slack. (3) budgetary participation, information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap budgetary slack.
Kata kunci: budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job
relevant information, budgetary slack.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Budgetary Participation, Information
Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant Information terhadap Budgetary
Slack (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)”.
Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW., sang teladan yang membawa kita ke zaman penuh kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan penulis. Penulis juga menyadari bahwa dalam
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari doa, saran, dan kritik dari berbagai pihak.
Selain itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.
Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Ene Rosminah dan Bapak Heri Priatna, yang
selalu memberikan doa, nasihat, dan dukungan yang tiada henti-hentinya
kepada penulis, serta kakak dan adikku, Abdul Karim Amrullah dan Alamul
Huda yang turut mendukung dan menyemangati penulis selama penyusunan
skripsi ini.
2.
Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia untuk membimbing,
memberi masukan dan nasihat kepada penulis selama ini.
x
4.
Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan serta saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Ibu Atiqah, SE., MS., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berkonsultasi, sabar dalam memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis, serta staf Akademik yang memberikan banyak
bantuan kepada penulis.
7.
Seluruh pihak SMA Negeri dan Swasta di Tangerang Selatan atas
partisipasinya menjadi responden sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian ini dengan baik.
8.
Sahabat-sahabat “URUKUCUP”, Farah, Bremi, Raya, Ridwan, Rani, Flo, Aji,
dan Ega. Terima kasih atas dukungan dan indahnya persahabatan selama ini.
9.
Teman-teman seperjuangan kuliah, skripsi, dan ujian komprehensif, Oji, Ilfi,
Opi, Sella, Faisal, Wanda, Fazril, Fitria, Bonita, Chandra, Rizki, Eva, Hadi,
Icha, Irvan, Arif, Rahma, serta teman-teman Akuntansi C dan konsentrasi
Akmen angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semangat dan
sukses selalu untuk kita semua.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak.
Jakarta,
Maret 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
xii
A. Tinjauan Teoritis .................................................................................... 9
1. Teori Agensi (Agency Theory) ........................................................... 9
2. Anggaran ......................................................................................... 13
a. Definisi Anggaran ....................................................................... 13
b. Fungsi Anggaran ......................................................................... 14
c. Manfaat dan Tujuan Anggaran .................................................... 14
d. Sistem Penganggaran .................................................................. 16
e. Aspek-aspek Perilaku dalam Penganggaran ................................. 17
3. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation) ............................... 18
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran ................................ 20
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran............................... 21
4. Asimetri Informasi (Information Asymmetry) ................................... 22
5. Penekanan Anggaran (Budget Emphasis) ......................................... 23
6. Job Relevant Information ................................................................. 25
7. Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack) ....................................... 26
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 28
C. Kerangka Penelitian ............................................................................. 40
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................ 43
BAB III - METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 45
xiii
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 48
1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 48
2. Uji Instrumen................................................................................... 49
a. Uji Validitas ................................................................................ 49
b. Uji Reliabilitas ............................................................................ 49
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 50
a. Uji Multikolonieritas ................................................................... 50
b. Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 51
c. Uji Normalitas............................................................................. 51
4. Uji Hipotesis .................................................................................... 52
a. Uji Koefsien Determinasi (R2) ..................................................... 53
b. Uji Statistik t ............................................................................... 53
c. Uji Statistik F .............................................................................. 54
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 55
1. Budgetary Participation (X1) ........................................................... 55
2. Information Asymmetry (X2) ............................................................ 56
3. Budget Emphasis (X3)...................................................................... 56
4. Job Relevant Information (X4) ......................................................... 57
xiv
5. Budgetary Slack (Y)........................................................................ 58
BAB IV - HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 61
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................... 61
1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 61
2. Karakteristik Responden Penelitian.................................................. 61
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 63
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............. 64
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ................. 64
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia....................................... 65
B. Hasil Uji dan Pembahasan .................................................................... 65
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 65
2. Hasil Uji Instrumen.......................................................................... 67
a. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 67
b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 70
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 74
a. Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................... 74
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 76
c. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 77
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 78
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)........................................... 79
xv
b. Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 80
c. Hasil Uji Statistik F ..................................................................... 83
C. Pembahasan ......................................................................................... 84
1. Pengaruh Budgetary Participation terhadap Budgetary Slack ........... 84
2. Pengaruh Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack ............ 86
3. Pengaruh Budget Emphasis terhadap Budgetary Slack ..................... 88
4. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack ......... 89
5. Pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget
Emphasis, dan Job Relevant Information Secara Simultan terhadap
Budgetary Slack ............................................................................... 91
BAB V - PENUTUP ......................................................................................... 93
A. Kesimpulan .......................................................................................... 93
B. Saran .................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 100
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 30
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 59
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 62
4.2
Total Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner ..................................... 62
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 63
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 64
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........... 64
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................. 65
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................................. 66
4.8
Hasil Uji Validitas Budgetary Participation (BP) ................................. 67
4.9
Hasil Uji Validitas Information Asymmetry (IA) ................................... 68
4.10 Hasil Uji Validitas Budget Emphasis (BE)............................................ 68
4.11 Hasil Uji Validitas Job Relevant Information (JRI)............................... 69
4.12 Hasil Uji Validitas Budgetary Slack (BS) ............................................. 70
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Participation........................ 71
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Information Asymmetry ........................ 71
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budget Emphasis .................................. 72
4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Job Relevant Information...................... 72
4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Slack .................................... 73
xvii
4.18 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 73
4.19 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien Korelasi ................................. 74
4.20 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien ................................................ 75
4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 79
4.22 Hasil Uji Statistik t .............................................................................. 81
4.23 Hasil Uji Statistik F ............................................................................. 83
xviii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Penelitian ............................................................... 40
4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot ......... 76
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ....................... 77
4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................. 78
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Surat Penelitian Skripsi ................................................................... 101
2
Kuesioner Penelitian ........................................................................ 122
3
Jawaban Responden ........................................................................ 130
4
Hasil Output .................................................................................... 141
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia bisnis saat ini semakin mendapatkan tantangan tersendiri untuk
dapat bertahan di tengah kerasnya persaingan dengan kompetitor. Berbagai
tekanan di dunia bisnis membuat perusahaan harus terus melakukan perbaikan
dalam hal apapun. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk mengelola sumber
daya yang dimilikinya secara efektif dan juga efisien. Kerasnya persaingan
tersebut memaksa pihak manajemen untuk terus memaksimalkan kinerjanya
agar mampu bertahan di lingkungan bisnis global (Harahap, 2012).
Sekolah merupakan lembaga yang didesain sebagai sarana untuk
melaksanakan pendidikan, serta mempersiapkan dan menciptakan generasi
penerus bangsa yang berkualitas. Untuk dapat meningkatkan mutu bidang
pendidikan serta nantinya untuk dapat bersaing di dunia luar yang semakin hari
semakin keras persaingan yang harus dihadapi akibat kemajuan IPTEK yang
terus berkembang dengan pesat. Masyarakat yang semakin kritis dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah menuntut untuk dilaksanakannya akuntabilitas
dan transparansi atas lembaga-lembaga yang bergerak dalam sektor publik,
seperti sekolah. Untuk mengelola sumber dayanya secara efisien dan efektif,
perlu adanya pengelolaan secara cermat serta strategi dan kebijakan yang tepat.
Salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengelolaan
sumber daya organisasi adalah anggaran (Sugiwardani, 2012:1).
1
Sebagai usaha bagi pihak manajemen untuk menjamin sumber daya
perusahaan telah terkelola dengan baik, maka anggaran dibutuhkan sebagai
sistem perencanaan yang dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Anggaran digunakan oleh suatu organisasi sebagai
alat perencanaan dan pengendalian dari apa yang harus mereka lakukan. Seorang
pemimpin di sekolah, adalah Kepala Sekolah, sebagai pengambil kebijakan,
dituntut untuk memahami tata kelola sumber daya yang dimiliki sekolah agar
dapat berjalan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
Perencanaan dan pengendalian saling berhubungan, dan perencanaan
adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya
dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah
melihat ke belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi,
dan
membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya,
kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran,
yaitu melihat ke masa depan sekali lagi (Hansen dan Mowen, 2009:422).
Blocher, et. al. (2011:564) menjelaskan bahwa anggaran (budget)
merupakan rencana terperinci untuk pemerolehan dan pemakaian sumber daya
keuangan dan lain-lain selama periode waktu tertentu, khususnya satu tahun
fiskal. Anggaran mencakup aspek keuangan dan nonkeuangan dari operasi dan
proyek yang direncanakan. Anggaran untuk suatu periode merupakan garis
pedoman operasi dan proyeksi hasil operasi untuk periode yang dianggarkan.
Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran (budgeting).
2
Anggaran juga dapat menjadi alat motivasi, dengan aktivitas yang
diharapkan dan hasil operasi yang secara jelas digambarkan pada anggaran,
karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Hal tersebut akan
memotivasi karyawan untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang dianggarkan.
Untuk meningkatkan peran anggaran sebagai alat motivasi, banyak organisasi
yang melibatkan karyawannya dalam proses penganggaran, dengan demikian
membantu karyawan merasakan bahwa anggaran adalah milik mereka.
Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah
untuk turut serta dalam pembuatan anggaran daripada membebankan anggaran
kepada para manajer tingkat bawah. Karena manajer tingkat bawah yang
membuat anggaran, tujuan anggaran tampaknya akan menjadi tujuan pribadi
para manajer yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar (Hansen
dan Mowen, 2009:448).
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manajer. Bonus,
kenaikan gaji, dan promosi adalah hal yang dipengaruhi oleh kemampuan
seorang manajer untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan.
Karena status keuangan dan karier seorang manajer dapat dipengaruhi, anggaran
dapat memiliki pengaruh perilaku yang signifikan. Apakah pengaruh tersebut
positif atau negatif sebagian besar bergantung pada bagaimana anggaran
digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan
tujuan organisasi dan manajer memiliki penggerak untuk mencapainya.
Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan organisasional sering disebut sebagai
kesesuaian tujuan (goal congruence). Jika anggaran tidak dikelola dengan baik,
3
para manajer tingkat bawah dapat menggagalkan tujuan organisasi. Perilaku
disfungsional (disfunctional behaviour) adalah perilaku individual yang pada
dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen, 2009:
447). Para manajer memiliki tujuan pribadi dan juga tujuan organisasi. Masalah
pengendalian utama adalah bagaimana mempengaruhi mereka untuk bertindak
demi pencapaian tujuan pribadi mereka dengan cara sedemikian rupa sehingga
sekaligus juga membantu pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:448), kelonggaran anggaran atau
kesenjangan anggaran (budgetary slack) muncul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:84), budgetary slack adalah
perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik. Dalam keadaan
terjadinya budgetary slack, bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan
merendahkan pendapatan dan meninggikan biaya sehingga anggaran dapat
dicapai dengan mudah. Manajemen puncak seharusnya berhati-hati dalam
meninjau anggaran yang diajukan oleh para manajer tingkat bawah.
Utomo (2006) dalam Nugroho (2012:6) mengemukakan bila partisipasi
anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong pelaksana anggaran
melakukan kesenjangan anggaran (budgetary slack). Fisher, et. al. (2002) dalam
Dwi dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan
menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini
sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana
4
informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan
anggaran (budgetary slack).
Kren (1992:511) mengidentifikasi job relevant information sebagai
informasi utama dalam organisasi, yaitu informasi yang memfasilitasi
pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Pelaksana anggaran
(subordinate) dalam pengambilan keputusan atau tindakannya ditentukan oleh
JRI dalam menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang membutuhkan dana
apakah sesuai atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh superior (pemberi
dana). Karena itu tinggi rendahnya JRI ini mempengaruhi tinggi rendahnya
budgetary slack yang terjadi. Dengan semakin tingginya job relevant
information akan meminimalisir budgetary slack atau selisih nilai rupiah dana
akan tidak ada atau minimal akibat ketidaksesuaian yang terjadi antara dana yang
akan digunakan oleh pelaksana anggaran dan cadangan dana yang diberikan.
Faktor lain yang dianggap dapat memicu timbulnya budgetary slack
adalah adanya penekanan anggaran (budget emphasis). Hal tersebut bisa terjadi
apabila penilaian kinerja bawahan ditentukan oleh anggaran yang telah disusun,
maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan cara membuat
anggaran yang mudah untuk ia capai.
Suartana (2010) dalam Permanasari, et. al. (2014:4) menjelaskan
tentang faktor penekanan anggaran yang dapat menimbulkan budgetary slack,
yaitu seringkali perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya
pengukur kinerja manajemen. Penekanan anggaran seperti ini dapat
memungkinkan timbulnya kesenjangan anggaran. Penilaian kinerja dengan cara
5
melihat tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong bawahan untuk
menciptakan kesenjangan anggaran dengan tujuan meningkatkan prospek
kompensasi ke depannya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budgetary
Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant
Information terhadap Budgetary Slack (Studi Empiris pada Sekolah Menengah
Atas di Tangerang Selatan)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana budgetary participation berpengaruh terhadap budgetary slack?
2. Bagaimana information asymmetry berpengaruh terhadap budgetary slack?
3. Bagaimana budget emphasis berpengaruh terhadap budgetary slack?
4. Bagaimana job relevant information berpengaruh terhadap budgetary slack?
5. Bagaimana budgetary participation, information asymmetry, budget
emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara simultan terhadap
budgetary slack?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh budgetary participation terhadap budgetary slack
6
2. Mengetahui pengaruh information asymmetry terhadap budgetary slack
3. Mengetahui pengaruh budget emphasis terhadap budgetary slack
4. Mengetahui pengaruh job relevant information terhadap budgetary slack
5. Mengetahui pengaruh budgetary participation, information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information secara simultan terhadap
budgetary slack
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
a. Akademisi dan Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah
pengetahuan dan wawasan terutama dalam bidang akuntansi manajerial, dan
mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menjadi masukan, bahan pertimbangan, dan
tambahan wawasan informasi untuk membantu memberikan gambaran yang
lebih jelas bagi peneliti selanjutnya dalam penulisannya, sehingga
diharapkan dapat membawa perbaikan di masa yang akan datang.
b. Ilmu Akuntansi Manajemen
Menambah bahan literatur dan acuan penelitian pada bidang
akuntansi manajemen, terutama yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan
Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack pada suatu entitas, serta
diharapkan dapat membawa perbaikan di masa yang akan datang.
7
c. Instansi Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,
kontribusi praktis dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan dalam penerapan penyusunan anggaran yang lebih
efektif.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan
untuk memahami corporate governance. Isu GCG di awali dengan
munculnya pemisahan antara pemilik dan manajemen, yakni pemilik sebagai
prinsipal, dan manajemen sebagai agen. Manajer mempunyai kewajiban
untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemangku kepentingan lainnya.
Namun, di sisi lain, manajer juga mempunyai kepentingan untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan seperti ini,
sering kali menimbulkan konflik yang dinamakan konflik keagenan. Teori
agensi ini merupakan hubungan kontrak antaranggota dalam perusahaan,
yaitu hubungan antara pihak prinsipal dengan pihak agen. Prinsipal
merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas
nama prinsipal dan untuk menjalankan perusahaan.
Arfan (2011) dalam Ardanari dan Putra (2014:704) menyatakan
teori keagenan menyangkut suatu kontrak di mana prinsipal membawahi agen
untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Hubungan agensi dikatakan telah
terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih), seorang prinsipal,
dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan
prinsipal termasuk melibatkan adanya pemberian delegasi kekuasaan
9
pengambilan keputusan kepada agen (Riahi dan Belkaoui, 2007:186). Baik
prinsipal maupun agen diasumsikan termotivasi hanya oleh kepentingan
dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka, dan
juga untuk menyadari kepentingan bersama mereka. Jensen dan Meckling
(1976) dalam Endrianto (2010:8) menjelaskan hubungan keagenan di dalam
teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of
contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer
(agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut.
Menurut Meisser (2006) dalam Ardanari dan Putra (2014:704),
hubungan keagenan ini menciptakan dua masalah, yaitu terjadinya: (a)
asimetri informasi, di mana manajemen secara umum memiliki lebih banyak
informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi
entitas dari pemilik; dan (b) konflik kepentingan, yang terjadi karena
perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal sehingga agen tidak selalu
bertindak sesuai kepentingan pemilik.
Dalam kaitannya dengan masalah keagenan ini, positif accounting
theory oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Siswantaya (2007:16)
mengajukan tiga hipotesis, yaitu bonus plan hypothesis, the debt/equity
hypothesis, dan political cost hypothesis. Hipotesis ini secara implisit
mengakui tiga bentuk hubungan keagenan yaitu antara pemilik dengan
manajemen, antara kreditor dengan manajemen, dan antara pemerintah
dengan manajemen. Sehingga secara luas, principal bukan hanya pemilik
10
perusahaan, tetapi juga bisa berupa pemegang saham, kreditor, maupun
pemerintah.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:269), hubungan agensi
muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk
melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam hal ini
pihak prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen untuk membuat
keputusan. Akibat adanya pendelegasian wewenang tersebut, agen
berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta
menyampaikan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam
merancang kontrak insentif untuk memotivasi individu-individu demi
mencapai keselarasan tujuan. Menurut Anthony dan Govindarajan
(2005:269), salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal
dan agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan
mengurangi perbedaan preferensi ini. Agen diasumsikan akan menerima
kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan, tetapi juga dari aspek lain,
seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang baik, jam kerja yang
fleksibel, dan sebagainya.
Menurut Eisenhard (1989) dalam Endrianto (2010:10), teori
keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu:
a. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia
memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki
11
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko
(risk aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antaranggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas dan adanya asymmetric
information antara prinsipal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang
sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.
Konflik kepentingan antara agen dan prinsipal dalam mencapai
kemakmuran yang dikehendakinya disebut sebagai masalah keagenan.
Masalah keagenan tersebut dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi
antara pemilik dan manajer. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer
memiliki informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan
mendapatkan informasi relatif lebih cepat dibanding pihak eksternal, seperti
investor dan kreditor. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada manajer
untuk menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memaksimalkan
kemakmurannya. Menurut Richardson (1998) dalam Priantinah (2008:24),
asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal)
dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen
laba (earnings management).
12
2. Anggaran
a. Definisi Anggaran
Dua peranan penting yang wajib dilakukan oleh manajer adalah
perencanaan dan pengendalian. Dalam konteks keuangan, rencana sering
kali mengacu pada anggaran, dan mengendalikannya dengan pengendalian
anggaran.
Anggaran merupakan bagian dari rencana perusahaan yang
diwujudkan dalam bentuk rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:423), anggaran adalah rencana
keuangan untuk masa depan, dan rencana tersebut mengidentifikasi tujuan
dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sedangkan menurut
Blocher, et. al. (2011:564) anggaran (budget) merupakan rencana
terperinci untuk pemerolehan dan pemakaian sumber daya keuangan dan
lain-lain selama periode waktu tertentu – khususnya satu tahun fiskal.
Menurut Carter (2009:13), anggaran memainkan peranan
penting dalam memengaruhi perilaku individu dan kelompok di setiap
tingkatan proses manajemen, termasuk:
1) menetapkan cita-cita;
2) menginformasikan kepada individu mengenai apa yang harus mereka
berikan untuk pencapaian cita-cita tersebut;
3) memotivasi kinerja yang diinginkan;
4) mengevaluasi kinerja; dan
5) memberikan saran kapan tindakan korektif sebaiknya diambil
13
b. Fungsi Anggaran
Menurut Jaya dan Rahardjo (2012:7), anggaran merupakan alat
manajemen yang memegang peranan penting dalam sistem pengendalian
manajemen sebuah perusahaan, terutama dalam proses perencanaan
(planning) dan pengawasan (controlling).
Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502) adalah sebagai
berikut:
1)
Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja
2)
Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan di masa yang akan datang
3)
Anggaran
berfungsi sebagai
alat
komunikasi
intern
yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan
yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas
4)
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya
5)
Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan
6)
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan
memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.
c. Manfaat dan Tujuan Anggaran
Anggaran diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaat.
Anggaran
merupakan
alat
manajemen
yang
bermanfaat
dalam
14
perencanaan dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan organisasi
apabila dijalankan secara efektif dan efisien. Terdapat beberapa tujuan
disusunnya anggaran menurut Nafarin (2013:19), antara lain:
1)
Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan investasi dana
2)
Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan
3)
Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4)
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal
5)
Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat
6)
Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Sedangkan manfaat dari anggaran menurut Nafarin (2013:19),
yaitu:
1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama
2) Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan atau
kekurangan karyawan
3) Dapat memotivasi karyawan
4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan
5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6) Sumber daya dapat dimanfaatkan seefisien mungkin
15
7) Alat pendidikan bagi para manajer
d. Sistem Penganggaran
Dalam sistem penganggaran, terdapat beberapa pendekatan yang
sering digunakan oleh manajer, di antaranya adalah pendekatan
penganggaran dari bawah ke atas (bottom-up budgeting) dan pendekatan
penganggaran dari atas ke bawah (top-down budgeting). Perbedaan kedua
pendekatan ini terletak pada filosofi dari mana proses penyusunan
anggaran dimulai. Mott (2002:137) menjelaskan mengenai kedua
pendekatan tersebut, yaitu:
1)
Penganggaran dari bawah ke atas (bottom-up budgeting)
Pendekatan bottom up adalah jika level terendah dari pusat
pertanggungjawaban keuangan menyusun anggarannya sendiri dan
kemudian dijadikan dasar penyusunan anggaran pada level
berikutnya. Tergantung dari hasil yang tergambar dari anggaran
tersebut, perubahan dapat dilakukan atas permintaan manajemen
puncak sehingga tujuan umum keuangan perusahaan tercapai.
2)
Penganggaran dari atas ke bawah (top-down budgeting)
Pendekatan top-down yaitu apabila pusat laba menentukan
anggaran biaya atau anggaran penjualan atas pusat-pusat biaya atau
pendapatan yang berada di bawahnya. Dalam kasus ini, perasaan
memiliki anggaran maupun motivasi untuk mencapainya akan
berkurang.
16
e. Aspek-aspek Perilaku dalam Penganggaran
Cara penerapan dan pengelolaan anggaran dalam suatu organisasi
dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi perilaku, beberapa diantaranya
menguntungkan tetapi beberapa lainnya bisa juga berpengaruh sebaliknya.
Situasi tersebut seperti (Mott, 2002: 147):
1)
Anggaran yang dipaksakan, yaitu jika Anda diberi anggaran dan
diminta untuk mencapainya, perasaan Anda terhadap kepemilikan
anggaran berkurang, dibandingkan jika Anda mengambil bagian
dalam penyusunan dan pengajuan alasan perlunya alokasi anggaran
pada masing-masing biaya.
2)
Sistem anggaran oleh akuntan, yaitu sitem penganggaran oleh orangorang keuangan dalam suatu organisasi tanpa adanya keterlibatan
manajemen senior dalam penyusunan anggaran. Pengalaman
manajemen senior dalam penyusunan anggaran sangatlah penting
karena mereka lebih memahami aktivitas fungsional utama
organisasi, sehingga anggaran yang realistis tapi menantang dapat
disusun.
3)
Anggaran yang dilebih-lebihkan, yaitu pendekatan bottom-up dalam
penyusunan anggaran dapat mengakibatkan manajer melebihlebihkan anggaran mereka, karena pengalaman telah menunjukkan
bahwa mereka telah berhasil dengan cara itu, atau mereka telah
mengamati bahwa setiap tahun anggaran mereka dipotong sebesar
persentase tertentu.
17
4)
Laporan anggaran terlambat, yaitu keterlambatan pelaporan
anggaran sehingga akan menghambat pengambilan keputusan oleh
manajer.
5)
Pengeluaran tak terkendali, yaitu besarnya semua pengeluaran yang
harus diwaspadai oleh manajer yang berkaitan dengan suatu pusat
pertanggungjawaban dalam laporan anggaran.
Sedangkan menurut Birt et. al. (2010:386), penganggaran
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia. Aspek-aspek keperilakuan
dalam penganggaran tersebut direfleksikan pada:
1) Tipe otoriter atau partisipatif yang digunakan oleh manajemen senior
pada proses penganggaran.
2) Percobaan oleh beberapa manajer untuk:
a) Membesarkan perencanaan beban atau mengecilkan perencanaan
pendapatan atau penerimaan
b) Memasukkan beberapa kesalahan margin pada kasus target tidak
bisa dicapai
c) Memanipulasi
informasi
sehingga
kinerja
mereka
dipresentasikan pada kemungkinan yang terbaik
3. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation)
Anthony dan Govindarajan (2005:86) menyatakan bahwa terdapat
dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu dari atas ke bawah
dan pendekatan dari bawah ke atas. Dengan penyusunan anggaran dari atas
ke bawah, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih
18
rendah. Dengan penyusunan anggaran dari bawah ke atas, manajer di tingkat
yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.
Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu
pendekatan partisipasi, yaitu pembuat anggaran mempersiapkan draf pertama
anggaran untuk bidang tanggung jawab mereka, yang merupakan pendekatan
dari bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan hal tersebut berdasarkan
pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan
pendekatan dari atas ke bawah. Menurut Blocher (2011:612) proses
penganggaran partisipatif adalah pendekatan dari bawah ke atas yang
melibatkan orang-orang yang dipengaruhi oleh anggaran, termasuk pada
karyawan pada tingkat yang lebih rendah, dalam proses penyusunan
anggaran. Anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik.
Proses penyiapan anggaran sering kali memberikan pengertian yang lebih
baik kepada manajemen puncak mengenai masalah yang dihadapi oleh
karyawan dan menyediakan pemahaman yang lebih baik kepada karyawan
mengenai dilema yang dihadapi oleh manajemen puncak. Anggaran
partisipatif juga mungkin lebih banyak meningkatkan komitmen karyawan
untuk mencapai tujuan anggaran. Namun, jika tidak dikendalikan secara
tepat, anggaran partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah
dicapai atau tidak sesuai dengan seluruh strategi organisasi.
Menurut Blocher, et. al. (2011:613), anggaran partisipatif juga
mungkin lebih banyak meningkatkan komitmen karyawan untuk mencapai
tujuan anggaran. Namun, jika tidak dikendalikan secara tepat, anggaran
19
partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah dicapai atau
tidak sesuai dengan seluruh strategi organisasi.
Menurut Milani (1975) dalam Triana, et. al. (2012:53), partisipasi
anggaran (budgetary participation) dapat diukur dengan melihat keterlibatan
manajer dalam penyusunan anggaran, dengan beberapa faktor, yaitu:
keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun, kemampuan memberikan
pendapat
dalam
penyusunan
anggaran,
frekuensi
memberikan
pendapat/usulan tentang anggaran kepada atasan, kontribusi dalam
penyusunan anggaran, memiliki pengaruh atas anggaran final, dan frekuensi
atasan meminta pendapat ketika anggaran disusun.
Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran, maka dapat
disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa
jauh keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran.
Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, maka dapat terjadi
pertukaran informasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi.
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87), partisipasi
anggaran mempunyai dampak positif terhadap motivasi manajerial, yaitu:
1) Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran
jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer,
dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal. Hal ini mengarah
kepada komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita
tersebut.
20
2) Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi
yang efektif. Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari
keahlian dan pengetahuan pribadi dari pembuat anggaran.
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran juga memiliki dampak negatif yang
berpotensi menimbulkan masalah (Hansen dan Mowen, 2009:448), yaitu:
1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Beberapa manajer cenderung menyiapkan anggaran yang
terlalu tinggi atau terlalu ketat. Jika tujuan terlalu mudah dicapai,
seorang manajer bisa kehilangan minat dan kinerjanya bisa menurun.
Persiapan anggaran yang terlalu ketat dapat memastikan kegagalan
dalam pencapaian standar. Sebaiknya para manajer dalam partisipasi
anggaran menetapkan tujuan yang tinggi, tetapi dapat dicapai.
2) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai
menutupi anggaran)
Kelonggaran anggaran atau budgetary slack atau menutup
anggaran (padding the budget) muncul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan
sengaja untuk menurunkan risiko yang diharapi manajer.
3) Partisipasi semu
Partisipasi anggaran muncul ketika manajer
puncak
menerapkan pengendalian jumlah atau proses penganggaran sehingga
hanya mencari partisipasi palsu dari manajer tingkat bawah (partisipasi
21
semu). Dalam hal ini manajemen puncak hanya mendapatkan
persetujuan formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, yang
berakibat manfaat dari partisipasi anggaran ini tidak akan didapat.
4. Asimetri Informasi (Information Asymmetry)
Anthony dan Govindarajan (2005:270) menyatakan bahwa
asimetri informasi muncul ketika prinsipal tidak memiliki informasi yang
mencukupi mengenai kinerja agen, prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti
bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan.
Dalam hal ini, bawahan mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih
daripada atasan mengenai unit tanggung jawab bawahan, maupun sebaliknya.
Asimetri informasi merupakan perbedaan informasi relevan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan antara manajer tingkat atas dengan
manajer tingkat bawah (Sujana, 2010:13). Fisher, et. al. (2002) dalam Dwi
dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan
menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini
sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana
informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan
anggaran (budgetary slack).
Adanya informasi asimetri merupakan salah satu faktor yang
menimbulkan perilaku negatif, dalam hal ini adalah
budgetary
slack.
Suartana (2010) dalam Savitri dan Sawitri (2014:217) menjelaskan bahwa
konsep informasi asimetris yaitu atasan anggaran mungkin mempunyai
22
pengetahuan dan wawasan yang lebih daripada bawahan, ataupun sebaliknya.
Bila kemungkinan yang pertama terjadi, akan muncul tuntutan atau motivasi
yang lebih besar dari atasan kepada bawahan mengenai pencapaian target
anggaran yang menurut bawahan terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan
yang kedua terjadi, bawahan akan menyatakan target lebih rendah daripada
yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan di mana salah satu pihak
mempunyai pengetahuan dan informasi lebih daripada yang lainnya terhadap
sesuatu hal disebut asimetri informasi.
Menurut Anggasta dan Murtini (2014:517), asimetri informasi
dapat diukur dengan beberapa faktor, yaitu:
a. Informasi lebih yang dimiliki oleh seorang bawahan
b. Dalam
pertanggungjawaban
kinerja
bawahan,
bawahan
lebih
mengetahuinya dengan baik dibandingkan atasannya.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa asimetri informa
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, DAN JOB RELEVANT
INFORMATION TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Nazmudin Nurrasyid
NIM: 1111082000092
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Data Pribadi
Nama
: Muhammad Nazmudin Nurrasyid
Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 5 Maret 1993
Alamat
: Jl. Saidin RT 001/ 03 No. 10 Bambu Apus,
Pamulang, Tangerang Selatan
: [email protected]
[email protected]
II.
Riwayat Pendidikan
TK Perwanida
(1998 – 1999)
SD Negeri Bambu Apus 1
(1999 – 2005)
MTs Negeri Tangerang II Pamulang
(2005 – 2008)
SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
(2008 – 2011)
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2011 – 2015)
III. Latar Belakang Keluarga
Nama Ayah
: Heri Priatna
Nama Ibu
: Ene Rosminah
Alamat Orang Tua
: Jl. Saidin RT 001/ 03 No. 10 Bambu Apus,
Pamulang, Tangerang Selatan
Anak ke/ dari
: ke-2 dari 3 bersaudara
vi
IV.
Pengalaman Organisasi
1. Pramuka MTs Negeri Tangerang II Pamulang (2005 – 2008)
2. Lab. Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2013 – 2014)
3. Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013 – 2015)
vii
THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, AND JOB RELEVANT
INFORMATION ON BUDGETARY SLACK
(Empirical Study at Senior High School in South Tangerang)
By: Muhammad Nazmudin Nurrasyid
ABSTRACT
This research was aimed to examine the influence of budgetary
participation, information asymmetry, budget emphasis, and job relevant
information on budgetary slack. This research used primary data which collected
by distributing questionnaires to respondents. Questionnaires were distributed to
principal, vice principals, and administrative staff who participated in budgetary
process at senior high school in South Tangerang. From 98 questionnaires that
have been distributed, only 85 questionnaires have been received, and only 79
questionnaires that full filled and could be processed. The research uses multiple
regression analysis method.
The results of this research show that: (1) budgetary participation has
significant influence on budgetary slack. (2) information asymmetry, budget
emphasis, and job relevant information have no significant influence on budgetary
slack. (3) budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, and
job relevant information have significant influence on budgetary slack
simultaneously.
Keywords: budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job
relevant information, budgetary slack.
viii
PENGARUH BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, DAN JOB RELEVANT
INFORMATION TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)
Oleh: Muhammad Nazmudin Nurrasyid
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budgetary participation,
information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information terhadap
budgetary slack. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner ke respondent. Kuesioner dibagikan kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, beserta jajarannya yang terlibat dalam proses
penganggaran pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan. Dari 98
kuesioner yang dibagikan, hanya 85 kuesioner yang diterima kembali, dan hanya
79 kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diproses. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) budgetary participation
berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. (2) information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information tidak berpengaruh signifikan
terhadap budgetary slack. (3) budgetary participation, information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap budgetary slack.
Kata kunci: budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job
relevant information, budgetary slack.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Budgetary Participation, Information
Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant Information terhadap Budgetary
Slack (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)”.
Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW., sang teladan yang membawa kita ke zaman penuh kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan penulis. Penulis juga menyadari bahwa dalam
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari doa, saran, dan kritik dari berbagai pihak.
Selain itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.
Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Ene Rosminah dan Bapak Heri Priatna, yang
selalu memberikan doa, nasihat, dan dukungan yang tiada henti-hentinya
kepada penulis, serta kakak dan adikku, Abdul Karim Amrullah dan Alamul
Huda yang turut mendukung dan menyemangati penulis selama penyusunan
skripsi ini.
2.
Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia untuk membimbing,
memberi masukan dan nasihat kepada penulis selama ini.
x
4.
Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan serta saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Ibu Atiqah, SE., MS., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berkonsultasi, sabar dalam memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis, serta staf Akademik yang memberikan banyak
bantuan kepada penulis.
7.
Seluruh pihak SMA Negeri dan Swasta di Tangerang Selatan atas
partisipasinya menjadi responden sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian ini dengan baik.
8.
Sahabat-sahabat “URUKUCUP”, Farah, Bremi, Raya, Ridwan, Rani, Flo, Aji,
dan Ega. Terima kasih atas dukungan dan indahnya persahabatan selama ini.
9.
Teman-teman seperjuangan kuliah, skripsi, dan ujian komprehensif, Oji, Ilfi,
Opi, Sella, Faisal, Wanda, Fazril, Fitria, Bonita, Chandra, Rizki, Eva, Hadi,
Icha, Irvan, Arif, Rahma, serta teman-teman Akuntansi C dan konsentrasi
Akmen angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semangat dan
sukses selalu untuk kita semua.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak.
Jakarta,
Maret 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
xii
A. Tinjauan Teoritis .................................................................................... 9
1. Teori Agensi (Agency Theory) ........................................................... 9
2. Anggaran ......................................................................................... 13
a. Definisi Anggaran ....................................................................... 13
b. Fungsi Anggaran ......................................................................... 14
c. Manfaat dan Tujuan Anggaran .................................................... 14
d. Sistem Penganggaran .................................................................. 16
e. Aspek-aspek Perilaku dalam Penganggaran ................................. 17
3. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation) ............................... 18
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran ................................ 20
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran............................... 21
4. Asimetri Informasi (Information Asymmetry) ................................... 22
5. Penekanan Anggaran (Budget Emphasis) ......................................... 23
6. Job Relevant Information ................................................................. 25
7. Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack) ....................................... 26
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 28
C. Kerangka Penelitian ............................................................................. 40
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................ 43
BAB III - METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 45
xiii
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 48
1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 48
2. Uji Instrumen................................................................................... 49
a. Uji Validitas ................................................................................ 49
b. Uji Reliabilitas ............................................................................ 49
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 50
a. Uji Multikolonieritas ................................................................... 50
b. Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 51
c. Uji Normalitas............................................................................. 51
4. Uji Hipotesis .................................................................................... 52
a. Uji Koefsien Determinasi (R2) ..................................................... 53
b. Uji Statistik t ............................................................................... 53
c. Uji Statistik F .............................................................................. 54
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 55
1. Budgetary Participation (X1) ........................................................... 55
2. Information Asymmetry (X2) ............................................................ 56
3. Budget Emphasis (X3)...................................................................... 56
4. Job Relevant Information (X4) ......................................................... 57
xiv
5. Budgetary Slack (Y)........................................................................ 58
BAB IV - HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 61
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................... 61
1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 61
2. Karakteristik Responden Penelitian.................................................. 61
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 63
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............. 64
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ................. 64
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia....................................... 65
B. Hasil Uji dan Pembahasan .................................................................... 65
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 65
2. Hasil Uji Instrumen.......................................................................... 67
a. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 67
b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 70
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 74
a. Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................... 74
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 76
c. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 77
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 78
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)........................................... 79
xv
b. Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 80
c. Hasil Uji Statistik F ..................................................................... 83
C. Pembahasan ......................................................................................... 84
1. Pengaruh Budgetary Participation terhadap Budgetary Slack ........... 84
2. Pengaruh Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack ............ 86
3. Pengaruh Budget Emphasis terhadap Budgetary Slack ..................... 88
4. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack ......... 89
5. Pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget
Emphasis, dan Job Relevant Information Secara Simultan terhadap
Budgetary Slack ............................................................................... 91
BAB V - PENUTUP ......................................................................................... 93
A. Kesimpulan .......................................................................................... 93
B. Saran .................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 100
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 30
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 59
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 62
4.2
Total Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner ..................................... 62
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 63
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 64
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........... 64
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................. 65
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................................. 66
4.8
Hasil Uji Validitas Budgetary Participation (BP) ................................. 67
4.9
Hasil Uji Validitas Information Asymmetry (IA) ................................... 68
4.10 Hasil Uji Validitas Budget Emphasis (BE)............................................ 68
4.11 Hasil Uji Validitas Job Relevant Information (JRI)............................... 69
4.12 Hasil Uji Validitas Budgetary Slack (BS) ............................................. 70
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Participation........................ 71
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Information Asymmetry ........................ 71
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budget Emphasis .................................. 72
4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Job Relevant Information...................... 72
4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Slack .................................... 73
xvii
4.18 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 73
4.19 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien Korelasi ................................. 74
4.20 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien ................................................ 75
4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 79
4.22 Hasil Uji Statistik t .............................................................................. 81
4.23 Hasil Uji Statistik F ............................................................................. 83
xviii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Penelitian ............................................................... 40
4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot ......... 76
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ....................... 77
4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................. 78
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Surat Penelitian Skripsi ................................................................... 101
2
Kuesioner Penelitian ........................................................................ 122
3
Jawaban Responden ........................................................................ 130
4
Hasil Output .................................................................................... 141
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia bisnis saat ini semakin mendapatkan tantangan tersendiri untuk
dapat bertahan di tengah kerasnya persaingan dengan kompetitor. Berbagai
tekanan di dunia bisnis membuat perusahaan harus terus melakukan perbaikan
dalam hal apapun. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk mengelola sumber
daya yang dimilikinya secara efektif dan juga efisien. Kerasnya persaingan
tersebut memaksa pihak manajemen untuk terus memaksimalkan kinerjanya
agar mampu bertahan di lingkungan bisnis global (Harahap, 2012).
Sekolah merupakan lembaga yang didesain sebagai sarana untuk
melaksanakan pendidikan, serta mempersiapkan dan menciptakan generasi
penerus bangsa yang berkualitas. Untuk dapat meningkatkan mutu bidang
pendidikan serta nantinya untuk dapat bersaing di dunia luar yang semakin hari
semakin keras persaingan yang harus dihadapi akibat kemajuan IPTEK yang
terus berkembang dengan pesat. Masyarakat yang semakin kritis dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah menuntut untuk dilaksanakannya akuntabilitas
dan transparansi atas lembaga-lembaga yang bergerak dalam sektor publik,
seperti sekolah. Untuk mengelola sumber dayanya secara efisien dan efektif,
perlu adanya pengelolaan secara cermat serta strategi dan kebijakan yang tepat.
Salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengelolaan
sumber daya organisasi adalah anggaran (Sugiwardani, 2012:1).
1
Sebagai usaha bagi pihak manajemen untuk menjamin sumber daya
perusahaan telah terkelola dengan baik, maka anggaran dibutuhkan sebagai
sistem perencanaan yang dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Anggaran digunakan oleh suatu organisasi sebagai
alat perencanaan dan pengendalian dari apa yang harus mereka lakukan. Seorang
pemimpin di sekolah, adalah Kepala Sekolah, sebagai pengambil kebijakan,
dituntut untuk memahami tata kelola sumber daya yang dimiliki sekolah agar
dapat berjalan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
Perencanaan dan pengendalian saling berhubungan, dan perencanaan
adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya
dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah
melihat ke belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi,
dan
membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya,
kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran,
yaitu melihat ke masa depan sekali lagi (Hansen dan Mowen, 2009:422).
Blocher, et. al. (2011:564) menjelaskan bahwa anggaran (budget)
merupakan rencana terperinci untuk pemerolehan dan pemakaian sumber daya
keuangan dan lain-lain selama periode waktu tertentu, khususnya satu tahun
fiskal. Anggaran mencakup aspek keuangan dan nonkeuangan dari operasi dan
proyek yang direncanakan. Anggaran untuk suatu periode merupakan garis
pedoman operasi dan proyeksi hasil operasi untuk periode yang dianggarkan.
Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran (budgeting).
2
Anggaran juga dapat menjadi alat motivasi, dengan aktivitas yang
diharapkan dan hasil operasi yang secara jelas digambarkan pada anggaran,
karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Hal tersebut akan
memotivasi karyawan untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang dianggarkan.
Untuk meningkatkan peran anggaran sebagai alat motivasi, banyak organisasi
yang melibatkan karyawannya dalam proses penganggaran, dengan demikian
membantu karyawan merasakan bahwa anggaran adalah milik mereka.
Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah
untuk turut serta dalam pembuatan anggaran daripada membebankan anggaran
kepada para manajer tingkat bawah. Karena manajer tingkat bawah yang
membuat anggaran, tujuan anggaran tampaknya akan menjadi tujuan pribadi
para manajer yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar (Hansen
dan Mowen, 2009:448).
Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manajer. Bonus,
kenaikan gaji, dan promosi adalah hal yang dipengaruhi oleh kemampuan
seorang manajer untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan.
Karena status keuangan dan karier seorang manajer dapat dipengaruhi, anggaran
dapat memiliki pengaruh perilaku yang signifikan. Apakah pengaruh tersebut
positif atau negatif sebagian besar bergantung pada bagaimana anggaran
digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan
tujuan organisasi dan manajer memiliki penggerak untuk mencapainya.
Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan organisasional sering disebut sebagai
kesesuaian tujuan (goal congruence). Jika anggaran tidak dikelola dengan baik,
3
para manajer tingkat bawah dapat menggagalkan tujuan organisasi. Perilaku
disfungsional (disfunctional behaviour) adalah perilaku individual yang pada
dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen, 2009:
447). Para manajer memiliki tujuan pribadi dan juga tujuan organisasi. Masalah
pengendalian utama adalah bagaimana mempengaruhi mereka untuk bertindak
demi pencapaian tujuan pribadi mereka dengan cara sedemikian rupa sehingga
sekaligus juga membantu pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:448), kelonggaran anggaran atau
kesenjangan anggaran (budgetary slack) muncul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:84), budgetary slack adalah
perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik. Dalam keadaan
terjadinya budgetary slack, bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan
merendahkan pendapatan dan meninggikan biaya sehingga anggaran dapat
dicapai dengan mudah. Manajemen puncak seharusnya berhati-hati dalam
meninjau anggaran yang diajukan oleh para manajer tingkat bawah.
Utomo (2006) dalam Nugroho (2012:6) mengemukakan bila partisipasi
anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong pelaksana anggaran
melakukan kesenjangan anggaran (budgetary slack). Fisher, et. al. (2002) dalam
Dwi dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan
menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini
sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana
4
informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan
anggaran (budgetary slack).
Kren (1992:511) mengidentifikasi job relevant information sebagai
informasi utama dalam organisasi, yaitu informasi yang memfasilitasi
pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Pelaksana anggaran
(subordinate) dalam pengambilan keputusan atau tindakannya ditentukan oleh
JRI dalam menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang membutuhkan dana
apakah sesuai atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh superior (pemberi
dana). Karena itu tinggi rendahnya JRI ini mempengaruhi tinggi rendahnya
budgetary slack yang terjadi. Dengan semakin tingginya job relevant
information akan meminimalisir budgetary slack atau selisih nilai rupiah dana
akan tidak ada atau minimal akibat ketidaksesuaian yang terjadi antara dana yang
akan digunakan oleh pelaksana anggaran dan cadangan dana yang diberikan.
Faktor lain yang dianggap dapat memicu timbulnya budgetary slack
adalah adanya penekanan anggaran (budget emphasis). Hal tersebut bisa terjadi
apabila penilaian kinerja bawahan ditentukan oleh anggaran yang telah disusun,
maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan cara membuat
anggaran yang mudah untuk ia capai.
Suartana (2010) dalam Permanasari, et. al. (2014:4) menjelaskan
tentang faktor penekanan anggaran yang dapat menimbulkan budgetary slack,
yaitu seringkali perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya
pengukur kinerja manajemen. Penekanan anggaran seperti ini dapat
memungkinkan timbulnya kesenjangan anggaran. Penilaian kinerja dengan cara
5
melihat tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong bawahan untuk
menciptakan kesenjangan anggaran dengan tujuan meningkatkan prospek
kompensasi ke depannya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budgetary
Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant
Information terhadap Budgetary Slack (Studi Empiris pada Sekolah Menengah
Atas di Tangerang Selatan)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana budgetary participation berpengaruh terhadap budgetary slack?
2. Bagaimana information asymmetry berpengaruh terhadap budgetary slack?
3. Bagaimana budget emphasis berpengaruh terhadap budgetary slack?
4. Bagaimana job relevant information berpengaruh terhadap budgetary slack?
5. Bagaimana budgetary participation, information asymmetry, budget
emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara simultan terhadap
budgetary slack?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh budgetary participation terhadap budgetary slack
6
2. Mengetahui pengaruh information asymmetry terhadap budgetary slack
3. Mengetahui pengaruh budget emphasis terhadap budgetary slack
4. Mengetahui pengaruh job relevant information terhadap budgetary slack
5. Mengetahui pengaruh budgetary participation, information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information secara simultan terhadap
budgetary slack
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
a. Akademisi dan Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah
pengetahuan dan wawasan terutama dalam bidang akuntansi manajerial, dan
mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menjadi masukan, bahan pertimbangan, dan
tambahan wawasan informasi untuk membantu memberikan gambaran yang
lebih jelas bagi peneliti selanjutnya dalam penulisannya, sehingga
diharapkan dapat membawa perbaikan di masa yang akan datang.
b. Ilmu Akuntansi Manajemen
Menambah bahan literatur dan acuan penelitian pada bidang
akuntansi manajemen, terutama yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan
Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack pada suatu entitas, serta
diharapkan dapat membawa perbaikan di masa yang akan datang.
7
c. Instansi Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,
kontribusi praktis dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan dalam penerapan penyusunan anggaran yang lebih
efektif.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan
untuk memahami corporate governance. Isu GCG di awali dengan
munculnya pemisahan antara pemilik dan manajemen, yakni pemilik sebagai
prinsipal, dan manajemen sebagai agen. Manajer mempunyai kewajiban
untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemangku kepentingan lainnya.
Namun, di sisi lain, manajer juga mempunyai kepentingan untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan seperti ini,
sering kali menimbulkan konflik yang dinamakan konflik keagenan. Teori
agensi ini merupakan hubungan kontrak antaranggota dalam perusahaan,
yaitu hubungan antara pihak prinsipal dengan pihak agen. Prinsipal
merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas
nama prinsipal dan untuk menjalankan perusahaan.
Arfan (2011) dalam Ardanari dan Putra (2014:704) menyatakan
teori keagenan menyangkut suatu kontrak di mana prinsipal membawahi agen
untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Hubungan agensi dikatakan telah
terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih), seorang prinsipal,
dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan
prinsipal termasuk melibatkan adanya pemberian delegasi kekuasaan
9
pengambilan keputusan kepada agen (Riahi dan Belkaoui, 2007:186). Baik
prinsipal maupun agen diasumsikan termotivasi hanya oleh kepentingan
dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka, dan
juga untuk menyadari kepentingan bersama mereka. Jensen dan Meckling
(1976) dalam Endrianto (2010:8) menjelaskan hubungan keagenan di dalam
teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of
contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer
(agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut.
Menurut Meisser (2006) dalam Ardanari dan Putra (2014:704),
hubungan keagenan ini menciptakan dua masalah, yaitu terjadinya: (a)
asimetri informasi, di mana manajemen secara umum memiliki lebih banyak
informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi
entitas dari pemilik; dan (b) konflik kepentingan, yang terjadi karena
perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal sehingga agen tidak selalu
bertindak sesuai kepentingan pemilik.
Dalam kaitannya dengan masalah keagenan ini, positif accounting
theory oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Siswantaya (2007:16)
mengajukan tiga hipotesis, yaitu bonus plan hypothesis, the debt/equity
hypothesis, dan political cost hypothesis. Hipotesis ini secara implisit
mengakui tiga bentuk hubungan keagenan yaitu antara pemilik dengan
manajemen, antara kreditor dengan manajemen, dan antara pemerintah
dengan manajemen. Sehingga secara luas, principal bukan hanya pemilik
10
perusahaan, tetapi juga bisa berupa pemegang saham, kreditor, maupun
pemerintah.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:269), hubungan agensi
muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk
melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam hal ini
pihak prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen untuk membuat
keputusan. Akibat adanya pendelegasian wewenang tersebut, agen
berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta
menyampaikan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam
merancang kontrak insentif untuk memotivasi individu-individu demi
mencapai keselarasan tujuan. Menurut Anthony dan Govindarajan
(2005:269), salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal
dan agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan
mengurangi perbedaan preferensi ini. Agen diasumsikan akan menerima
kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan, tetapi juga dari aspek lain,
seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang baik, jam kerja yang
fleksibel, dan sebagainya.
Menurut Eisenhard (1989) dalam Endrianto (2010:10), teori
keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu:
a. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia
memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki
11
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko
(risk aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antaranggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas dan adanya asymmetric
information antara prinsipal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang
sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.
Konflik kepentingan antara agen dan prinsipal dalam mencapai
kemakmuran yang dikehendakinya disebut sebagai masalah keagenan.
Masalah keagenan tersebut dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi
antara pemilik dan manajer. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer
memiliki informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan
mendapatkan informasi relatif lebih cepat dibanding pihak eksternal, seperti
investor dan kreditor. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada manajer
untuk menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memaksimalkan
kemakmurannya. Menurut Richardson (1998) dalam Priantinah (2008:24),
asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal)
dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen
laba (earnings management).
12
2. Anggaran
a. Definisi Anggaran
Dua peranan penting yang wajib dilakukan oleh manajer adalah
perencanaan dan pengendalian. Dalam konteks keuangan, rencana sering
kali mengacu pada anggaran, dan mengendalikannya dengan pengendalian
anggaran.
Anggaran merupakan bagian dari rencana perusahaan yang
diwujudkan dalam bentuk rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:423), anggaran adalah rencana
keuangan untuk masa depan, dan rencana tersebut mengidentifikasi tujuan
dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sedangkan menurut
Blocher, et. al. (2011:564) anggaran (budget) merupakan rencana
terperinci untuk pemerolehan dan pemakaian sumber daya keuangan dan
lain-lain selama periode waktu tertentu – khususnya satu tahun fiskal.
Menurut Carter (2009:13), anggaran memainkan peranan
penting dalam memengaruhi perilaku individu dan kelompok di setiap
tingkatan proses manajemen, termasuk:
1) menetapkan cita-cita;
2) menginformasikan kepada individu mengenai apa yang harus mereka
berikan untuk pencapaian cita-cita tersebut;
3) memotivasi kinerja yang diinginkan;
4) mengevaluasi kinerja; dan
5) memberikan saran kapan tindakan korektif sebaiknya diambil
13
b. Fungsi Anggaran
Menurut Jaya dan Rahardjo (2012:7), anggaran merupakan alat
manajemen yang memegang peranan penting dalam sistem pengendalian
manajemen sebuah perusahaan, terutama dalam proses perencanaan
(planning) dan pengawasan (controlling).
Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502) adalah sebagai
berikut:
1)
Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja
2)
Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan di masa yang akan datang
3)
Anggaran
berfungsi sebagai
alat
komunikasi
intern
yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan
yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas
4)
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya
5)
Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan
6)
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan
memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.
c. Manfaat dan Tujuan Anggaran
Anggaran diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaat.
Anggaran
merupakan
alat
manajemen
yang
bermanfaat
dalam
14
perencanaan dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan organisasi
apabila dijalankan secara efektif dan efisien. Terdapat beberapa tujuan
disusunnya anggaran menurut Nafarin (2013:19), antara lain:
1)
Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan investasi dana
2)
Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan
3)
Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4)
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal
5)
Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat
6)
Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Sedangkan manfaat dari anggaran menurut Nafarin (2013:19),
yaitu:
1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama
2) Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan atau
kekurangan karyawan
3) Dapat memotivasi karyawan
4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan
5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6) Sumber daya dapat dimanfaatkan seefisien mungkin
15
7) Alat pendidikan bagi para manajer
d. Sistem Penganggaran
Dalam sistem penganggaran, terdapat beberapa pendekatan yang
sering digunakan oleh manajer, di antaranya adalah pendekatan
penganggaran dari bawah ke atas (bottom-up budgeting) dan pendekatan
penganggaran dari atas ke bawah (top-down budgeting). Perbedaan kedua
pendekatan ini terletak pada filosofi dari mana proses penyusunan
anggaran dimulai. Mott (2002:137) menjelaskan mengenai kedua
pendekatan tersebut, yaitu:
1)
Penganggaran dari bawah ke atas (bottom-up budgeting)
Pendekatan bottom up adalah jika level terendah dari pusat
pertanggungjawaban keuangan menyusun anggarannya sendiri dan
kemudian dijadikan dasar penyusunan anggaran pada level
berikutnya. Tergantung dari hasil yang tergambar dari anggaran
tersebut, perubahan dapat dilakukan atas permintaan manajemen
puncak sehingga tujuan umum keuangan perusahaan tercapai.
2)
Penganggaran dari atas ke bawah (top-down budgeting)
Pendekatan top-down yaitu apabila pusat laba menentukan
anggaran biaya atau anggaran penjualan atas pusat-pusat biaya atau
pendapatan yang berada di bawahnya. Dalam kasus ini, perasaan
memiliki anggaran maupun motivasi untuk mencapainya akan
berkurang.
16
e. Aspek-aspek Perilaku dalam Penganggaran
Cara penerapan dan pengelolaan anggaran dalam suatu organisasi
dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi perilaku, beberapa diantaranya
menguntungkan tetapi beberapa lainnya bisa juga berpengaruh sebaliknya.
Situasi tersebut seperti (Mott, 2002: 147):
1)
Anggaran yang dipaksakan, yaitu jika Anda diberi anggaran dan
diminta untuk mencapainya, perasaan Anda terhadap kepemilikan
anggaran berkurang, dibandingkan jika Anda mengambil bagian
dalam penyusunan dan pengajuan alasan perlunya alokasi anggaran
pada masing-masing biaya.
2)
Sistem anggaran oleh akuntan, yaitu sitem penganggaran oleh orangorang keuangan dalam suatu organisasi tanpa adanya keterlibatan
manajemen senior dalam penyusunan anggaran. Pengalaman
manajemen senior dalam penyusunan anggaran sangatlah penting
karena mereka lebih memahami aktivitas fungsional utama
organisasi, sehingga anggaran yang realistis tapi menantang dapat
disusun.
3)
Anggaran yang dilebih-lebihkan, yaitu pendekatan bottom-up dalam
penyusunan anggaran dapat mengakibatkan manajer melebihlebihkan anggaran mereka, karena pengalaman telah menunjukkan
bahwa mereka telah berhasil dengan cara itu, atau mereka telah
mengamati bahwa setiap tahun anggaran mereka dipotong sebesar
persentase tertentu.
17
4)
Laporan anggaran terlambat, yaitu keterlambatan pelaporan
anggaran sehingga akan menghambat pengambilan keputusan oleh
manajer.
5)
Pengeluaran tak terkendali, yaitu besarnya semua pengeluaran yang
harus diwaspadai oleh manajer yang berkaitan dengan suatu pusat
pertanggungjawaban dalam laporan anggaran.
Sedangkan menurut Birt et. al. (2010:386), penganggaran
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia. Aspek-aspek keperilakuan
dalam penganggaran tersebut direfleksikan pada:
1) Tipe otoriter atau partisipatif yang digunakan oleh manajemen senior
pada proses penganggaran.
2) Percobaan oleh beberapa manajer untuk:
a) Membesarkan perencanaan beban atau mengecilkan perencanaan
pendapatan atau penerimaan
b) Memasukkan beberapa kesalahan margin pada kasus target tidak
bisa dicapai
c) Memanipulasi
informasi
sehingga
kinerja
mereka
dipresentasikan pada kemungkinan yang terbaik
3. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation)
Anthony dan Govindarajan (2005:86) menyatakan bahwa terdapat
dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu dari atas ke bawah
dan pendekatan dari bawah ke atas. Dengan penyusunan anggaran dari atas
ke bawah, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih
18
rendah. Dengan penyusunan anggaran dari bawah ke atas, manajer di tingkat
yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.
Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu
pendekatan partisipasi, yaitu pembuat anggaran mempersiapkan draf pertama
anggaran untuk bidang tanggung jawab mereka, yang merupakan pendekatan
dari bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan hal tersebut berdasarkan
pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan
pendekatan dari atas ke bawah. Menurut Blocher (2011:612) proses
penganggaran partisipatif adalah pendekatan dari bawah ke atas yang
melibatkan orang-orang yang dipengaruhi oleh anggaran, termasuk pada
karyawan pada tingkat yang lebih rendah, dalam proses penyusunan
anggaran. Anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik.
Proses penyiapan anggaran sering kali memberikan pengertian yang lebih
baik kepada manajemen puncak mengenai masalah yang dihadapi oleh
karyawan dan menyediakan pemahaman yang lebih baik kepada karyawan
mengenai dilema yang dihadapi oleh manajemen puncak. Anggaran
partisipatif juga mungkin lebih banyak meningkatkan komitmen karyawan
untuk mencapai tujuan anggaran. Namun, jika tidak dikendalikan secara
tepat, anggaran partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah
dicapai atau tidak sesuai dengan seluruh strategi organisasi.
Menurut Blocher, et. al. (2011:613), anggaran partisipatif juga
mungkin lebih banyak meningkatkan komitmen karyawan untuk mencapai
tujuan anggaran. Namun, jika tidak dikendalikan secara tepat, anggaran
19
partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah dicapai atau
tidak sesuai dengan seluruh strategi organisasi.
Menurut Milani (1975) dalam Triana, et. al. (2012:53), partisipasi
anggaran (budgetary participation) dapat diukur dengan melihat keterlibatan
manajer dalam penyusunan anggaran, dengan beberapa faktor, yaitu:
keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun, kemampuan memberikan
pendapat
dalam
penyusunan
anggaran,
frekuensi
memberikan
pendapat/usulan tentang anggaran kepada atasan, kontribusi dalam
penyusunan anggaran, memiliki pengaruh atas anggaran final, dan frekuensi
atasan meminta pendapat ketika anggaran disusun.
Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran, maka dapat
disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa
jauh keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran.
Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, maka dapat terjadi
pertukaran informasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi.
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87), partisipasi
anggaran mempunyai dampak positif terhadap motivasi manajerial, yaitu:
1) Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran
jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer,
dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal. Hal ini mengarah
kepada komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita
tersebut.
20
2) Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi
yang efektif. Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari
keahlian dan pengetahuan pribadi dari pembuat anggaran.
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran juga memiliki dampak negatif yang
berpotensi menimbulkan masalah (Hansen dan Mowen, 2009:448), yaitu:
1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Beberapa manajer cenderung menyiapkan anggaran yang
terlalu tinggi atau terlalu ketat. Jika tujuan terlalu mudah dicapai,
seorang manajer bisa kehilangan minat dan kinerjanya bisa menurun.
Persiapan anggaran yang terlalu ketat dapat memastikan kegagalan
dalam pencapaian standar. Sebaiknya para manajer dalam partisipasi
anggaran menetapkan tujuan yang tinggi, tetapi dapat dicapai.
2) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai
menutupi anggaran)
Kelonggaran anggaran atau budgetary slack atau menutup
anggaran (padding the budget) muncul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan
sengaja untuk menurunkan risiko yang diharapi manajer.
3) Partisipasi semu
Partisipasi anggaran muncul ketika manajer
puncak
menerapkan pengendalian jumlah atau proses penganggaran sehingga
hanya mencari partisipasi palsu dari manajer tingkat bawah (partisipasi
21
semu). Dalam hal ini manajemen puncak hanya mendapatkan
persetujuan formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, yang
berakibat manfaat dari partisipasi anggaran ini tidak akan didapat.
4. Asimetri Informasi (Information Asymmetry)
Anthony dan Govindarajan (2005:270) menyatakan bahwa
asimetri informasi muncul ketika prinsipal tidak memiliki informasi yang
mencukupi mengenai kinerja agen, prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti
bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan.
Dalam hal ini, bawahan mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih
daripada atasan mengenai unit tanggung jawab bawahan, maupun sebaliknya.
Asimetri informasi merupakan perbedaan informasi relevan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan antara manajer tingkat atas dengan
manajer tingkat bawah (Sujana, 2010:13). Fisher, et. al. (2002) dalam Dwi
dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan
menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini
sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana
informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan
anggaran (budgetary slack).
Adanya informasi asimetri merupakan salah satu faktor yang
menimbulkan perilaku negatif, dalam hal ini adalah
budgetary
slack.
Suartana (2010) dalam Savitri dan Sawitri (2014:217) menjelaskan bahwa
konsep informasi asimetris yaitu atasan anggaran mungkin mempunyai
22
pengetahuan dan wawasan yang lebih daripada bawahan, ataupun sebaliknya.
Bila kemungkinan yang pertama terjadi, akan muncul tuntutan atau motivasi
yang lebih besar dari atasan kepada bawahan mengenai pencapaian target
anggaran yang menurut bawahan terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan
yang kedua terjadi, bawahan akan menyatakan target lebih rendah daripada
yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan di mana salah satu pihak
mempunyai pengetahuan dan informasi lebih daripada yang lainnya terhadap
sesuatu hal disebut asimetri informasi.
Menurut Anggasta dan Murtini (2014:517), asimetri informasi
dapat diukur dengan beberapa faktor, yaitu:
a. Informasi lebih yang dimiliki oleh seorang bawahan
b. Dalam
pertanggungjawaban
kinerja
bawahan,
bawahan
lebih
mengetahuinya dengan baik dibandingkan atasannya.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa asimetri informa