Kontribusi Program Tur (Tunas Usaha Rakyat) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perempuan Miskin Di Pedesaan (Studi Kasus Pada Btpn Syariah Cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1, di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan di Universitas yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 April 2014
DeaHilyatulAuliya
ABSTRAK
Dea Hilyatul Auliya, NIM : 1110046100032, Kontribusi Tunas Usaha Rakyat
(TUR) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perempuan Miskin di
Pedesaan,(Studi kasus pada BTPN Syariah cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa
Barat), Konsentrasi Perbankan Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M.
Isi: 60 halaman + 21 lampiran, 22 literatur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana program TUR (Tunas
Usaha Rakyat) memberikan dampak terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat
perempuan miskin di pedesaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis metode
deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk mengekplorasi dan
atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.
Teknik pengumpulan datanya dengan cara, penelitian lapangan atau survey,
sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data yang dipergunakan adalah analisis
data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dengan membuat
persentase untuk mencari kesimpulan dengan menggunakan tabulasi distribusi
frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa program TUR (Tunas Usaha Rakyat)
dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat perempuan miskin di pedesaan
memberikan dampak positif dan sudah bisa dilakukan secara efektif sesuai dengan
target pencapaiannya, dengan banyaknya frekuensi yang menjawab sebanyak 88%
dari 50 responden. Selain itu pemberdayaan dalam program TUR ini menciptakan
tingginya inisiatif diri pada masyarakat miskin yang berada di pedesaan sehingga ibuibu di pedesaan benar-benar mampu untuk memulai keberanian usaha agar
mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus menunggu hasil upah pekerjaan
suaminya.
Kata Kunci : Program TUR (Tunas Usaha Rakyat) BTPN SyariahcabangTarajuTasikmalaya, PemberdayaanEkonomiMasyarakat di Pedesaan.
PembimbingI :Kuntarno Noor Aflah
PembimbingII :Yuke Rahmawati
NIP. 197509032007012023
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis menyatakan bahwa sesungguhnya segala puji
hanyalah kepunyaan Allah SWT, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, pemilik
dan Penguasa hari Pembalasan. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda kita semua yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Alhamdulillahirabbil Alamin puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan berupa karunia, rahmat dan nikmat, sehingga
skripsi dengan judul KONTRIBUSI PROGRAM TUR (Tunas Usaha Rakyat)
DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PEREMPUAN
MISKIN DI PEDESAAN (Studi Kasus Pada BTPN Syariah Cabang Taraju,
Tasikmalaya Jawa Barat) ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Sarjana
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh dukungan,
motivasi dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada piha-pihak tersebut sebagai berikut:
1. Bapak Prof Dr. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A., M.M selaku dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. sebagai Kepala Program Studi Muamalat,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Kuntarno Noor Aflah, M.A dan ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku
dosen pembimbing penulisan skripsi saya yang ditengah kesibukan, telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
saran dan masukan yang sangat berarti bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ustadz Dr. K.H.A Juaini Syukri, Lcs, MA dan bapak Mu’min Rauf, MA
selaku dosen penguji skripsi penulis, yang telah membantu mengoreksi
dan apresiasi memadai dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Pimpinan
Perpustakaan
yang
telah
memberikan
Fasilitas
untuk
mengadakan studi perpustakaan.
6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
dan
pengetahuan
yang
sangat
berguna,
sehingga
penulis
bisa
mengaplikasikan dengan keilmuan yang telah didapat selama di bangku
kuliah. “Ahsanuljaza Fiddunnya Wal Akhirah”.
7. Senior Manager Wisma BTPN Syariah cabang Taraju, Tasikmalaya
(Kak Devi Sugitaraswati) Yang bersedia meluangkan waktu ditengah
kesibukan guna memberikan informasi serta data-data yang sangat
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orangtuaku tercinta (Ayahanda Ir. H.Uwang Wandi Sanusi dan
Ibunda Hj.Eneng Nuryanti,SS) dan Nenek tersayang (Hj. Nafisah) yang
terus memberikan motivasi baik itu moral, materil dan doa yang tiada
henti, sehingga memberikan keteguhan dan semangat yang luar biasa
dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga untuk adik perempuanku
tersayang yang masih tinggal di Ponpest As-Syafi’iyah sekarang ini
(Della Azmatun Nisa) yang menjadi motivasi penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini “gunakanlah waktumu dik, sebagaimana
mestinya dan jangan sia-siakan waktu yang ada untuk hal-hal yang
tidak berguna”..
9. Teman-teman Seperjuangan Perbankan Syariah kelas E angkatan 2010
khususnya Rodiana dan Nisrina M.D yang menjadi sahabat karibku yang
senantiasa mendukung dan memotivasi dalam setiap langkah pengerjaan
skripsi ini. sahabat-sahabat yang selalu mewarnai kehidupan ku selama 4
tahun kita bersama Tasya Geby, Binti Salekhah, Hani Tahliani,Vita Silvia,
Nurul Indra, dan Rahmi Nurkholisoh.
10. Keluarga besar KKN Gelang Perak 2013, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Kompaksy yang selalu memberikan warna bagi kehidupan penulis.
11. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu disini, semoga Allah SWT
memberikan balasan pahala yang berlipat ganda Aamiin …
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pencapaian Layanan BTPN Syariah ..................................................
39
Tabel 4.2
Distribusi Responden .........................................................................
41
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Usia..............................................
42
Tabel 4.4
Pendidikan Terakhir Responden ........................................................
43
Tabel 4.5
Identitas Pekerjaan Responden Sebelum Mengikuti Program TUR..
44
Tabel 4.6
Identitas Pekerjaan Responden Setelah Menikuti Program TUR ......
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan .........................................................
24
Gambar 3.2 Visi & Misi BTPN Syariah................................................................
35
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. BTPN Syariah .............................................
36
Gambar 4.4 Presenstase Jumlah Pembiayaan ........................................................
47
Gambar 4.5 Penggunaan Pembiayaan ...................................................................
49
Gambar 4.6 Inisiatif PengambilanPeminjaman .....................................................
51
Gambar 4.7 Pengelolaan Keuangan Keluarga Responden ....................................
52
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, seluruh lapisan masyarakat mulai dari kalangan birokrat di
tingkat atas sampai masyarakat biasa di tingkat desa, mengakui keberadaan
“kemiskinan”. Kondisi itu merupakan sebuah persoalan yang mengandung
banyak dimensi yang menuntut pemecahannya melalui berbagai pendekatan.
Kemiskinan telah memberikan dampak dalam berbagai tampilan, baik
dampak terhadap perorangan, keluarga, dan kepada lembaga. Namun tidak bisa
dipungkiri bahwa yang paling esensial adalah kemiskinan selalu bermula dari
kondisi perorangan. Dengan begitu pemecahan kemiskinan di Indonesia sekarang
ini banyak bermunculan berbagai jenis lembaga keuangan baik itu lembaga
keuangan perbankan maupun non perbankan.
Dengan adanya lembaga keuangan tersebut perekonomian rakyat dapat
ditingkatkan, terutama rakyat yang kurang mampu atau miskin yang sangat
memerlukan pembiayaan, untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif maupun untuk
mengembangkan usahanya. Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
1
2
pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan juga kesehatan. 1Jumlah penduduk
miskin di Indonesia khususnya yang berada di pedesaan sampai September 2012
berjumlah 18,08 juta penduduk miskin atau dalam bentuk persentasenya
mencapai 14,70 %.2
Salah satu penyebabnya dikarenakan kurang maksimalnya perkembangan
usaha mikro terhadap daerah-daerah yang berada di pedesaan dan masyarakatnya
yang masih belum bankable. Oleh karena itu, untuk memperluas jangkauan
fasilitas pembiayaan tersebut sangat dibutuhkan lembaga keuangan yang dapat
menjangkau
dan
tidak
memberatkan
baagi
mereka.
Ibnu
Taimiyah
mengemukakan bahwa siapapun yang tidak mampu memperoleh penghasilan
yang mencukupi maka harus dibantu dengan sejumlah uang, agar mampu
memenuhi kebutuhannya.3 Sehingga di Indonesia saat ini jumlah lembaga
pembiayaan telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat dari tahun
ketahunnya.
Salah satu lembaga keuangan yang sekarang ini dipercaya mampu
membantu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di pedesaan adalah Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Bank Tabungan Pensiunan Nasional adalah salah satu lembaga keuangan
yang membangun BTPN Syariah secara khusus untuk difokuskan melayani
1
Tanpa nama, “Kemiskinan”. Artikel ini diakses pada 24 Agustus 2013 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan
2
Euis Amalia, ”Kuliah Umum Lembaga Keuangan Mikro Syariah”, 9 Desember 2013.
Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah.
3
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata Publishing. 2005),
hlm. 220
3
segmen Tunas Usaha Rakyat (TUR). Adanya pembiayaan mikro tersebut
bertujuan untuk memberdayakan jutaan keluarga pra/cukup sejahtera dengan
harapan agar keluarga berpendapatan rendah ini khususnya perempuan miskin
bisa meningkatkan penghasilan dan tingkat kesejahteraan kehidupan mereka agar
lebih baik.4 .
BTPN meluncurkan bisnis Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan nama,
BTPN mitra usaha rakyat pada tahun 2009 dengan membuka 539 kantor cabang
di berbagai daerah. Program pemberdayaan mass market ini bisa berkelanjutan
serta menjadi bagian integral dari aktivitas bisnis BTPN. Sehingga pada tahun
2010 BTPN berhasil menyelesaikan uji coba bisnis perbankan komunitas syariah
atau yang biasa dikenal dengan (BTPN Syariah – Tunas Usaha Rakyat). 5
BTPN Syariah ini mampu mengeluarkan program dan produknya dengan
sangat menarik seperti adanya program yang disebut PMD (Paket Masa Depan)
dan produknya yang biasa dikenal dengan TAPE (Tabungan, Asuransi, Pinjaman
Latihan, dan Pengelolaan Keuangan). Sehingga fokus dari kegiatannya adalah
memberikan pembiayaan sebagai modal usaha agar ada yang dihasilkan oleh
orang-orang tersebut sebagai cara meningkatkan kemampuan khususnya
pendapatan ekonomi masyarakat di pedesaan.
4
Artikel ini diakses pada tanggal 27 Januari 2014 dari http://www.btpn.com/segmenusaha/bisnis-syariah/.
5
Artikel ini diakses pada tanggal 27 Januari 2014 dari http://www.btpn.com/segmenusaha/bisnis-syariah/.
4
Banyak sekali peluang yang diciptakan lembaga keuangan yang dipercaya
dapat meningkatkan kemampuan keuangan untuk para anggota nasabahnya.
Banyak manfaat yang telah dirasakan oleh sebagian masyarakat miskin di
pedesaan khususnya kaum perempuan yang tergabung dalam sebuah anggota
kelompok ini dengan adanya program PMD dan TAPE. Dengan adanya
pemberdayaan terhadap masyarakat di pedesaan khususnya kaum perempuan
yang dijadikan sebagai objeknya dalam pencapaian penting pada program tersebut
apakah akan selalu berhasil dilakukan. Bagaimana cara yang ditempuh BTPN
Syariah untuk mendukung meningkatkannya kesejahteraan masyarakat di
pedesaan menuju ke arah yang lebih baik lagi sehingga usaha yang dilakukan
dapat terlaksana lebih maksimal dan mencapai tujuan yang lebih sempurna.
Alasan penulis memilih kegiatan pemberdayaan terhadap perempuan di
pedesaan dengan adanya program tunas usaha rakyat (TUR) pada lembaga
keuangan di atas yaitu karena adanya keingin tahuan penulis sejauhmana program
TUR dapat memberikan dampak terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat
perempuan miskin di pedesaan. Yang dipercaya mampu merubah keadaan
masyarakat pedesaan khususnya yang miskin menjadi sejahtera.
Hal tersebut dapat terlihat pada masyarakat miskin di pedesaan khususnya
dengan kondisi sosial, demografi dan latar belakang masyarakat yang berbeda.
Sehingga dengan begitu dapat mengetahui bagaimana strategi lembaga tersebut
agar dapat diterima di masyarakat pedesaan yang dominan masyarakatnya masih
5
awam akan bank syariah tetapi lembaga tersebut berhasil mengembangkan
kegiatan adanya program tersebut.
Pada kenyataannya penulis telah menemukan khususnya masyarakat di
daerah Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat, banyak sekali ibu-ibu yang antusias ingin
bergabung baik itu untuk program PMD dan DKKB. Sehingga hal tersebut
menurut penulis menimbulkan sesuatu yang harus dikaji untuk mengetahui
bagaimana lembaga tersebut dapat menerapkan program dan produk semacam ini
seperti program PMD (Paket Masa Depan),DKKB (Disiplin-Kerja Keras-Kerja
Sama-Berani Usaha),TAPE (Tabungan Asuransi Pinjaman Pelatihan dan
Pengelola Keuangan) dan lain sebagainya. Sehingga diharapkan adanya program
ini kedepannya nanti dapat dilihat bahwa kumpulan anggota perempuan miskin
dipedesaan pun yang diberdayakan mampu berperan sebagai pengangkat martabat
bagi keluarganya dengan membantu kepala rumah tangga dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Kontribusi Program TUR (Tunas
Usaha Rakyat) dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perempuan
Miskin di Pedesaan (Studi Kasus Pada BTPN Syariah Cabang Taraju,
Tasikmalaya Jawa Barat)”.
6
B. Identifikasi Masalah
Tema yang menjadi fokus bahasan penulis terkait dengan banyak faktor
yang mempengaruhinya. Dan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pembahasan tersebut, yaitu:
1. Kurangnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat pedesaan miskin
memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga.
2. Keterbatasan pengetahuan masyarakat pedesaan dalam memilih pelayanan
umum maupun kegiatan ekonomi.
3. Keterbatasan ruang gerak masyarakat pedesaan dalam menentukan akses
pembiayaan khususnya di lembaga keuangan mikro kecil.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan ini, maka penulis merasa perlu untuk
membatasi pokok permasalahan pada :
1. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) syariah yang dijadikan objek
penelitian. Khususnya untuk masyarakat pedesaan desa Taraju, Tasikmalaya
yang tergabung pada program Tunas Usaha Rakyat (TUR).
2. Masyarakat yang dimaksud yaitu ibu-ibu anggota yang tergabung dari
kelompok program TUR.
7
D. Perumusan Masalah
Dengan membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok masalah
dalam tugas penelitian ini sebagai berikut :
1. Sejauhmana Program TUR (Tunas Usaha Rakyat) dapat memberikan dampak
terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat perempuan miskin di pedesaan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalahan yang telah dirumuskan di atas, tujuan
yang ingin dicapai penulis dari hasil penelitian ini adalah :
1) Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui apakah program TUR dapat memberikan dampak
positif terhadap pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan.
b) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan setelah diadakannya
program TUR pada BTPN Syariah ini.
2) Manfaat Penelitian
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a)
Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis
khususnya, dan bagi masyarakat pada umumnya dalam hal peranan
lembaga keuangan mikro.
b)
Menambah pengetahuan bagi penulis serta masyarakat tentang prioritas
pengembangan lembaga keuangan mikro dengan fokus kegiatan dalam
pemberdayaan masyarakat dipedesaan.
8
F. Metode Penelitian.
Yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat pedesaan yang
tergabung pada kelompok program TUR (Tunas Usaha Rakyat) di BTPN Syariah
cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat.
1. Jenis dan sumber data
a. Data Primer
1) Observasi, dengan mengamati langsung ke tempat penelitian yaitu
BTPN Syariah cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat.
2) Wawancara, dengan cara mewawancarai beberapa pihak yang terkait
pada tema yang penulis bahas baik itu untuk masyarakat yang
tergabung pada program TUR ataupun untuk ketua cabang kantor
BTPN Syariah.
3) Kuisioner, disebut pula angket atau self administrated quisioner
adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu
daftar pertanyaan kepada responden untuk di isi.6
b. Data Sekunder
1) Dokumentasi dari arsip atau data yang berhubungan dengan
penelitian, dan data ini penulis peroleh dari kantor cabang BTPN
syariah cabang Taraju - Tasikmalaya.
6
Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. (Yogyakarta
: UGM Press. 2004). Cet.ke2. Hlm. 63
9
2) Penelitian kepustakaan (library research) dari buku, artikel, karya
ilmiah ataupun dari internet yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses atau cara pengambilan data
yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Teknik pengumpulan data yang di
gunakan dalam penelitian sebagai berikut:
a) Metode angket (Questionary).
Metode angket ini di lakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada responden dengan menggunakan jalan pendekatan
dengan cara mengedarkan formulir pertanyaan untuk mendapatkan
jawaban yang mendukung pertanyaan.
Tujuan pokok pada kuisioner ini adalah untuk (a) memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan survey, dan (b) memperoleh
informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Mengingat
terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuisioner, maka
senantiasa perlu diingat agar pertanyaan-pertanyaan memang langsung
berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian tersebut.7
b) Dokumentasi (Documentary)
Merupakan penelitian dengan cara mengumpulkan catatan-catatan
atau arsip-arsip yang ada di kantor BTPN Syariah yang bersangkutan
7
Singarimbum,Masri,Dkk. Metode Penelitian Survey. (Jakarta : LP3ES .1989).
kedelapan, Febuari 2006. Hlm. 175
cet.
10
yaitu Kantor Cabang BTPN Syariah yang berlokasi di Taraju,
Tasikmalaya Jawa Barat.
c) Wawancara (Interview).
Adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya secara langsung kepada pimpinan kantor cabang
tersebut atau responden. Wawancara merupakan sarana penunjang dari
angket, karena wawancara salah satu bagian dari survey yang dilakukan.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data primer serta menggali
informasi-informasi lain yang tidak dapat diperoleh melalui angket.
3. Populasi dan Sampel
• Populasi
Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah anggota atau
nasabah yang tergabung pada BTPN Syariah.
• Sampel
Sampel adalah penarikan dari sebagian populasi untuk mewakili
seluruh populasi. Sebagai respondennya adalah ibu-ibu para anggota yang
tergabung pada program Tunas Usaha Rakyat (TUR) khususnya
masyarakat daerah Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat. Dan bentuk
pengambilannya menggunakan accidental sampling (pengambilan sampel
secara kebetulan) yaitu anggota sampel yang di ambil tidak direncanakan
11
terlebih dahulu tapi dapat didapatkan atau dijumpai secara tiba-tiba dan
jumlah sampel akan diteliti sebanyak 50 responden.8
4. Teknik Analisa Data
Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket, dan
kepustakaan diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi
data, yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah itu data
yang ada diklasifikasikan lalu diadakan analisis data. Dalam hal ini data yang
dikumpulkan penulis adalah kualitatif, kemudian diolah menjadi data
kuantitatif. Maka teknik yang digunakan adalah metode analisa statistik
deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.
Data
yang
telah
dikumpulkan
diperiksa
kembali
mengenai
kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau
informasi yang biasa disebut editing. Kemudian data tersebut ditabulasi, yakni
disusun kedalam bentuk tabel dengan menggunakan statistik presentase
sebagai berikut:
P= F/N x 100%
Keterangan :
P = Besarnya Presentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)
N = Jumlah Responden9
8
Sukandarrumi,Metodologi Penelitian Petunjuk
(Yogyakarta: GajahMada University Press, 2004). hlm. 63.
Praktis
untuk
Peneliti
Pemula,
12
G. Review Studi Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, untuk menghindari penelitian terhadap
obyek yang sama terhadap suatu penelitian yang sama, maka penulis telah
melakukan review studi terdahulu dan menemukan beberapa penelitian yang
hampir sama sejenis, tetapi tetap ada perbedaan yang dilakukan penulis. Berikut
di bawah ini adalah penelitian yang hampir sama :
No
Nama
penulis/ Substansi
Judul
skripsi,
Perbedaan dengan Penulis
Jurnal / Tahun.
1
Ratna Marita Eka / -Skripsi
ini Ratna membahas tentang
Pemberdayaan
menjelaskan
Ekonomi
lembaga
tentang perbandingan antara kedua
keuangan lembaga yaitu PT. Mitra
Perempuan Sistem dengan
sistem Bisnis Keluarga Ventura
Grameen/ Fakultas grameen serta bentuk yang pelaksanaannya itu
Syariah
dan pemberdayaan
Hukum- Muamalat masyarakat
UIN
berbasis
konvensional
dengan dengan
koperasi
Baytul
Syarif membandingkan dua Ikhtiar
Bogor
yang
Hidayatullah
lembaga
yaitu
PT. pelaksaannya
Jakarta, 2012.
Mitra Bisnis Keluarga syariah sehingga hasilnya
Ventura dan Koperasi memberikan
9
secara
jawaban
Anas Sarjona, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT.Grafindo Persada,1997). cet.
Ke-8 hlm. 40.
13
Baytul Ikhtiar Bogor.
-Hasil
tentang
perbedaan
penelitian pelaksanaanya
kedua
terdapat perbandingan lembaga
pelaksanaan
Sedangkan penulis akan
pemberdayaan
membahas
ekonomi
miskin
pada
PT. rakyat)
dalam
upaya
Mitra Bisnis Keluarga mengembangkan
dan
yaitu memberdayakan
pelaksanaannya
secara
masyarakat
sedangkan yang
Koperasi
lebih
Baytul sehingga
usaha
lagi
yang
dilakukan dapat terlaksana
pelaksanaannya
lebih
islam didalamnya.
Ruhyat/ Skripsi
Pemberdayaan
baik
Ikhtiar
memasukan nilai-nilai mencapai
Pembiayaan
dipedesaan
konvensional dalam pencapaian kearah
dan
Ilham
kontribusi
perempuan program TUR (tunas usaha
Ventura
2
tersebut.
maksimal
dan
tujuan
yang
lebih sempurna..
ini Penulis akan membahas
bagi menjelaskan
tentang kiat atau cara pengenalan
salah
bentuk program BTPN Syariah
satu
14
Perempuan Miskin pemberdayaan
(Studi
pada masyarakat
Koprasi
Baitul bentuk
dalam TUR (tunas usaha rakyat)
perempuan guna
Ikhtiar
Bogor)/ yang
Fakultas
Syariah koperasi
dan
Hukum- Ikhtiar Bogor.
Muamalat
dilakukan
UIN Hasil
untuk
di mengembangkan
dan
Baytul memberdayakan
masyarakat
dipedesaan
penelitian dalam pencapaian kearah
Syarif Hidayatullah terdapat
Jakarta, 2010
pada pelaksanaan program
program yang
lebih
yang dilakukan oleh sehingga
BAIK
baik
usaha
lagi
yang
Bogor dilakukan dapat terlaksana
membawa perubahan lebih
bagi para nasabahnya mencapai
maksimal
dan
tujuan
yang
baik materi maupun lebih sempurna..
non materi.
3
Sri
Lestari
/ Skripsi
ini Persamaan yang ditulis Sri
Pemberdayaan
menjelaskan
Lestari
Ekonomi
mengenai
adalah
Perempuan Miskin permasalahan
dengan
Metode berkaitan
dengan
membahas
yang berkaitan
dengan
penulis
yang
suatu
dengan pemberdayaan perempuan
Analitic Hierarchy adanya pemberdayaan hanya saja yang menjadi
Process
(AHP)- perempuan khususnya objek penelitian Sri Lestari
15
(Studi
pada ekonomi
Himpunan Pro-Ibu miskin
Koperasi
perempuan adalah
hanya
ibu-ibu
saja tergabung pada PT.MBK
Syariah pada skripsi ini Sri dan
koperasi
Ukhuwah, dan PT. Lestari yang menjadi dengan
Mitra
Bisnis objek
yang
syariah
menggunakan
penelitian metode analytic hierarchy
Keluarga)/ Fakultas adalah himpunan Pro- (AHP). Sedangkan yang
Syariah
dan IBU Koperasi Syariah penulis mau teliti yaitu
Hukum- Muamalat dan PT. Mitra Bisnis kontribusi program TUR
UIN
Syarif Keluarga.
(tunas usaha rakyat) dalam
Hidayatullah
upaya
mengembangkan
Jakarta, 2013.
dan
memberdayakan
masyarakat
dengan
metode
dipedesaan
menggunakan
analisa
statistik
deskriptif
4
Christopher
Hasil
penelitian Hal
Mahony,
Ian menemukan
Montgomery,
dan MBK
meneliti
“Making
tentang terhadap
akan
bahwa membedakan penelitian ini
memberikan dengan
Shant Shahverdian dampat
yang
penelitian
positif sebelumnya adalah peneliti
kehidupan ingin mengetahui upaya-
a anggotanya.
upaya yang akan dilakukan
16
Difference:
An Penelitian
BTPN
Analysis of MBK menunjukan
Impact kehidupan
Ventura’s
on
Syariah
dalam
TUR
dalam
tingkat program
anggota pemberdayaan
Members. meningkat daro 19% masyarakat
College
Business
Economics
California
University,
ekonomi
dipedesaan,
of hingga 61% setelah sehingga
and mengikuti
MBK
program pemberian
selama
State tahun.
apakah
pembiayaan
lima yang diberikan itu dapat
Mayoritas memberdayakan
anggotanya pun dapat perempuan
dari
Northridge”. (Studi memperbaiki kondisi ekonomi
kasus didesa Kebon rumah, dan mayoritas pencapaian
Cau, Teluk Naga, anggota
Kronjo dan Rajeg), tergabung
2007.
sisi
seperti
yang
telah
yang dilakukan oleh PT.Mitra
merasa Bisnis Keluarga.
puas.
H. Kerangka Teori
Fokus dalam penelitian ini adalah guna untuk mengetahui bagaimana cara
yang ditempuh lembaga keuangan seperti adanya program Tunas Usaha Rakyat
(TUR) yang dikeluarkan oleh BTPN Syariah dalam upaya mendukung agar
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan menuju ke arah yang lebih
17
baik lagi sehingga usaha yang dilakukan dapat terlaksana lebih maksimal dan
mencapai tujuan yang lebih sempurna.Oleh karena itu, teori-teori atau konsepkonsep yang relevan untuk dijadikan kerangka analisis yaitu, teori kontribusi,
teori pembuatan keputusan, dan pemberdayaan perempuan.
a) Kontribusi
Menurut kamus ilmiah popular, kontribusi berarti sumbangan atau
sokongan.10 Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, kontribusi
diartikan sebagai sumbangan. Dalam kamus Cambridge, kontribusi adalah
“something that you do or give to help produce or achieve something together
with other people, or to help make something successful”11(Sesuatu yang
dilakukan atau diberikan untuk membantu produksi atau mencapai sesuatu
untuk membantu mencapai kesuksesan). Jadi dapat disimpulkan dari beberapa
pengertian di atas bahwa kontribusi adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu seseorang dalam mencapai kesuksesannya.
b) Pembuatan Keputusan.
Dalam mencari solusi alternative seorang pengambil keputusan harus
memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan logika, realita, rasional,
dan pragmatis. Oleh karena itu, seorang konsumen sebelum memilih suatu
10
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:Penerbit
Arkola, 1994),h. 369.
11
Cambridge Advance Learner’s Dicnitionary, (New York: Cambridge University Press,
2008),h. 43.
18
pilihan akan mencari suatu produk yang paling cocok dan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya.
Pencarian akan produk tersebut akan melewati dua macam proses
yaitu proses pencarian internal dan eksternal12. Proses pencarian internal yaitu
proses pencarian yang mengutamakan informasi mengenai produk dan
berbagai alternatifnya. Sedangkan proses pencarian eksternal yaitu proses
pencarian yang menggunakan pendekatan teoritis, meliputi pendekatan
perspektif ekonomi seperti biaya transaksi, dan pendekatan keputusan seperti
analisis terhadap resiko dan situasi.
c) Pemberdayaan Perempuan.
Menurut Hafidz seperti yang dikutip oleh Ratih Dewayanti dan erna
Ermawati Chotim dalam buku Marjinalisasi dan Eksploitasi Perempuan Usaha
Mikro di Pedesaan Jawa, bahwa pemberdayaan dikenal sebagai satu
pendekatan untuk memperbesar akses dan control kelompok-kelompok
marginal atas sumber dara ekonomi, politik, dan budaya. 13 Menurut
Sumodiningrat, bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang
12
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan Implementasi dan
Pengendalian (Jakarta: Salemba empat, 1994). Hlm. 46.
13
Skripsi, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Sistem Grameen, Ratna Marita Eka – 2011
pebankan syariah. Hal. 17
19
diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang
diberdayakan.14
I. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini penulis membagi menjadi
lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Landasan teori, menjelaskan tentang teori kontribusi, teori pemberdayaan
perempuan, dan pengambilan atau pembuatan keputusan .
BAB III : GAMBARAN UMUM
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang gambaran BTPN Syariah
dengan memaparkan objek yang sedang diteliti, sejarah perkembangan lembaga
tersebut, profil, visi-misi, struktur organisasi dan manajemennya, serta kebijakan
yang dikeluarkan oleh manajemen dalam pencapaian suatu program.
14
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,
(Jakarta: PT. Gramedia, 1999). Hlm.34.
20
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang hasil pengolahan data berdasarkan
olahan data dengan menggunakan metode statistik deskriptif dari kegiatan suatu
pemberdayaan dalam hal pengembangan ekonomi masyarakat di pedesaan
(miskin) khususnya pada program TUR (Tunas Usaha Rakyat) yang di adakan
oleh BTPN Syariah yang kemudian hasilnya nanti akan disajikan dalam bentuk
uraian dan tabel. Setelah itu dari data yang telah dikumpulkan penulis berupa data
kualitatif kemudian akan diolah menjadi data kuantitatif. Sehingga menjawab
faktor apa yang paling dominan mempengaruhi masyarakat pedesaan dalam
memilih pembiayaan serta apakah dengan diadakannya program TUR dalam
memberdayakan kaum ibu yang berada dipedesaan bisa dilaksanakan secara
efektif sesuai dengan ketentuannya.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dan saran yang
berdasarkan hasil dari pengolahan data yang telah dibahas sehingga dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terutama pihak perusahaan
dalam mengukur kemampuan dirinya dalam memasarkan pembiayaan terhadap
masyarakat dipedesaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,
maknanya
adalah
keikutsertaan,
keterlibatan,
melibatkan
diri
maupun
sumbangan15. Menurut kamus ilmiah populer, kontribusi berarti sumbangan atau
sokongan16. Sedangkan menurut Kamus cambridge, kontribusi adalah “something
that you do or give to help produce or achieve something together with other
people, or to help make something successful”17 (sesuatu yang dilakukan atau
diberikan untuk membantu produksi atau mencapai sesuatu untuk mencapai
kesuksesan). Dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah upaya yang dilakukan
untuk membantu mencapai kesuksesan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat
berupa materi atau tindakan.
Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman
terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai
tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian
memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain.
15
www.http://eprints.uny.ac.id/ artikel ini diakses pada tanggal 02 Maret 2014.
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit Arkola,
1994), h. 369.
17
Cambridge Advence Learner’s Dictionary, (New York: Combridge University Press,
2008), h. 43.
16
21
22
B. Pembuatan Keputusan.
1. Definisi perilaku konsumen (Consumer Behavior).
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat dirumuskan sebagai
perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang dalam hal merencanakan,
membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa18. Menurut
Mowen dan Minor (2002:6), perilaku konsumen adalah bagaimana suatu
individu memutuskan untuk membeli, melakukan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi barang, jasa, pengalaman dan ide-ide.
Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika yang dikutip oleh Nugroho
J Setiadi, perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan
pertukaran dalam hidup mereka19.
Jadi dapat disimpulkan bahwa cosnsumer behavior adalah merupakan
tindakan-tindakan proses dan hubungan sosial yang ditampilkan oleh
individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan atau menggunakan
suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan
produk, pelayanan, dan dengan sumber-sumber lainnya20.
18
Winardi, Marketing dan perilaku pelanggan, (Bandung: Mandar Maju, 1991),h. 49
Armeyn Patria, “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam
Mengkonsumsi Minuman Pocari Sweat” , Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. h. 29.
20
Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), h. 306.
19
23
2. Tahapaan dan Model Pembuatan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap
yang berbeda namun berhubungan satu sama lain. Tiga tahap tersebut yaitu
tahap masukan (input), tahap proses, dan tahap keluaran (output).
a) Tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan
atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama: yaitu usaha
pemasaran perusahaan seperti promosi, produk, harganya, dan di mana ia
jual. Sedangkan pengaruh sosiologis eksternal terhadap pengambilan
keputusan itu seperti keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal
dan non-komersial lain, serta keanggotaan budaya dan subbudaya.
b) Tahap proses model ini memfokuskan pada cara konsumen mengambil
keputusan. Seperti faktor psikologis yang melekat pada setiap individu
seperti motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, dan sikap.
c) Tahap keluaran dalam model pengambilan keputusan terdiri dari dua
macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat
yaitu antara perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Perilaku
membeli produk yang murah dan tidak tahan lama dapat dipengaruhi oleh
kupon produsen dan sebetulnya bisa berupa pembelian percobaan.
Misalnya jika konsumen puas, dia mungkin mengulang pembelian 21.
21
7.
Lazar Kanuk, Cunsumer Behavior, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2004). hlm.
24
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan.22
Mengenali
kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Membeli
Perilaku
pasca
pembelian
Proses pengambilan yang spesifik sebetulnya terdiri dari urutan
kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian. Pada
gambar di atas, menyiratkan
bahwa konsumen melewati kelima tahap
seluruhnya pada setiap pengambilan keputusan. Namun biasanya dalam
proses pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melompati atau
membalik beberapa tahap ini.
3.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan23.
Keputusan pembelian atau memilih mengkonsumsi suatu produk
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kebudayaan, sosial,
pribadi, dan psikologis.
22
Nugroho. J. Setiadi, Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan Keinginan
Konsumen,
(Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2010). h. 16
23
Nugroho .J. Setiadi, Perilaku konsumen, (Jakarta: Prenanda Media, 2003).
25
a) Faktor-Faktor Kebudayaan.
Kebudayaan. subbudaya dan kelas sosial merupakan faktor penentu
yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk
lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya
dipelajari. Seperti seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan
seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses
sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting
lainnya. Sub budaya merupakan faktor lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: yaitu kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.
Sedangkan kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan
keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b) Faktor-Faktor Sosial.
Faktor sosial seperti keluarga, peran dan status mempunyai
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok primer,
yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti
keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok
sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang
terjadi kurang berkesinambungan. Orang pada umumnya sangat
26
dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara. Pertama,
kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya
hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep-konsep
jatidiri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin ”menyesuaikan
diri”. Ketiga, mereka ingin menciptakan untuk menyesuaikan diri yang
dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.
c) Faktor Pribadi.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan sirklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapantahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya
mengalami perubahan dan transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya. Selain itu seperti keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri24. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi
seseorang adalah terdiri dari pendapatan seseorang yang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan dan kemampuan untuk meminjam
dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung25.
d) Faktor Psikologis
Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari
suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak
nyaman. Adapun kebutuhan lain yang bersifat psikogenik, yaitu
24
Setiadi Nugroho, Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen,
(Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2010). h. 11-12.
25
Nugroho .J. Setiadi, Perilaku konsumen, (Jakarta: Prenanda Media, 2003). h. 13.
27
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan
untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Freud,
mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk
perilaku manusia sebagian besar dibawah sadar. Freud melihat bahwa
seseorang akan menekan berbagai keinginan seiring dengan proses
pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan sosial.
C. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti
tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah “upaya untuk membangun daya
masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya”26.
Menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai
proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau kebudayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan adalah menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai
oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial dalam
26
Mubyator, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE,2000), Cet. Ke 1,h. 263,
lihat juga Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan, (Jakarta, PT. Cidensindo, 1997) h. 145.
28
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya27. Memberdayakan masyarakat
berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
dalam kondisi yang kurang mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan
dan
keterbelakangan
masyarakat.
Dengan
kata
lain
memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Pemberdayaaan
diarahkan
guna
meningkatkan
kemampuan
ekonomi
masyarakat sehingga produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah
yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.
Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu
empowerment. Yang berasal dari kata dasar power yang berarti kemampuan
berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan28. Kemudian ekonomi
masyarakat dapat diartikan segala kegiatan ekonomi dan upaya masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic needs) yaitu seperti sandang,
pangan, kesehatan dan pendidikan29. Definisi lain menjelaskan bahwa
ekonomi masyarakat atau ekonomi rakyat adalah suatu sistem partisipatif.
Menurut Edi Suharto masyarakat dapat dibedakan menjadi dua konsep.
Konsep pertama masyarakat didefinisikan sebagai sebuah tempat bersama
yang bentuknya bisa berupa wilayah geografi seperti sebuah rukun tetangga,
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.
27
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung Refika Aditama,
2005) h. 59-60.
28
Lili Badriadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 53
29
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,
(Jakarta, Gramedia Pustaka Utama), Cet. Ke 1, h.66-67.
29
konsep kedua masyarakat diartikan sebagai sebuah kepentingan bersama,
yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas 30.
Dari beberapa pengertian ekonomi masyarakat muncul sebagai akibat
dari terjadinya kesenjangan sosial ekonomi. Kesenjangan ini merupakan hasil
pemilikan aset-aset ekonomi berupa sumber daya produksi dan produktifitas
yang timpang antara pelaku ekonomi yang kuat dan yang lemah. Melalui
upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta
terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan
ekologi-nya.
2. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Dalam konsep pemberdayaan, masyarakat dipandang sebagai subyek
yang dapat melakukan perubahan, oleh karena itu diperlukan pendekatan yang
lebih dikenal dengan singkatan ACTORS. Pertama, authority atau wewenang
pemberdayaan
dilakukan
dengan
memberikan
kepercayaan
kepada
masyarakat untuk melakukan perubahan yang mengarah pada perbaikan
kualitas dan taraf hidup mereka. Kedua, confiedence and competence atau
rasa percaya diri dan kemampuan diri, pemberdayaan dapat diawali dengan
menimbulkan dan memupuk rasa percaya diri serta melihat kemampuan
bahwa masyarakat sendiri dapat melakukan perubahan. Ketiga, truth atau
30
Edi Suharto, Metodelogi Pengembangan Masyarakat-Jurnal Comdev, (Jakarta: BEMJPMI, 2004).
30
keyakinan, untuk dapat berdaya, masyarakat atau seseorang harus yakin
bahwa dirinya memiliki potensi untuk dikembangkan. Keempat, opportunity
atau kesempatan, yakni memberikan kepada masyarakat untuk memilih segala
sesuatu yang mereka miliki. Kelima, responsibility atau tanggung jawab,
maksudnya yaitu perlu ditekankan adanya rasa tanggung jawab pada
masyarakat terhadap perubahan yang dilakukan. Keenam, support atau
dukungan, adanya dukungan dari berbagai pihak agar proses perubahan dan
pemberdayaan dapat menjadikan masyarakat lebih baik.
Salah satu konsep pemberdayaan ekonomi secara ringkas dapat
dikemukakan sebagai berikut31:
1. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan
produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan hanya
memberikan suntikan modal sebagai stimulant, tetapi harus dijamin
adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan
yang masih lemah dan belum berkembang.
2. Kebijakannya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah: pemberian
peluang atau akses yang lebih besar kepada asset produksi (khususnya
modal), memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat,
agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekedar price taker, pelayanan
31
Sumidiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial
(Jakarta: Gramedia, 1999) h. 67
31
pendidikan dan kesehatan, penguatan industry kecil, mendorong
munculnya wirausaha baru; dan pemerataan spasial.
3. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: peningkatan akses
bantuan modal usaha peningkatan akses pengembangan SDM dan
peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang mendukung lengsung
sosial ekonomi masyarakat lokal.
Kusnadi mengungkapkan hal yang sama, yaitu menurutnya konsep
memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
lain memberdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat.32 Sehingga Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi
atau penguatan ekonomi rakyat harus dilakukan secara elegan tanpa
menghambat dan mendiskriminasikan ekonomi kuat, untuk itu kemitraan
antar usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar adalah jalan
yang harus ditempuh. Karena pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi adalah proses penguatan ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat
yang kokoh, modern, efisien. Selain itu pemberdayaan masyarakat dalam
32
Kusnadi, Pendidikan
DEPDIKNAS,2005). h. 220
Keaksaraan;
Filosofi,
Strategi,
Implementasi,
(Jakarta:
32
bidang ekonomi, tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu saja,
melainkan harus melalui pendekatan kelompok.
3. Tujuan dan Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah untuk mencapai
tujuan pembangunan masyarakat agar lebih berdaya, berpartisipasi aktif, serta
penuh dengan kreativitas. Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada
dasarnya, adalah:33
a) Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosial
ekonomi sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam
pengembangan masyarakat.
b) Membantu mengembangkan manusiawi yang otentik dan integral dari
masyarakat lemah, rentan, miskin, marjinal dan kaum kecil, seperti petani,
buruh tani, pedagang kecil, masyarakat miskin perkotaan, masyarakat
miskin yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kaum
wanita yang disingkirkan atau disampingkan.
Jamasy mengemukakan bahwa pemberdayaan ekonomi konsekuensi
dan tanggung jawab yang utama dalam program pembangunan melalui
pendekatan pemberdayaan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya,
kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek
33
I Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama, 2005). h. 115
33
fisik dan material,ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan
komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Terkait
dengan tujuan pemberdayaan. Sedangkan Sulistiyani menjelaskan bahwa
tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka
lakukan.34
34
http://hapipi-jayadi.blogspot.com “pemberdayaan masyarakat pengertian”, diakses pada
tanggal 28 Februari 2014.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional).
Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari
pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer
pada tahun1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan
Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer ”BAPEMIL”.
BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan
beban
ekonomi
para pensiunan,
baik Angkatan
Bersenjata Republik
Indonesia maupun sipil yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan
banyak yang terjerat rentenir. Sehingga berkat kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan
BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan izin
usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka memenuhi ketentuan undang-undang
Nomor 14 Tahun 1967.
Pada tahun 2008 merupakan tahun penting bagi BTPN. Berbagai
pengembangandan pencapaian signifikan dilakukan. Pada 12 Maret 2008 BTPN
suksesmelakukan go public dengan melepas saham milik pemerintah c.q.
PTPerusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar 28,39%. Pada 14 Maret 2008,
TPGNusantara,
S.a.r.l.
mengakuisisi
71,6%
saham
BTPN,
sehingga
menjadipemegang saham utama. Selain terus mengembangkan bisnis inti di
34
35
pangsa pasar pensiun yang telah menjadi tulang punggung selama 50 tahun,
pada akhir 2008 BTPN telah mengembangkan usahanya di pangsa pasar Usaha
Mikro Kecil dan Uni
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1, di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan di Universitas yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 April 2014
DeaHilyatulAuliya
ABSTRAK
Dea Hilyatul Auliya, NIM : 1110046100032, Kontribusi Tunas Usaha Rakyat
(TUR) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perempuan Miskin di
Pedesaan,(Studi kasus pada BTPN Syariah cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa
Barat), Konsentrasi Perbankan Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M.
Isi: 60 halaman + 21 lampiran, 22 literatur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana program TUR (Tunas
Usaha Rakyat) memberikan dampak terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat
perempuan miskin di pedesaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis metode
deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk mengekplorasi dan
atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.
Teknik pengumpulan datanya dengan cara, penelitian lapangan atau survey,
sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data yang dipergunakan adalah analisis
data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dengan membuat
persentase untuk mencari kesimpulan dengan menggunakan tabulasi distribusi
frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa program TUR (Tunas Usaha Rakyat)
dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat perempuan miskin di pedesaan
memberikan dampak positif dan sudah bisa dilakukan secara efektif sesuai dengan
target pencapaiannya, dengan banyaknya frekuensi yang menjawab sebanyak 88%
dari 50 responden. Selain itu pemberdayaan dalam program TUR ini menciptakan
tingginya inisiatif diri pada masyarakat miskin yang berada di pedesaan sehingga ibuibu di pedesaan benar-benar mampu untuk memulai keberanian usaha agar
mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus menunggu hasil upah pekerjaan
suaminya.
Kata Kunci : Program TUR (Tunas Usaha Rakyat) BTPN SyariahcabangTarajuTasikmalaya, PemberdayaanEkonomiMasyarakat di Pedesaan.
PembimbingI :Kuntarno Noor Aflah
PembimbingII :Yuke Rahmawati
NIP. 197509032007012023
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis menyatakan bahwa sesungguhnya segala puji
hanyalah kepunyaan Allah SWT, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, pemilik
dan Penguasa hari Pembalasan. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda kita semua yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Alhamdulillahirabbil Alamin puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan berupa karunia, rahmat dan nikmat, sehingga
skripsi dengan judul KONTRIBUSI PROGRAM TUR (Tunas Usaha Rakyat)
DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PEREMPUAN
MISKIN DI PEDESAAN (Studi Kasus Pada BTPN Syariah Cabang Taraju,
Tasikmalaya Jawa Barat) ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Sarjana
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh dukungan,
motivasi dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada piha-pihak tersebut sebagai berikut:
1. Bapak Prof Dr. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A., M.M selaku dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. sebagai Kepala Program Studi Muamalat,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Kuntarno Noor Aflah, M.A dan ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku
dosen pembimbing penulisan skripsi saya yang ditengah kesibukan, telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
saran dan masukan yang sangat berarti bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ustadz Dr. K.H.A Juaini Syukri, Lcs, MA dan bapak Mu’min Rauf, MA
selaku dosen penguji skripsi penulis, yang telah membantu mengoreksi
dan apresiasi memadai dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Pimpinan
Perpustakaan
yang
telah
memberikan
Fasilitas
untuk
mengadakan studi perpustakaan.
6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
dan
pengetahuan
yang
sangat
berguna,
sehingga
penulis
bisa
mengaplikasikan dengan keilmuan yang telah didapat selama di bangku
kuliah. “Ahsanuljaza Fiddunnya Wal Akhirah”.
7. Senior Manager Wisma BTPN Syariah cabang Taraju, Tasikmalaya
(Kak Devi Sugitaraswati) Yang bersedia meluangkan waktu ditengah
kesibukan guna memberikan informasi serta data-data yang sangat
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orangtuaku tercinta (Ayahanda Ir. H.Uwang Wandi Sanusi dan
Ibunda Hj.Eneng Nuryanti,SS) dan Nenek tersayang (Hj. Nafisah) yang
terus memberikan motivasi baik itu moral, materil dan doa yang tiada
henti, sehingga memberikan keteguhan dan semangat yang luar biasa
dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga untuk adik perempuanku
tersayang yang masih tinggal di Ponpest As-Syafi’iyah sekarang ini
(Della Azmatun Nisa) yang menjadi motivasi penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini “gunakanlah waktumu dik, sebagaimana
mestinya dan jangan sia-siakan waktu yang ada untuk hal-hal yang
tidak berguna”..
9. Teman-teman Seperjuangan Perbankan Syariah kelas E angkatan 2010
khususnya Rodiana dan Nisrina M.D yang menjadi sahabat karibku yang
senantiasa mendukung dan memotivasi dalam setiap langkah pengerjaan
skripsi ini. sahabat-sahabat yang selalu mewarnai kehidupan ku selama 4
tahun kita bersama Tasya Geby, Binti Salekhah, Hani Tahliani,Vita Silvia,
Nurul Indra, dan Rahmi Nurkholisoh.
10. Keluarga besar KKN Gelang Perak 2013, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Kompaksy yang selalu memberikan warna bagi kehidupan penulis.
11. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu disini, semoga Allah SWT
memberikan balasan pahala yang berlipat ganda Aamiin …
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pencapaian Layanan BTPN Syariah ..................................................
39
Tabel 4.2
Distribusi Responden .........................................................................
41
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Usia..............................................
42
Tabel 4.4
Pendidikan Terakhir Responden ........................................................
43
Tabel 4.5
Identitas Pekerjaan Responden Sebelum Mengikuti Program TUR..
44
Tabel 4.6
Identitas Pekerjaan Responden Setelah Menikuti Program TUR ......
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan .........................................................
24
Gambar 3.2 Visi & Misi BTPN Syariah................................................................
35
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. BTPN Syariah .............................................
36
Gambar 4.4 Presenstase Jumlah Pembiayaan ........................................................
47
Gambar 4.5 Penggunaan Pembiayaan ...................................................................
49
Gambar 4.6 Inisiatif PengambilanPeminjaman .....................................................
51
Gambar 4.7 Pengelolaan Keuangan Keluarga Responden ....................................
52
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, seluruh lapisan masyarakat mulai dari kalangan birokrat di
tingkat atas sampai masyarakat biasa di tingkat desa, mengakui keberadaan
“kemiskinan”. Kondisi itu merupakan sebuah persoalan yang mengandung
banyak dimensi yang menuntut pemecahannya melalui berbagai pendekatan.
Kemiskinan telah memberikan dampak dalam berbagai tampilan, baik
dampak terhadap perorangan, keluarga, dan kepada lembaga. Namun tidak bisa
dipungkiri bahwa yang paling esensial adalah kemiskinan selalu bermula dari
kondisi perorangan. Dengan begitu pemecahan kemiskinan di Indonesia sekarang
ini banyak bermunculan berbagai jenis lembaga keuangan baik itu lembaga
keuangan perbankan maupun non perbankan.
Dengan adanya lembaga keuangan tersebut perekonomian rakyat dapat
ditingkatkan, terutama rakyat yang kurang mampu atau miskin yang sangat
memerlukan pembiayaan, untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif maupun untuk
mengembangkan usahanya. Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
1
2
pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan juga kesehatan. 1Jumlah penduduk
miskin di Indonesia khususnya yang berada di pedesaan sampai September 2012
berjumlah 18,08 juta penduduk miskin atau dalam bentuk persentasenya
mencapai 14,70 %.2
Salah satu penyebabnya dikarenakan kurang maksimalnya perkembangan
usaha mikro terhadap daerah-daerah yang berada di pedesaan dan masyarakatnya
yang masih belum bankable. Oleh karena itu, untuk memperluas jangkauan
fasilitas pembiayaan tersebut sangat dibutuhkan lembaga keuangan yang dapat
menjangkau
dan
tidak
memberatkan
baagi
mereka.
Ibnu
Taimiyah
mengemukakan bahwa siapapun yang tidak mampu memperoleh penghasilan
yang mencukupi maka harus dibantu dengan sejumlah uang, agar mampu
memenuhi kebutuhannya.3 Sehingga di Indonesia saat ini jumlah lembaga
pembiayaan telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat dari tahun
ketahunnya.
Salah satu lembaga keuangan yang sekarang ini dipercaya mampu
membantu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di pedesaan adalah Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Bank Tabungan Pensiunan Nasional adalah salah satu lembaga keuangan
yang membangun BTPN Syariah secara khusus untuk difokuskan melayani
1
Tanpa nama, “Kemiskinan”. Artikel ini diakses pada 24 Agustus 2013 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan
2
Euis Amalia, ”Kuliah Umum Lembaga Keuangan Mikro Syariah”, 9 Desember 2013.
Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah.
3
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata Publishing. 2005),
hlm. 220
3
segmen Tunas Usaha Rakyat (TUR). Adanya pembiayaan mikro tersebut
bertujuan untuk memberdayakan jutaan keluarga pra/cukup sejahtera dengan
harapan agar keluarga berpendapatan rendah ini khususnya perempuan miskin
bisa meningkatkan penghasilan dan tingkat kesejahteraan kehidupan mereka agar
lebih baik.4 .
BTPN meluncurkan bisnis Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan nama,
BTPN mitra usaha rakyat pada tahun 2009 dengan membuka 539 kantor cabang
di berbagai daerah. Program pemberdayaan mass market ini bisa berkelanjutan
serta menjadi bagian integral dari aktivitas bisnis BTPN. Sehingga pada tahun
2010 BTPN berhasil menyelesaikan uji coba bisnis perbankan komunitas syariah
atau yang biasa dikenal dengan (BTPN Syariah – Tunas Usaha Rakyat). 5
BTPN Syariah ini mampu mengeluarkan program dan produknya dengan
sangat menarik seperti adanya program yang disebut PMD (Paket Masa Depan)
dan produknya yang biasa dikenal dengan TAPE (Tabungan, Asuransi, Pinjaman
Latihan, dan Pengelolaan Keuangan). Sehingga fokus dari kegiatannya adalah
memberikan pembiayaan sebagai modal usaha agar ada yang dihasilkan oleh
orang-orang tersebut sebagai cara meningkatkan kemampuan khususnya
pendapatan ekonomi masyarakat di pedesaan.
4
Artikel ini diakses pada tanggal 27 Januari 2014 dari http://www.btpn.com/segmenusaha/bisnis-syariah/.
5
Artikel ini diakses pada tanggal 27 Januari 2014 dari http://www.btpn.com/segmenusaha/bisnis-syariah/.
4
Banyak sekali peluang yang diciptakan lembaga keuangan yang dipercaya
dapat meningkatkan kemampuan keuangan untuk para anggota nasabahnya.
Banyak manfaat yang telah dirasakan oleh sebagian masyarakat miskin di
pedesaan khususnya kaum perempuan yang tergabung dalam sebuah anggota
kelompok ini dengan adanya program PMD dan TAPE. Dengan adanya
pemberdayaan terhadap masyarakat di pedesaan khususnya kaum perempuan
yang dijadikan sebagai objeknya dalam pencapaian penting pada program tersebut
apakah akan selalu berhasil dilakukan. Bagaimana cara yang ditempuh BTPN
Syariah untuk mendukung meningkatkannya kesejahteraan masyarakat di
pedesaan menuju ke arah yang lebih baik lagi sehingga usaha yang dilakukan
dapat terlaksana lebih maksimal dan mencapai tujuan yang lebih sempurna.
Alasan penulis memilih kegiatan pemberdayaan terhadap perempuan di
pedesaan dengan adanya program tunas usaha rakyat (TUR) pada lembaga
keuangan di atas yaitu karena adanya keingin tahuan penulis sejauhmana program
TUR dapat memberikan dampak terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat
perempuan miskin di pedesaan. Yang dipercaya mampu merubah keadaan
masyarakat pedesaan khususnya yang miskin menjadi sejahtera.
Hal tersebut dapat terlihat pada masyarakat miskin di pedesaan khususnya
dengan kondisi sosial, demografi dan latar belakang masyarakat yang berbeda.
Sehingga dengan begitu dapat mengetahui bagaimana strategi lembaga tersebut
agar dapat diterima di masyarakat pedesaan yang dominan masyarakatnya masih
5
awam akan bank syariah tetapi lembaga tersebut berhasil mengembangkan
kegiatan adanya program tersebut.
Pada kenyataannya penulis telah menemukan khususnya masyarakat di
daerah Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat, banyak sekali ibu-ibu yang antusias ingin
bergabung baik itu untuk program PMD dan DKKB. Sehingga hal tersebut
menurut penulis menimbulkan sesuatu yang harus dikaji untuk mengetahui
bagaimana lembaga tersebut dapat menerapkan program dan produk semacam ini
seperti program PMD (Paket Masa Depan),DKKB (Disiplin-Kerja Keras-Kerja
Sama-Berani Usaha),TAPE (Tabungan Asuransi Pinjaman Pelatihan dan
Pengelola Keuangan) dan lain sebagainya. Sehingga diharapkan adanya program
ini kedepannya nanti dapat dilihat bahwa kumpulan anggota perempuan miskin
dipedesaan pun yang diberdayakan mampu berperan sebagai pengangkat martabat
bagi keluarganya dengan membantu kepala rumah tangga dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Kontribusi Program TUR (Tunas
Usaha Rakyat) dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perempuan
Miskin di Pedesaan (Studi Kasus Pada BTPN Syariah Cabang Taraju,
Tasikmalaya Jawa Barat)”.
6
B. Identifikasi Masalah
Tema yang menjadi fokus bahasan penulis terkait dengan banyak faktor
yang mempengaruhinya. Dan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pembahasan tersebut, yaitu:
1. Kurangnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat pedesaan miskin
memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga.
2. Keterbatasan pengetahuan masyarakat pedesaan dalam memilih pelayanan
umum maupun kegiatan ekonomi.
3. Keterbatasan ruang gerak masyarakat pedesaan dalam menentukan akses
pembiayaan khususnya di lembaga keuangan mikro kecil.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan ini, maka penulis merasa perlu untuk
membatasi pokok permasalahan pada :
1. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) syariah yang dijadikan objek
penelitian. Khususnya untuk masyarakat pedesaan desa Taraju, Tasikmalaya
yang tergabung pada program Tunas Usaha Rakyat (TUR).
2. Masyarakat yang dimaksud yaitu ibu-ibu anggota yang tergabung dari
kelompok program TUR.
7
D. Perumusan Masalah
Dengan membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok masalah
dalam tugas penelitian ini sebagai berikut :
1. Sejauhmana Program TUR (Tunas Usaha Rakyat) dapat memberikan dampak
terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat perempuan miskin di pedesaan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalahan yang telah dirumuskan di atas, tujuan
yang ingin dicapai penulis dari hasil penelitian ini adalah :
1) Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui apakah program TUR dapat memberikan dampak
positif terhadap pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan.
b) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan setelah diadakannya
program TUR pada BTPN Syariah ini.
2) Manfaat Penelitian
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a)
Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis
khususnya, dan bagi masyarakat pada umumnya dalam hal peranan
lembaga keuangan mikro.
b)
Menambah pengetahuan bagi penulis serta masyarakat tentang prioritas
pengembangan lembaga keuangan mikro dengan fokus kegiatan dalam
pemberdayaan masyarakat dipedesaan.
8
F. Metode Penelitian.
Yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat pedesaan yang
tergabung pada kelompok program TUR (Tunas Usaha Rakyat) di BTPN Syariah
cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat.
1. Jenis dan sumber data
a. Data Primer
1) Observasi, dengan mengamati langsung ke tempat penelitian yaitu
BTPN Syariah cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat.
2) Wawancara, dengan cara mewawancarai beberapa pihak yang terkait
pada tema yang penulis bahas baik itu untuk masyarakat yang
tergabung pada program TUR ataupun untuk ketua cabang kantor
BTPN Syariah.
3) Kuisioner, disebut pula angket atau self administrated quisioner
adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu
daftar pertanyaan kepada responden untuk di isi.6
b. Data Sekunder
1) Dokumentasi dari arsip atau data yang berhubungan dengan
penelitian, dan data ini penulis peroleh dari kantor cabang BTPN
syariah cabang Taraju - Tasikmalaya.
6
Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. (Yogyakarta
: UGM Press. 2004). Cet.ke2. Hlm. 63
9
2) Penelitian kepustakaan (library research) dari buku, artikel, karya
ilmiah ataupun dari internet yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses atau cara pengambilan data
yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Teknik pengumpulan data yang di
gunakan dalam penelitian sebagai berikut:
a) Metode angket (Questionary).
Metode angket ini di lakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada responden dengan menggunakan jalan pendekatan
dengan cara mengedarkan formulir pertanyaan untuk mendapatkan
jawaban yang mendukung pertanyaan.
Tujuan pokok pada kuisioner ini adalah untuk (a) memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan survey, dan (b) memperoleh
informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Mengingat
terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuisioner, maka
senantiasa perlu diingat agar pertanyaan-pertanyaan memang langsung
berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian tersebut.7
b) Dokumentasi (Documentary)
Merupakan penelitian dengan cara mengumpulkan catatan-catatan
atau arsip-arsip yang ada di kantor BTPN Syariah yang bersangkutan
7
Singarimbum,Masri,Dkk. Metode Penelitian Survey. (Jakarta : LP3ES .1989).
kedelapan, Febuari 2006. Hlm. 175
cet.
10
yaitu Kantor Cabang BTPN Syariah yang berlokasi di Taraju,
Tasikmalaya Jawa Barat.
c) Wawancara (Interview).
Adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya secara langsung kepada pimpinan kantor cabang
tersebut atau responden. Wawancara merupakan sarana penunjang dari
angket, karena wawancara salah satu bagian dari survey yang dilakukan.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data primer serta menggali
informasi-informasi lain yang tidak dapat diperoleh melalui angket.
3. Populasi dan Sampel
• Populasi
Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah anggota atau
nasabah yang tergabung pada BTPN Syariah.
• Sampel
Sampel adalah penarikan dari sebagian populasi untuk mewakili
seluruh populasi. Sebagai respondennya adalah ibu-ibu para anggota yang
tergabung pada program Tunas Usaha Rakyat (TUR) khususnya
masyarakat daerah Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat. Dan bentuk
pengambilannya menggunakan accidental sampling (pengambilan sampel
secara kebetulan) yaitu anggota sampel yang di ambil tidak direncanakan
11
terlebih dahulu tapi dapat didapatkan atau dijumpai secara tiba-tiba dan
jumlah sampel akan diteliti sebanyak 50 responden.8
4. Teknik Analisa Data
Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket, dan
kepustakaan diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi
data, yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah itu data
yang ada diklasifikasikan lalu diadakan analisis data. Dalam hal ini data yang
dikumpulkan penulis adalah kualitatif, kemudian diolah menjadi data
kuantitatif. Maka teknik yang digunakan adalah metode analisa statistik
deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.
Data
yang
telah
dikumpulkan
diperiksa
kembali
mengenai
kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau
informasi yang biasa disebut editing. Kemudian data tersebut ditabulasi, yakni
disusun kedalam bentuk tabel dengan menggunakan statistik presentase
sebagai berikut:
P= F/N x 100%
Keterangan :
P = Besarnya Presentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)
N = Jumlah Responden9
8
Sukandarrumi,Metodologi Penelitian Petunjuk
(Yogyakarta: GajahMada University Press, 2004). hlm. 63.
Praktis
untuk
Peneliti
Pemula,
12
G. Review Studi Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, untuk menghindari penelitian terhadap
obyek yang sama terhadap suatu penelitian yang sama, maka penulis telah
melakukan review studi terdahulu dan menemukan beberapa penelitian yang
hampir sama sejenis, tetapi tetap ada perbedaan yang dilakukan penulis. Berikut
di bawah ini adalah penelitian yang hampir sama :
No
Nama
penulis/ Substansi
Judul
skripsi,
Perbedaan dengan Penulis
Jurnal / Tahun.
1
Ratna Marita Eka / -Skripsi
ini Ratna membahas tentang
Pemberdayaan
menjelaskan
Ekonomi
lembaga
tentang perbandingan antara kedua
keuangan lembaga yaitu PT. Mitra
Perempuan Sistem dengan
sistem Bisnis Keluarga Ventura
Grameen/ Fakultas grameen serta bentuk yang pelaksanaannya itu
Syariah
dan pemberdayaan
Hukum- Muamalat masyarakat
UIN
berbasis
konvensional
dengan dengan
koperasi
Baytul
Syarif membandingkan dua Ikhtiar
Bogor
yang
Hidayatullah
lembaga
yaitu
PT. pelaksaannya
Jakarta, 2012.
Mitra Bisnis Keluarga syariah sehingga hasilnya
Ventura dan Koperasi memberikan
9
secara
jawaban
Anas Sarjona, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT.Grafindo Persada,1997). cet.
Ke-8 hlm. 40.
13
Baytul Ikhtiar Bogor.
-Hasil
tentang
perbedaan
penelitian pelaksanaanya
kedua
terdapat perbandingan lembaga
pelaksanaan
Sedangkan penulis akan
pemberdayaan
membahas
ekonomi
miskin
pada
PT. rakyat)
dalam
upaya
Mitra Bisnis Keluarga mengembangkan
dan
yaitu memberdayakan
pelaksanaannya
secara
masyarakat
sedangkan yang
Koperasi
lebih
Baytul sehingga
usaha
lagi
yang
dilakukan dapat terlaksana
pelaksanaannya
lebih
islam didalamnya.
Ruhyat/ Skripsi
Pemberdayaan
baik
Ikhtiar
memasukan nilai-nilai mencapai
Pembiayaan
dipedesaan
konvensional dalam pencapaian kearah
dan
Ilham
kontribusi
perempuan program TUR (tunas usaha
Ventura
2
tersebut.
maksimal
dan
tujuan
yang
lebih sempurna..
ini Penulis akan membahas
bagi menjelaskan
tentang kiat atau cara pengenalan
salah
bentuk program BTPN Syariah
satu
14
Perempuan Miskin pemberdayaan
(Studi
pada masyarakat
Koprasi
Baitul bentuk
dalam TUR (tunas usaha rakyat)
perempuan guna
Ikhtiar
Bogor)/ yang
Fakultas
Syariah koperasi
dan
Hukum- Ikhtiar Bogor.
Muamalat
dilakukan
UIN Hasil
untuk
di mengembangkan
dan
Baytul memberdayakan
masyarakat
dipedesaan
penelitian dalam pencapaian kearah
Syarif Hidayatullah terdapat
Jakarta, 2010
pada pelaksanaan program
program yang
lebih
yang dilakukan oleh sehingga
BAIK
baik
usaha
lagi
yang
Bogor dilakukan dapat terlaksana
membawa perubahan lebih
bagi para nasabahnya mencapai
maksimal
dan
tujuan
yang
baik materi maupun lebih sempurna..
non materi.
3
Sri
Lestari
/ Skripsi
ini Persamaan yang ditulis Sri
Pemberdayaan
menjelaskan
Lestari
Ekonomi
mengenai
adalah
Perempuan Miskin permasalahan
dengan
Metode berkaitan
dengan
membahas
yang berkaitan
dengan
penulis
yang
suatu
dengan pemberdayaan perempuan
Analitic Hierarchy adanya pemberdayaan hanya saja yang menjadi
Process
(AHP)- perempuan khususnya objek penelitian Sri Lestari
15
(Studi
pada ekonomi
Himpunan Pro-Ibu miskin
Koperasi
perempuan adalah
hanya
ibu-ibu
saja tergabung pada PT.MBK
Syariah pada skripsi ini Sri dan
koperasi
Ukhuwah, dan PT. Lestari yang menjadi dengan
Mitra
Bisnis objek
yang
syariah
menggunakan
penelitian metode analytic hierarchy
Keluarga)/ Fakultas adalah himpunan Pro- (AHP). Sedangkan yang
Syariah
dan IBU Koperasi Syariah penulis mau teliti yaitu
Hukum- Muamalat dan PT. Mitra Bisnis kontribusi program TUR
UIN
Syarif Keluarga.
(tunas usaha rakyat) dalam
Hidayatullah
upaya
mengembangkan
Jakarta, 2013.
dan
memberdayakan
masyarakat
dengan
metode
dipedesaan
menggunakan
analisa
statistik
deskriptif
4
Christopher
Hasil
penelitian Hal
Mahony,
Ian menemukan
Montgomery,
dan MBK
meneliti
“Making
tentang terhadap
akan
bahwa membedakan penelitian ini
memberikan dengan
Shant Shahverdian dampat
yang
penelitian
positif sebelumnya adalah peneliti
kehidupan ingin mengetahui upaya-
a anggotanya.
upaya yang akan dilakukan
16
Difference:
An Penelitian
BTPN
Analysis of MBK menunjukan
Impact kehidupan
Ventura’s
on
Syariah
dalam
TUR
dalam
tingkat program
anggota pemberdayaan
Members. meningkat daro 19% masyarakat
College
Business
Economics
California
University,
ekonomi
dipedesaan,
of hingga 61% setelah sehingga
and mengikuti
MBK
program pemberian
selama
State tahun.
apakah
pembiayaan
lima yang diberikan itu dapat
Mayoritas memberdayakan
anggotanya pun dapat perempuan
dari
Northridge”. (Studi memperbaiki kondisi ekonomi
kasus didesa Kebon rumah, dan mayoritas pencapaian
Cau, Teluk Naga, anggota
Kronjo dan Rajeg), tergabung
2007.
sisi
seperti
yang
telah
yang dilakukan oleh PT.Mitra
merasa Bisnis Keluarga.
puas.
H. Kerangka Teori
Fokus dalam penelitian ini adalah guna untuk mengetahui bagaimana cara
yang ditempuh lembaga keuangan seperti adanya program Tunas Usaha Rakyat
(TUR) yang dikeluarkan oleh BTPN Syariah dalam upaya mendukung agar
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan menuju ke arah yang lebih
17
baik lagi sehingga usaha yang dilakukan dapat terlaksana lebih maksimal dan
mencapai tujuan yang lebih sempurna.Oleh karena itu, teori-teori atau konsepkonsep yang relevan untuk dijadikan kerangka analisis yaitu, teori kontribusi,
teori pembuatan keputusan, dan pemberdayaan perempuan.
a) Kontribusi
Menurut kamus ilmiah popular, kontribusi berarti sumbangan atau
sokongan.10 Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, kontribusi
diartikan sebagai sumbangan. Dalam kamus Cambridge, kontribusi adalah
“something that you do or give to help produce or achieve something together
with other people, or to help make something successful”11(Sesuatu yang
dilakukan atau diberikan untuk membantu produksi atau mencapai sesuatu
untuk membantu mencapai kesuksesan). Jadi dapat disimpulkan dari beberapa
pengertian di atas bahwa kontribusi adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu seseorang dalam mencapai kesuksesannya.
b) Pembuatan Keputusan.
Dalam mencari solusi alternative seorang pengambil keputusan harus
memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan logika, realita, rasional,
dan pragmatis. Oleh karena itu, seorang konsumen sebelum memilih suatu
10
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:Penerbit
Arkola, 1994),h. 369.
11
Cambridge Advance Learner’s Dicnitionary, (New York: Cambridge University Press,
2008),h. 43.
18
pilihan akan mencari suatu produk yang paling cocok dan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya.
Pencarian akan produk tersebut akan melewati dua macam proses
yaitu proses pencarian internal dan eksternal12. Proses pencarian internal yaitu
proses pencarian yang mengutamakan informasi mengenai produk dan
berbagai alternatifnya. Sedangkan proses pencarian eksternal yaitu proses
pencarian yang menggunakan pendekatan teoritis, meliputi pendekatan
perspektif ekonomi seperti biaya transaksi, dan pendekatan keputusan seperti
analisis terhadap resiko dan situasi.
c) Pemberdayaan Perempuan.
Menurut Hafidz seperti yang dikutip oleh Ratih Dewayanti dan erna
Ermawati Chotim dalam buku Marjinalisasi dan Eksploitasi Perempuan Usaha
Mikro di Pedesaan Jawa, bahwa pemberdayaan dikenal sebagai satu
pendekatan untuk memperbesar akses dan control kelompok-kelompok
marginal atas sumber dara ekonomi, politik, dan budaya. 13 Menurut
Sumodiningrat, bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang
12
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan Implementasi dan
Pengendalian (Jakarta: Salemba empat, 1994). Hlm. 46.
13
Skripsi, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Sistem Grameen, Ratna Marita Eka – 2011
pebankan syariah. Hal. 17
19
diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang
diberdayakan.14
I. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini penulis membagi menjadi
lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Landasan teori, menjelaskan tentang teori kontribusi, teori pemberdayaan
perempuan, dan pengambilan atau pembuatan keputusan .
BAB III : GAMBARAN UMUM
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang gambaran BTPN Syariah
dengan memaparkan objek yang sedang diteliti, sejarah perkembangan lembaga
tersebut, profil, visi-misi, struktur organisasi dan manajemennya, serta kebijakan
yang dikeluarkan oleh manajemen dalam pencapaian suatu program.
14
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,
(Jakarta: PT. Gramedia, 1999). Hlm.34.
20
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang hasil pengolahan data berdasarkan
olahan data dengan menggunakan metode statistik deskriptif dari kegiatan suatu
pemberdayaan dalam hal pengembangan ekonomi masyarakat di pedesaan
(miskin) khususnya pada program TUR (Tunas Usaha Rakyat) yang di adakan
oleh BTPN Syariah yang kemudian hasilnya nanti akan disajikan dalam bentuk
uraian dan tabel. Setelah itu dari data yang telah dikumpulkan penulis berupa data
kualitatif kemudian akan diolah menjadi data kuantitatif. Sehingga menjawab
faktor apa yang paling dominan mempengaruhi masyarakat pedesaan dalam
memilih pembiayaan serta apakah dengan diadakannya program TUR dalam
memberdayakan kaum ibu yang berada dipedesaan bisa dilaksanakan secara
efektif sesuai dengan ketentuannya.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dan saran yang
berdasarkan hasil dari pengolahan data yang telah dibahas sehingga dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terutama pihak perusahaan
dalam mengukur kemampuan dirinya dalam memasarkan pembiayaan terhadap
masyarakat dipedesaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,
maknanya
adalah
keikutsertaan,
keterlibatan,
melibatkan
diri
maupun
sumbangan15. Menurut kamus ilmiah populer, kontribusi berarti sumbangan atau
sokongan16. Sedangkan menurut Kamus cambridge, kontribusi adalah “something
that you do or give to help produce or achieve something together with other
people, or to help make something successful”17 (sesuatu yang dilakukan atau
diberikan untuk membantu produksi atau mencapai sesuatu untuk mencapai
kesuksesan). Dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah upaya yang dilakukan
untuk membantu mencapai kesuksesan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat
berupa materi atau tindakan.
Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman
terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai
tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian
memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain.
15
www.http://eprints.uny.ac.id/ artikel ini diakses pada tanggal 02 Maret 2014.
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit Arkola,
1994), h. 369.
17
Cambridge Advence Learner’s Dictionary, (New York: Combridge University Press,
2008), h. 43.
16
21
22
B. Pembuatan Keputusan.
1. Definisi perilaku konsumen (Consumer Behavior).
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat dirumuskan sebagai
perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang dalam hal merencanakan,
membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa18. Menurut
Mowen dan Minor (2002:6), perilaku konsumen adalah bagaimana suatu
individu memutuskan untuk membeli, melakukan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi barang, jasa, pengalaman dan ide-ide.
Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika yang dikutip oleh Nugroho
J Setiadi, perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan
pertukaran dalam hidup mereka19.
Jadi dapat disimpulkan bahwa cosnsumer behavior adalah merupakan
tindakan-tindakan proses dan hubungan sosial yang ditampilkan oleh
individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan atau menggunakan
suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan
produk, pelayanan, dan dengan sumber-sumber lainnya20.
18
Winardi, Marketing dan perilaku pelanggan, (Bandung: Mandar Maju, 1991),h. 49
Armeyn Patria, “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam
Mengkonsumsi Minuman Pocari Sweat” , Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. h. 29.
20
Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), h. 306.
19
23
2. Tahapaan dan Model Pembuatan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap
yang berbeda namun berhubungan satu sama lain. Tiga tahap tersebut yaitu
tahap masukan (input), tahap proses, dan tahap keluaran (output).
a) Tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan
atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama: yaitu usaha
pemasaran perusahaan seperti promosi, produk, harganya, dan di mana ia
jual. Sedangkan pengaruh sosiologis eksternal terhadap pengambilan
keputusan itu seperti keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal
dan non-komersial lain, serta keanggotaan budaya dan subbudaya.
b) Tahap proses model ini memfokuskan pada cara konsumen mengambil
keputusan. Seperti faktor psikologis yang melekat pada setiap individu
seperti motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, dan sikap.
c) Tahap keluaran dalam model pengambilan keputusan terdiri dari dua
macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat
yaitu antara perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Perilaku
membeli produk yang murah dan tidak tahan lama dapat dipengaruhi oleh
kupon produsen dan sebetulnya bisa berupa pembelian percobaan.
Misalnya jika konsumen puas, dia mungkin mengulang pembelian 21.
21
7.
Lazar Kanuk, Cunsumer Behavior, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2004). hlm.
24
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan.22
Mengenali
kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Membeli
Perilaku
pasca
pembelian
Proses pengambilan yang spesifik sebetulnya terdiri dari urutan
kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian. Pada
gambar di atas, menyiratkan
bahwa konsumen melewati kelima tahap
seluruhnya pada setiap pengambilan keputusan. Namun biasanya dalam
proses pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melompati atau
membalik beberapa tahap ini.
3.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan23.
Keputusan pembelian atau memilih mengkonsumsi suatu produk
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kebudayaan, sosial,
pribadi, dan psikologis.
22
Nugroho. J. Setiadi, Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan Keinginan
Konsumen,
(Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2010). h. 16
23
Nugroho .J. Setiadi, Perilaku konsumen, (Jakarta: Prenanda Media, 2003).
25
a) Faktor-Faktor Kebudayaan.
Kebudayaan. subbudaya dan kelas sosial merupakan faktor penentu
yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk
lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya
dipelajari. Seperti seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan
seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses
sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting
lainnya. Sub budaya merupakan faktor lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: yaitu kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.
Sedangkan kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan
keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b) Faktor-Faktor Sosial.
Faktor sosial seperti keluarga, peran dan status mempunyai
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok primer,
yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti
keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok
sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang
terjadi kurang berkesinambungan. Orang pada umumnya sangat
26
dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara. Pertama,
kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya
hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep-konsep
jatidiri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin ”menyesuaikan
diri”. Ketiga, mereka ingin menciptakan untuk menyesuaikan diri yang
dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.
c) Faktor Pribadi.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan sirklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapantahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya
mengalami perubahan dan transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya. Selain itu seperti keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri24. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi
seseorang adalah terdiri dari pendapatan seseorang yang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan dan kemampuan untuk meminjam
dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung25.
d) Faktor Psikologis
Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari
suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak
nyaman. Adapun kebutuhan lain yang bersifat psikogenik, yaitu
24
Setiadi Nugroho, Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen,
(Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2010). h. 11-12.
25
Nugroho .J. Setiadi, Perilaku konsumen, (Jakarta: Prenanda Media, 2003). h. 13.
27
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan
untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Freud,
mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk
perilaku manusia sebagian besar dibawah sadar. Freud melihat bahwa
seseorang akan menekan berbagai keinginan seiring dengan proses
pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan sosial.
C. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti
tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah “upaya untuk membangun daya
masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya”26.
Menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai
proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau kebudayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan adalah menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai
oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial dalam
26
Mubyator, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE,2000), Cet. Ke 1,h. 263,
lihat juga Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan, (Jakarta, PT. Cidensindo, 1997) h. 145.
28
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya27. Memberdayakan masyarakat
berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
dalam kondisi yang kurang mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan
dan
keterbelakangan
masyarakat.
Dengan
kata
lain
memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Pemberdayaaan
diarahkan
guna
meningkatkan
kemampuan
ekonomi
masyarakat sehingga produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah
yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.
Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu
empowerment. Yang berasal dari kata dasar power yang berarti kemampuan
berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan28. Kemudian ekonomi
masyarakat dapat diartikan segala kegiatan ekonomi dan upaya masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic needs) yaitu seperti sandang,
pangan, kesehatan dan pendidikan29. Definisi lain menjelaskan bahwa
ekonomi masyarakat atau ekonomi rakyat adalah suatu sistem partisipatif.
Menurut Edi Suharto masyarakat dapat dibedakan menjadi dua konsep.
Konsep pertama masyarakat didefinisikan sebagai sebuah tempat bersama
yang bentuknya bisa berupa wilayah geografi seperti sebuah rukun tetangga,
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.
27
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung Refika Aditama,
2005) h. 59-60.
28
Lili Badriadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 53
29
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,
(Jakarta, Gramedia Pustaka Utama), Cet. Ke 1, h.66-67.
29
konsep kedua masyarakat diartikan sebagai sebuah kepentingan bersama,
yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas 30.
Dari beberapa pengertian ekonomi masyarakat muncul sebagai akibat
dari terjadinya kesenjangan sosial ekonomi. Kesenjangan ini merupakan hasil
pemilikan aset-aset ekonomi berupa sumber daya produksi dan produktifitas
yang timpang antara pelaku ekonomi yang kuat dan yang lemah. Melalui
upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta
terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan
ekologi-nya.
2. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Dalam konsep pemberdayaan, masyarakat dipandang sebagai subyek
yang dapat melakukan perubahan, oleh karena itu diperlukan pendekatan yang
lebih dikenal dengan singkatan ACTORS. Pertama, authority atau wewenang
pemberdayaan
dilakukan
dengan
memberikan
kepercayaan
kepada
masyarakat untuk melakukan perubahan yang mengarah pada perbaikan
kualitas dan taraf hidup mereka. Kedua, confiedence and competence atau
rasa percaya diri dan kemampuan diri, pemberdayaan dapat diawali dengan
menimbulkan dan memupuk rasa percaya diri serta melihat kemampuan
bahwa masyarakat sendiri dapat melakukan perubahan. Ketiga, truth atau
30
Edi Suharto, Metodelogi Pengembangan Masyarakat-Jurnal Comdev, (Jakarta: BEMJPMI, 2004).
30
keyakinan, untuk dapat berdaya, masyarakat atau seseorang harus yakin
bahwa dirinya memiliki potensi untuk dikembangkan. Keempat, opportunity
atau kesempatan, yakni memberikan kepada masyarakat untuk memilih segala
sesuatu yang mereka miliki. Kelima, responsibility atau tanggung jawab,
maksudnya yaitu perlu ditekankan adanya rasa tanggung jawab pada
masyarakat terhadap perubahan yang dilakukan. Keenam, support atau
dukungan, adanya dukungan dari berbagai pihak agar proses perubahan dan
pemberdayaan dapat menjadikan masyarakat lebih baik.
Salah satu konsep pemberdayaan ekonomi secara ringkas dapat
dikemukakan sebagai berikut31:
1. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan
produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan hanya
memberikan suntikan modal sebagai stimulant, tetapi harus dijamin
adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan
yang masih lemah dan belum berkembang.
2. Kebijakannya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah: pemberian
peluang atau akses yang lebih besar kepada asset produksi (khususnya
modal), memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat,
agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekedar price taker, pelayanan
31
Sumidiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial
(Jakarta: Gramedia, 1999) h. 67
31
pendidikan dan kesehatan, penguatan industry kecil, mendorong
munculnya wirausaha baru; dan pemerataan spasial.
3. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: peningkatan akses
bantuan modal usaha peningkatan akses pengembangan SDM dan
peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang mendukung lengsung
sosial ekonomi masyarakat lokal.
Kusnadi mengungkapkan hal yang sama, yaitu menurutnya konsep
memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
lain memberdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat.32 Sehingga Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi
atau penguatan ekonomi rakyat harus dilakukan secara elegan tanpa
menghambat dan mendiskriminasikan ekonomi kuat, untuk itu kemitraan
antar usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar adalah jalan
yang harus ditempuh. Karena pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi adalah proses penguatan ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat
yang kokoh, modern, efisien. Selain itu pemberdayaan masyarakat dalam
32
Kusnadi, Pendidikan
DEPDIKNAS,2005). h. 220
Keaksaraan;
Filosofi,
Strategi,
Implementasi,
(Jakarta:
32
bidang ekonomi, tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu saja,
melainkan harus melalui pendekatan kelompok.
3. Tujuan dan Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah untuk mencapai
tujuan pembangunan masyarakat agar lebih berdaya, berpartisipasi aktif, serta
penuh dengan kreativitas. Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada
dasarnya, adalah:33
a) Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosial
ekonomi sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam
pengembangan masyarakat.
b) Membantu mengembangkan manusiawi yang otentik dan integral dari
masyarakat lemah, rentan, miskin, marjinal dan kaum kecil, seperti petani,
buruh tani, pedagang kecil, masyarakat miskin perkotaan, masyarakat
miskin yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kaum
wanita yang disingkirkan atau disampingkan.
Jamasy mengemukakan bahwa pemberdayaan ekonomi konsekuensi
dan tanggung jawab yang utama dalam program pembangunan melalui
pendekatan pemberdayaan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya,
kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek
33
I Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama, 2005). h. 115
33
fisik dan material,ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan
komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Terkait
dengan tujuan pemberdayaan. Sedangkan Sulistiyani menjelaskan bahwa
tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka
lakukan.34
34
http://hapipi-jayadi.blogspot.com “pemberdayaan masyarakat pengertian”, diakses pada
tanggal 28 Februari 2014.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional).
Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari
pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer
pada tahun1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan
Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer ”BAPEMIL”.
BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan
beban
ekonomi
para pensiunan,
baik Angkatan
Bersenjata Republik
Indonesia maupun sipil yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan
banyak yang terjerat rentenir. Sehingga berkat kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan
BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan izin
usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka memenuhi ketentuan undang-undang
Nomor 14 Tahun 1967.
Pada tahun 2008 merupakan tahun penting bagi BTPN. Berbagai
pengembangandan pencapaian signifikan dilakukan. Pada 12 Maret 2008 BTPN
suksesmelakukan go public dengan melepas saham milik pemerintah c.q.
PTPerusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar 28,39%. Pada 14 Maret 2008,
TPGNusantara,
S.a.r.l.
mengakuisisi
71,6%
saham
BTPN,
sehingga
menjadipemegang saham utama. Selain terus mengembangkan bisnis inti di
34
35
pangsa pasar pensiun yang telah menjadi tulang punggung selama 50 tahun,
pada akhir 2008 BTPN telah mengembangkan usahanya di pangsa pasar Usaha
Mikro Kecil dan Uni