5
siswa. Untuk menggali data siswa dan guru peneliti menggunakan teknik wawancara.
Wawancara atau interview merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden siswa, orang yang diwawancarai dengan
melakukan tanya jawab sepihak. Artinya dalam kegiatan wawancara itu pertanyaan hanya berasal dari pihak pewawancara, sedang responden yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan saja. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi teori. Teknik trianggulasi teori yang digunakan dalam penelitian ini karena hanya trianggulasi yang sesuai dengan penelitian ini. Sejalan dengan itu
Sutopo, 2002:82 mengemukakan bahwa trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas
permasalahan yang dikaji. Berdasarkan beberapa perspektif tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa
dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh karena setiap pandangan teori selalu memiliki kekhususan cara pandang, maka dengan
menggunakan beberapa perspektif teori akan menghasilkan simpulan yang multidimensi.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Kesalahan pada karangan narasi siswa SMP kelas VII B.
a. Kesalahan Pada Bentuk Kata
Dalam bahasa Indonesia ada tiga unsur pembentuk kata, yaitu imbuhan, perulangan, dan pemajemukan. Perubahan bentuk kata dapat mempengaruhi
makna suatu kata. Ketidaktepatan dalam pembentukan kata mengakibatkan kalimat itu tidak efektif, dan bahkan tidak komunikatif. Berikut akan
dijelaskan kesalahan pada bentuk kata.
1 Tiba-tiba saya
dibangunin
oleh ibuku. Kra 1 prg 1 kelas VIIB SMP
6
Data pada 1.1
dibangunin
seharusnya adalah
dibangunkan
.
Dibangunin
merupakan bentukan kata dasar dari kata bangun, mendapat imbuhan
di-.
Dalam tata kalimat morfologi tidak ada akhiran –
in
dan imbuhan
–
in
merupakan imbuhan yang tidak baku. Kata
dibangunin
lazim digunakan dalam percakapan.
Dibangunka n
merupakan bentukan dari imbuhan gabung awalan
di-,
dan akhiran
-kan,
dan kata dasar bangun. Karena pembentukan katanya sudah benar kata
dibangunkan
merupakan kata baku. Kata dibangunkan mempunyai arti „dibangkitkan
dari tidur.
‟ KBBI, 2008:95
2 Pada waktu perjalanan saya tertidur dengan nyenyaknya tak
nyangka
saya sudah sampai rumah. Kra 1 prg 3 kelas VIIB SMP Pada data 1.2 kata
nyangka
seharusnya adalah
menyangka
. Kalimat tersebut terpengaruh oleh bahasa Jawa, sehingga kata
nyangka
berkata dasar sangka akan lebih tepat apabila diubah strukturnya menjadi
menyangka.
Kata
menyangka
mempunyai arti „menduga atau mengira.‟
KBBI, 2008:572 3
Hari libur pun
tlah
tiba, aku ingin sekali ikut ayah ke Jakarta untuk berlibur disana. Kra 3 prg 1 kelas VIIB SMP
Pada data 1.3 kata
tlah
seharusnya telah. Bentuk
tlah
dan
telah
merupakan kata bahasa Indonesia. Kata
telah
lazim digunakan dalam bahasa tulis. Sedangkan kata
tlah
lazim digunakan dalam percakapan. Maka kata yang baku adalah
telah
yang berarti „sudah untuk menyatakan
perbuatan atau keadaan. ‟ KBBI, 2008:606
4 Mereka ngerjain aku dengan
mengelempari
batu kepadaku. Kra 2 prg 2 kelas VIIB SMP
Pada data 1.4 kata
mengelempari
seharusnya adalah melempari. Kata
mengelempa ri
merupakan bentukan kata dasar lempar yang mendapat imbuhan
men-,
sedangkan tata kalimat dalam morfologi tidak
7
ada akhiran –
i
. Jadi kata
mengelempari
bukan kata baku dalam bahasa Indonesia.
Melempari
merupakan bentuk kata dasar lempar dan mendapat imbuhan gabung awalan
me-
dan akhiran –
i.
Karena bentuk kata
melempari
sudah benar, maka
melempari
merupakan kata baku.
Melempari
mempunyai arti „membuang jauh-jauh, melontarkan atau
melantingkan. ‟ KBBI, 2008:417
5 Ketika pulang aku salah turun lalu kakiku terkena
kenalpot
. Kra 4 prg 1 kelas VIIB SMP
Pada data 1.5 kata
kenalpot
menjadi tidak baku karena terpengaruh oleh bahasa Jawa. Kata
kenalpot
akan lebih tepat apabila diubah menjadi
knalpot
yang berarti „bagian motor berbentuk pipa
panjang yang berfungsi meredam bunyi letupan tempat saluran buangan gas.
‟ KBBI, 2008:373
b. Kesalahan Karena Pilihan Kata