Proses Pengolahan Aluminium di Casting Plant

2.7 Proses Pengolahan Aluminium di Casting Plant

Aluminium cair yang di tapping diisap dari pot reduksi, ditampung dengan ladle dan kemudian ladle tersebut ditimbang dan dibawa dengan MTC Metal Transport Car menuju seksi penuangan untuk dimasukkan ke dalam furnace. Proses pengerjaan atau pengolahan metal aluminium di casting plant, yaitu: a Charging Charging adalah proses kegiatan pengisian molten dari dalam ladle yang dibawa oleh MTC menuju seksi penuangan untuk dimasukkan ke dalam furnace dengan menggunakan hoist crane. Jumlah molten yang dapat diisikan ke dalam furnace 35 ton. b Flux Treatment Molten yang di tapping dihisap dari pot-pot reduksi masih mengandung gas-gas dan oksida-oksida, maka dilakukan beberapa perlakuan seperti penambahan flux yang berguna untuk: - Memisahkan aluminium dari dross - Mengapungkan kandungan oksida - Pelepasan gas-gas yang larut dalam cairan alumina Flux yang dipakai adalah De Inclusion Flux 827HS berbentuk powder. Temperatur saat pengolahan dengan flux 740 o C. Konsumsi flux adalah 65 kgton Al. c Pengadukan Universitas Sumatera Utara Fungsi dari pengadukan adalah untuk mempercepat proses kimiawi dan penyempurnaan proses homogenasi. Pengadukan dilakukan 5 menit menggunakan alat pengaduk yaitu scrapper dengan panjang 6 meter. d Holding time Holding time adalah waktu yang diperlukan untuk menunggu proses kimiawi hingga seluruh dross dapat mengapung dipermukaan molten. Lama holding time 2,5 jam, dengan temperatur 740 o C. e Skimming off I\pengambilan dross Dross yang mengapung dipermukaan molten didorong oleh dross pusher menuju ke pintu furnace, dross yang telah terkumpul kemudian ditarik keluar oleh dross stretcher. f Pengambilan sampel TPM Test Product Metal Untuk menjamin tercapainya grade yang direncanakan, diambil sampel TPM dari furnace dan selanjutnya dikirim ke bagian SQA Quality and Ansurance Section untuk dianalisa. Apabila hasil analias TPM menyatakan kadar Fe pada molten sesuai dengan grade yang diinginkan, dilakukan pencetakan. Tetapi seandainya hasil analisa TPM menyatakan kadar Fe tinggi pada molten tersebut, maka dilakukan beberapa langkah-langkah antara lain: 1. Penambahan Aluminium Cair Universitas Sumatera Utara a. Apabila kapasitas furnace dapur masih mencukupi untuk menampung aluminium cair 38 ton, dilakukan penambahan aluminium cair dengan kadar Fe yang lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam furnace. b. Kemudian dilakukan pengadukan beberapa menit. c. Lalu diambil sampel tersebut untuk dianalisa TPMnya. d. Apabila hasil TPM menyatakan bahwa aluminium cair tersebut telah selesai dengan grade yang diinginkan, maka aluminium cair tersebut siap dicetak. 2. Dicetak sebagian Spect Out a. Aluminium cair dengan kadar Fe sangat tinggi dicetak sebagian Spect Out sebanyak beberapa ton untuk dijadikan sebagai Out Product aluminium batangan cacat. b. Setelah dilakukan pencetakan sebagian, aluminium cair yang masih berada dalam furnace ditambahkan aluminium cair dengan kadar Fe serendah mungkin. c. Setelah penambahan aluminium cair, dilakukan pengadukan. d. Lalu diambil sampel untuk dianalisa TPM nya. e. Apabila hasil TPM menyatakan bahwa aluminium cair tersebut telah sesuai dengan grade yang diinginkan, maka siap dilakukan pencetakan. 3. Penurunan Grade Grade Down a. Apabila kadar Fe masih sangat tinggi, setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka dilakukan langkah terakhir yaitu penurunan grade. Universitas Sumatera Utara b. Misalnya apabila produk yang ngin dihasilkan yaitu aluminium batangan ingot dengan grade S1-B, maka gradenya diturunkan manjadi grade G1. g Pencetakan Apabila hasil TPM, temperatur dan persyaratan lain sudah terpenuhi, maka pencetakan dapat dimulai dengan menekan tombol pengoperasian Cylinder Hidrolic untuk memiringkan furnace. Pemiringan dapur dilakukan untuk menuangkan cairan aluminium ke dalam cetakan. Melalui launder, pouring device, mould tersebut terletak diatas conveyor mesin pencetak yang dilengkapi dengan tangki air pendinginan. Setelah aluminium cair tersebut membeku menjadi aluminium batangan, selanjutnya diberi penomoran oleh marking device. Lalu aluminium batangan dipukul dengan hammering device agar terlepas dari mould. Ketika ingot mulai turun ke conveyor berikutnya, maka aluminium ditahan oleh ingot retainging roller dan ditekan oleh ingot pusher agar tidak sampai jatuh, kemudian diterima oleh receiving arm menuju ke conveyor berikutnya dan disini aluminium batangan akan didinginkan kembali dengan semprotan air di cooling chamber. Kemudian dalam kondisi ini, aluminium batangan dideteksi, karena jika aluminium batangan kekecilan, kebesaran, cacat, atau kotor, maka dilakukan ingot discharger sebagai out product dan selanjutnya aluminium batangan yang lolos dari deteksi tersebut dipindahkan ke line up untuk dipindahkan oleh servo arm ke stock konveyor. Kecepatan mesin adalah 12 tonjam. Temperatur pencetakan 720 o C. berat ingot 22,7 kg. h Pengikatan Universitas Sumatera Utara Setelah ingot dicetak, lakukan penimbangan berat tumpukan tersebut. Lalu dilakukan pengikatan dan kemudian aluminium batangan yang telah diikat dengan strapping band dan diletakkan ke storage yard, yaitu tempat penyimpanan aluminium batanganPT.INALUM, 2003.

2.8 Standar Pengendalian Grade Produk