BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Umum Aluminium
Logam aluminium pertama kali ditemukan pada tahun 1825, tetapi baru dalam jumlah sedikit sebagai logam berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu yang lama
adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemem tertentu, terutama oksigen, dan suatu hal yang tidak mungkin pada waktu itu membersihkan logam tersebut dalam
jumlah yang begitu banyak. Masalah ini tetap tidak terpecahkan sampai ada perkembangan dalam teknologi dan teknik kelistrikan sehingga memungkinkan dengan
proses reduksi secara elektrolisa bisa menyuling sejumlah banyak logam alumina oksida aluminium yang disuling dari bijih aluminium. Produksi aluminium ini sangat tergantung
pada sumber listrik yang murah dan ini adalah merupakan alasan bahwa pabrik-pabrik pengolahan aluminium kepunyaan Inggris ditemukan di dataran Tinggi Skotlandia
dimana telah dikembangkan sejumlah sumber listrik hidro yang besar. Sumber aluminium terdapat dalam apa yang disebut dengan bauxites yang mana
mengandung oksida aluminium yang tak murni, bebas air, dan dengan silika juga oksida besi yang juga merupakan kotoran-kotoran utama. Bauksit ditemukan diseluruh dunia
terutama di daerah tropis dan subtropis, kebanyakan diolah dengan proses penuangan terbuka. Proses alumina Bayer umumnya digunakan untuk menyuling alumina dari
bauksit yang telah dihancurkan yang terlebih dahulu dibersihkan dengan larutan kaustik soda panas. Ini memisahkan alumina sebagai sodium alumina Love, 1986.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1886 Charles Hall dari USAmenghasilkan aluminium dari proses Elektrolisa alumina yang dipisahkan dari campuran kriolit Na
3
AlF
6
. Pada tahun yang sama Poult Heroult dari Perancis mendapatkan hak paten dari negaranya untuk proses
yang sama dengan Hall. Pada tahun 1983 kapasitas produksi aluminium dengan metode Hall-Heroult ini meningkat dan berkembanng pesat Grjothem, 1993.
2.2 Alumina
Alumina merupakan bahan baku di dalam proses elektrolisa dan digunakan sesuai dengan kesetimbangan stiokiometri, yang banyaknya mencapai 1,89 kg dalam suatu massa,
sebagai contoh : 1,89 kg Al
2
O
3
akan menghasilkan 1 kg aluminium. Alumina pertana kali ditemukan oleh orang Perancis tahun 1921. Alumina mempunyai morfologi bubuk
berwarna putih dengan berat molekul 102, titik lelehnya pada suhu 2050 C dan specific
gravity 3,5-4,0 grcm
3
. Alumina Al
2
O
3
merupakan senyawa oksida dari aluminium yang diperoleh dari proses pemurnian bauksit Al
2
O
3
x H
2
O yang disebut dengan proses Bayer, yang dilakukan pada tekanan 3 atm dan temperatur 160
C yang didasarkan kelarutan alumina. Proses Bayer terdiri dari tiga tahap reaksi, yaitu:
1. Pelarutan terhadap bauksit dengan menggunakan NaOH proses Ekstraksi
Al
2
O
3
.xH
2
O + 2 NaOH 2 NaAlO
2
+ x +1 H
2
O 2.
Selanjutnya dilakukan proses Dekomposisi 2 NaAlO
2
+ 4 H
2
O 2 NaOH + Al
2
O
3
. 3 H
2
O 3.
Alumina trihidrat yang terbentuk selanjutnya dikalsinasi menjadi alumina Al
2
O
3.
3H
2
O + kalor Al
2
O
3
+ H
2
O Temperatur kalsinasi sekitar 1250
C
Universitas Sumatera Utara
Alumina yang diperoleh dari proses Bayer di atas, kemudian diproses lanjut untuk mendapatkan aluminium. Proses yang digunakan pada saat ini adalah proses Hall-Heroult
PT.INALUM,2003.
2.3 Aluminium