Formalin yang berisi 40 formaldehida ini akan dilarutkan lagi dengan air untuk mencapai efektifitas tinggi dan persentasi seperti keadaan ketika hidup
menggunakan harga yang tidak mahal, sehingga dapat menghemat uang NICNAS, 2006
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan persentase formalin dengan waktu dekomposisi mayat?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
a. Mengetahui hubungan antara perbedaan persentase formalin terhadap waktu dekomposisi mayat.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui persentasi pelarutan formalin yang mempertahankan kesegaran dalam kurun waktu yang lama.
b. Mengetahui alasan mengapa formalin 10 yang digunakan untuk mengawetkan.
1.4. Manfaat penelitan
1.4.1. Pada peneliti
a. Memberi tambahan pengetahuan terhadap penggunaan formalin dan cairan pengawet lainnya dalam mengawetkan mayat.
b. Mendapatkan pengetahuan tentang hubungan persentase pelarutan formalin terhadap waktu dekomposisi mayat.
1.4.2. Pada pekerja yang mengawetkan mayat
a. Sebagai rujukan untuk mempelajari pengawetan lebih dalam. b. Memiliki pengetahuan lebih untuk menjadi pertimbangan dalam
menggunakan pengawet.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengetahui efektivitas terhadap masing-masing bahan pengawet yang diteliti.
1.4.3. Pada mahasiswa lain
a. Sebagai tambahan pengetahuan untuk mengawetkan mayat atau jaringan.
b. Sebagai bahan rujukan dalam menilai hubungan pelarutan dengan efektivitas cairan pengawet.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dekomposisi Mayat
Makhluk hidup yang telah menjadi mayat akan menjalani suatu proses dekomposisi menjadi bentuk yang teruraikan karena sel-sel tubuh tidak dapat
bekerja lagi. Nandy, 2000 2.1.1. Definisi
Keadaan yang disebut kematian adalah apabila organ-organ dalam tubuh manusia sudah tidak dapat bekerja secara bersama maupun individual karena tidak
berfungsinya pusat kontrolnya, yaitu di batang otak. Sharma Harish, 2005 Yang dimaksud dengan dekomposisi mayat adalah pemecahan struktur-
struktur sel menjadi bagian-bagian kecil pembentuk sel yang sudah terprogram karena kehilangan pasokan nutrisi dan oksigen yang disebabkan oleh ketidak-
mampuan tubuh untuk mendistribusikan darah karena kematian. Pembusukan mayat juga disebut sebagai Putrefaction dalam urutan dekomposisi mayat.Nandy,
2000 2.1.2. Mekanisme
Kejadian setelah kematian adalah dekomposisi mayat. Pertama kali yang terjadi adalah berhentinya jantung dan paru. Jantung yang tidak berdetak tidak
akan memungkinkan untuk darah supaya didistribusikan. Fungsi darah sendiri adalah pengangkut oksigen dan nutrisi-nutrisi lain yang nantinya akan digunakan
oleh sel-sel tubuh lain. Dengan tidak adanya asupan gizi dan oksigen untuk mempertahankan homeostasis kerja sel, maka sel akan dengan sendirinya merusak
bagian-bagian dalam sel untuk diubah menjadi asupan nutrisi cadangan. Pemecahan dilakukan dengan enzim lisosome. Kumar et al, 2010
Semakin lama, bagian sel-sel penting pun akan mulai menghilang, dan mulai akan terlihat pembengkakan sel karena mulai terjadi penarikan zat-zat dan
nutrisi secara paksa dari pembuluh darah untuk mempertahankan kerja sel yang
Universitas Sumatera Utara