cerna, ditambah dengan tablet kedua sebesar 500 mg yang diberikan pada waktu makan malam apabila masih tetap terjadi hiperglikemia Katzung, 2002.
2.4.4 Efek Samping
Efek toksik yang paling sering pada metformin adalah pada saluran cerna anoreksia, mual, muntah, keluhan abnominal, diare dan terjadi sampai sebesar
20 pada pasien Katzung, 2002.
2.5 Penetapan Kadar Metformin HCl dengan metoda Spektrofometri
Ulatraviolet 2.5.1 Penetapan Kadar Metfromin HCl
Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV penetapan kadar metformin hidroklorida sediaan tablet adalah dengan metode spektrofotometri Ultraviolet,
menggunakan air sebagai pelarut dengan panjang gelombang 232 nm.
2.5.2 Spektrofotometri Ultraviolet
Spekrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar spektrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang Khopkar, 2008. Bila cahaya
monokromatik maupun campuran jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan sebagian diserap dalam medium itu, dan
sisanya diteruskan Basset, dkk., 1994.
Universitas Sumatera Utara
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual, yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh
macam-macam zat kimia sehingga dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian yang lebih besar Day dan Underwood, 1983.
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang
diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap
lainnya Rohman dan Sudjaji, 2007.
2.5.3 Hukum Lambert-Beer
Pengukuran serapan cahaya oleh larutan molekul diatur dengan hukum Lambert- Beer, yang ditulis sebagai berikut:
Log I I
t
= A = ε bc Dengan I
adalah intensitas radiasi yang masuk, I
t
adalah intensitas radiasi yang ditransmisikan , A dikenal sebagai absorbans dan merupakan ukuran jumlah
cahaya yang diserap oleh sampel, ε adalah tetapan yang dikenal sebagai koefisien
ekstingsi molar dan merupakan absorbans larutan 1 M analit tersebut, b adalah panjang jalur sel dalam cm, biasanya 1 cm, dan c adalah konsentrasi analit dalam
mol per liter Watson, 2010. Dalam produk farmasi, konsentrasi dan jumlah biasanya dinyatakan dalam
gram atau miligram dan bukan dalam mol sehingga untuk keperluan analisis produk ini, hukum Lambert-Beer ditulis dalam bentuk berikut ini:
A = A 1, 1cm bc
Universitas Sumatera Utara
A adalah absorbans yang diukur, A 1, 1cm adalah absorbans larutan 1 bv g100 ml dalam satu sel berukuran 1 cm, b adalah panjang jalur dalam
cm, dan c adalah konsentrasi sampel dalam g100 ml. Karena pengukuran biasanya dibuat dalam sel berukuran 1 cm Watson, 2010.
2.5.4 Instrument Spektrofotometri UV 1. Sumber