Peluang dan potensi burung liar dalam penyebaran New Castle Disease di Sulawesi Selatan

SYAFRIL DAULAY. PELUANG DAN POTENSI BURUNG LIAR DALAM
PENYEBARAN NEWCASTLE DISEASE DI SULAWESI SELATAN.
Dibimbing oleh : MLARTHEN, B.M. MALOLE sebagai ketua; WIDIYANTO
DWI SURYA; RETNO DAMAYANTI SOEJOEDONO; SOFJAN
S U D W J A T D, dan EMIR ALKISAH SIREGAR,SKM (Almarhum)
sebagai anggota,
Burung liar banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan di dalam
masyarakat, karena suaranya indah, suara menirukan ucapan manusia, dan
kepentingan budaya serta acara ritual keagamaan.
Penangkapan burung liar telah menjadi ancaman dalam penyebaran Newcastle
disease (ND)terhadap peternakan komersial.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkot prevalensi antibodi ND pada
populasi burung liar yang disampling, melakukan isolasi dan identifikasi virus ND
dari spesimenlswab, melakukan karakterisasi sifat patogenitas isolat virus yang
diperoleh secara invivo pada anak ayam dan telur berernbrio Speczfic Pathogen
Free, melakukan karakterisasi moiekuler isolate virus ND yang telah diketahui
sifat biologiknya dan inelakukan risk analisis terhadap kejadian ND pada burung
6 iar
Prasurvei dilakukan sebelum menentukan jenis burung Iiar yang akan diambil
sebagai sampel pada penelitian ini. Serum diambil dari sampel burung liar dan
diuji untuk mengetahui titer antibodi terhadap ND, swab kloaka untuk isolasi

virus dari 100 ekor burung liar (dari lima jenis burung liar).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung liar sering tampak sehat tanpa
menunjukkan gejala klinis ND, namun dari uji serologi diperoleh bervariasi mulai
dari titer HI (0 log2) sebanyak enam puluh dua serum reaktor; titer rendah (1-3
Log2) sebanyak tiga puluh serum reaktor dan titer tinggi (4-7 Log 2 ) sebanyak
delapan serum reaktor.
Isolasi yang dilakukan berhasil memperoleh dua isolat virus ND dari swab
kloaka, masing-masing berasal dari burung merpati sulawesi (M16) dan dari
burung tekukur (T3). Uji Biologi serta karakterisasi lebih lanjut dengan biologi
niolekuler yaitu Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT- PCR)
dan analisa enzim restriksi merupakan diagnosa yang tepat; dengan metoda
InrracerebraE Pathogenicity Index dan Intravenous Pathogenicity Index, diperoleh
hasil virus (M16 dan T3) merupakan virus virulen yang selanjutnya diuji
sekuensing nuleotidanya.