POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM PENGEMBA

POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM
PENGEMBANGAN PARIWISATA GUNUNG
SALAK ENDAH
OLEH:
HIMAWAN BRAHMANTYO dan KUSMAYADI
SARI
Di masa yang akan datang, pengembangan pariwisata desa diharapkan akan semakin luas, karena pariwisata diyakini banyak
kalangan akan menjadi akselerator pembangunan di pedesaan.
Pembangunan pertanian yang bernuansakan pariwisata akan
memberikan efek ganda bagi kegiatan perekonomian lainnya.
Makalah ini mencoba memaparkan hasil penelahaan mengenai
potensi pariwisata di Gunung Salak Endah.***

PEN DAHULUAN
Indonesia terletak di belahan bumi yang dilewati garis
khatulistiwa,
yang
dikenal
dengan
ungkapan
kata

bagaikan untaian ratna mutumanikam di garis khatulistiwa.
Letak geografis ini menyebabkan Indonesia beriklim tropis
yang mempunyai perbedaan
dua musim yang sangat jelas.
Tingginya curah hujan dan
panasnya pancaran sinar mata
hari, sangat bermanfaat bagi
sumber kehidupan. Oleh karena itu merupakan hal wajar
apabila Indonesia merupakan
mega-biodiversity di lapisan
biosfer ini. Kondisi ini telah
dimanfaatkan manusia untuk
mengembangkan tanaman per-

tanian,
sehingga
Indonesia
dikenal pula sebagai negara
agraris.
Namun demikian, sebutan

negara agraris tidak tercermin
dari kenyataan yang dialami
negeri ini.
Untuk kebutuhan
pokok dalam negeri pun masih
harus mengimpor dari negaranegara tetangga. Hal ini antara
lain disebabkan oleh rendanya
pengetahuan dan penguasaan
teknologi dari para pelaku pertanian.
Apabila berbicara tentang
masalah pertanian, maka di Indonesia adalah identik dengan
pedesaan, karena sebagian besar wilayah pertanian berada di
pedesaan. Ditinjau dari sudut
kepariwisataan, desa merupa-

Himawan Brahmantyo, SE, MM dan Kusmayadi Dosen STP Trisakti

85-109

86


J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

kan asset yang tak ternilai harganya. Sumber daya desa di
Indonesia
memiliki
unsur
keindahan
(natural-beauty),
keaslian
(originality),
kelangkaan (scarcity) dan keutuhan (wholesomeness). Di samping itu, desa juga memiliki
keanekaragaman flora dan fauna, agroekosistem dan gejala
alam, adat-istiadat yang dapat
dijadikan sebagai objek daya
tarik
wisata
bila
dikemas
secara profesional.

Keadaan
yang
seperti
digambarkan di atas, merupakan keunggulan dan keandalan
pariwisata Indonesia.
Keunikan dan kekhasan senibudaya dan keadaan ekosistem
desa setempat merupakan arah
selera dunia masa kini. Oleh
karena itu harus dilestarikan,
dikembangkan,
dipromosikan
dengan penuh percaya diri
guna memperkokoh jati diri desa.
Untuk itu, maka telah dilakukan penelitian mengenai
identifikasi
peluang-peluang
yang ada di desa untuk dikembangkan ke arah pariwisata
desa.
Identifikasi ini penelitian
deskriptif yang dilakukan di

wilayah
Desa
Gunungsari
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109

GAM BARAN UM UM LO KASI
PEN ELITIAN
Kondisi Geografis
Desa Gunung Sari berada
di
dataran
Bogor
dengan
ketinggian antara 600 sampai
dengan 800 meter di atas permukaan laut (dpl). Keragaman
elevasi ini menunjukkan suatu
potensi yang memungkinkan
untuk dikembangkan diversifikasi produk pariwisata, antara

lain agrowisata dengan komoditas tanaman dataran rendah
sampai dataran tinggi. Curah
hujan rata-rata per tahun adalah 2000-3000 mm dengan
jumlah hari hujan sebanyak
205 hari.
Suhu rata-rata
berkisar antara 20 oC pada
malam hari dan 28oC pada
siang hari.
Tingkat kesuburan tanah di
desa
ini
sebagian
besar
(432,24 ha) tergolong subur
dan sisanya (251 ha) tergolong
sedang, dengan kedalaman solum tanah sampai 50 cm.
Tingkat kedalaman solum tersebut sangat berguna bagi
pengembangan pertanian karena mempunyai ketebalan top
soil yang memadai untuk ‘perakaran’ tanaman.


an
ISSN 1411-1527

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

W ilayah Adm instratif Desa
Gunung sari dan Gunung Salak Endah
Secara administratif, Desa
Gunung Sari yang terletak di
belahan Barat Gunung Salak
termasuk Kecamatan Pamijahan dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
sebelah Utara Desa Pamijahan,
sebelah Selatan tanah kehutanan, sebelah Barat Desa
Ciasihan dan sebelah Timur
Desa Gunung Picung.
Di wilayah ini ditetapkan
suatu kawasan wisata yang dinamakan Gunung Salak Endah
(GSE). Yang dinamakan Kawasan
Gunung

Salak
Endah
mempunyai luas sektar 256,7
hektar berpusat di Kampung
Lokapurna, yaitu suatu kawasan yang pada awalnya dikelola
oleh Perum Perhutani. Namun
dalam perkembangannya, mulai tahun 1992, kawasan ini dicanangkan
sebagai
Daerah
Tujuan Wisata melalui Keputusan Bupati KDT II Bogor yang
berkaitan dengan Perda No. 13
tahun 1992 tentang Retribusi
Usaha Sarana Pariwisata dan
Masuk ke Objek dan Daya Tarik
Wisata.
Secara administratif dan
kependudukan, kawasan GSE
berada di bawah pemerintahan

87


Desa Gunung Sari, walaupun
kepemilikan lahan di wilayah
tersebut tidak termasuk ke dalam wilayah pembangunan melalui APBD (Anggaran, Pendapatan dan Belanja Desa) karena
status kepemilikan lahan yang
sampai saat ini belum tuntas
dipindahkan
dari
pihak
Perhutani kepada Yayasan Veteran Lokapurna.
Sehubungan dengan hal di
atas, maka dapat dipahami
apabila perkembangan kawasan ini sangat lambat. Oleh karena itu, maka upaya mengembangan kawasan tersebut perlu
dilakukan koordinasi dan kesepakatan pengelolaan dengan
pihak-pihak yang terkait.
Luas W ilayah dan
Penggunaan Lahan di Desa
Gunung Sari
Luas wilayah seluruhnya
adalah 683.240 Ha dengan tofografi dataran bergelombang

sampai perbukitan. Tofografi
dataran sampai bergelombang
seluas 432,24 ha dan perbukitan seluas 251 ha. Dari
luas
lahan
tersebut,
penggunaan yang terluas diperuntukan
bagi
pengembangan pertanian sawah berpengairan ½ teknis (irigasi)
seluas 349.230 hektar sedangkan untuk pembangunan pem-

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109

SSN 1411-1527

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

88

ukiman seluas 44,03 ha dan

selainnya digunakan untuk:
!

Perkantoran

=

0,65 ha

!

Sekolah

=

1,20 ha

!

Pasar

=

0,20 ha

!

Tempat ibadah =

1,50 ha

!

Kuburan

=

2,00 ha

!

Jalan

= 11,50 ha

!

Lainnya

= 251,00 ha

Di samping itu, terdapat
pula lahan sebagai kawasan
hutan lindung seluas 333.330
hektar. Keberadaan hutan lindung di wilayah ini merupakan
salah satu potensi yang sangat
besar bagi pengembangan pariwisata baik wisata alam terbuka maupun wisata ekologi di
wilayah ini. Namun, berdasarkan informasi dari masyarakat
setempat, keutuhan hutan lindung ini sudah mulai terganggu
oleh aktivitas masyarakat yang
semakin meningkat sebagai
akibat dari tekanan kebutuhan
ekonomi.
Oleh karena itu,
pembangunan pariwisata di
daerah ini perlu memperhatikan keberlangsungan lingkungannya.
Aksesibilitas W ilayah
Lokasi pusat pemerintahan
desa berdekatan dengan pusat
pemerintahan
Kecamatan
Pamijahan yaitu lebih kurang
50 meter. Sedangkan jarak ke

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109

ibu kota kabupaten lebih kurang 50 kilo meter dengan
waktu tempuh 1,5 jam.
Untuk menuju lokasi Desa
Gunung Sari dapat ditempuh
melalui beberapa alternatif antara lain melalui Cibatok, dari
jalan raya dapat ditempuh
dengan
kendaraan
umum
angkutan pedesaan sampai di
lokasi desa. Alternatif lainnnya, dapat ditempuh melalui
jalur
Tapos
II
(KUNAK).
Demikian pula angkutan dari
kota kabupaten Bogor, lalulintas kendaraan tidak pernah
berhenti selama 24 jam.
Kondisi jalan dari jalan raya
menuju lokasi cukup baik, namun lebar badan jalan masih
dianggap
kurang,
sehingga
perpapasan kendaraan dari
arah yang berlawanan sering
agak terhambat.
Sarana dan Prasarana
Walaupun desa ini berada
cukup jauh dari ibu kota kabupaten, namun sarana prasarananya
telah
dibangun.
Prasarana utama yang meningkatkan akesibilitas desa ke luar
desa dan mobilitas penduduk
adalah prasarana transportasi.
Kondisi jalan di desa penelitian
terdiri atas jalan kabupaten
sepanjang 8,5 km diaspal dan
jalan desa sepanjang 6,5 km

an
ISSN 1411-1527

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

kondisinya masih terbuat dari
batu dan 2 km jalan tanah.
Sarana transportasi umum
yang digunakan masyarakat
terdiri atas kendaraan roda
empat sebanyak 30 buah dan
kendaraan roda dua sebanyak
152 buah. Saran ini digunakan
sebagai sarana angkutan darat
yang untuk mobilitas penduduk
ke luar dan ke dalam desa.
Sarana komunikasi dan informasi di lokasi terdiri atas
telepon, televisi dan radio dan
surat kabar.
Sarana komunikasi telepon terdiri atas 62
milik pribadi dan tiga unit sebagai sarana pelayanan umum.
Sedangkan sarana informasi
teridiri atas 756 televisi dan
1232 unit radio, kesemuanya
milik pribadi. Di samping itu,
jangkauan telepon bergerak ke
lokasi juga cukup baik sehingga masalah komunikasi ke lokasi ini tidak menjadi masalah.
KO N DISI
M AN USIA

SUM BER

DAYA

Kependudukan
Penduduk merupakan sumber daya yang sangat menentukan di dalam pembangunan
termasuk pengembangan pariwisata.
Oleh karena itu,
pengenalan terhadap kondisi
sumber daya manusia di wila-

89

yah pengembangan sangat diperlukan.
Variabel
kependudukan,
sering
juga
disebut faktor demografi dapat
ditinjau dari berbagai aspek
antara lain; faktor jumlah, usia,
kelamin, pendidikan, dan mata
pencaharian.

Penduduk Menurut Umur dan
Jenis Kelamin
Pada
tahun
1998,
penduduk Desa Gunung Sari
berjumlah 9.184 orang dengan
jumlah Kepala Keluarga (KK)
sebanyak 1.858 KK. Dengan
demikian kepadatan penduduk
mencapai 74 orang per km
persegi.
Identifikasi sumber daya
manusia berdasarkan klasifikasi umur, berkaitan erat
dengan identifikasi angkatan
kerja dan partisipasi angkatan
kerja
di
wilayah
desa
penelitian.
Komposisi
penduduk
menurut umur dan jenis kelamin di lokasi penelitian seperti disajikan pada Tabel berikut:

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109

SSN 1411-1527

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

90

TABEL 1.

Jumlah penduduk Desa Gunung Sari Menurut Umur dan jenis kelamin,
tahun 1998
UMUR (tahun)