Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Chikungunya di Kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea

PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN
VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA
DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA

MUHAMMAD ALIF

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASINYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan
Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang
Chikungunya Di Kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Januari 2008

Muhammad Alif
P 054050091

ABSTRACT
MUHAMMAD ALIF. The Influences of the Type of Naration Language and
Video Visual Message Toward The Improvement of Knowledge on Chikungunya
Among Students of SMAN 1 Ciampea. Under direction of SYAHRUN
HAMDANI NASUTION and FARIDA ROHADJI.
This research was conducted to determine the influences of the type of
naration language and video visual message toward the improvement of
knowledge on Chikungunya, among students of SMAN 1 Ciampea, Bogor. This
experiment had been conducted to 80 students which were selected purposively
and divided into four treatment group. Data was analyzed using paired sample ttest, analysis of varians, and Duncan’s multiple range test.
The result shows that, there is an improvement of knowledge, among
students after watching the video on Chikungunya. However, there is no
significant difference of knowledge on Chikungunya, on the influence of the use
of Sundanese and Bahasa Indonesia. Similarly, there is no significant difference
about the video treatment between realistic visualization (motion) and graphic

visualization (still). All four treatment combinations do not show any significant
difference in the student’s knowledge improvement on Chikungunya.
Keywords : Video, Language Narration, Visual Message, Chikungunya

ABSTRAK
MUHAMMAD ALIF. Pengaruh Jenis Bahasa Narasi Dan Bentuk Pesan Visual
Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Chikungunya Di kalangan Siswa
SMAN 1 Ciampea. Dibimbing oleh SYAHRUN HAMDANI NASUTION dan
FARIDA ROHADJI.
.
Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat pengaruh jenis bahasa narasi dan
bentuk pesan visual video terhadap peningkatan pengetahuan tentang
Chikungunya dikalangan siswa SMAN 1 Ciampea. Penelitian eksperimen ini
dilakukan pada 80 siswa yang dipilih secara purposive dan dibagi menjadi empat
kelompok perlakuan. Data dianalisa dengan menggunakan uji t-test, analisa sidik
ragam dan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan setelah melihat video, terdapat peningkatan
pengetahuan siswa tentang penyakit Chikungunya. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan di antara para siswa, namun perbedaan tersebut tidak signifikan
terjadi pada jenis bahasa narasi, yaitu antara bahasa Sunda dan bahasa Indonesia,

demikian juga dengan bentuk pesan visual, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara visual realistik dan visual diam sehingga seluruh perlakuan yaitu
4 (empat) kombinasi perlakuan dalam penelitian ini, tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata pada peningkatan pengetahuan siswa tentang Chikungunya.
Meskipun tidak terdapat perbedaan nyata pada semua kombinasi perlakuan,
namun 4 (empat) kombinasi perlakuan tersebut efektif digunakan pada
penyampaian informasi tentang penyakit Chikungunya.
Kata kunci: Video, Bahasa Narasi, Pesan Visual, Chikungunya

© Hak cipta milik IPB tahun 2008
Hak cipta dilindungi
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik
atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
atau seluruh karya ilmiah dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN
VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA
DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA

MUHAMMAD ALIF

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Judul

Nama
NRP

Program Studi

: Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual
Video terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang
Chikungunya di Kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea
: Muhammad Alif
: P 054050091
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dra. Farida Rohadji, MS
Anggota

Dr. drh. Syahrun Hamdani Nasution
Ketua

Diketahui


Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS

Tanggal Ujian : 23 Januari 2008

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Lulus :

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS

i

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Jenis
Bahasa Narasi Dan Bentuk Pesan Visual Video terhadap Peningkatan
Pengetahuan tentang Chikungunya di kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP), SPs IPB.
Terima kasih mendalam penulis sampaikan kepada yang tercinta ayahanda
Drs. H. Faridal Arkam. M.Pd dan ibunda Hj. Chairiah S.Sos yang selalu
mendoakan keberhasilan penulis, serta adik-adik penulis Hanifah Ayu SP dan
Syarifah Aini yang telah memberi dukungan
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan tersusun tanpa bantuan
berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. drh. Syahrun Hamdani
Nasution selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dra. Farida Rohadji, MS
selaku anggota komisi pembimbing yang telah memacu dan membantu penulis
dalam penyelesaian penulisan tesis, serta dengan sabar dan tulus telah
memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ketua Program Studi
KMP sekaligus Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis Bapak Prof. Dr. Ir. H.
Sumardjo, MS dan seluruh dosen pengasuh mata kuliah yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, serta staf sekretariat KMP dan staf sekretariat SPs IPB

yang banyak membantu penulis dalam administrasi.
Ich bedanke mich bei Nurmelati Septiana, die mir beim Schreiben meiner
wissenschaftlichen Arbeit schon viel geholfen hat. Vielen Dank für alles.
Hoffentlich gehen unsere Wünsche in Erfüllung.
Terimakasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa KMP :
Afia Tahoba, Badri, Haris, Selly, Ponti, Firmanto, Ikhsan, Sukri, Anna, Farida,
Fahir, Deni, Albert, Yasinta, Etik, Fuad, yang selama ini bekerjasama dalam studi,
interaksi dan membantu dalam penyelesaian tesis ini.

ii

Terima kasih penulis sampaikan kepada M. Aqil, Hendri Petrusi, Mamak
Yazid, Rauf Agri FM serta Komunitas Underground yang selama ini menjadi
penyemangat dan inspirasi dalam hidup.
Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini terdapat kekurangan, oleh
karena itu dengan segala keterbukaan diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Semoga tesis ini


bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bogor, Januari 2008

Penulis

PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN
VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA
DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA

MUHAMMAD ALIF

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASINYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan

Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang
Chikungunya Di Kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2008

Muhammad Alif
P 054050091

ABSTRACT
MUHAMMAD ALIF. The Influences of the Type of Naration Language and
Video Visual Message Toward The Improvement of Knowledge on Chikungunya
Among Students of SMAN 1 Ciampea. Under direction of SYAHRUN
HAMDANI NASUTION and FARIDA ROHADJI.
This research was conducted to determine the influences of the type of
naration language and video visual message toward the improvement of
knowledge on Chikungunya, among students of SMAN 1 Ciampea, Bogor. This

experiment had been conducted to 80 students which were selected purposively
and divided into four treatment group. Data was analyzed using paired sample ttest, analysis of varians, and Duncan’s multiple range test.
The result shows that, there is an improvement of knowledge, among
students after watching the video on Chikungunya. However, there is no
significant difference of knowledge on Chikungunya, on the influence of the use
of Sundanese and Bahasa Indonesia. Similarly, there is no significant difference
about the video treatment between realistic visualization (motion) and graphic
visualization (still). All four treatment combinations do not show any significant
difference in the student’s knowledge improvement on Chikungunya.
Keywords : Video, Language Narration, Visual Message, Chikungunya

ABSTRAK
MUHAMMAD ALIF. Pengaruh Jenis Bahasa Narasi Dan Bentuk Pesan Visual
Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Chikungunya Di kalangan Siswa
SMAN 1 Ciampea. Dibimbing oleh SYAHRUN HAMDANI NASUTION dan
FARIDA ROHADJI.
.
Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat pengaruh jenis bahasa narasi dan
bentuk pesan visual video terhadap peningkatan pengetahuan tentang
Chikungunya dikalangan siswa SMAN 1 Ciampea. Penelitian eksperimen ini
dilakukan pada 80 siswa yang dipilih secara purposive dan dibagi menjadi empat
kelompok perlakuan. Data dianalisa dengan menggunakan uji t-test, analisa sidik
ragam dan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan setelah melihat video, terdapat peningkatan
pengetahuan siswa tentang penyakit Chikungunya. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan di antara para siswa, namun perbedaan tersebut tidak signifikan
terjadi pada jenis bahasa narasi, yaitu antara bahasa Sunda dan bahasa Indonesia,
demikian juga dengan bentuk pesan visual, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara visual realistik dan visual diam sehingga seluruh perlakuan yaitu
4 (empat) kombinasi perlakuan dalam penelitian ini, tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata pada peningkatan pengetahuan siswa tentang Chikungunya.
Meskipun tidak terdapat perbedaan nyata pada semua kombinasi perlakuan,
namun 4 (empat) kombinasi perlakuan tersebut efektif digunakan pada
penyampaian informasi tentang penyakit Chikungunya.
Kata kunci: Video, Bahasa Narasi, Pesan Visual, Chikungunya

© Hak cipta milik IPB tahun 2008
Hak cipta dilindungi
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik
atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
atau seluruh karya ilmiah dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN
VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA
DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA

MUHAMMAD ALIF

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Judul

Nama
NRP
Program Studi

: Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual
Video terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang
Chikungunya di Kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea
: Muhammad Alif
: P 054050091
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dra. Farida Rohadji, MS
Anggota

Dr. drh. Syahrun Hamdani Nasution
Ketua

Diketahui

Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS

Tanggal Ujian : 23 Januari 2008

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Lulus :

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS

i

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Jenis
Bahasa Narasi Dan Bentuk Pesan Visual Video terhadap Peningkatan
Pengetahuan tentang Chikungunya di kalangan Siswa SMAN 1 Ciampea” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP), SPs IPB.
Terima kasih mendalam penulis sampaikan kepada yang tercinta ayahanda
Drs. H. Faridal Arkam. M.Pd dan ibunda Hj. Chairiah S.Sos yang selalu
mendoakan keberhasilan penulis, serta adik-adik penulis Hanifah Ayu SP dan
Syarifah Aini yang telah memberi dukungan
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan tersusun tanpa bantuan
berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. drh. Syahrun Hamdani
Nasution selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dra. Farida Rohadji, MS
selaku anggota komisi pembimbing yang telah memacu dan membantu penulis
dalam penyelesaian penulisan tesis, serta dengan sabar dan tulus telah
memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ketua Program Studi
KMP sekaligus Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis Bapak Prof. Dr. Ir. H.
Sumardjo, MS dan seluruh dosen pengasuh mata kuliah yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, serta staf sekretariat KMP dan staf sekretariat SPs IPB
yang banyak membantu penulis dalam administrasi.
Ich bedanke mich bei Nurmelati Septiana, die mir beim Schreiben meiner
wissenschaftlichen Arbeit schon viel geholfen hat. Vielen Dank für alles.
Hoffentlich gehen unsere Wünsche in Erfüllung.
Terimakasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa KMP :
Afia Tahoba, Badri, Haris, Selly, Ponti, Firmanto, Ikhsan, Sukri, Anna, Farida,
Fahir, Deni, Albert, Yasinta, Etik, Fuad, yang selama ini bekerjasama dalam studi,
interaksi dan membantu dalam penyelesaian tesis ini.

ii

Terima kasih penulis sampaikan kepada M. Aqil, Hendri Petrusi, Mamak
Yazid, Rauf Agri FM serta Komunitas Underground yang selama ini menjadi
penyemangat dan inspirasi dalam hidup.
Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini terdapat kekurangan, oleh
karena itu dengan segala keterbukaan diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Semoga tesis ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bogor, Januari 2008

Penulis

iii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 April 1982 sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara dari Drs. H. Faridal Arkam. M.Pd dan Hj. Chairiah
S.Sos.
Pendidikan SDN 03, SLTPN 144 dan

SMUN 83 lulus tahun 1999.

Kemudian melanjutkan studi di Jurusan komunikasi, Universitas Muhammadiyah
Jakarta dan lulus tahun 2004. Tahun 2005 penulis diterima di Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana IPB,
kemudian menyelesaikannya tahun 2008.

iv

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

viii

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

Latar Belakang..................................................................................

1

Perumusan Masalah ..........................................................................

5

Tujuan Penelitian ..............................................................................

7

Kegunaan Penelitian ................................................................. .......

8

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

9

Komunikasi massa ............................................................................

9

Media audiovisual video...................................................................

10

Format medium video.......................................................................

12

Narasi

............................................................................................

12

Jenis Bahasa Narasi ..........................................................................

14

Bahasa Indonesia ..............................................................................

15

Bahasa Sunda ...................................................................................

16

Bentuk Pesan Visual ................................................................. .......

17

Visualisasi Realistik .........................................................................

17

Visualisasi Grafis atau Gambar Diam ..............................................

19

Tahap Pengembangan Pesan Video..................................................

21

Peningkatan Pengetahuan .................................................................

21

Efek Media Audiovisual ...................................................................

22

Chikungunya.....................................................................................

23

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ....................................

27

Kerangka Pemikiran .........................................................................

27

Bahasa Narasi Sunda versus Bahasa Narasi Indonesia ............

27

v

Visual Gambar Realistik versus Visual gambar Diam..............

29

Hipotesis ...........................................................................................

33

METODOLOGI PENELITIAN..............................................................

34

Lokasi Penelitian ..............................................................................

34

Populasi dan Sampel Penelitian........................................................

34

Desain Penelitian ..............................................................................

34

Tahapan Penelitian............................................................................

35

Metode Pengambilan Data................................................................

36

Instrumen ..........................................................................................

36

Analisis Data.....................................................................................

37

Validitas dan Realibilitas..................................................................

37

Uji Coba dan Evaluasi Media ...........................................................

38

Definisi Operasional .........................................................................

39

HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................

41

Gambaran Umum SMAN 1 Ciampea...............................................

41

Karakteristik Responden...................................................................

41

Pengetahuan Awal dan Akhir Responden ........................................

44

Peningkatan Pengetahuan .................................................................

47

Pengaruh Bahasa Narasi ...................................................................

50

Pengaruh Pesan Visual. ....................................................................

54

Pengaruh Interaksi Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual ...........

58

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................

61

Kesimpulan .......................................................................................

61

Saran .................................................................................................

62

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

63

LAMPIRAN............................................................................................

68

vi

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

1. Matriks Tabel Desain Faktorial 2 x 2.................................................

35

2. Distribusi Hasil Uji Coba dan Evaluasi Video Pada Berbagai
Kelompok Perlakuan .........................................................................

39

3. Karakteristik Responden ....................................................................

42

4. Skor Pengetahuan Awal Responden ..................................................

45

5. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Skor Pengetahuan
Awal Responden ................................................................................45
6. Skor Pengetahuan Akhir Responden..................................................

46

7. Hasil Analisa Sidik Ragam ................................................................

46

8. Skor Pre-Test, Post-Test dan Peningkatan Pengetahuan ...................

47

9. Hasil Analisa t Test ............................................................................

48

10. Hasil Rataan Skor Peningkatan Pengetahuan ...................................

49

11. Hasil Analisa Sidik Ragam Dua Arah...............................................

50

12. Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan................................................

59

vii

DAFTAR GAMBAR
No.

Halaman

1. Kerangka Penelitian ............................................................................

32

2. Grafik Rata-Rata Peningkatan Pengetahuan .......................................

49

3. Peningkatan Pengetahuan ...................................................................

58

viii

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Halaman

1. Desain Pesan Dalam Format Visual Realistik Dengan Bahasa Sunda

68

2. Desain Pesan Dalam Format Visual Realistik Dengan
Bahasa Indonesia.................................................................................

77

3. Desain Pesan Dalam Format Visual Diam Dengan Bahasa Sunda....

87

4. Desain Pesan Dalam Format Visual Diam Dengan
Bahasa Indonesia...............................................................................

97

5. Kuesioner Karakteristik Responden...................................................

107

6. Kuesioner Tanggapan Video..............................................................

110

7. Kuesioner Penelitian Untuk Mendapatkan Data Peningkatan
Pengetahuan Responden ....................................................................

113

8. Karakteristik Responden ....................................................................

117

9. Data Pre-Test, Post-Test dan Skor Peningkatan Pengetahuan...........

120

10. Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan................................................

122

11. Reliabilitas Instrumen Media ............................................................

124

12. Reliabilitas Instrumen Peningkatan Pengetahuan .............................

126

13. Hasil Analisa Sidik Ragam Pre Test .................................................

128

14. Hasil Analisa Sidik Ragam Post Test ...............................................

129

15. Uji Paired Sample t-Test ...................................................................

130

16. Hasil Analisa Sidik Ragam dan Uji Wilayah Duncan ......................

131

17. Hasil Analsia Interaksi Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan VISUAL

132

18. Ijin Penelitian ....................................................................................

133

19. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .........................................

134

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menghasilkan begitu
banyak media komunikasi yang dapat digunakan untuk mendiseminasikan informasi
kepada masyarakat. Semakin banyak media yang tersedia, maka pertimbangan para
perencana dalam menetapkan dan menggunakan media komunikasi yang tepat untuk
membantu mendiseminasikan informasi juga semakin rumit.
Salah satu media yang potensial bagi upaya mendiseminasikan informasi
kepada khalayak adalah dengan medium video. Pesan melalui media video dapat
dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan, informasi dan hiburan (entertainment)
kepada masyarakat karena mampu menarik perhatian orang dan dapat menjangkau
khalayak dalam bentuk kelompok, serta membuat penonton menghayati pesan-pesan
yang persuasif dan menggugah emosi penontonnya.
Medium video dapat membantu masyarakat belajar secara maksimal, menurut
Tiffon dan Combes (dalam Schramm, 1974) medium ini dapat menyampaikan pesan
dengan cara yang lebih konkrit dan jelas daripada pesan yang disampaikan melalui
kata-kata yang terucap atau kata-kata yang tercetak. Memanfaatkan medium ini,
diseminasi informasi berisi pesan-pesan instruksional akan menjadi lebih produktif,
segera, lebih efektif dan efisien (Kemp, 1975). Hal ini dikarenakan informasi atau
materi belajar dalam program video dapat dibuat secara lokal, sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi dilapangan (Miller, 1973).
Keefektifan penyajian pesan dalam medium audio visual seperti video,
dipengaruhi oleh unsur gerak yang dinamik serta suara. Karenanya, jenis bahasa dan
bentuk pesan visual yang digunakan untuk menjelaskan setiap tahapan pesan yang
disampaikan harus diperhatikan dalam perencanaan pembuatan pesan melalui video.
Bahasa pada dasarnya merupakan alat komunikasi (baik lisan maupun tulisan) bagi
orang-orang untuk berinteraksi dengan orang lain dan juga sebagai alat untuk
berpikir. Pesan visual seperti gambar hidup dan gambar diam akan mempengaruhi

2

daya tarik penontonnya, sehingga tingkat penerimaan pesan sangat ditunjang oleh
jenis bahasa yang digunakan dan bentuk visual yang ditampilkan.
Di Indonesia penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi sangatlah
bervariasi, hal ini dikarenakan masyarakat yang heterogen dengan budaya yang
berbeda-beda. Sehingga, salah satu cara untuk menjembatani perbedaan tersebut
adalah dengan menyepakati satu sistem simbol yang dapat dipergunakan untuk saling
bertukar pesan, agar diperoleh suatu kesamaan makna bagi para pelaku
komunikasinya. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan komunikasi bagi masyarakat Indonesia yang memiliki perbedaan
budaya antara daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga bahasa ini juga
merupakan bahasa resmi yang wajib dipergunakan sebagai bahasa pengantar bagi
proses pendidikan, kantor-kantor pemerintahan maupun swasta dan media
komunikasi yang ada di Indonesia.
Meskipun bahasa Indonesia digunakan oleh penduduk Indonesia sebagai alat
komunikasinya, namun masih banyak penduduk yang menggunakan bahasa
daerahnya untuk mempermudah proses pertukaran pesan pada masyarakat
sedaerahnya. Bahasa daerah selain merupakan bahasa yang digunakan sejak lahir
(bahasa ibu), juga merupakan salah satu simbol hubungan kekerabatan atau simbol
asal daerah dari orang yang mempergunakannya.
Desain suatu pesan media haruslah berorientasi pada khalayak, sehingga
mengharuskan perancang media komunikasi harus mempertimbangkan unsur-unsur
penunjang dalam media yang ingin digunakan untuk menyebarkan pesan yang ingin
disampaikan ke khalayak sasaran, agar informasi yang disampaikan menjadi efektif.
Adanya banyak jenis bahasa yang dipergunakan masyarakat di Indonesia, menjadi
salah

satu

aspek

yang

harus

dipertimbangkan

perencana

media

dalam

menyebarluaskan informasi yang ingin disampaikan agar pesan dapat dengan mudah
diterima dan memiliki daya tarik yang dapat mempengaruhi persepsi khalayaknya.
Penggunaan bahasa yang berorientasi pada khalayak menjadi penentu
keefektifan pesan yang disampaikan. Ini berarti bahwa dalam pembuatan atau desain
pesan suatu media pun haruslah mempertimbangkan jenis bahasa yang dipergunakan

3

agar pesan pada media tersebut dapat diterima dengan mudah oleh khalayak dan
tercipta komunikasi yang efektif.
Selain aspek bahasa, unsur visual pun harus dipertimbangkan pada pembuatan
desain pesan. Hal ini berkaitan erat dengan daya tarik yang ditawarkan pada media
komunikasi yang digunakan. Visual pada media video dapat berupa visual gerak
ataupun visual diam yang masing-masing memiliki daya tarik sendiri bagi khalayak
sasarannya. Semakin menarik kemasan pesan visual yang ditampilkan suatu media,
maka semakin besar keingintahuan dan ketertarikan khalayak pada isi pesan yang
akan ditampilkan.
Perpaduan unsur audio dan visual pada medium video memungkinkan aspek
bahasa dan bentuk pesan visual menjadi menarik untuk dikaji lebih mendalam,
sehingga diharapkan nantinya akan diperoleh suatu desain pesan medium video yang
efektif untuk menyampaikan suatu pesan yang berorientasi pada khalayak sasaran.
Isu tentang wabah penyakit Chikungunya saat ini gencar diberitakan mediamedia cetak dan elektronik. Chikungunya adalah penyakit mirip flu dengan gejala
demam, radang tenggorokan, disertai bintik-bintik merah di kulit, kemudian diikuti
gejala yang khas, yakni radang persendian, kadang-kadang terjadi pendarahan ringan.
Penyakit ini tidak fatal tapi mengakibatkan kelumpuhan sementara akibat rasa sakit
pada persendiaan. Nama Chikungunya berasal dari bahasa Swahili (Afrika) yang
berarti “Membengkok” seperti penderita cikungunya yang membungkuk dan
menekuk anggota badannya karena sakit akibat radang persendian. Penyebab
chikungunya adalah virus Chikungunya (CHIKV) yang termasuk kelompok
alphavirus dari famili togaviridae.
Penyakit-penyakit yang disebabkan alphavirus dapat dikelompokan menjadi
dua jenis : Pertama, virus-virus penyebab radang otak, yakni EEV (berasal dari
Jepang dan terbawa ke Amerika melalui Aedes Albopicyus yang ikut diimpor dalam
ban-ban mobil. WEE, VEE, dan EVE yang semuanya endemik di benua Amerika.
Kedua, virus-virus penyebab radang persendian. Chikungunya (ditemukan di Afrika
dan Asia, khususnya Asia Tenggara yang sering mengakibatkan ledakan wabah),
o’nyong-nyong (berarti sendi melemah), hanya ditemukan di Afrika, ditularkan oleh

4

An. Gambiae dan An. Funestus, Ross River dan Barmah Forest (Australia), Ockelbo
(Swedia dan Rusia), Sindbis (Afrika, Mesir, India, Malaysia, tidak tertutup
kemungkinan di Indonesia, penularannya bisa oleh burung),

Mayaro (Amerika

Tengah dan Selatan) dan Semliki Forest (www. depkes.go.id).
Di Indonesia penyakit Chikungunya sudah dinyatakan kejadian luar biasa
(KLB). Sudah banyak kota-kota di Indonesia yang warganya terkena penyakit ini,
salah satunya adalah kota Bogor, sedikitnya lima puluh warga kampung Sleweran,
Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor, terserang penyakit Chikungunya.
Wabah penyakit ini terus bertambah mengingat sebagian warga kini mulai mengidap
gejala panas dan disertai nyeri tulang, dan dipastikan menderita gejala Chikungunya
(www.bogoronline.com).
Melihat masih banyaknya anggota masyarakat yang terserang penyakit ini,
maka perlu dilakukan program komunikasi untuk mendiseminasikan cara penularan,
pencegahan dan penanggulangan penyakit Chikungunya.
Sejauh ini penggunaan medium video untuk mendiseminasikan informasi
penyakit Chikungunya di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ternyata belum ada.
Selain itu, daerah Ciampea merupakan daerah yang bisa dikategorikan perbatasan
antara kota (Bogor Kota) dengan pedesaan, dimana di dearah tersebut kini
masyarakatnya sudah bisa mengakses segala macam media, mulai dari media cetak
ataupun elektronik. Masyarakat Ciampea yang sekarang sudah terbiasa dengan
berbagai terpaan media, menyebabkan meraka semakin familiar dengan simbolsimbol yang biasa digunakan dalam media. Ciampea merupakan daerah urban,
dimana dearah tersebut juga terjadi proses perubahan sistem sosial budaya
masyarakatnya. Perubahan daerah dari desa ke kota secara tidak langsung
berimplikasi dalam proses penilaian seorang perancang media dalam membuat media
yang tepat agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses difusi
inovasi informasi Chikungunya di Ciampea ialah dengan memanfaatkan saluran
komunikasi yang tepat, yaitu melalui siswa SMA, dengan harapan bahwa mereka
yang asal tempat tinggalnya juga banyak yang berada di luar Ciampea mampu

5

meneruskan informasi yang mereka dapatkan kepada orang tua dan anggota keluarga
lainnya. Sikap siswa SMA yang berada pada masa remaja cenderung lebih ingin tahu
dan ingin mencoba, selalu ingin jadi pusat perhatian dan kritis, dapat menjadikan
mereka sebagai penyuluh dan motivator dalam mendiseminasikan informasi
Chikungunya kepada para tetangga dan anggota sistem sosial dimana mereka berada.
Berkaitan uraian diatas, dengan khalayak yang sudah spesifik tersebut maka
penelitian ini bermaksud ingin melihat lebih jauh pengaruh jenis bahasa narasi dan
bentuk pesan visual video terhadap peningkatan pengetahuan tentang Chikungunya
bagi kalangan siswa SMAN 1 Ciampea.

6

Perumusan Masalah
Indonesia masih menjadikan penyakit Chikungunya sebagai masalah
kesehatan masyarakat, ini disebabkan faktor iklim tropis dan tingkat sosial ekonomi
mayoritas penduduk yang masih rendah. Di Indonesia Chikungunya penyakit yang
disebabkan virus Alphavirus itu sudah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB). Para penderita umumnya mengalami demam tinggi mencapai 30-40 derajat
Celcius dan penderita merasakan nyeri di persendian tulang yang bisa membuatnya
tidak mampu berjalan untuk sementara. Gejala lainnya, penderitanya akan merasakan
pusing dan mual serta muntah-muntah.
Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dan cara
penanggulangan Chikungunya sedikit banyak mengakibatkan masalah kesehatan
masyarakat tersebut belum dapat diatasi.

Karenanya, usaha meningkatkan

pengetahuan masyarakat perlu dilakukan. Salah satu usaha tersebut ialah dengan
mendiseminasikan informasi cara penanggulangan Chikungunya. Melalui medium
komunikasi dan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat bertambah pengetahuannya
untuk menanggulangi penyakit Chikungunya.

Selama ini usaha preventif yang

dilakukan lebih dititikberatkan pada upaya penyemprotan insektisida untuk
membasmi nyamuk penular, sedangkan upaya penanggulangan lainnya belum banyak
disebarkan.
Usaha diseminasi informasi cara penanggulangan Chikungunya ini perlu
ditingkatkan kepada masyarakat, termasuk siswa-siswa SMA.

Salah satu media

komunikasi yang potensial untuk mendiseminasikan informasi tersebut adalah video.
Untuk siswa-siswa SMA yang berada pada usia remaja, memiliki rasa
keingintahuan dan ketertarikan yang besar serta mudah dipengaruhi melalui tampilan
visual dan audio. Medium ini dirasakan cocok untuk menggugah daya imajinatif serta
merubah perilaku mereka.
Namun, bentuk penyajian pesan melalui video ini perlu dipilihkan rancangan
yang sesuai dengan khalayak. Karena itu dirasa perlu meneliti pengaruh jenis bahasa
narasi dan bentuk pesan visual video dalam meningkatkan pengetahuan siswa SMA
tentang Chikungunya.

7

Berdasarkan pernyataan diatas, terdapat sejumlah pertanyaan yang ingin
dijawab dari penelitian ini untuk dicari pemecahannya:
1. Apakah penggunaan video dapat meningkatkan pengetahuan siswa SMA
terhadap Chikungunya?
2. Apakah ada perbedaan penggunaan narasi Bahasa Sunda atau Bahasa
Indonesia pada video dalam meningkatkan pengetahuan siswa SMA tentang
Chikungunya?
3. Apakah ada perbedaan bentuk visual gambar realistik (bergerak) atau bentuk
visual gambar diam (tidak bergerak) pada video dalam meningkatkan
pengetahuan siswa SMA tentang Chikungunya?
4. Apa kombinasi terbaik, narasi Bahasa Sunda atau Bahasa Indonesia, bentuk
visual gambar realistik (bergerak) atau bentuk visual gambar diam (tidak
bergerak) pada video yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa SMA
tentang Chikungunya?

8

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, secara umum penelitian
ini bertujuan untuk menemukan suatu rancangan media video yang sesuai dan efektif
untuk meningkatkan pengetahuan dalam menyampaikan pesan tentang informasi
Chikungunya kepada khalayak. Penelitian dilakukan untuk melihat kelayakan
penggunaan media video sebagai media penyampaian Chikungunya.
Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh peningkatan pengetahuan siswa SMA tentang
Chikungunya setelah melihat video.
2. Mengetahui pengaruh jenis bahasa narasi yang digunakan pada video terhadap
peningkatan pengetahuan siswa SMA tentang Chikungunya.
3. Mengetahui bentuk pesan visual paling efektif yang digunakan pada video
terhadap peningkatan pengetahuan siswa SMA tentang Chikungunya.
4. Mengetahui pengaruh gabungan jenis narasi bahasa dan bentuk pesan visual
yang digunakan pada video terhadap peningkatan pengetahuan siswa SMA
tentang Chikungunya.

9

Kegunaan Penelitian
Berdasarkan dari perumasan masalah diatas, kegunaan penelitian adalah
mendapatkan gambaran objektif tentang pengaruh jenis bahasa narasi dan bentuk
pesan visual pada media video Chikungunya terhadap peningkatan pengetahuan
siswa SMA. Adapun rencana penelitian ini adalah membuat informasi dalam bentuk
media

video,

sehingga

mudah

bagi

khalayak

untuk

memahami

dan

mengaplikasikannya. Hasil dari rencana penelitian ini dapat membuktikan apakah
kemasan dalam bentuk media video efektif dalam meningkatkan pengetahuan
khalayak, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas penyampaian
informasi tersebut. Disamping itu diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Memberikan masukan kepada pemerintah (pusat atau daerah) sebagai bahan
pertimbangan peenyusunan kebijakan dalam mengkomunikasikan informasi
Chikungunya.
2. Dapat menghasilkan media audio visual (video) yang dapat dipergunakan
sebagai salah satu media alternatif penyampaian informasi Chikungunya.
3. Memberikan sumbangan gagasan bagi perkembangan ilmu komunikasi
pembangunan, khususnya ilmu komunikasi tentang media audio visual.

10

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Massa
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari asal kata dalam bahasa latin communica yang artinya
membagi (Cangara, 2004).
Unsur-unsur dari proses komunikasi ialah adanya isyarat dan lambanglambang yang mengandung arti. Tanda-tanda atau isyarat ini perlu dipelajari oleh
setiap orang apabila mereka ingin hidup bermasyarakat dan berkebudayaan.
Komunikasi massa dapat pula didefinisikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat (Rakhmat, 2005).
Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (“mass communication is messages communicated through a
mass medium to a large number of people”) (Rakhmat, 2005).
Di sini dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan
media massa, jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang
banyak seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan
ribu orang jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa.
Kekuatan dari media massa sangatlah dahsyat, karena dengan pemberitaanpemberitaan, editorial, iklan-iklan, artikel-artikel dan sebagainya bisa mempengaruhi
masyarakat banyak.
Media massa terbagi atas dua bagian, yaitu: 1. Media Massa Elektronik
(televisi dan radio); 2. Media Massa Cetak (koran, majalah, folder, booklet). Setiap
media massa mempunyai kekuatan masing-masing, tetapi pada prinsipnya media
massa merupakan satu institusi yang melembaga dan berfungsi untuk menyampaikan

11

informasi kepada khalayak sasaran agar Well Informed (tahu informasi)
(Kuswandi,1996).
Ada beberapa unsur penting dalam media massa yaitu: (1) adanya sumber
informasi, (2) isi pesan (informasi), (3) saluran informasi (media), (4) khalayak
sasaran (masyarakat) dan (5) umpan balik khalayak sasaran ( Karlinah, 2000).
Dari kelima komponen maka terciptalah proses komunikasi antara pemilik isi
pesan (sumber informasi), dengan penerima pesan melalui saluran informasi (media).
Media Audio Visual Video
Media audio visual video adalah suatu unit peralatan elektronik yang dapat
merekam informasi gambar dan suara dari sumber-sumber sinyal video, ke dalam
pulsa-pulsa pita magnetik berlapis oksida, kemudian bila perlu informasi-informasi
tersebut dapat dikonversi kembali ke dalam bentuk gambar nyata pada layar monitor
(Gozalli dkk, 1986).
Medium video mulai berkembang pada sekitar tahun 1960-an (Gerlach dan
Ely, 1980). Pada saat itu video hanya digunakan untuk keperluan siaran televisi
(Murray, 1974), medium ini digunakan untuk merekam gambar dan suara yang
berasal dari kamera televisi, kemudian hasil rekaman tadi dikonversi kembali pada
waktu ”play back” menjadi gambar dan suara di layar magnetik.

Pada

waktu

itu

peralatan video yang digunakan masih tergolong besar (large format). Pita (tape)
yang dipakai berupa pita magnetik selebar 2 inchi dalam bentuk pita gulungan
terbuka (open reel). Alat ini tidak praktis sehingga penggunaannya terbatas untuk
keperluan studio televisi saja.
Tahun 1960-an, format video tape recorder (VTR) berubah menjadi 1 inchi,
sehingga ukurannya lebih kecil dan praktis. Pada waktu tersebut, video sudah mulai
digunakan untuk keperluan pendidikan (Gerlach dan Ely, 1980).
Seiring dengan berjalannya waktu video semakin berkembang, peralatan
video semakin ringkas dan canggih. Fomat VTR berubah semakin kecil menjadi ¾
inchi dan ½ inchi. Pita perekam yang pada awalnya berupa ”open reel” atau ”reel to

12

reel” berubah menjadi ”cartridge” kemudian menjadi lebih ringkas lagi berupa kaset
yang dibungkus dengan plastik ringan (Besinger, 1991).
Perkembangan ini mengakibatkan medium video menjadi lebih ringkas,
ringan serta mudah digunakan, kemajuan teknologi audio visual semakin pesat saat
ini. Format video tidaklah hanya berbentuk VTR tetapi berupa piringan video dalam
bentuk video disc, laser disc, atau compact disc. Dengan semakin mudahnya video
dioperasikan, kini video banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan atau
penyuluhan.
Implikasi dari penggunaan video kini sudah meluas, misalnya kegiatan
hiburan, pendidikan, penyuluhan, kursus, perdagangan dan penelitian (Bajari, 2001).
Menurut Fardiaz dalam Jahi (1988), piringan video adalah alat yang mampu
menghasilkan gambar bergerak dan diam dengan suara yang diperoleh dari rekaman
video dan teknologi komputer.
Komputer pada saat ini sudah dilengkapi dengan perangkat multimedia, salah
satunya adalah pemutar video yang disebut CD-ROM, selain dengan format VCD
kini sudah bisa digunakan dengan format DVD. Dengan format ini kapasitas memori
untuk video lebih besar, selain itu kualitas gambar dan audio lebih bagus.
Perkembangan yang telah diraih pada bidang teknologi video menyebabkan
pemakaian medium ini semakin meluas. Dalam kegiatan instruksional, video dalam
bentuk pringan CD adalah media audio visual yang menampilkan unsur pesan,
gambar bergerak dan musik. Pesan yang disajikan bisa berupa fakta, informatif
edukatif maupun instruksional.
Mengkomunikasikan suatu pesan dan informasi kepada khalayak, video
mempunyai keunggulan yakni, a) memperlihatkan gerak, b) memperpendek jarak dan
waktu,

c)

memperlihatkan

fenomena

yang

tidak

dapat

dilihat

mata,

d) mengkomunikasikan pesan kepada pemirsa (audience) yang spesifik, e) dapat
digunakan berulang-ulang kali, f) dapat mengulangi sequence secara akurat,
g) mampu memancing emosi, h) berisi visual, i) menayangkan unsur gambar dan
suara, j) dapat menekankan pada sequence tertentu (Pribadi, 2003).

13

Selain itu, terdapat keterbatasan-keterbatasan pada media video, menurut
Schramm (1984), video termasuk medium dengan daya liput yang terbatas
kemampuannya. Inilah yang membedakannya dengan medium televisi yang
mempunyai daya liput yang luas dan serentak. Namun dengan keterbatasan itu, video
cocok sebagai medium belajar untuk kelompok yang spesifik dengan kebutuhan dan
minat tertentu (Nielsen, 1981).
Mendiseminasikan suatu informasi, medium video merupakan salah satu
media yang cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan medium video
dalam diseminasi informasi berisi pesan-pesan instruksional menjadi lebih produktif,
lebih efektif dan efisien (Kemp, 1975).
Dengan memperhatikan desain dari medium video ini, proses penyampaian
pesan akan lebih bisa diterima oleh khalayak dengan baik. Menurut Van den Ban dan
Hawkins (1999), penyampaian pesan yang menggunakan ilustrasi dari alat bantu
audiovisual akan lebih mengingat banyak pesan. Media audiovisual memainkan dua
peran yang berbeda yaitu memperbaiki alih proses informasi dan memotivasi untuk
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Format Medium Video
Adapun format atau bentuk desain pesan dari video adalah (1) jenis bahasa
narasi, (2) bentuk penggunaan visual. Penyampaian pesan melalui video akan lebih
menarik dan merubah perilaku khalayak, apabila membuat format penyajian pesan
dalam bentuk audiovisual, dan dianggap sesuai dengan keadaan khalayak. Penyajian
pesan akan memiliki kelebihan ataupun kekurangan dalam mendukung peningkatan
pengetahuan khalayak.
Narasi
Format narasi adalah audio dalam penuturan langsung kadang disebut juga
”talk show” (Edmonds, 1978), dinilai cocok untuk menyajikan pesan atau informasi
yang dibutuhkan penjelasan dan uraian mendalam, bentuk ini umumnya efektif untuk
menyalurkan informasi kepada pemirsa.

14

Willis (1967) mengatakan narasi adalah sebagai ”the person in which it is
presented” , narasi dibawakan oleh orang baik sebagai orang pertama, orang kedua
atau orang ketiga. Pada narasi tipe pertama, narator berperan tunggal dalam
menyampaikan pesan-pesan, sedangkan dalam bentuk kedua, narator utama adalah
orang kedua, orang pertama hanya bertindak sebagai pembuka dan penutup program.
Pada tipe narasi ketiga, orang ketigalah yang bertindak sebagai narator utama. Cara
seperti ini agak jarang digunakan.
Menggunakan lebih dari satu narator, bertujuan menghindari kebosanan dan
suasana yang monoton. Parker (1968) mengatakan bahwa perubahan satu suara ke
suara yang lain dalam narasi dapat menyegarkan presentasi dan menangkap perhatian
khalayak yang lebih besar. Ada beberapa jenis narasi yang dibedakan dari cara
narator menyampaikan uraian, yang pertama adalah narator tidak nampak di layar
monitor pada waktu penyampaian uraian atau disemboided voice, atau bisa juga
disebut ”voice-voice naration” (Willis, 1967). Adapun cara yang kedua adalah
narator nampak di layar monitor, minimal muncul pada pembukaan dan akhir
presentasi, dan biasa disebut ”live-naration”.
Pada bentuk penyajian pesan, unsur visual menduduki prioritas utama, ini
dikarenakan penyajian narasi pesan disusun dalam rangkaian cerita bergambar yang
hidup (motion picture) dan penjelasan dengan kata-kata terucap (off stage narration)
bersifat mendukung penyajian. Menurut May dan Lumsdaine (dalam Kemp, 1975),
bentuk penyajian yang seperti ini dinilai paling mudah dipahami karena pesan
disampaikan dengan menggunakan unsur-unsur audio visual dan motion sekaligus.
Pola-pola dinamik yang penuh makna dimana gambar atau visualisasi
merupakan bagian komunikasi yang penting, komunikasi visual harus menjadi
prioritas utama dalam medium audio visual seperti video. Pada umumnya
penggunaan elemen visual dalam materi instruksional cenderung membantu dalam
proses belajar. Hasil penelitian Dwyer (1986), menyimpulkan penggunaan elemen
visual yang tepat dapat mempermudah siswa memahami informasi yang diberikan.

15

Jenis Bahasa Narasi
Bahasa dan masyarakat merupakan dua elemen yang tidak dapat dipisahkan.
Bahasa merupakan alat penghubung dan alat komunikasi anggota masyarakat
(Badudu, 1996). Disamping itu, bahasa merupakan tanda yang jelas dari budi
kemanusiaan, karena dari pembicaraan seseorang kita dapat menangkap keinginan
dan menangkap keinginan seseorang, latar belakangnya, pendidikan, pergaulan dan
adat istiadat (Samsuri, 1978).
Proses komunikasi, bahasa merupakan elemen yang paling banyak
dipergunakan. Faktor utama yang mempengaruhi efektivitas pesan yang disampaikan
dalam suatu proses komunikasi juga berasal dari bahasa, banyak pesan-pesan yang
disampaikan sering disalahartikan oleh khalayak sehingga pesan tersebut tidak dapat
diterima dengan baik, oleh karena bahasa yang dipakai tidak dipahami oleh khalayak.
Menurut Sutanto (1980), bahasa adalah alat untuk meyampaikan pikiran dan
alat sosial. Oleh karena itu bahasa bisa dikatakan unsur utama dalam suatu proses
komunikasi. Ditambahkan oleh Rakhmat (1999), terdapat dua cara untuk
mendefinisikan bahasa, yaitu fungsional dan formal. Definisi fungsional melihat
bahasa dari segi fungsinya sehingga bahasa diartikan sebagai alat memiliki bersama
untuk mengungkap gagasan, sedangkan definisi formal diartikan bahasa sebagai
semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa.
Dimana setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan
dirangkaikan supaya memberikan arti. Effendy (1983) menyatakan bahwa bahasa
merupakan lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi dan
memegang peranan penting dalam menyampaikan pesan.
Efektivitas komunikasi akan tercipta apabila ditunjang oleh ketepatan
penggunaan bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Sutanto (1980)
membagi bahasa dalam tiga kelompok, yaitu, bahasa nasional, bahasa daerah dan
bahasa kolokial.
Sehubungan dengan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, Rakhmat
(1999) men